284 research outputs found
Tahap kesedaran teknologi hijau dalam kalangan guru-guru Teknologi Kejuruteraan Zon Utara
Kajian ini dijalankan bertujuan untuk mengenalpasti tahap pengetahuan, sikap dan amalan hijau guru-guru Teknologi Kejuruteraan Zon Utara dengan menggunakan Teori KAP. Kajian ini juga bertujuan mengenalpasti adakah terdapat perbezaan tahap pengetahuan Teknologi Hijau berdasarkan kepada bidang pengkhususan guru-guru Teknologi Kejuruteraan Zon Utara yang berbeza. Kajian ini dijalankan ke atas 43 orang guru Teknologi Kejuruteraan Zon Utara melibatkan negeri Perak, negeri Kedah dan negeri Perlis. Satu set soal selidik digunakan sebagai instrumen kajian. Statistik deskriptif seperti kekerapan, peratusan dan min telah digunakan untuk menerangkan profil responden, tahap pengetahuan, sikap dan amalan hijau guru-guru Teknologi Kejuruteraan Zon Utara. Statistik inferensi yang digunakan ialah ANOVA sehala untuk mengetahui perbezaan. Hasil kajian menunjukkan tahap pengetahuan guru-guru Teknologi Kejuruteraan Zon Utara adalah sederhana. Sikap guru-guru pula berada pada tahap yang positif manakala amalan hijau guru-guru berada pada tahap sederhana. Hasil kajian juga mendapati tidak terdapat perbezaan yang signifikan dari segi tahap pengetahuan Teknologi Hijau berdasarkan kepada bidang pengkhususan guru yang berbeza.Seterusnya cadangan-cadangan kajian lanjutan melibatkan aspek infrastruktur, peralatan, dan pelajar berkaitan keperluan penerapan Teknologi Hijau ke dalam kurikulum sekolah
Performance related emotion from a task perspective : an application of individual zone of optimal functioning model (IZOF) in Kelantan Football team
Emotion is one of the important components of total human functioning which can
influence the athlete's performance. The Individual Zone of Optimal Functioning
(IZOF) model (Hanin, 2000) holds that athlete's performance related emotion are
unique and therefore interventions should be individually designed. The aim of the
present study was to examine the idiosyncratic nature of emotion content and
intensity among athletes and to find out if the emotion intensity for the athlete is
significantly different among individuals playing in similar and different positions.
Participants consisted of 23 football athletes aged 21-30 years, who represent
Kelantan state at the competitive level. Findings lent support that each athlete .
within a team has individual emotion content and intensity, which are unique and
different from one another. The trend of the result showed significant differences
(p<O. 05) between athletes playing in similar position and executing similar task,
implying idiosyncratic nature of emotion intensity. No significant differences
(p>0.05) were observed in emotion intensity, among athletes, playing in different
positions. However, an exception in the case of positive-optimal (P+) emotion was
noted. The patterns of emotion intensities reflected that the emotion profiles had
specific shape, typical for best (iceberg shape) and worst (cavity shape)
performance. Roughly designed optimal zones were made for each athlete so as to
help the coach and psychologist in emotion regulation, as part of psychological
assistance
THE IMPLEMENTATION OF DISCUSSION METHOD THROUGH ZOOM MEETING FOR PKN LEARNING DURING THE PANDEMIC PERIOD
The pandemic period has switched the learning pattern from offline to online. As a result, teachers must make an alternative to carry out learning without the interference of the corona virus. This study aimed to improve civics(PKN) learning outcomes by using the classroom action research method conducted at SMPN 1 Kempas, Kecamatan Kempas, Kabupaten Indragiri Hilir. This study involved 33 students. Findings this study revealed that the total score of teacher observation in Cycle I meeting I was 19 and the average score was 68 with the category of sufficient. Then, the total score in meeting II was 20 with an average score of 71.5 in the category of sufficient. Moreover, in Cycle II meeting I, the total score was 21 with an average of 75 in the category of sufficient and the total score in meeting II was 23 with an average score of 82 in thecategory of good. After that, the analysis of student observation resulted in an average score of 64.3 in Cycle I, which was categorized as sufficient. Then, in meeting II, the average score of student activities was 68 in the sufficient category. Whereas, the average score of student activities at meeting I in Cycle II was71.4, which could be categorized as sufficient. At meeting II in Cycle II, students’ activity increased by an average of 75 and was categorized as very sufficient. The increase of learning outcomes was seen from Cycle I with an average of 71.88 with fairly good category and Cycle II with an average percentage of 76.88 with good category
La fortificación del califato almohade
Do legado cultural de mais de sete séculos de presença islâmica no território peninsular ibérico, a arquitectura militar é talvez o mais expressivo e generalizado, aquele que influenciou e se viu adaptado, que sobreviveu e deixou marcas. Boa parte dos castelos do sul são herança muçulmana e a eles corresponde um esquema de organização militar que os cristãos não irão desdenhar.
A organização castral da fase omíada está bem documentada em fortalezas como Castros e Vascos mas também nos pequenos husun rurais, integrando uma estratégia de povoamento e islamização consumada com o califado. Em períodos posteriores (primeiras taifas, período almorávida) são várias as novidades técnicas e as confluências, embora com grande diversidade regional. O período almóada é o melhor representado em Portugal, com vários exemplos de muralhas em taipa, de torres poligonais e torres albarrãs (Alcácer do Sal, Moura, Tavira, entre outros). No sul de Espanha, onde a presença islâmica perdurou até finais do séc. XV, há que particularizar aspectos construtivos militares do período nasarí.
Os conhecimentos muçulmanos em arquitectura militar são reconhecidos e aproveitados pós-reconquista, quer através dos serviços de artífices mudéjares, quer pela adaptação das anteriores fortalezas
Decision to delivery interval in cesarean delivery for suspected fetal distress: the risk factors and outcomes
Background: This study was to evaluate the differences in the neonatal outcomes after caesarean sections (CS) for suspected fetal distress in groups with decision to delivery interval (DDI) of 30 minutes or less and longer than 30 minutes. Factors associated with these intervals were also investigated.
Methods: Data were retrospectively collected from all emergency caesarean deliveries for fetal distress in 2021. Maternal demographic data, the procedure characteristics and the neonatal outcomes were analyzed according to the DDI groups; 30 minutes or less and more than 30 minutes. Time interval for different stages of DDI and related factors were also analyzed.
Results: A total of 115 cases were included for analysis with the mean DDI of 40.1 minutes. Only 24/115 (20.9%) of the cases had the DDI of 30 minutes or less. Maternal and surgical characteristics were similar between the 2 study groups, and there were no differences in the proportion of neonatal acidosis, low Apgar score, intubation, NICU admission and the mean umbilical cord pH or base excess. Regression analysis demonstrated that level of surgeon’s experience, operations during the normal working hours or CS for fetal bradycardia were significantly associated shorter DDI. Experienced surgeon and unscarred uterus were associated with shorter incision to neonatal delivery interval.
Conclusions: The longer DDI in caesarean deliveries for suspected fetal distress is not associated with significant adverse neonatal outcomes. Despite so, identifying the factors influencing the DDI is still an important aspect in the constant work to improve the obstetric service
Peran Polri dalam Penanganan Kasus Pencurian Kendaraan Bermotor di Wilayah Hukum Polresta Medan (Studi Kasus di Polsek Percut Sei Tuan)
Adalah suatu keniscayaan yang perlu dilaksanakan secara sungguh-sungguh mengingat kota
Medan adalah suatu kota besar dan padat penduduk yang didiami oleh berbagai suku dan
ETNIS, dan sekaligus kota Medan adalah merupakan kota Segitigamas (Pusat Perdagangan).
Oleh karena itu untuk melaksanakan fungsi POLRI sebagai pelindung masyarakat sangat
penting bagi POLRI untuk menangani Permasalahan puncurian kendaraan bermotor, agar
masyarakat kota Medan merasa aman dari segi tindak Pindana pencurian sepeda motor (dalalm
istilah sekarang "BEGAL").
Adapun metode penelitian yang dilakukan dalam penulisan tesis ini ialah :
Penelitian Hukum Normatif dan Doxtrinal yaitu penilitian hukum yang mempergunakan sumber
data skunder.
Pada pelaksanaan Penelitian Hukum ini dilakukan antara lain :
a. Penelitian terhadap asas-asas hukum
b. Penelitian terhadap Sinkronisasi hukum
Dan setelah di lakukan penelitian yang mendalam faktor-faktor penyebab kasus pencurian
kendaraan bermotor di Wilayah Hukum POLTABES Medan :
a. Faktor Penegakan Hukum, ringannya hukum yang dijatuhkan oleh hakim yang
mengadili perkara pencurian kendaraan bermotor sehingga tidak menimbulkan efek
jerah.
b. Tingginya tingkat pengangguran di kota Medan dan sekitarnya bagi usia produktif,
sehinga memberi peluang masyarakat ekonomi lemah (pengangguran)
Peran dan tindakan POLRI dalam menangani pencurian kendaraan bermotor di Wilayah
POLRESTA Medan adalah :
1. Melakukan kegiatan patroli secara terus menerus.
2. Melakukan tindakan pada saat terjadi peristiwa pidana pencurian kendaraan bermotor
3. Melakukan deteksi dini terhadap pelaku-pelaku pencurian kendaraan bermotor.
4. Melaksakan kegiatan Kring Serse dalam rangka penguasaan wilaya
Penyalahgunaan Psikotropika Di Kalangan Remaja Dalam Kaitannya Dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1997 Ditinjau Dari Aspek Psikologi Kriminal ( Studi Kasus Poltaber MS)
Psikotropika merupakan salah satu masalah nasional dan sebagai kejahatan
yang menghambat kelancaran pembangunan, di samping merupakan tindakan
penyelewengan terhadap norma atau kaidah hukum yang berlaku dan norma sosial
lainnya. Di mana selama kurang lebih tiga dasawarsa Psikotropika merupakan akibat yang sukar ditanggulangi, oleh karena masalah Psikotropka, harus ditanggulangi oleh aparat terkait.
Dalam pembahasan skripsi ini masalah yang diajukan adalah "Bagaimana pula
sebenamya para remaja yang telah mengetahui akibat yang ditimbulkan oleh
pemakaian penyalahgunaan psikotropika ini tetapi tetap memakainya.
Untuk membahas permasalahan tersebut maka dilakukan penelitian secara
kepustakaan dan penelitian lapangan pada Poltabes MS
Peranan Camat dalam Meningkatkan Swadaya Masyarakat di Bidang Pembangunan pada Kelurahan Bandar Sinembah
Pembangunan Nasional yang dilaksanakan oleh Pemerintah dan masyarakat diberbagai bidang, merupakan usaha untuk dapat memperkecil/meniadakan keterbelakangan dan kemiskinan yang masih dirasakan sebagian rakyat Indonesia terutama masyarakat yang berdomisili di kelurahan I pedesaan. Dari penjelasan tersebut dapat dikemukakan bahwa pembangunan kelurahan dilaksanakan melalui prakarsa dan pembangunan kelurahan sangat ditentukan oleh partisipasi aktif dan prakarsa serta swadaya masyarakat itu sendiri. Di samping itu dijelaskan pula bahwa pembangunan pedesaan/kelurahan merupakan prioritas utama untuk dapat meningkatkan penghasilan masyarakat, terutama bagi anggota masyarakat yang pendapatannya relatif rendah, yakni : buruh tani, petani penggarap, nelayan, pengrajin, pedagang kecil dan lain-lain. Dengan meningkatnya penghasilan masyarakat, berarti kesejahteraan masyarakat semakin meningkat pula, sehingga dapat menimbulkan dampak positif, seperti meningkatnya tingkat pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Dengan demikian pembangunan perekonomian masyarakat desa/kelurahan hanya akan terwujud jika pelaksanaannya mencerminkan keterpaduan antar unsur pemerintah sebagai pembina dan pembimbing, sedang unsur masyarakat sumber daya, prakarsa, swadaya dan partisipasi
Identification, Prevalence, and Intensityof Ectoparasites in silver pompano (Trachinotus blochii) at aquaculture location of Tanjungpinang city
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi jenis ektoparasit yang terdapat pada ikan bawal bintang (Trachinotus blochii) di lokasi perairan budidaya Kota Tanjungpinang serta menghitung jumlah persentase prevalensi dan intensitasnya. Penelitian ini menggunakan metode survei secara langsung dilapangan dengan pengambilan sampel terdiri dari tiga lokasi budidaya keramba jaring apung yaitu daerah Madong, Dompak, dan Kampung Kolam. Pengamatan ektoparasit dilakukan di Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan, Tanjungpinang. Hasil pengamatan menunjukkan terdapat tiga genus yang dominan muncul yaitu parasit Benedenia, Cirolana, dan Zeylanicobdella arugamensis. Invasi ektoparasit terbesar adalah Zeylanicobdella arugamensis dengan prevalensinya yang tergolong umum kemunculannya dengan angka persentase kemunculan sebesar 30% dan intensitas sebesar 5,67 dengan kategori sedang.The aims of this research to identified by of the type ectoparasites on silver pompano (Trachinotus blochii) at aquaculture location in Tanjungpinang City and calculated the percentage of prevalence and intensity. This research was used survey directly method at location which sampling were hold on three floating net cages at aquaculture location, Madong, Dompak, and Kampung Kolam. The observation of ectoparasites was carried out at the Fish Quarantine Center of Fisheries Product Quality and Safety Control, Tanjungpinang. On observation, there were three dominant genera that appeared Benedenia, Cirolana,and Zeylanicobdella arugamensis. The highest invation of ectoparasite was Zeylanicobdella arugamensis with prevalenced was generally and intensity was the moderate category on 30% and 5,67
- …