11 research outputs found

    PENINGKATAN HASIL DAN NILAI NUTRISI RUMPUT KUMPAI (Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Nees.) DENGAN FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DAN PUPUK ORGANIK DI ULTISOL SEBAGAI MAKANAN TERNAK

    Get PDF
    Hijauan lokal perlu dikembangkan untuk menunjang kebutuhan hijauan bagi ternak ruminansia yang berbasis sumber daya lokal. Beberapa jenisnya menunjukkan kelebihan dibanding introduksi, salah satunya adalah rumput kumpai (Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Ness. Penambahan unsur hara mutlak diperlukan dalam budidaya tanaman di Ultisol. Fungi mikoriza arbuskula menginfeksi sistem perakaran tanaman dengan membentuk jalinan hifa secara intensif, sehingga mampu meningkatkan penyerapan unsur hara dan air. Namun demikian, pertumbuhan mikoriza akan lebih baik bila diaplikasikan dengan pupuk organik sebagai sumber nutrisi dan energinya. Dilain pihak, pupuk organik juga dapat memperbaiki sifat fisika, kimia, dan biologi tanah. Oleh sebab itu, dilakukan penelitian dalam dua tahap yang saling berkaitan, untuk mengevaluasi peningkatan hasil dan nilai nutrisi rumput kumpai dengan fungi mikoriza arbuskula dan pupuk organik di Ultisol. Penelitian tahap I dilaksanakan di rumah plastik, menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 3 x 5 dengan 3 ulangan. Dua faktor sebagai perlakuan yaitu fungi mikoriza arbuskula dan pupuk organik. Fungi mikoriza arbuskula terdiri atas 3 taraf: (1) 0 g/rpn, (2) 10 g/rpn, dan (3) 20 g/rpn. Sedangkan pupuk organik terdiri atas 5 taraf: (1) pupuk organik 0% (0 g/pot), (2) pupuk organik kotoran sapi 50% (38,20 g/pot), (3) pupuk organik kotoran sapi 100% (76,40 g/pot), (4) kompos 50% (49,50 g/pot), dan (5) kompos 100% (99,00 g/pot). Peubah yang diamati adalah lebar daun, tinggi tanaman, jumlah anakan, berat bahan kering akar, hasil bahan kering, protein kasar, fosfor, kecernaan bahan kering dan kecernaan bahan organik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, FMA dan pupuk organik berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap semua peubah yang diamati, sedangkan interaksi kedua perlakuan tersebut berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap berat bahan kering akar, protein kasar, fosfor dan kecernaan bahan organik. Hasil bahan kering dan nilai nutrisi tertinggi diperoleh pada perlakuan FMA 20 g/rpn, sedangkan untuk pupuk organik diperoleh pada perlakuan pupuk organik kotoran sapi 100%. Kombinasi perlakuan FMA 20 g/rpn dengan pupuk organik kotoran sapi 100% menghasilkan berat bahan kering akar, protein kasar, fosfor dan kecernaan bahan organik tertinggi, diikuti FMA 20 g/rpn dengan kompos 100%, FMA 20 g/rpn dengan pupuk organik kotoran sapi 50%, dan kombinasi perlakuan FMA 20 g/rpn dengan kompos 50%. Terdapat peningkatan kandungan protein kasar rumput kumpai dari kondisi alami (11.20%) menjadi 17.50% pada kombinasi perlakuan FMA 20 g/rpn dengan pupuk organik kotoran sapi 100%, dan meningkat menjadi 16.50% pada kombinasi perlakuan FMA 20 g/rpn dengan kompos 100%. Selanjutnya penelitian tahap II dilaksanakan di lapangan, menggunakan Rancangan Acak Kelompok, dengan 5 macam perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari: (1) FMA 0 g/rpn dengan pupuk organik 0%, (2) FMA 20 g/rpn dengan pupuk organik kotoran sapi 100% (15,98 kg/petak), (3) FMA 20 g/rpn dengan kompos 100% (7,76 kg/petak), (4) FMA 20 g/rpn dengan pupuk organik kotoran sapi 50% (2,99 kg/petak), dan (5) FMA 20 g/rpn dengan kompos 50% (3,88 kg/petak). Peubah yang diamati adalah lebar daun, tinggi tanaman, jumlah anakan, berat bahan kering akar, hasil bahan kering, protein kasar, fosfor, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, NDF, ADF, lignin, selulosa, hemiselulosa dan persentase infeksi akar oleh mikoriza. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap semua peubah yang diamati. Hasil bahan kering, protein kasar, fosfor, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, persentase infeksi akar tertinggi, serta kandungan NDF, ADF dan lignin terendah diperoleh pada kombinasi perlakuan FMA 20 g/rpn dengan pupuk organik kotoran sapi 100%, selanjutnya diikuti kombinasi perlakuan FMA 20 g/rpn dengan kompos 100%. Terdapat peningkatan kandungan protein kasar rumput kumpai dari kondisi alami (11.20%) menjadi 17.30% pada kombinasi perlakuan FMA 20 g/rpn dengan pupuk organik kotoran sapi 100%, dan meningkat menjadi 17.05% pada kombinasi perlakuan FMA 20 g/rpn dengan kompos 100%. Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa rumput kumpai memungkinkan untuk dibudidayakan di Ultisol dengan pemberian fungi mikoriza arbuskula dan pupuk organik. Kombinasi perlakuan FMA 20 g/rpn dengan pupuk organik kotoran sapi 100% adalah yang terbaik dalam kondisi penelitian ini, selanjutnya diikuti oleh kombinasi perlakuan FMA 20 g/rpn dengan kompos 100%.

    Karakteristik Kompos dengan Penambahan Effective Microorganism4 (EM4) untuk Pupuk Tanaman Pakan

    Get PDF
    Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi karakteristik kompos dengan penambahan EM4 untuk pupuk tanaman pakan.. Penelitian berlangsung selama dua bulan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan 5 ulangan. Perlakuan terdiri dari: A0: feses sapi 50 % + pelepah sawit 47% + urea 1 % + dedak 2 % + EM4 0 %; A1: feses sapi 50 % + pelepah sawit 47 % + urea 1 % + dedak 2 % + EM4 1 %; A2: feses sapi 50 % + pelepah sawit 47 % + urea 1 % + dedak 2 % EM4 2 %; A3: feses sapi 50 % + pelepah sawit 47 % + urea 1 % + dedak 2 % + EM4 3 %. Peubah diamati meliputi warna, bau, tekstur, pH, suhu, persentase penyusutan dan C/N kompos. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa perlakuan A3 menghasilkan karakteristik kompos lebih baik dibanding lainnya, karena menghasilkan 100 % berwarna coklat kehitaman, bau tanah, tekstur remah, suhu 29,3oC, pH 7,52, penyusutan kompos 19,15%, dan C/N 13,25%

    PENGGUNAAN AKTIVATOR STARDEC TERHADAP KUALITAS KOMPOS BERBAHAN DASAR PELEPAHSAWIT DAN FESES SAPI

    Get PDF
    The aim of this study was to determine the effect of the addition of Stardec activator on the quality of the compost using palm fronds and cow feces as the basic ingredients. This research was carried out for ±1 month of composting in the laboratory for livestock and forage cultivation, Faculty of Animal Husbandry, Jambi University and Soil Science Laboratory, Faculty of Agriculture, UNAND. This research was carried out using a completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments and 5 replications. The materials used were palm fronds 70% + sai feces 25% + urea 1% + bran 4%, with the use of stardek A0 0%, A1 0.5%, A2 1% and A3 1.5%. The observed variables were pH, and the elements contained therein (carbon, nitrogen, phosphorus, potassium, and the C/N ratio). from research that has been done shows pH (6-7). The results of statistical analysis showed that the addition of Stardec had a very significant effect (P&lt;0.01) on carbon, phosphorus and potassium. No significant effect (P&gt;0.05) on nitrogen and C/N ratio. Based on the results of the study, the best results were obtained from the content contained in the compost such as (C,N,P,K and C/N ratio) and pH, namely the addition of 1.5% Stardec.Penelitian ini memiliki tujuan agar mengetahui pengaruh dari penambahan aktivator Stardec kepada kualitas kompos yang mengunakan bahan dasar pelepah sawit dan feses sapi. Penelitian ini dilaksanakan selama ±1 bulan pengomposan di laboraturium budidaya ternak dan hijauan Fakultas peternakan Universitas Jambi dan Laboratorium Ilmu Tanah Fakultas Pertanian UNAND. Penelitian yang dilaksanakan ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan serta 5 ulangan. Bahan yang digunakan yaitu pelepah sawit 70% + feses sai 25% + urea 1% + dedak 4%, dengan penggunaan stardek A0 0%, A1 0,5%, A2 1% dan A3 1,5%. Peubah yang diamati yaitu pH, dan unsur yang terkandung didalamnya yaitu (karbon, nitrogen, fosfor, kalium, serta rasio C/N). dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan pH (6-7). Hasil analisis statistic menunjukkan bahwa penambahan Stardec berpengaruh sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap karbon, fosfor dan kalium. Berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) kepada nitrogen dan rasio C/N. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil terbaik dari kandungan yang terdapat pada kompos seperti (C,N,P,K dan rasio C/N) dan pH yaitu penambahan Stardec 1,5%. &nbsp

    PENGEMBANGAN TERNAK KAMBING DALAM UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN KELUARGA PETANI PETERNAK DAERAH PINGGIRAN SUNGAI

    Get PDF
    Tingkat pendapatan petani peternak yang bermukim di daerah pinggiran sungai masih tergolong rendah, ini diakibatkan pengelolaan pertanian yang tradisional dengan pemanfaatan lahan dan waktu serta tenaga kerja yang tidak optimal. Keadaan tersebut sebetulnya dapat diatasi dengan berbagai cara, salah satunya dengan meningkatkan pemeliharaan ternak antara lain ternak kambing. Pemeliharaan ternak kambing dapat memberikan keuntungan ganda antara lain, pemanfaatan lahan kosong, pemanfaatan kotoran sebagai pupuk dan pada akhirnya akan memberikan kontribusi langsung maupun tidak langsung terhadap pendapatan masyarakat. Tujuan dan manfaat dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta motivasi petani peternak dalam hal pemeliharaan tanaman pertanian dan ternak kambing sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan mereka. Metode yang digunakan adalah melalui metode partisipatif, sehingga kelompak sasaran lebih aktif dalam kegiatan ini yang meliputi penyuluhan dan bimbingan teknik di lapangan. Hasil yang diperoleh dari kegiatan ini menunjukkan bahwa motivasi khalayak sasaran cukup baik, hal ini tercermin dari kehadiran mengikuti penyuluhan, aktifitas berdiskusi serta realisasi pelaksanaan program tumpang sari, perbaikan kandang dan lainya cukup baik. Namun kemampuan teknis beternak kambing meliputi pemilihan bibit pemberian pakan pencegahan penyakit, dan pemasaran hasil masih rendah. Hasil yang dicapai dalam hal pertambahan bobot badan ternak contoh belum begitu tinggi. Kesimpulannya peningkatan pendapatan keluarga yang optimal juga belum begitu terwujud sebagai akibat dari pemeliharaan ternak kambing

    Biokonversi Pelepah Daun Nipah Menggunakan Jamur Tiram Putih Ditinjau Dari Komposisi Kimia dan Kecernaan Serat

    Get PDF
    The study aims to determine the chemical composition and digestibility of midrib palm leaves from bioconversion results. Solid bioconversion using white oyster mushroom inoculum as a starter. This study used a completely randomized design (RAL) with 6 treatments and 3 replications. As a treatment  the white oyster mushroom inoculum consisted of 6 levels, namely 0g (with inoculum), 5g, 10g, 15g, 20g and 25g kg-1 substrate. The variables measured are the chemical composition and digestibility of nipah leaf midrib fiber bioconversion products. The results showed that organic matter content, ADF digestibility and nipah leaf midrib cellulosa bioconversion results were significantly different (P0.05) due to the levels of white oyster mushroom inoculum. The best digestibility occurred at the levels of white oyster mushroom inoculum 20g kg-1 substrate with acid digestibility fiber 27,31% and cellulose 31,08%. It can be concluded thah the level of white oyster mushroom inoculum 20g kg-1 substrate for nipah leaf midrib bioconversion results is the best

    Pengaruh Level Inokulum Jamur Tiram Putih Terhadap Kandungan Fraksi Serat Pelepah Nipah

    Get PDF
    Pelapah nipah merupakan salah satu pakan alternatif yang belum dimanfaatkan secara luas oleh petani sebagai pakan ruminansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan serat pelapah nipah yang difermentasi dengan jamur tiram putih. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan dalam penelitian ini adalah inokulum jamur tiram putih dengan 5 level yaitu 0g (tanpa inokulum), 5g, 10g, 15g, 20g/kg substrat. Variabel yang diteliti adalah kandungan serat detergent neutral (NDF), serat detergent asam (ADF), dan hemiselulosa pelepah nipah hasil fermentasi. Penelitian ini memberi gambaran yang berbeda nyata (P0,05) kandungan hemiselulosa pelepah nipah yang difermentasi. Hasil Biofermentasi terbaik diperoleh pada jamur tiram putih 15g/kg substrat yaitu 78,40% untuk kandungan NDF 63,32% untuk ADF dan 15,08% untuk kandungan hemiselulosa

    PENGARUH PENAMBAHAN Effective Microorganism 4 (EM4) TERHADAP KUALITAS KOMPOS CAMPURAN FESES SAPI DAN PELEPAH SAWIT

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan dosis EM4 terhadap kualitas kompos yang menggunakan feses sapi dan pelepah sawit. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 pelakuan dan 4 ulangan. Perlakuan terdiri dari A0= feses sapi 50% + pelepah sawit 45% + urea 1% + dedak 4%, A1= feses sapi 50% + pelepah sawit 45% + urea 1% + dedak 4% + EM4 1%, A2= feses sapi 50% + pelepah sawit 45% + urea 1% + dedak 4% + EM4 2%, A3= feses sapi 50% + pelepah sawit 45% + urea 1% + dedak 4% + EM4 3%. Peubah yang diamati yaitu sifat fisik (warna, bau dan tekstur), suhu, pH, penyusutan dan unsur hara (C, N, P, K) dan C/N rasio. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa kompos dengan penambahan EM4 berpengaruh sangat nyata (P0.05) terhadap kandungan K. Kesimpulan penelitian ini bahwa pembuatan kompos dengan kategori baik pada penambahan EM4 1%, 2% dan 3% terhadap sifat fisik (warna, bau, dan tekstur), untuk kandungan unsur hara kompos dengan penambahan 1% (C,N,P, K dan rasio C/N), penyusutan dan pH sudah memenuhi standar SNI (19-7-030-2004)

    INCREASED YIELD AND NUTRITIONAL VALUE OF KUMPAI GRASS (Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Nees.) WITH ARBUSCULAR MYCORRHIZAL FUNGI AND ORGANIC FERTILIZER IN RED-YELLOW PODZOLIC SOIL

    Get PDF
    Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) can help plants by improving the uptake of low P availability acidsoils. Organic fertilizers can effect the physical, chemical and biological soil. The purpose of this research is tostudy and determine the effect of AMF and organic fertilizer on increasing yield and nutritional value of kumpaigrass in red-yellow podzolic acid soils. The study design used a completely randomized 5 x 3 factorial pattern andrepeat three times. Two factors as treatment: AMF and organic fertilizer. AMF usage consisted of three levels:control (0 g/pot), AMF (10 g/pot) and AMF (20 g/pot). The organic fertilizer usage consisteds of five levels:control (0 %), manure (50 %), manure (100 %), compost (50 %) and compost (100 %). Variables measuredincluded the width of leaves, plant length, number of tillers, the yield of forage dry matter, crude protein,phosphorus, dry matter and organic matter digestibility. The results showed that the AMF and organic fertilizer hada highly significant (P<0.01) effect for all observed variables. The interaction AMF and organic fertilizers hadsignificant effect on crude protein, phosphorus and organic matter digestibility

    PRODUKTIVITAS RUMPUT HYMENACHNE AMPLEXICAULIS (RUDGE) NEES BERBASIS PUPUK KOMPOS DI TANAH ULTISOL SEBAGAI HIJAUAN PAKAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan pupuk kompos dan mendapatkan dosis terbaik terhadap pertumbuhan dan hasil bahan kering rumput kumpai (hymenachne amplexicaulis (rudge) Nees) di tanah ultisol. Penelitian ini dilaksanakan dilahan Laboratorium Budidaya Ternak dan Hijauan  serta Laboratorium Analisis Fakultas Peternakan Universitas Jambi. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah dosis pupuk kompos K0= 0 Kg/petak, K1= 4 Kg/petak, K2= 8 Kg/petak, K3= 12 Kg/petak. Peubah yang diamati pada penelitian ini meliputi tinggi tanaman, jumlah anakan, hasil bahan kering hijauan, dan berat bahan kering akar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kompos berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap panjang tanaman dan jumlah anakan serta berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap hasil bahan kering hijauan, dan berat kering akar.  Hasil terbaik yaitu pada perlakuan K3 dengan dosis pemberian pupuk kompos (30 Ton/ha atau setara dengan  12   Kg kompos/petak) mampu menghasilkan panjang tanaman 84,77 cm/petak,  kemudian jumlah anakan sebanyak 236,80 anakan/petak, lalu , hasil komulatif bahan kering hijauan sebesar 5,678 kg/petak, dan bahan kering akar sebesar 214 g/rumpun

    Pengaruh Kompos terhadap Kecernaan Bahan Kering dan Organik Rumput Hymenachne amplexicaulis (Rudge) Nees

    Get PDF
    Compost fertilizer can overcome the problems found in red-yellow podzolic soil, namely the low availability of nutrients and less able to hold water. The purpose of this research was to prove the impact of composting on dry matter and organic matter digestibility of kumpai grass planted on red-yellow podzolic soil. The research design used was a randomized block design (RAK) with 4 treatments and 5 replications, namely K0 (control) = 0 Kg/4m2, K1 = 4 Kg/4m2, K2 = 8 Kg/4m2, K3 = 12 Kg/4m2. The observed variables were pH (degree of acidity) of the supernatant, dry matter digestibility (KcBK), and organic (KcBO). Based on the analysis variance or variance, it showed that the application of compost had no significant effect (P>0,05) on the pH value of the in vitro supernatant, but it had a very significant effect (P<0,01) on the dry matter and organic digestibility of kumpai grass. Based on Duncan’s real distance difference test, the compost treatment of 12 Kg/4m2, showed the highest dry matter and organic matter digestibility compared to the compost treatment of 0 Kg/4m2, 4 Kg/4m2, and 8 Kg/4m2, namely 43,04% and 44,32%
    corecore