30 research outputs found

    Canteen Manager And Elementary Student Empowerment About Local Food To Combat Anemia

    Get PDF
    Basic Health Research (Riskesdas) in 2010 shows number of health problems, one of them is anemia. Anemia in Elementary Students has impact on degradation of Indonesian Generation quality. This problem can be prevented by consuming nutritious foods which contain sufficient level of iron. Iron can be gathered from green vegetables such as; spinach, water spinach, beans, legumes and fruits such as; banana, mangoes, papaya, watermelon, which was produced by farmer in villages. Recommended way to solve anemia is empowerment of canteen manager to serve local food. Aim of this research is analyze impact of canteen manager empowerment towards knowledge, attitude, behavior, participations and students Hb enhancement. This is a quasi experimental research using pre and post test with control group research design. Treatment is canteen manager empowerment and observation was hold in a month of treatmen. Indeoendent variable is canteen manager empowerment to maximalize local food. Dependent variable is knowledge, attitude, behavior, participations and students Hb enhancement. Data were gathered using test, interview and observation. Data were analyzed stastically using t test. Canteen manager empowerments to solve anemia influence knowledge, attitude, behavior, participations and students Hb enhancement. Those dependent variables were increase significantly. Keywords: Canteen management, knowledge, attitude, nutrition behavior, participation, H

    HUBUNGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH DENGAN OBESITAS PADA ANAK SD KELAS IV–VI DI SD PANTEKOSTA MAGELANG TAHUN 2017

    Get PDF
    Obesitas pada anak SD salah satunya dipengaruhi oleh faktor asupan makanan. Salah satu faktor asupan makanan yang dapat mempengaruhi obesitas yaitu kurangnya mengonsumsi sayur dan buah. Kurangnya mengonsumsi sayur dan buah bisa dipengaruhi oleh tidak adanya pengetahuan gizi bahwa standar makanan tentang sayur dan buah yang seharusnya dikonsumsi. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan konsumsi sayur dan buah dengan kejadian obesitas pada anak SD. Jenis penelitian ini yaitu penelitian observasional dengan case control.Penelitian dilaksanakan mulai bulan April – Juni 2017 di SD Pantekosta Magelang. Cara pengambilan sampel kontrol dengan matching (jenis kelamin, kelas dan usia). Variabel pengaruh yaitu konsumsi sayur dan buah, sedangkan variabel terikat yaitu obesitas. Kuesioner sudah dilakukan uji validitas dan realibilitas yaitu kuesioner sayur dan buah. Data diuji menggunakan Chi-Square dilanjutkan uji Contingensi setelah itu menggunakan Odds Ratio. Hasil univariat dari penelitian ini yaitu 64,7% sampel kurang mengkonsumsi sayur dan 54,3% sampel kurang mengkonsumsi buah. Hasil hubungan konsumsi sayur dengan obesitas (p :0,005; C :0,385; OR :7,273) dan hasil hubungan konsumsi buah dengan obesitas (p:0,000; C :0,493; OR:13,458). Kesimpulan penelitian ini yaitu sejumlah 67,4% sampel kurang mengkonsumsi sayur, sejumlah 54,3% sampel kurang mengkonsumsi buah, ada hubungan konsumsi sayur dengan kejadian obesitas, ada hubungan konsumsi buah dengan kejadian obesitas, sampel yang kurang mengkonsumsi sayur memiliki risiko obesitas sebesar 7x dan sampel yang kurang mengkonsumsi buah memiliki risiko obesitas sebesar 13x. Kata kunci : Konsumsi sayur, konsumsi buah, obesitas, siswa S

    HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

    Get PDF
    Mengkonsumsi sayur dan buah merupakan salah satu syarat dalam memenuhi menu gizi seimbang, sayur dan buah merupakan makanan penting yang harus selalu dikonsumsi setiap kali makan. Tidak hanya bagi orang dewasa, mengkonsumsi sayur dan buah sangat penting untuk dikonsumsi sejak usia anak-anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan konsumsi sayur dan buah pada anak sekolah dasar Negeri Godean 1 Kabupaten Sleman. Penelitian ini di Jenis penelitian ini adalah observasional, dengan desain penelitian cross sectional. Analisis data yang digunakam menggunakan chi-square. Hasil penelitian ini ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan konsumsi sayuran pada anak (p = 0,031). Tidak ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan konsumsi buah pada anak (p = 1), sikap dengan konsumsi sayuran pada anak (p = 0,529), sikap dengan konsumsi buah pada anak (p = 0,538) dan antara pengetahuan dengan sikap pada konsumsi buah pada anak (p = 0,637). Kata Kunci : Konsumsi sayur, konsumsi buah, anak sekola

    TINJAUAN PENGGUNAAN ZAT PEWARNA BERBAHAYA PADA JAJANAN ANAK SEKOLAH YANG DIJUAL DI SEKITAR SD MUHAMMADIYAH SANGONAN IV GODEAN SLEMAN

    Get PDF
    Warna merupakan daya tarik terbesar untuk menikmati makanan khususnya pada kalangan anak-anak. Mereka lebih mengutamakan warna pada saat pembelian makanan dibandingkan bentuk dan kemasannya. Tapi hasil penelitian BPOM tahun 2014 di Yogyakarta pada 5 sampel jajanan anak sekolah ditemukan 4 sampel mengandung zat pewarna berbahaya yaitu Rhodamin B. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya penggunaan zat pewarna berbahaya pada jajanan anak sekolah yang dijual di SD Muhammadiyah Sangonan IV Godean, Sleman. Jenis penelitian ini merupakan penelitian observasional. Penelitian ini bersifat deskriptif yang menggunakan hasil pengujian laboratorium. Sampel jajanan anak sekolah yang diteliti sebanyak tujuh sampel. Semua sampel tidak mengandung zat pewarna sintesis berbahaya. Sampel mengandung zat pewarna sintesis yang diizinkan yaitu Papeda menggunakan pewarna kuning FCF, tartazine dan kormoisin, kornet menggunakan pewarna ponceau 4R, terang bulan menggunakan pewarna tartazine, saus telur puyuh dan saus bakso tusuk menggunakan pewarna orange red, es melon menggunakan pewarna tartazine dan brilliant blue, dan es blue menggunakan pewarna brilliant blue.Semua sampel jajanan anak sekolah tidak ditemukan mengandung zat pewarna berbahaya, sampel menggunakan zat pewarna sintesis yang diizinkan. Kata kunci : zat pewarna, jajanan anak sekola

    HUBUNGAN KARAKTERISTIK TENAGA PEMORSI DAN ALAT PEMORSIAN DENGAN KETEPATAN PEMORSIAN MAKANAN POKOK BERDASARKAN STANDAR PORSI DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

    Get PDF
    Latar belakang : Porsi makanan yang tidak tepat merupakan salah satu sumber kelemahan penyelenggaraan maknan yang tidak dilakukan secara profesional. Di RSU PKU Muhammadiyah Bantul tidak diketahui ketepatan porsi yang disajikan ke tiap pasien. Porsi tidak tepat berpengaruh terhadap nilai gizi dan biaya makanan. Tujuan : Penelitian ini bertujuan menegetahui hubungan karakteristik tenaga pemorsi dan alat pemorsian dengan ketepatan porsi makanan pokok Metode:Penelitian ini merupakan penelitian observasionaldengan rancangan studi cross sectional.penelitian berlangsung pada bulan Maret 2017 dengan jumlah subjek 11 tenaga pemorsi. Pendidikan, lama bekerja, diperoleh dari data sekunder, ketepatan porsi diukur menggunakan metode penimbangan makanan, kesesuaian alat pemorsi dilihat dengan metode observasi sesuai dengan sift. Uji yang digunakan adalah korelasi Spearman Rank Correlation. Hasil : sebanyak 81,8% subjek memiliki tingkat pendidikan tinggi. Sebanyak 54,5% subjek telah lama bekerja sebagai tenaga pemorsi. Terdapat porsi makanan pokok tidak tepat, sebanyak 36% nasi, 72% bubur nasi, dan 90% bubur saring. Hasil uji korelasi menunjukkan p=0,04 antara pendidikan dengan ketepatan porsi nasi dan bubur nasi, p=0,019 antara lama bekerja dengan ketepatan porsi bubur nasi, p=0,048 antara alat pemorsian dengan ketepatan porsi bubur nasi dan p=0,024antara alat pemorsian dengan ketepatan porsi bubur saring. Kesimpulan : ada hubungan antara pendidikan dengan ketepatan pemorsian nasi dan bubur nasi, ada hubungan antara lama bekerja dengan ketepatan pemorsian bubur nasi, dan ada hubungan bermakna anatara alat pemorsian dengan ketepatan pemorsian bubur nasi dan bubur saring. Kata kunci : porsi, ketepatan porsi, pendidikan, lama bekerja, alat pemorsia

    ELECTION, STORAGE AND IODINE SALT QUALITY IN THE FAMILY LEVEL IN TIMBULHARJO VILLAGE, SEWON DISTRICT, BANTUL REGENCY, YOGYAKARTA

    Get PDF
    Salah satu faktor penyebab GAKI adalah kurangnya konsumsi iodium, baik iodium yang berasal dari bahan makanan ataupun garam dapur yang telah difortifikasi iodium. Perilaku ibu rumah tangga dalam memilih dan menyimpan garam harus sesuai kaidah untuk mempertahankan kualitas garam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui cara pemilihan, cara penyimpanan, kualitas garam beriodium, dan perbedaan kualitas garam beriodium berdasarkan cara pemilihan dan penyimpanan garam. Jenis penelitian adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel menggunakan teknik proporsional random sampling. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei 2015 di Dusun Mriyan dengan melakukan kunjungan rumah, dengan jumlah populasi penelitian sebanyak 410 rumah tangga dan jumlah sampel yang digunakan sebanyak 78 rumah tangga. Analisis data dengan menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan kualitas garam beriodium berdasarkan cara pemilihan dan penyimpanan garam di Dusun Mriyan dengan nilai p <0,05. Berdasarkan hasil dekskriptif, diketahui bahwa cara pemilihan garam ibu rumah tangga telah sesuai (89,7%), begitu pula dengan cara penyimpanan garam telah sesuai (70,5%), kualitas garam beriodium di dusun Mriyan mencapai target penggunaan garam beriodium (92,3%). Ada perbedaan kualitas garam beriodium berdasarkan cara pemilihan garam (p = 0,000) dan ada perbedaan kualitas garam beriodium berdasarkan cara penyimpanan garam (p = 0,003).One factor of IDD (Iodine Deficiency Disorders) is the lack consumptionof iodine, eitheriodinecomes from foodorsaltthat has beenfortified withiodine. Behavior ofhousewivesin selectingandstoringsaltshould be appropriatetomaintainthe quality ofsalt. Objective of the research to determine the manner of selection, methods of storage, the quality of iodized salt, and the Differences in the quality of iodized salt by way of elections and salt storage by housewives.Type of research is observational research in the form of analytic survey with cross sectional study design. The sample was selected using proportional random sampling technique. Data were collected in May 2015 in the Mriyan Orchard by conduct home visits, with a total study population of 410 households and the number of samples used as much as 78 households. This research was analyzed using Chi-square test.The results showed differences in the quality of iodized salt by way of elections and salt storage in the Mriyan Orchard with a value of p <0.05. Based on the descriptive results, it is known that the election of salt housewife compliance (89.7%), as well as salt storage means compliance (70.5%), the quality of iodized salt in the Mriyan Orchard reach the target the use of iodized salt for all (92.3%). There is a differences in the quality of iodized salt by way of elections (p = 0.000). Then, there is a differences in the quality of iodized salt by salt storage (p = 0.003

    GAMBARAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI DI PUSKESMAS GODEAN II, SLEMAN, YOGYAKARATA

    Get PDF
    Latar Belakang : Prevalensi anemia ibu hamil di Puskesmas Godean II > 3,53% dariambang batas yang ditetapkan Dinas kesehatan Sleman. Sementara itu cakupan pemberian tablet besinya sudah mencapai target yaitu 96,69%. Hal tersebut menunjukkankesenjangan antara cakupan pemberian tablet besi dengan prevalensi anemia di Puskesmas Godean II. Tujuan :Mengetahui gambaran kepatuhan ibu hamil mengkonsumsi tablet besi berdasarkan karakteristik ibu hamil yaitu umur kehamilan (trimester), umur, paritas, pendidikan dan pekerjaan. Metode : Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil : Ibu hamil yang patuh mengkonsumsi tablet besi 35.7% dan yang tidak patuh 64,3%. Sebagian besar ibu hamil mengkonsumsi tablet besi menggunakan air putih. Sebagian besar ibu hamil trimester I, II dan III tidak patuh mengkonsumsi tablet besi. Sebagian besar ibu hamil pada kelompok umur 20-35 tahun tidak patuh mengkonsumsi tablet besi. Sebagian besar ibu hamil primpira dan multipara tidak patuh mengkonsumsi tablet besi. Sebagian besar ibu hamil berpendidikan tinggi (Tamat SMA/SMK dan perguruan tinggi) tidak patuh mengkonsumsi tablet besi. Semua ibu hamil yang bekerja sebagai pedagang tidak patuh mengkonsumsi tablet besi dan sebagian besar ibu hamil yang tidak bekerja/ibu rumah tangga tidak patuh mengkonsumsi tablet besi. Kesimpulan : Berdasarkan karakteristik ibu hamil yaitu umur kehamilan, umur, paritas, pendidikan dan pekerjaan menjukkan kepatuhan yang berbeda-beda. Kata Kunci : Ibu hamil, Kepatuhan, Tablet bes

    KAJIAN KARAKTERISTIK IBU (PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN) DAN PERILAKU KELUARGA DALAM MENERAPKAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI) DI DESA AMBARKETAWANG KECAMATAN GAMPING KABUPATEN SLEMAN

    Get PDF
    Di Indonesia masih banyak dijumpai masalah gizi, seperti Kurang Vitamin A (KVA), Anemia Gizi Besi (AGB), dan Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY).Salah satu upaya pemerintah dalam menangani masalah gizi yaitu dengan peningkatan status gizi keluarga melalui program Keluarga Sadar Gizi (KADARZI).Target pencapaian KADARZI Sleman 65% dan pencapaian KADARZI Ambarketawang 90,89%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik ibu (pendidikan dan pekerjaan) dan perilaku keluarga dalam menerapkan KADARZI.Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survey yang bersifat deskriptif dengan pendekatan rancangan studi cross sectional. Sebanyak 36 keluarga di Ambarketawang Gamping Sleman dijadikan sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap ibu menggunakan kuesioner dan tes yodina. Sebanyak 52,8% keluarga belum menerapkan perilaku KADARZI yaitu penimbangan berat badan balita secara teratur, pemberian ASI eksklusif, dan konsumsi makan beraneka ragam. Pencapaian perilaku KADARZI keluarga dengan ibu berpendidikan tinggi lebih tinggi daripada ibu berpendidikan dasar, begitu juga pada keluarga yang belum KADARZI. Pencapaian perilaku KADARZI keluarga dengan ibu yang tidak bekerja lebih tinggi daripada ibu yang bekerja, begitu juga pada keluarga yang belum KADARZI. Kata kunci : Pendidikan, Pekerjaan, Ibu, Perilaku KADARZ

    Tingkat pendapatan dan pola makan berhubungan dengan status gizi balita di Daerah Nelayan Distrik Jayapura Utara Kota Jayapura

    Get PDF
    ABSTRACTBackground: Nutrition has an important role in human life cycle. Undernourishment in infants and underfives can cause growth and development disorder. Development of Papua community begins from village empowerment, such as nutrition improvement, health service, and people’s economy. There are544 fisherman families at District of Jayapura Utara. Main stipend of Papua community consists of rice, sago, hipere, taro and banana. Sago is consumed by the majority of people residing at coastal areas. Nutrition Status Monitoring of Jayapura Municipal Health Office in 2008 indicated that 3.4% of underfiveswere malnourished, 17.8% undernourished, 76% well nourished and 2.8% overnourished.Objectives: To identify correlation between level of income and diet pattern with nutritional status of underfive in fi sherman area of Jayapura District Jayapura Municipality.Methods: The study was observational with cross sectional design. The independent variables were level of income and eating pattern; the dependent variable was nutritional status. The study was undertaken in October-December 2010 at District of North Jayapura, Jayapura Municipality involving 162 underfives (of 12-59 moths), and mothers of underfives as respondents. Data were obtained through questionnaire of income, eating pattern using food frequency questionnaire, nutritional status measured from anthropometrybased on weight/age standard of WHO 2005. Data analysis used bivariate with chi square, multivariate with multiple logistic regression.Results: There was signifi cant correlation between income level with nutritional status with (p=0.000) and between diet pattern with nutritional status (p=0.000).Conclusions: Underfives having parents with sufficient income had better nutritional status than those having parent with insufficient income. Underfives with good diet pattern had better nutritional status than those with poor diet pattern.KEYWORDS: income, diet pattern, nutrition status of underfives, fisherman areaABSTRAKLatar belakang: Secara nasional, prevalensi balita gizi buruk dan kurang menurun sebanyak 0,5% menjadi 17,9%. Prevalensi gizi buruk dan kurang Provinsi Papua menurut Riskesdas tahun 2010 sebanyak 16,3%. Data neraca bahan makanan (NBM) Provinsi Papua secara kuantitas menunjukkan rata-rata peningkatan produksi bahan makanan di antaranya beras, jagung, umbi-umbian. Secara kualitas, energi dan protein melebihi angka kecukupan gizi (AKG), tetapi status gizi buruk dan kurang di Kota Jayapura mencapai 21,2% yang dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu tingkat pendapatan, pola makan, pengetahuan ibu, jumlah anggota dalam keluarga.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendapatan dan pola makan dengan status gizi balita di daerah nelayan Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura.Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 162 balita (usia 12-59 bulan) dan ibu balita sebagai responden. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tingkat pendapatan, pola makan anak dalam keluarga menggunakan food frequency questionnaire (FFQ), status gizi diukur menggunakan antropometri berdasarkan BB/U standar baku WHO 2005. Analisis data bivariat menggunakan chi-square, sedangkan analisis multivariat menggunakan multiple logistic regression.Hasil: Tingkat pendapatan dengan status gizi menunjukkan hubungan yang bermakna dengan nilai (p=0,000). Pola makan dengan status gizi menunjukkan hubungan yang bemakna yaitu (p= 0,010). Variabel luar pengetahuan ibu dengan status gizi, jumlah anggota keluarga dengan status gizi tidak menunjukkan hubungan yang bermakna, yaitu p>0,05.Kesimpulan: Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pendapatan dengan status gizi, pola makan dengan status gizi.Tetapi tidak ditemukan hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan status gizi, dan jumlah anggota keluarga dengan status gizi.KATA KUNCI: tingkat pendapatan, pola makan, status gizi balita, daerah nelaya
    corecore