5,106 research outputs found
TINJAUAN KUAT LENTUR DINDING PANEL BATU APUNG DENGAN PENULANGAN BAMBU
Alternatif pengganti bahan baku dinding batu bata kian berkembang dengan
pesat seiring berjalanya waktu dikarenakan dinding batu bata memiliki berat
sendiri yang besar, pengerjaan yang lama, serta sangat rendah dalam menahan
terhadap getaran gempa bumi. Sehingga alternatif pengganti dinding batu bata
sangat perlu dikembangkan mengingat melimpahnya bahan-bahan pengganti yang
berada di Indonesia diantaranya styrofoam, batu apung, serat serat tertentu yang
sangat ringan. Maka peneliti mengembangkan dinding panel dari bahan baku pasir
batu apung yang dicampur dengan semen di cetak secara berdiri guna
mendapatkan ukuran yang presisi, bahan batu apung diperoleh dari Dusun Terbah,
Desa Patuk, Wonosari Gunung Kidul. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui besarnya kuat tekan silinder dan kuat lentur plat dinding panel. yang
dihasilkan dengan menggunakan campuran agregat halus pasir batu apung dan
semen diberi tulangan dari bambu. Campuran adukan beton menggunakan
perencanaan adukan beton berdasarkan Road note No 4. Benda uji berupa silinder
dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan benda uji dinding panel berukuran
100 x 50 x 5 (cm), faktor air semen yang digunakan adalah 0,45. Variasi
campuran 1 ; 4, 1 ; 5, 1 ; 6, 1 ; 7, umur pengujianya adalah 28 hari, masing-
masing variasi di buat 2 benda uji, sehingga jumlah masing-masing 8 buah.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pengujian kuat tekan dan kuat lentur dinding
panel dapat disimpulkan, bahwa kuat tekan silinder rata-rata mengalami
penurunan, semakin besar persentase pasir batu apung kuat tekan beton cenderung
mengalami penurunann begitu juga kuat lentur dinding panel, untuk kuat tekan
2
beton silinder dengan varaisi campuran 1 ; 4 sebesar 19,81 (kg/cm ) sedang pada
2
variasi campuran 1 ; 7 sebesar 5,66 ( kg/cm ). Untuk dinding panel pada variasi
2
campuran 1; 4 sebesar 592,8 (kg/cm ) dan variasi campuran 1 ; 7 sebesar 114,0
2
(kg/cm )
ANALISA TATA LETAK FASILITAS PRODUKSI BERDASARKAN ALIRAN MATERIAL DENGAN MENGGUNAKAN METODE TFD (TRIANGULAR FLOW DIAGRAM)(Studi Kasus di CV. Trimo Lowong Furniture Boyolali)
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yaitu, mengetahui kondisi tata letak
fasilitas produksi saat ini, untuk mengetahui jarak hubungan kerja antara satu
stasiun dengan stasiun yang lain, untuk mengetahui beban kerja pada aliran proses
pembuatan kursi sekolah dasar, untuk mengetahui bagaimana tata letak fasilitas
produksi dengan menggunakan metode TFD. Adapun manfaat dari penelitian ini
antara lain, dapat memberikan masukan pada perusahaan mengenai tata letak
fasilitas produksi, dan dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh dari
perkuliahan dalam dunia nyata.
Untuk menyelesaikan permasalahan di atas maka diadakan suatu proses
analisa untuk menemukan tata cara pengaturan mesin dan fasilitas yang baik pada
lantai produksi. Metode yang digunakan adalah metode Triangular Flow
Diagram(TFD). Membuat kartu aliran, untuk mengetahui total volume komponen.
Membuat diagram alir, untuk membuat lay out atau tata letak fasilitas produksi
yang baru. Membuat MPPC (multi part process chart), dengan tujuan untuk
mengetahui alur backtracking. Membuat tabel aliran material produk, untuk
mengetahui total seluruh aliran material.
Setelah diadakan perhitungan dan analisa dengan menggunakan metode
Triangular Flow Diagram(TFD) didapatkan hasil perhitungan jarak dari analisa
hubungan antar departemen berdasarkan gambar diagram alir metode triangular
flow diagram (TFD). Masing-masing percobaan didapatkan hasil yaitu percobaan
I sebesar 21,06782 m3
; percobaan II sebesar 14,01209 m3
; percobaan III sebesar
14,90971 m3
; dan percobaan IV sebesar 13,78549 m3
. Sedangkan untuk jarak
analisa hubungan antar departemen diagram alir aktual sebesar 22,11158 m3
.
Sedangkan untuk perhitungan dan analisa beban kerja dengan melihat tabel
analisa hubungan aliran pemindahan komponen, maka didapatkan hasil jumlah
jarak dan beban yang harus dipindahkan dari stasiun awal sampai akhir. Pada
Aktual sebesar 1158.617 m4
; pada Percobaan I sebesar 1069.395 m4
; pada
Percobaan II sebesar 861.6341 m4
; pada Percobaan III sebesar 908.7945 m4
dan
pada Percobaan IV sebesar 764.764 m4
. Karena pada percobaan IV hasilnya
terkecil dibandingkan dengan percobaan yang lain, maka peneliti memutuskan
percobaan IV sebagai usulan tata letak fasilitas produksi. Untuk masukan
perbaikan tata letak fasilitas yang sudah ada atau saat ini
Tanggung Jawab Akuntan Publik Dalam Perspektif Sistem Akuntansi Bisnis Terhadap Pemberantasan Korupsi
Korupsi yang terjadi dalam sektor jasa akuntansi yaitu Akuntan menerima
fee atau hadiah dari kliennya karena pekerjaannya (menurut kemauan client).
Akuntan hanya menerima fee atau hadiah yang tidak seberapa (kecil) tetapi dapat
menimbulkan korupsi yang besar dalam dunia usaha, korupsi dalam sektor jasa
akuntansi juga sangat berdampak terhadap tinggi rendahnya penerimaan pajak.
Hal tersebut mengakibatkan profesi akuntan publik turun citranya di mata publik
karena pelanggaran yang dilakukannya merugikan publik.
Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mendeskripsikan peran Akuntan
Publik dalam perspektif sistem akuntansi bisnis terhadap pemberantasan korupsi.
(2) untuk mendeskripsikan bentuk pelanggaran dalam praktek Akuntan Publik. (3)
untuk mengetahui komitmen profesi Akuntan Publik dalam pemberantasan
korupsi.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Adapun lokasi penelitian
ini adalah di Kantor Akuntan Publik yang ada di Surakarta, Perusahaan
Manufaktur di Surakarta, Kantor Pelayanan Pajak Surakarta dan Masyarakat
Surakarta. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Teknik pengumpulan
data dilakukan dalam penelitian adalah wawancara, observasi dan studi pustaka,
sedangkan teknik analisis datanya adalah analisis interaktif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Akuntan Publik memiliki peran
aktif dan peran pasif dalam memberantas tindak pidana korupsi. Peran tersebut
efektif karena didukung oleh komponen-komponen sistem hukum yang terdiri
dari komponen struktur, subtansi dan kultural (2) bentuk pelanggaran dalam
praktek Akuntan Publik antara lain, (a) melaporkan nilai pendapatan yang jauh
lebih rendah dibandingkan dengan yang sebenarnya, (b) pihak perusahaan dibantu
konsultan pajak dari kantor akuntan publik merakayasa laporan keuangan agar
beban operasional perusahaan bisa dibuat jauh lebih besar dibandingkan dengan
yang sebenarnya, (c) wajib pajak atau perusahaan menyogok petugas pajak agar
nilai pengurangan pajak tidak diusut dan dari proses audit laporan keuangan, (d)
wajib pajak menitipkan pesan kepada kantor akuntan publik agar nilai biaya
operasional bisa diatur rapi sedemikian rupa sehingga perusahaan hanya dikenai
nilai pajak yang rendah. (3) Komitmen akuntan publik dalam memberantas
korupsi adalah dengan ikut sertanya IAI dalam wadah G20, memutahirkan
kompetensi dalam meningkatkan profesionalisme agar memenuhi kebutuhan
pengguna jasa dan membuat langkah strategis menuju keseragaman bahasa
akuntansi untuk pelaporan keuangan di sektor privat di Indonesia
ECONOMIC INSTITUTIONS THROUGH VILLAGE-OWNED ENTERPRISE IN DEVELOPING COUNTRIES
This research aims to analyze the institutional organization of Village â Owned Enterprise through community empowerment and the role of Village â Owned Enterprise as a âlaw of village administrationâ or the economic activities of the enterprise in community empowerment. This research uses qualitative approach, with subjective and historical information, and case study strategy. The data are obtained by observation, documentation, physical device, and data transcription analysis. The data are organized, identified, coded, and validated using triangulation technique. The result of this research shows that the economic institutional organization benefits the business units, so it increases the community income.Village â Owned Enterprise functions like a âlaw of village administrationâ so it is able to support the village authority in achieving the prosperity of its people.
Keywords: Economic Institutions, Village â Owned Enterpris
Pembuatan Oven Fire Tube Sebagai Pengering Ikan Lomek di BUMDES Desa Kuala Alam menggunakan bahan bakar alternatif
Program pengabdian ini merupakan program yang dilakukan untuk membantu usaha masyarakat Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) Kuala Alam kabupaten Bengkalis dalam upaya pengolahan ikan lomek agar memiliki nilai jual yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Usaha yang dikembangkan adalah pengeringan ikan lomek agar mampu bertahan lama dalam masa penjualan. Alat pengering ini sangat diperlukan ketika musim ikan lomek terjadi pada musim hujan yang susah untuk melakukan pengeringan dengan cahaya matahari. Alat ini mampu mengeringkan ikan dengan kapasitas sekitar 40-50 kg ikan basah dan dapat dikeringkan dengan waktu 2-3 jam dengan temperatur bisa mencapai 115á´źC. Berdasarkan hasil pengujian kualitas ikan kering yang dihasilkan lebih bagus dengan menggunakan temperatur pengeringan sekitar 80á´źC. Sedangkan untuk memperkecil biaya operasional oven pengering ini menggunakan bahan bakar yang berasal dari berbagai limbah nabati (kayu kering, sabut kepala atau yang lainnya) selain itu juga dapat menggunakan bahan bakar minyak atau gas. Dengan adanya alat ini diharapkan ikan lomek hasil tangkapan nelayan dapat tetap diolah untuk menaikkan nilai jual dari ikan tersebut
DESAIN MODIFIKASI KAPAL NELAYAN MENJADI KAPAL AMFIBI UNTUK DESA SIMPANG AYAM KABUPATEN BENGKALIS
Kapal amfibi merupakan salah satu tipe kapal yang paling flexibel digunakan di sektor transportasi darat atau perairan, terutama sebagai kendaraan untuk peralatan oprasi militer maupun fungsi lainnya. Sifat kapal ini sangat cocok untuk diterapkan dipelabuhan kapal ikan desa Simpang Ayam Kabupaten Bengkalis yang memiliki wilayah pantai yang landai. Pada saat kondisi air laut surut nelayan mengalami kesulitan untuk mengopersikan kapal karena air laut cukup jauh dari posisi kapal bersandar. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk membantu nelayan agar lebih mudah beroperasi baik pada saat kapal surut maupun pasang dengan cara membuat desain modifikasi sistem pengerak kapal yang dapat berfungsi diair maupun didarat seperti layaknya kapal amfibi. Kapal yang dibuat desain modifikasi berukuran Loa = 6 m, lebar (B) = 1,4 m, Tinggi (H) = 0,8 m dan draft (T) = 0,4 m. Untuk dapat bergerak diair maupun di darat kapal ini membutuhkan jenis penggerak motor tempel dan penggerak dengan sistem hidrolik agar berfungsi sebagai kapal amfibi.
DESAIN PONTON DERMAGA PENUMPANG MENGGUNAKAN BAHAN ALTERNATIF DARI FIBERGLASS REINFORCED POLYMER (FRP)
Perancangan sebuah dermaga apung adalah salah satu solusi alternatif yang dinilai paling tepat dengan kondisi daerah pesisir pantai. Bangunan ponton pada dermaga sangat penting peranannya tetapi masih banyak pelabuhan rakyat yang ada disekitar pesisir kabupaten Bengkalis tidak memiliki bangunan ponton sebagai media sandarnya kapal. Dalam penelitian ini dermaga apung direncanakan berdasarkan hasil survey data di lapangan lokasi tempat pelabuhan yang ditargetkan. Dalam hal ini, material yang dipilih dalam perancangan yaitu Fiberglass Reinforced Polymer (FRP) sebagai material alternatif ponton kemudian di desain menggunakan beberapa sofwer untuk pengambaran dan analisis perhitungan kekuatan. Berdasarkan survey lapangan didapat dimensi dermaga apung dalam bentuk ponton dengan ukuran panjang (L)= 10 m, lebar (B) = 4 m, tinggi (H) = 1 m dan sarat (T)= 0,5 m. Dengan menggunakan bahan dasar FRP didapat berat total konstruksi adalah 1,82 ton. Konstruksi penguat yang digunakan dalam ponton ini adalah sistem konstruksi memanjang dan sistem kontruksi melintang
Rancang Bangun Alat Vacum Test Untuk Mendeteksi Kebocoran Pada Hasil Pengelasan Plat
Metode pemeriksaan hasil pengelasan material plat terdiri dari beberapa macam, mulai dari Destructive Test (DT) dan Non Destructive Test (NDT). Dalam paper ini penulis membahas tentang desain dan pembuatan alat yang dapat dipergunakan untuk melakukan pengujian hasil pengelasan yang cukup murah dan hasil yang cukup akurat. Alat ini dapat mendeteksi keberadaan cacat las berupa lubang atau retak dengan metode vacum. Alat ini terdiri dari beberapa bagian yaitu pompa vacum, selang, box vacum dan beberapa alat pelengkap lainnya. Dengan menggunakan alat ini posisi kebocoran atau retak terdeteksi dengan adanya munculnya gelembung-gelembung udara yang muncul pada alur hasil pengelasan ketika dilakukan vacum test. Daya hisap kerja yang dilakukan dengan alat ini berkisar -0,2 bar. Dengan tekanan tersebut sudah dapat diketahui jika ada kebocoran atau retak pada sambungan las untuk materila plat
SIMULASI ALIRAN EMISI GAS CO PADA CEROBONG ASAP LAS GALANGAN KAPAL BAJA MENGGUNAKAN PENDEKATAN CFD
Cerobong merupakan tempat pembuangan asap atau gas buang yang berasal dari industri menuju atmosfer. Kebutuhan industri pengolahan pangan yang terus meningkat, sehingga dibutuhkan konstruksi tempat pembuangan gas diharapkan dapat menghasilkan gas dengan aliran fluida setinggi-tingginya. Hal ini diperlukan agar polutan tidak mudah mencemari daerah sekitar cerobong yang dekat dengan permukaan tanah. Melalui sebuah kegiatan simulasi, karakteristik aliran fluida dapat dikembangkan tanpa membutuhkan biaya eksperimen yang relatif besar. Di dalam penelitian ini, dilakukan simulasi sistem gas buang asap pada cerobong yang telah didesain untuk mengetahui karakteristik aliran fluida di bawah pengaruh variasi jarak dengan menggunakan metode computational fluid dynamic (CFD). Adapun ukuran kamar las yaitu panjang : 2 meter, lebar : 1,2 meter, tinggi : 2,3 meter , diameter pipa hisap dan buang: 2,5 Inci, dan daya fan : 0,75 kW. Dari hasil plot streamline 3D pada ketahui aliran cenderung berbelok menjauhi meja las karena mencari jalan yang lebih bebas hambatan dengan nilai kecepatan 0,5 m/s-1
- âŚ