155 research outputs found

    Analisis Kondisi Fisik Wilayah Terhadap Pola Keruangan Lokasi Perumahan Kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta Di Kabupaten Sleman

    Get PDF
    Pertambahan penduduk yang terus meningkat mengindikasikan bahwa perkembangan penduduk menyebar ke arah pinggiran kota (sub-urban) sehingga sebagai konsekuensinya adalah terjadi perubahan penggunaan lahan akibat semakin bertambahnya pembangunan perumahan. Perumahan-perumahan tersebut semakin menjamur pada kecamatan aglomerasi karena memiliki akses transportasi dan komunikasi yang baik. Persebaran perumahan yang dibangun dari tahun 2002 hingga 2012 di Kawasan APY Kabupaten Sleman menampilkan pola-pola keruangan tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pola sebaran lokasi perumahan, 2) mengetahui faktor-faktor fisik yang mempengaruhi pemilihan lokasi perumahan, dan 3) mengkaji pengaruh kondisi fisik wilayah pada masingmasing pola keruangan perumahan dan kesesuaian dengan RTRW setempat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei lapangan dan analisis tetangga terdekat untuk mengetahui pola keruangan lokasi perumahan, buffering, dan overlay beberapa peta untuk mendapatkan kesesuaian dengan RTRW. Berdasarkan hasil analisis penelitian, pola sebaran perumahan di daerah penelitian cenderung membentuk pola mengelompok, faktor lokasi yang paling menentukan adalah aksesibilitas, dan sebanyak 92,3% perumahan sesuai dengan lokasi yang ditetapkan dalam RTRW Kabupaten Sleman Tahun 2009-2028

    Analisis Pola Hubungan Kondisi Kesehatan Lingkungan Keluarga Terhadap Kasus Angka Kematian Bayi Di Kota Surakarta Tahun 2016

    Get PDF
    Death is one of the most important components of demography, which can affect population change in a region. Surakarta is a region full of demographic problems, one of which is environmental health that can affect the health of its population. Surakarta is the city that has the lowest number of infant mortality cases either city or district level in Central Java. Infant mortality can be caused by many factors such as education, economy, social culture, environmental health and so on. This case is of course interesting to be lifted into a study. This is what the researchers related to the pattern of relationship causing infant mortality with environmental health conditions in the city of Surakarta. The purpose of this study is to answer the existence of the pattern of relationship between environmental health conditions with infant mortality cases using secondary data analysis and survey methods. The better the health condition of the environment then the number of cases of infant mortality will be lower. Based on the results of research that has been done there is a pattern of positive relationships between the two variables. The good environmental health conditions followed by the low number of cases of death in infants. This proves the existence of a positive relationship pattern between environmental health conditions and infant mortality cases in Surakarta

    Analisis Nilai Lahan Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta Menggunakan Aplikasi Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi

    Get PDF
    The growth of the population in Indonesia is so rapid that it causes various problems such as the imbalance between the increase of population and the amount of land available so that the limited land that can be used for survival. The increasing demand for land will lead to a higher level of land demand that will affect the increase in land value. Umbulharjo Sub-district became one of the sub-districts with demands for a fairly high residence in Yogyakarta. The number of residents of Umbulharjo in 2014 increased compared to the year 2013 which is 65,994 people to 67,632 inhabitants, this is due to the large number of immigrants to the school in Umbulharjo. The purpose of this research is to (1) to know the spread of land value and (2) to analyze the most influencing factor to the value of land in Umbulharjo. The value of land is obtained from the analysis of overlapping or overlay of all parameters of land value using a weighted tiered quantitative approach. The step is to multiply each parameter with the weight of the comparator then add up. These land value parameters include land use, positive accessibility, negative accessibility and public facilities obtained from utilizing PJ data. The most influential parameters can be analyzed through the attribute data of the land value map, by looking at the most commonly presented values and presented in the form of graphs to make it easier to analyze. The most dominant land value class in Umbulharjo sub district is high class with area of 5097229,339 m2, whereas for the least class is low grade that is 706267,813 m2, and for middle class has wide of 5097229.339 m2. The spread of the class of land values for the high class spread in Umbulharjo sub-district, while for the middle class is near the border of Umbulharjo Subdistrict, and the low class clustered in several places randomly. The most appropriate or dominant factor against high and medium grade land values is used, whereas the value is a negative accessibility facto

    Kajian Spasial Perencanaan Lokasi Sarana Kesehatan Milik Pemerintah Berdasarkan Proyeksi Kebutuhan di Kota Salatiga Tahun 2016-2035

    Get PDF
    Salatiga is an area of town that has experienced the regional growth in 1992 due to the increasing number of population growth. This population increases resulted the population activity is also increasing in various fields so the need of health services has also increased. This led to the availability of public health facility become one of the priorities in an effort to meet the health care needs of the population. This study aims to assess the condition of the existing distribution locations in public health facility in Salatiga in the year of 2016 and also assess the location plan in public health facility in Salatiga in the year of 2016-2035. The data used is the rate of population growth data, population projection data in 2035, and the need projection data of the population against the public health facility. The method used is sensus method of the General Hospital, Maternity Hospital, Health Centers, and Sub Health Center in Salatiga and overlay method with techniques utilizing Geographic Information Systems (GIS). Spatial sudy of public health facility location plan refers to the spatial distribution pattern, accessibility, and SNI 03-1733-2004 by observing into the criteria of service life of the population, the floor area and land area, settlement location, as well as the designation of the land from Peta Rencana Pola Ruang of RTRW Salatiga in the year of 2011-2030. The results showed that the condition of the existing distribution locations of public health facility is 3 General Hospital, 0 Maternity Hospital, 6 Health Centers, and 20 midwife maternity homes then the lack of public Maternity Hospital can be Sub Health Center that had clumped distribution pattern with the T value is 0.63. The level of accessibility in public health facility will be higher when the distance is getting closer, situated on the edge of the road, and provided adequate means of transportation. The need projection of the population shows the need for 10 units of public Maternity Hospital, but the presence of 1 (one) private Maternity Hospital and 106 resolved so that has not required the addition of new units until 2035

    Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Anak Di Desa Gondanglegi Dan Desa Sumberagung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali

    Get PDF
    Penelitian ini berjudul “ Faktor–faktor yang mempengaruhi pendidikan anak di Desa Gondanglegi dan Desa Sumber Agung Kecamatan Klego Kabupaten Boyolali “ rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimana pengaruh jarak terhadap pendidikan anak di daerah penelitian.(2) Bagaimana pengaruh pendidikani formal orang tua terhadap pendidikan anak di daerah penelitian. (3) Bagaimana pengaruh jumlah tanggungan keluarga terhadap pendidikan anak di daerah penelitian. (4) Bagaimana pengaruh pendapatan keluarga terhadap pendidikan anak di daerah penelitian. Metode yang digunakan adalah metode survai yaitu pengumpulan informasi dari responden dengan mengunakan kuesioner (daftar pertanyaan). Responden dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang memiliki anak usia sekolah lanjutan atas (SMA). Pengambilan sempel secara random semplingdengan jumlah populasi 347 untuk desa Gondanglegi sedangkan 235 untuk desa Sumber Agung, dari jumumlah tersebut di ambil 15 % secara random sehingga didapat sempel 52 responden untuk desa Gondanglegi dan 35 responden untuk desa Sumber Agung data di analisa mengunakan tabel silang dan korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukan: jarak merupakan faktor yang tidak berpengaruh terhadap pendidikn anak di daerah penelitian. Untuk Desa Gondanglegi memiliki persentase terbesar 73.07% adalah responden yang memiliki jarak rumah kesekolah (1-5 km) dan memiliki anak yang sekolah ditingkat SLTA(10-12). Untuk Desa Sumber Agung memiliki persentase terbesar 34.28% adalah responden yang memiliki jarak rumah (0,5-0,9 km) dan memiliki anak yamng sekolah ditingkat SD (1-6). Dari analisa korelasi product moment diketahui bahwa di Desa Gondanglegi r hitung -0.274 adapun r tabel untuk nilai N=52 dengan taraf signifikan 5% adalah 0.273. Dengan demikian r hitung r tabel (0.629>0.334) keadaan tersebut menunjukan signifikan karena jarak di desa Sumber Agung mempengaruhi pendidikan anak, karena jumlah anak yang sekolah ditingkat SLTA lebih kecil dibandingkan anak yang sekolah ditingkat (SD). Tingkat pendidikan orang tua di daerah penelitian utuk Desa Gondanglegi memiliki persentase terbesar 44.22% responden yang memiliki anak sekolah di tingakat SLTP (7-9 th) dan memiliki anak berpendidikan SLTA (10-12 th). Untuk Desa Sumber Agungmemiliki persentase terbesar 31.41% responden,yang memiliki anak sekolah tingkat SLTP (7-9 th)dan memiliki anak berpendidikan di bawah SLTP atau di tingkat SD (1-6 th). Dari analisa korelasi prodact moment di ketahui bahwa untuk Desa Gondanglegi r hitung 0.275 adapun r tabel 0.273, maka dengan demikian r hitung > r tabel (0.275>0.273) keadaan tersebut menunjukan adanya hubungan yang signifikan, karena pendidikan orang tua di Desa Gondanglegi lebih tinggi. Untuk Desa Sumber Agung r hitung -0.283 adapun r tabel 0.334 dengan demikian r hitung Rp.636 yang memiliki anak berpendidikan SLTA (10-12). Keadaan ini mengindikasikan bahwa untuk Desa Gondanglegi memiliki pendapatan keluarga yang tinggi sebesar Rp.338.000 sehingga dapat menyekolah anak- anak mereka. Adapun Desa Sumber Agung memiliki persentase sebesar 14.27% juga dimiliki responden yang memiliki pendapatan Rp.212->Rp.424 yang memiliki anak berpendidikan SD (1-6). Keadaan ini mengindikasikan bahwa untuk Desa Sumber Agung pendapatan keluarga yang rendah Rp.295.000, karena pendapatan yang rendah kemunkinan anak–anak mereka akan sulit melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi. Dari analisa korelasi product moment untuk Desa Gondanglegi memiliki r hitung 0.373 adapun r tabel 0.273 dengan demikian r hitung > r tabel (0.373>0.373) keadan tersebut menunjukan adanya hubungan yang signifikan, karena pendapatan keluarga di Desa Gondanglegi lebih tinggi dan anak yang sekolah di tingkat SLTA lebih banyak. Untuk Desa Sumber Agung memiliki r hitung 0.335 adapun r tabel 0.334 dengan demikian r hitung > r tabel(0.335>0.334)keadaan tersebut menunjukan adanya hubungan yang signifikan, karena pendapatan keluarga di Desa Sumber Agung lebih kecil dan anak yang sekolah di tingkat SD lebih banyak di bandingkan anak yang sekolah di tingkat SLT

    Dampak Keberadaan Hutan Negara Terhadap Pendapatan Masyarakat Desa Hutan (MDH) Di Desa Gandusari Kecamatan Bandongan Kabupaten Magelang Tahun 2009

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan di Desa Gandusari, Kecamatan Bandongan, Kabupaten Magelang dengan tujuan: (1) Mengetahui pendapatan mayarakat desa hutan (MDH) di Desa Gandusari dengan adanya kegiatan pengelolaan hutan yang diadakan oleh PERUM PERHUTANI bersama masyarakat Desa Gandusari dari tahun 2009. (2) Mengetahui kontribusi hutan terhadap pendapatan masyarakat desa hutan (MDH) Desa Gandusari. Hipotesis yang diajukan adalah: (1) Pendapatan masyarakat desa hutan di Dusun Grenjeng A dan Grenjeng B lebih baik daripada masyarakat desa hutan (MDH) di Dusun Cangakan dan Dusun Mirimunggul. Karena penyadap pinus mayoritas dari Dusun Grenjeng A dan Grenjeng B. (2) Pendapatan masyarakat desa hutan (MDH) di Desa Gandusari meningkat untuk seluruh dusun dengan adanya kegiatan pengelolaan hutan. Metode yang digunakan adalah metode survey bagi masyarakat desa hutan (MDH) Desa Gandusari dengan jumlah anggota MDH 74 anggota. Analisis statistik yang digunakan 2 macam analisis. Yaitu (1) Analisis product moment untuk menguji hubungan antara luas lahan garapan MDH dengan besar pendapatan MDH yang mengolah lahan hutan di bawah tegakan pinus. (2) Analisis korelasi ganda untuk menguji hubungan antara variabel luas lahan garapan dan banyaknya pohon sadapan dengan besar pendapatan masyarakat desa hutan (MDH) penyadap getah pinus. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Kondisi perekonomian masyarakat desa hutan (MDH) Desa Gandusari, Kec.Bandongan, Kab.Magelang sebelum masuk LMDH Sleker Asri dilihat dari pendapatan paling rendah berpenghasilan antara Rp.200.000,00 – Rp.633.334,00 sebanyak 69% dari seluruh MDH. (2) Pendapatan masyarakat desa hutan (MDH) Desa Gandusari, Kec.Bandongan, Kab.Magelang meningkat penghasilan paling rendah Rp.700.000,00 – Rp.1.666.667,00 sebanyak 61% dari jumlah anggota LMDH. (3) Pendapatan ratarata MDH setelah bergabung meningkat 122%. Berdasarkan hasil perhitungan analisis dapat diketahui bahwa hubungan antara luas lahan garapan dengan pendapatan total MDH yang mengelola lahan di bawah tegakan pinus adalah negatif, sedangkan luas lahan garapan dan banyaknya pohon sadapan dengan pendapatan total MDH penyadap pinus rendah

    Kajian Hubungan Tingkat Kualitas Permukiman Dengan Kondisi Kesehatan Masyarakat Di Kecamatan Gondokusuman, Kota Yogyakarta

    Get PDF
    This research aims to (1) Examine the relationship of quality settlements with the public health in Gondokusuman. (2) Examine the distribution of the quality settlements in district Gondokusuman. Examine how the condition of the quality settlements with the methods of digitally interpretation on the satellite worlview image. This interpretation is used to tap the information in the form conditions of settlement density, patterns of the layout of the building, trees patron, the width of the driveway, condition of driveway, and location of the settlement. Ability of digitally Interpretations on image is limited can be assisted with survey methods to get conditions of flood, sanitation, the quality of drink water, landfills, and rain water channels that are present in the field. The results of the quality settlements from overlay all the parameters, then examined relation towards the public health conditions assisted with correlation analysis to strengthen the relations of the two variable how intertwined. The findings of this research is the study of the relationship between two variables, namely the quality settlements and public health conditions are indeed interrelated so it appears a foregone conclusion that public health conditions in District Gondokusuman is influenced by the quality of the neighborhoo

    Analisis Pertumbuahan Penduduk Dan Ketersediaan Sarana Prasarana Sosial Ekonomi Di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman Tahun 2009 Dan 2013

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dengan judul “A NALISIS PERTUMBUHAN PENDUDUK DAN KETERSEDIAAN SARANA PRASARANA SOSIAL EKONOMI DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN TAHUN 2009 DAN 2013” bertujuan : 1. Meng kaji faktor demografi (kelahiran, kematian, dan migrasi) yang paling mempengaruhi pertumbuhan penduduk di Kecamatan Depok ta hun 2009 d an 2013, 2. Mengkaji hubungan faktor non demografi ( fasilitas pendidikan, kesehatan, dan ekonomi ) terhadap pertumbuhan penduduk di Kecamatan Depok tahun 2009 dan 2013. Metode yang digunakandalam penelitian ini adalah analisis data sekunder, data sekunder y ang digunakan dalam penelitian ini meliputi kelahiran, kematian , migrasi, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, dan fasilitas ekonomi. Anali sis data menggunakan tabel freku ensi dan analisis data statistik, sedangkan untuk mencari hubungan dan menyatak an seberapa kuat hubungan antar variabel yaitu tingkat ketersediaan fasilitas sosial ekonomi berhubungan terhadap pertumbuhan penduduk digunakan program SPSS deng an analisis Chi - Square . Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan penduduk yang terjadi d i daerah penelitian tahun 2009 dan 2013 masuk dalam kategori tinggi karena memiliki nilai pertumbuhan 0,71%. Faktor demografi yang paling mempengaruhi pertumbuhan penduduk adalah faktor kelahiran, hal ini diketahui dari angka kelahiran yang mengalami penin gkatan dari tahun 2009 dan 2013, sehingga pertumbuhan penduduk yang terja di di daerah penelitian tinggi. Perhitungan pada tahun 2009 mengenai hubungan antara fasilitas pendidikan terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,223) dan perhitungan pada tahun 2013 mengenai hubungan antara fasilitas pendidikan terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,223) , kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan fasilitas pendidikan tahun 2009 dan 2013 memiliki nilai hubungan yang sangat lemah terhadap pertumbuhan pendud uk. Perhitungan pada tahun 2009 mengenai hubungan antara fasilitas kesehatan terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,223) dan perhitungan pada tahun 2013 mengenai hubungan antara fasilitas kesehatan terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,223) , kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan fasilitas kesehatan tahun 2009 dan 2013 memiliki nilai hubungan yang sangat lemah terhadap pertumbuhan penduduk . Perhitungan pada tahun 2009 mengenai hubungan antara fasilitas ekonomi terhadap pertu mbuhan pendu duk sebesar (0,199) dan perhitungan pada tahun 2013 mengenai hubungan antara fasilitas ekonomi terhadap pertumbuhan penduduk sebesar (0,233), kedua nilai tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan fasilitas kesehatan tahun 2009 dan 2013 memiliki nilai hubunga n yang sangat lemah terhadap pertumbuhan penduduk. Kata Kunci: Analisis Pertumbuhan Pendudu

    Analisis Pertumbuhan Penduduk Terhadap Ketersediaan Sarana Dan Prasarana Sosial Ekonomi Di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008 Dan 2012

    Get PDF
    Tujuan penelitian (1) Mengetahui tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Kartasura tahun 2008 dan 2012.(2) Mengetahui faktor demografi yang paling berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan penduduk di kecamatan Kartasura (3) Mengetahui pengaruh pertumbuhan penduduk terhadap ketersediaan fasilitas kesehatan, pendidikan, dan ekonomi di Kecamatan Kartasura. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data sekunder, data sekunder diambil dari instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini. Data sekunder yang digunakan merupakan data time series dengan perbandingan tahun yaitu dari tahun 2008 dan 2012. Penentuan daerah penelitian ini mengambil lokasi di Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo yang memiliki 12 desa yaitu Desa Ngemplak, Desa Gumpang, Desa Makamhaji, Desa Pabelan, Desa Ngadirejo, Desa Kartasura, Desa Pucangan, Desa Kertonatan, Desa Wirogunan, Desa Ngabeyan, Desa Singopuran, dan Desa Gonilan. Analisis data yang digunakan yaitu analisis statistik deskriptif dengan unit analisis terkecil wilayah desa. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Kartasura tahun 2008 dan 2012.Tingkat pertumbuhan penduduk dengan nilai klasifikasi tinggi berada di Desa Ngemplak, Gumpang, Pucangan. Pertumbuhan penduduk dengan nilai klasifikasi sedang berada di Desa Kertonatan, Wiragunan, Singopuran, Gonilan. Pertumbuhan penduduk dengan klasifikasi rendah berada di Desa Makamhaji, Pabelan, Ngadirejo, Kartasura, dan Ngabeyan. Pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kecamatan Kartasura tahun 2008 dan 2012 masuk dalam kategori sedang dengan memiliki nilai pertumbuhan sebesar 0,85 %. Faktor demografi yang paling berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan penduduk di kecamatan Kartasura pertumbuhan penduduk dikarenakan oleh tiga faktor yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi.Nilai angka kematian meningkat maka dapat mengurangi jumlah penduduk sehingga pertumbuhan penduduk yang terjadi di daerah penelitian dalam kategori sedang. Faktor yang paling mempengaruhi tingkat pertumbuhan penduduk di Kecamatan Kartasura pada tahun 2008 dan 2012 adalah faktor kematian. Hubungan antara pertumbuhan penduduk pada tahun 2008 terhadap masing-masing fasilitas sosial ekonomi didapatkan nilai korelasi R pertumbuhan penduduk terhadap fasilitas kesehatan dengan nilai R ( 0,380 ),fasilitas pendidikan dengan nilai R ( 0,452) dan fasilitas ekonomi dengan nilai R ( 0, 543).Pada tahun 2012 didapatkan nilai korelasi R pertumbuhan penduduk terhadap fasilitas kesehatan dengan nilai R ( 0,412 ),fasilitas pendidikan dengan nilai R ( 0,503) dan fasilitas ekonomi dengan nilai R ( 0, 599)

    Analisis Pola Persebaran Penyakit Leptospirosis Di Kecamatan Bantul, Kabupaten Bantul, Yogyakarta Tahun 2010-2014

    Get PDF
    Kecamatan Bantul merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Bantul yang memiliki kasus penyakit leptospirosis yang cukup tinggi. Jumlah kasus Leptospirosis di Kecamatan Bantul tahun 2010–2014 sudah ada 58 korban, 5 diantaranya meninggal dunia karena penyakit Leptospirosis. Oleh karena itu perlu adanya penelitian dan studi mengenai analisi pola persebaran penyakit leptospirosis di Kecamatan Bantul. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Menganalisis pola persebaran kejadian penyakit leptospirosis, (2) Menganalisis faktor yang mempengaruhi penyakit leptospirosis, (3) Menganalisis tingkat kerawanan leptospirosis di Kecamatan bantul. Data yang digunakan antara lain citra Quickbird tahun 2012, citra Aster tahun 2012 dan data jumlah penderita leptospirosis tahun 2010-2014. Parameter yang digunakan Penggunaan lahan, kerapatan vegetasi, jarak terhadap sungai, tekstur tanah dan jarak terhadap lokasi tempat sampah. Metode yang digunakan yaitu analisis peta (overlay, skoring, buffering), analisis pola, dan analisis statistik. Analisis peta dilakukan pada parameter leptospirosis dan peta kerawanan leptospirosis. Analisis pola dengan metode nearest neighbour analysis untuk mengetahui persebaran leptospirosis. Sedangkan analisis statistik yang digunakan yaitu analisis Crosstab Correlations dan Chi-Square untuk mengetahui korelasi antara parameter dengan pola persebaran leptospirosis. Hasil dari penelitian ini yaitu Pola persebaran penyakit leptospirosis di Kecamatan Bantul berdasarkan analisis nearest neighbor analysis terdapat tiga pola yaitu acak (0.75 dan 1.17) di Desa Palbapang dan Bantul, pola mengelompok (0.02) di Desa Trirenggo dan pola seragam (2.15) di Desa Ringinharjo dan Sabdodadi. Hasil uji Statistik menunjukkan parameter yang berpengaruh terhadap pola persebaran leptospirosis di Kecamatan Bantul yaitu penggunaan lahan dengan nilai signifikansi 0.016, kerapatan vegetasi dengan nilai signifikansi 0.037 dan jarak terhadap sungai dengan nilai 0.046, sedangkan parameter tekstur tanah dengan nilai 0.991 dan jarak lokasi tempat sampah dengan nilai 1.000 kurang berpengaruh. Berdasarkan hasil analisis Daerah yang memiliki luas tingkat kerawanan dalam zona kelas rawan tertinggi yaitu Desa Bantul seluas 3,930 Km2 atau 27,98% dan terendah yaitu Desa Ringinharjo seluas 1,504 Km2 atau 10,71%, sedangkan pada zona kelas sangat rawan tertinggi adalah Desa Trirenggo seluas 2,448 Km2 atau 31,94% dan terendah yaitu Desa Sabdodadi seluas 0,377 km2 atau 4,91%
    corecore