115 research outputs found

    Direct current hybrid breakers : a design and its realization

    Get PDF
    The use of semiconductors for electric power circuit breakers instead of conventional breakers remains a utopia when designing fault current interrupters for high power networks. The major problems concerning power semiconductor circuit breakers are the excessive heat losses and their sensitivity to transients. However, conventional breakers are capable of dealing with such matters. A combination of the two methods, or so-called ‘hybrid breakers’, would appear to be a solution; however, hybrid breakers use separate parallel branches for conducting the main current and interrupting the short-circuit current. Such breakers are intended for protecting direct current (DC) traction systems. In this thesis hybrid switching techniques for current limitation and purely solidstate current interruption are investigated for DC breakers. This work analyzes the transient behavior of hybrid breakers and compares their operations with conventional breakers and similar solid-state devices in DC systems. Therefore a hybrid breaker was constructed and tested in a specially designed high power test circuit. A vacuum breaker was chosen as the main breaker in the main conducting path; then a commutation path was connected across the vacuum breaker where it provided current limitation and interruption. The commutation path operated only during any current interruption and the process required additional circuits. These included a certain energy storage, overvoltage suppressor and commutation switch. So that when discharging this energy, a controlled counter-current injection could be produced. That countercurrent opposed the main current in the breaker by superposition in order to create a forced currentzero. One-stage and two-stage commutation circuits have been treated extensively. This study project contains both theoretical and experimental investigations. A direct current shortcircuit source was constructed capable of delivering power equivalent to a fault. It supplied a direct voltage of 1kVDC which was rectified having been obtained from a 3-phase 10kV/380V supply. The source was successfully tested to deliver a fault current of 7kA with a time constant of 5ms. The hybrid breaker that was developed could provide protection for 750VDC traction systems. The breaker was equipped with a fault-recognizing circuit based on a current level triggering. An electronic circuit was built for this need and was included in the system. It monitored the system continuously and took action by generating trip signals when a fault was recognized. Interruption was followed by a suitable timing of the fast contact separation in the main breaker and the currentzero creation. An electrodynamically driven mechanism was successfully tested having a dead-time of 300:s to separate the main breaker contacts. Furthermore, a maximum peak current injection of kA at a frequency of 500Hz could be obtained in order to produce an artificial current-zero in the vacuum breaker. A successful current interruption with a prospective value of 5kA was achieved by the hybrid switching technique. In addition, measures were taken to prevent overvoltages. Experimentally, the concept of a hybrid breaker was compared with the functioning of all mechanical (air breaker) and all electronical (IGCT breaker) versions. Although a single stage interrupting method was verified experimentally, two two-stage interrupting methods were analyzed theoretically

    Pers Nasional, Pilar Satu-satunya Yang Konsisten Anti-korupsi

    Full text link
    Media sering kali disebut sebagai pilar keempat demokrasi suatu negara. Setelahperistiwa Malari pada Januari 1974, untuk pertama kalinya kemerdekaan pers mengalamikemunduran yang sangat berarti karena ada sejumah media cetak yang dibredel dan tidak bisaterbit lagi. Penutupan tujuh surat kabar utama di Jakarta pada Januari 1978 telah mematahkansebagian besar semangat anti-korupsi pers nasional. Pemberitaan pasca tahun 1978 cenderungmemperhatikan keselamatan media itu ketimbang mempetimbangkan nilai jurnalistiknyamengenai sebuah informasi atau berita. Setelah reformasi, kemerdekaan pers dijamin olehundang-undang, tetapi karena tumbuhnya era keterbukaan, kontrol sosial tidak menjadimonopoli pers lagi. Media baru (new media) dan media sosial (social media) mulai eksis, danmendorong pembentukan opini publik dan sekaligus jadi benchmark surat kabar dan televisidalam mengangkat isu anti-korupsi dan perbuatan ketidakadilan lainnya. Lahirnya lembagaKPK menjamin semacam “kendaraan utama” bagi media massa untuk mem- blow-up ataumengangkat berbagai isu korupsi besar.Media sering kali disebut sebagai pilar keempat demokrasi suatu negara. Setelahperistiwa Malari pada Januari 1974, untuk pertama kalinya kemerdekaan pers mengalamikemunduran yang sangat berarti karena ada sejumah media cetak yang dibredel dan tidak bisaterbit lagi. Penutupan tujuh surat kabar utama di Jakarta pada Januari 1978 telah mematahkansebagian besar semangat anti-korupsi pers nasional. Pemberitaan pasca tahun 1978 cenderungmemperhatikan keselamatan media itu ketimbang mempetimbangkan nilai jurnalistiknyamengenai sebuah informasi atau berita. Setelah reformasi, kemerdekaan pers dijamin olehundang-undang, tetapi karena tumbuhnya era keterbukaan, kontrol sosial tidak menjadimonopoli pers lagi. Media baru (new media) dan media sosial (social media) mulai eksis, danmendorong pembentukan opini publik dan sekaligus jadi benchmark surat kabar dan televisidalam mengangkat isu anti-korupsi dan perbuatan ketidakadilan lainnya. Lahirnya lembagaKPK menjamin semacam “kendaraan utama” bagi media massa untuk mem- blow-up ataumengangkat berbagai isu korupsi besar

    HUBUNGAN ANTARA QUALITY OF WORK LIFEDENGAN KOMITMEN ORGANISASI PADA FAKULTAS X

    Get PDF
    Individu yang bekerja di perusahaan maupun organisasi, harus mempunyai komitmen yang tinggi dalam bekerja karena apabila komitmen individu tersebut rendah, maka tujuan dari perusahaan maupun organisasi tersebut tidak akan tercapai. Komitmen organisasi menurut (Gibson,1997 dalam Astuti, Subagyo, Adriyanto,2010) adalah identifikasi rasa, kterlibatan loyalitas yang ditampakkan oleh pekerja terhdap organisasinya. Komitmen organisasi dan quality of work life adalah perilaku  organisasi yang sangat mendasar saat ini. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 53 orang, yang terdiri dari 33 dosen dan 20 karyawan. Teknik sampling yang digunakan adalah non – random sampling. Dengan kriteria subjek sebagai pegawai tetap. Alat ukur yang digunakan adalah Organizational Comitment Questionnaire ( OCQ ) untuk komitmen organisasi dan skala quality of work life yang diadapatasi dari EWON, Brooks & Anderson (2005) dan ICIEOM untuk quality of work life. Hasil yang didapatkan adalah, nilai signifikansi korelasi antara quality of work life dengan komitmen organisasi pada dosen dan karyawan sebesar 0,007 (p>0,05), quality of work life dengan komitmen afektif memiliki signifikansi sebesar 0,003 (p>0,05), quality of work life dengan komitmen berkelanjutan memiliki signifikansi sebesar 0,407 (p>0,05) dan quality of work life dengan komitmen normatif memiliki signifikansi sebesar 0,009 (p>0,05). Salah satu cara untuk meningkatkan komitmen adalah dengan mengadakan pelatihan secara berkala sesuai kebutuhan

    PERTIMBANGAN PENENTUAN LOKASI KAMPUNG VERTIKAL DI DAERAH TEPI SUNGAI PADA PERANCANGAN TAPAK YANG EKOLOGIS DI YOGYAKARTA

    Get PDF
    Abstract: This research starts from the existence of slums in areas are not intended for settlement or has not been managed well by the government such as the riverside that established by low income people (MBR). slums in Yogyakarta give the negative impact that is declining quality of society and environment. Vertical village became one of the solutions the housing needs. Determination and processing of good location being the initial success of the dwelling environment. With inductive-descriptive method expected to results of this research provide direction or consideration in determining the location of flats as the basis for the design of vertical riverside village on ecological footprint design in Yogyakarta.Keywords : riverside, vertical village, housing, ecologicalAbstrak: Penelitian ini berawal dari keberadaan kawasan kumuh di wilayah-wilayah yang tidak diperuntukkan untuk hunian atau belum dikelola baik oleh pemerintah seperti di bantaran sungai yang didirikan oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Terbentuknya kawasan kumuh di Yogyakarta memberikan dampak negatif yaitu menurunnya kualitas hidup dan sosial masyarakat serta lingkungan. Kampung vertikal menjadi salah satu solusi untuk pemenuhan kebutuhan hunian. Penentuan dan pengolahan lokasi yang baik menjadi awal keberhasilan lingkungan hunian.  Dengan metode induktif deskriptif diharapkan hasil penelitian dapat memberikan arahan atau pertimbangan dalam penentuan lokasi rumah susun sebagai dasar perancangan kampung vertikal tepi sungai pada perancangan tapak yang ekologis di Yogyakarta.Kata kunci : bantaran sungai, kampung vertikal, hunian, ekologi

    Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kepemilikan Publik, Leverage dan Profitabilitas Terhadap Risk Management Disclosure

    Get PDF
    The purpose of this study was to examine the effect of company size, public ownership, leverage, and profitability on risk management disclosure. This study uses secondary data from annual reports on banking companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2015-2019. The data collection method in this study used purposive sampling method. The number of companies in this study were 45 companies that fit the sample criteria. The technique for analyzing data uses multiple regression analysis using the SPSS version 25 to see the effect of independent variables on the dependent variable. The results of this study explain that company size have an effect on the risk management disclosure, public ownership, leverage, and profitability have no effect on risk management disclosure

    Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Penerapan Action Dan Result Controls Dalam Mengatasi Motivational Problems Dengan Pendekatan Sun Tzu

    Get PDF
    Dengan semakin meningkatnya persaingan sumber daya manusia dalam dunia kerja saat ini dan di masa mendatang, saat ini Bangsa Indonesia pun mencoba untuk selalu meningkatkan kualitas pendidikannya untuk bisa membentuk lulusan-lulusan yang berkualitas yang dapat bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara lain. Salah satu cara yang dipakai oleh Departemen pendidikan adalah dengan membangun sistem Kurikulum Berbasis Kompetensi. Kurikulum baru ini mencoba untuk mengadaptasi metode pendidikan di luar negeri dimana para siswa tidak lagi dibiasakan untuk hanya menerima materi begitu saja,namun juga belajar untuk mencari materi secara mandiri dengan menggunakan percobaan atau kecanggihan teknologi dan berani untuk mengungkapkan pendapatnya didalam diskusi kelas..

    MEMBANGUN KERJASAMA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DAN INDUSTRI UNTUK KETERSESUAIAN KOMPETISI LULUSAN

    Get PDF
    Peningkatan keterserapan lulusan pendidikan kejuruan tergantung dari kompetensi yang dimiliki lulusan pendidikan kejuruan dengan kebutuhan keterampilan yang diperlukan oleh industri. Untuk meningkatkan kompetensi (keterampilan) lulusan SMK, diperlukan adanya kerjasama dengan industri. Kerjasama dapat dilakukan melalui: (1) Kerjasama dalam pengembangan kurikulum, (2) kerjasama dalam pengembangan sumber daya manusia, (3) kerjasama dalam pengembangan sarana prasarana, dan (4) implementasi pengembangan kerjasama melalui pendidikan sistem ganda. Dalam perekrutan pegawai, industri mengutamakan ranah afektif (utamanya), ranak psikomotor (keterampilan), dan ranah kognitif

    Analisis Impor Indonesia

    Get PDF
    The analysis of Indonesian foreign trade mainly focused on export analysis. In or¬der to show that import analysis is a crucial need as well, this article analyses Indonesian import applying four analyses instruments which are the degree of import openness, the de¬gree of commodity concentration, the degree of geographical concentration, and autono¬mous and marginal propensity to import analysis. The conclusion is that Indonesian economy is highly import dependence. Keywords:    Import, degree of openness, degree of concentration, Marginal Propensity to Import
    corecore