17 research outputs found

    Alat Pengukur Kekasaran Permukaan Jalan (Naasra Roughness Meter) Yang Terhubung Serial Ke IBM-PC

    Get PDF
    Jalan adalah sarana transportasi darat, berfungsi menunjang pergerakan arus lalu-lintas, sekaligus meningkatkan arus komunikasi di semua bidang, dengan demikian maka perekonomian akan meningkat. Untuk memenuhi terpeliharanya jalan yang baik, maka secara periodik kemunduran fungsional maupun kemunduran struktural jalan perlu dideteksi. Untuk itu diperlukan alat pengukur kekasaran jalan guna mengetahui kondisi jalan dan penyusunan rencana program lebih lanjut. Alat pengukur kekasaran jalan yang ada saat ini seperti NAASRA ROUGHNESS METER yang didatangkan dari luar negeri bekerja secara mekanis, sedangkan alat pengukur kekasaran jalan yang dikembangkan pada tugas akhir ini bekerja secara elektronik, memungkinkan pendataan dan pencatatan lebih efektif dan akurat

    Analysis of Performance Losses Related to Shaft Angle on Fishing Boats Using the Free Running Model Test Method

    Get PDF
    Several traditional fishing boats in Sendang Biru, Malang Regency are of the sekoci type using an inboard engine drive system with the position of the propeller shaft installed at an angle to the ship's base line. Based on the theory can reduce the performance of the ship propulsion system up to (2-3)%. In this research, we analyzed how much performance was lost/decreased on the lifeboat type fishing boats installed above. The method we use is the Free Running Model Test by making a model of a traditional fishing boat type of lifeboat with a model size of Loa = 100 cm, Lwl = 80.72 cm, B = 19.7 cm, H = 10.68 cm and T = 5, 08 cm made of aluminum sheet. The Free Running Model Test uses 1 motor and propeller which has a thrust of 60 watts, remote control equipment uses the main component of the NRF24L01 transceiver which works at a frequency of 2.4 Ghz with a range of 240 meters to 1 kilometer with conditions without obstacles and camera equipment drone to record the track. The results of this study show that there is a decrease/loss of performance at a 3-degree angle of 0.24%, at a 5-d. gree angle of 0.49%, at a 10-degree angle of 2.52%, at a 15-degree angle of 4.41% and at an angle of 20 degrees of 6.48%

    ANALISA KERUGIAN KINERJA TERKAIT SUDUT POROS PADA KAPAL NELAYAN DENGAN METODE FREE RUNNING MODEL TEST

    Get PDF
    Beberapa kapal nelayan tradisional di Sendang Biru, Kabupaten Malang jenis sekoci menggunakan sistem penggerak dalam (inboard engine) dengan posisi poros propeller terpasang membentuk sudut (angle) terhadap garis dasar (base line) kapal. Berdasarkan teori dapat menurukankan kinerja sistem penggerak kapal sampai dengan (2-3)%. Pada penelitian ini kami melakukan analisa seberapa besar penurunan/kehilangan kinerja pada kapal nelayan jenis sekoci yang pemasangannya tersebut diatas. Metode yang kami gunakan adalah Free Running Model Test dengan membuat model kapal nelayan tradisional jenis sekoci dengan ukuran model Loa =100 cm, Lwl = 80,72 cm, B = 19,7 cm, H = 10,68 cm dan T = 5,08 cm yang terbuat dari bahan aluminium sheet. Free Running Model Test menggunakan 1 buah motor dan propeller yang memiliki daya dorong sebesar 60 watt, peralatan kontrol jarak jauh menggunakan komponen utama transceiver NRF24L01 yang bekerja pada frekuensi 2,4 Ghz dengan jarak jangkau 240 meter sampai 1 kilometer dengan kondisi tanpa halangan dan alat camera drone untuk merekam lintasan. Hasil penelitian ini di ketahui terjadi penurunan/kehehilangan kinerja pada sudut 3 deraat sebesar r 0,24%, pada sudut 5 deraat sebesar 0,49%, pada sudut 10 deraat sebesar 2,52%, pada sudut15 deraat sebesar 4,41% dan pada sudut 20% deraat sebesar 6,48

    Perancangan Fish Aggregating Devices (FAD) Sekaligus Sebagai Liferaft Untuk Mendukung Kapal Ikan Berkelanjutan Di Indonesia

    Get PDF
    Ketersediaan peralatan keselamatan standard di atas kapal ikan di Indonesia masih menjadi permasalahan yang perlu segera diatasi. Tingginya resiko dan tingkat kecelakaan kerja di sektor ini dikhawatirkan mengurangi minat generasi muda menjadi nelayan, dan akhirnya membahayakan keberlanjutan sektor perikanan di masa yang akan datang. Salah satu peralatan keselamatan standard yang harus ada di atas kapal adalah Liferaft, yang berfungsi sebagai rakit penolong bagi awak kapal ketika kapal mengalami kecelakaan dan tenggelam. Salah satu alasan nelayan untuk tidak menyediakan liferaft diatas kapal adalah nelayan beranggapan bahwa beberapa peralatan yang selama ini telah ada di atas kapal dapat difungsikan sebagai peralatan keselamatan, seperti rakitsederhana yang difungsikan sebagai dudukan genset dan lampu untuk memikat ikat supaya muncul ke permukaan atau yang dikenal dengan istilah Fish Aggregating Devices (FAD). Penelitian ini bertujuan untuk merancang sebuah alat apung untuk penempatan FAD dimana alat apung ini juga sekaligusdapat berfungsi sebagai liferaft yang memenuhi standard alat keselamatan pelayaran serta mempunyai biaya operasional yang murah. FAD di rancang menggunakan buoyancy dari polyurethane yang di lapis dengan FRP dan menggunakan lampu LED yang sumber energinya dari panel surya (solar cells).Liferaft dibuat dari polyurethane yang di lapis dengan FRP yang memenuhi standar Solas 74/96, LSA Code and IMO 81 (70) yang berbentuk persegi panjang dengan ukuran 1,2 x 0,9 meter dengan penampang persegi panjang ukuran 0,25 x 0,25 meter. Liferaft mempunyai daya apung (buoyancy) sebesar 138,32 kgsehingga bias fungsi sebagai buoyant apparatus yang mampu menahan beban sampai dengan 6 ABK kapal nelayan. Fish Aggregating Devices (FAD) terdiri dari rumah panel yang berisi battery dan solar charge controller berbentuk kotak yang mempunyai dimensi 0,6 x 0,3 x 0,7 meter serta menggunakanpanel surya (solar cells) 50 WP dengan ukuran 600 x 530 x 20 mampu untuk mengisi batterai (accu) 12v, 18 Ah yang bisa digunakan untuk lampu FAD dengan menggunakan lampu LED total 20 Watt dan bisa menyala 9 – 10 jam sesuai dengan lamanya nelayan mencari ikan. Kata kunci—Kecelakaan; Nelayan; Lifecraft; FA

    PERANCANGAN ELECTRIC FISH AGGREGATING DEVICE LIFERAFT (e-FADL) YANG DAPAT DIKENDALIKAN JARAK JAUH

    Get PDF
    Faktor ekonomis dan faktor keselamatan adalah hal yang perlu mendapatkan perhatian penting bagi nelayan tradisional pada saat berlayar. Pada penelitian ini dibuatlah FAD yang sekaligus dapat difungsikan sebagai peralatan keselamatan (liferaft) dan dapat dikendalikan jarak jauh yang diberi nama e-FADL (Electric Fish Aggregating Device and Liferaft). Penelitian ini merupakan perbaikan dari penelitian sebelumnya dari sisi disain, berat dan buoyancy-nya dan adanya penambahan sistem kendali jarak jauh agar nelayan dapat menempatkan FAD tersebut ke tempat-tempat tertentu. FAD didisain dengan menggunakan material PVC yang ditopang oleh konstruksi pipa 8 inc yang sekaligus difungsikan sebagai liferaft. Sumber energi listrik untuk penerangan dan penggerak diperoleh dari panel surya. Peralatan kontrol jarak jauh menggunakan komponen utama transceiver NRF24L01 yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz. Hasil penelitian diperoleh e-FADL dapat digunakan sebagai FAD dengan penerangan lampu 12V/20watt mampu menyala selama 9-10 jam sesuai dengan lamanya nelayan mencari ikan. Mampu dijalankan dan dikendalikan jarak jauh menggunakan remote dengan jarak maksimal 270m dengan kecepatan 6,5Km/jam. Mempunyai daya apung (buoyancy) sebesar 84,45 kg, sehingga dapat difungsikan sebagai liferaft mampu menahan beban maksimum 5 ABK. Berdasarkan hasil pengujian model menunjukan bahwa liferaft mampu berfungsi sesuai standar Solas 74/96, LSA Code and IMO 81 (70)

    PERANCANGAN ELECTRIC FISH AGGREGATING DEVICE LIFERAFT(e-FADL) YANG DAPAT DIKENDALIKAN JARAK JAUH

    Get PDF
    Faktor ekonomis dan faktor keselamatan adalah hal yang perlu mendapatkan perhatian penting bagi nelayan tradisional pada saat berlayar. Pada penelitian ini dibuatlah FAD yang sekaligus dapat difungsikan sebagai peralatan keselamatan (liferaft) dan dapat dikendalikan jarak jauh yang diberi nama e-FADL (Electric Fish Aggregating Device and Liferaft). Penelitian ini merupakan perbaikan dari penelitian sebelumnya dari sisi disain, berat dan buoyancy-nya dan adanya penambahan sistem kendali jarak jauh agar nelayan dapat menempatkan FAD tersebut ke tempat-tempat tertentu.FAD didisain dengan menggunakan material PVC yang ditopang oleh konstruksi pipa 8 inc yang sekaligus difungsikan sebagai liferaft. Sumber energi listrik untuk penerangan dan penggerak diperoleh dari panel surya. Peralatan kontrol jarak jauh menggunakan komponen utama transceiver NRF24L01 yang bekerja pada frekuensi 2,4 GHz.Hasil penelitian diperoleh e-FADL dapat digunakan sebagai FAD dengan penerangan lampu 12V/20watt mampu menyala selama 9-10 jam sesuai dengan lamanya nelayan mencari ikan. Mampu dijalankan dan dikendalikan jarak jauh menggunakan remote dengan jarak maksimal 270m dengan kecepatan 6,5Km/jam. Mempunyai daya apung (buoyancy) sebesar 84,45 kg, sehingga dapat difungsikan sebagai liferaft mampu menahan beban maksimum 5 ABK. Berdasarkan hasil pengujian  model menunjukan bahwa liferaft mampu berfungsi sesuai standar Solas 74/96, LSA Code and IMO 81 (70)

    Modeling of Automatic Door at Railroad Crossing Without Guard Based on Internet of Things in Indonesia

    Get PDF
    Railroad crossings without doors and guarding are the cause of accidents between vehicles with trains other than human factors, and in Java, Indonesia has 6,000 level crossings. The solution that can be done is to install a door, but if a door is installed, a guard is needed to operate the door, this will cause new problems, namely employment. So the right solution is to design an automatic door, this study aims to create a sensor-based automatic door model and Internet of Things (IoT). The design of a miniature model of automatic railroad doorstop using SG90 9g micro servo with TCRT-5000 sensor based on Arduino Uno ATmega 328 microcontroller. The sensor is used to detect the position of the train, in miniatures that have been made using 2 TCRT-5000 sensors. The function of each sensor is to detect the arrival of the train, activate the speed and detection system that the train has passed through the doorstop. Miniature door bars are driven by 9g SG90 micro servo. Computer monitors in miniatures can function properly, which is capable of displaying train speed and waiting time for train arrival. The results of the miniature performance test for all supporting components can function optimally, namely the TCRT-5000 sensor can function and be accurate in detecting the position of the train and servo that move according to the miniature system program

    DETEKSI CACAT PADA MATERIAL BAJA MENGGUNAKAN ULTRASONIK NON-DESTRUCTIVE TESTING DENGAN METODE CONTINUOUS WAVELET TRANSFORM

    Get PDF
    Ultrasonik Non-Destructive Testing (NDT) adalah salah satu teknik pengujian material tanpa merusak benda uji melalui pantulan gelombang ultrasonik. Pengujian ini dilakukan untuk mendeteksi adanya cacat (flaw) atau retak (crack) pada material secara dini, dan menghindari kegagalan saat digunakan. Propagasi gelombang ultrasonik didalam struktur baja mengalami pemantulan atau pembelokan pada saat mengenai medium dengan indek yang berbeda. Propagasi gelombang ultrasonik tersebut kemudian diekstrak menggunakan metode Continuous Wavelet Transform (CWT) untuk merepresentasikan permukaan material yang didasarkan pada frekuensi dan waktu pantul/belok sebagai dasar jarak keberadaan rongga (cacat). CWT mempunyai keunggulan pada proses analisis sinyal yang lebih cepat dibandingkan dengan metode lain seperti transformasi fourier dan mempunyai kemampuan untuk mentransformasikan sinyal nonstasioner dalam domain waktu-frekuensi. Material uji yang digunakan pada penelitian ini adalah baja rendah karbon (steel 1020) , sedangkan peralatan penunjang utama yang digunakan adalah probe ultrasonik tipe pulse-echo single probe 4MHz. Software utama yang digunakan untuk pengolahan sinyal pada penelitian ini adalah DELPHI. Dari hasil analisis sinyal diketahui bahwa NDT dengan metode CWT mampu merekonstruksi cacat material dengan baik. Kata kunci : Ultrasonik NDT, Flaw, Crack, Pulse-echo, Continuous Wavelet Transform

    Implementasi Murray-Varley Bridge Berbasis Mikrokontroler untuk Mendeteksi Letak Hubung Singkat (Short Circuit) Kabel Listrik

    No full text
    Korsleting atau hubung singkat (short circuit)adalah salah satunya jenis gangguan yang terjadi pada kabellistrik. Hubung singkat kabel listrik mampu memicu terjadinyaledakan bahkan kebakaran hebat. Investigasi atas suatu kasuskebakaran perlu dilakukan oleh pihak terkait untuk menemukanakar penyebab terjadinya kebakaran yang membutuhkan waktucukup lama (kurang lebih tiga bulan). Hal ini disebabkan karenasumber daya investigasi yang digunakan masih berupa peralatansederhana dan terbatas. Pada penelitian ini dibahas mengenaiimplementasi sebuah sistem berbasis mikrokontroler yangmampu mendeteksi jarak atau letak hubung singkat kabel listriksebagai penyebab utama terjadinya kebakaran dengan metodeMurray-Varley Bridge. Dari hasil dan pembahasan didapatkanbahwa pendeteksian letak hubung singkat kabel listrik dengansistem ini dapat dilakukan secara cepat, praktis dan memilikirata-rata tingkat akurasi sebesar 99.08 % dengan rata-ratatingkat kesalahan (error) sebesar 0.92 %. Error tersebutdihasilkan karena adanya resistansi internal yang terdapat padasetiap komponen di dalam sistem
    corecore