27 research outputs found
ANALYSIS OF THE RELATIONSHIP BETWEEN HUMAN RESOURCES INVESTMENT AND ECONOMIC GROWTH IN INDONESIA
The aims of this research is to analysis the relationship of human resources investment on economic growth in short term and long term condition. Human resources investment in this study proxies by the government expenditure on education and health. The data are taken from 1995 – 2015 in Indonesia. The study used Vector Error Correction Model (VECM) to analyse the data, and the result clearly stated that the government expenditure on education has positive relationship in short term but the government expenditure on health has negative relationship. In the long term, government expenditure on health is the only one variable that has a negative relationship with the economic growth in Indonesia.
Keywords : Human Resources Investment, Government Expenditure on Education, Government Expenditure on Health, Economic Growth, Vector Error Correction Mode
PERSEPSI TENTANG ANEMIA GIZI PADA REMAJA PUTRI PENDERITA ANEMIA DI SMAN 10 MAKASSAR
Anemia gizi merupakan kelainan gizi yang paling sering ditemui di negara berkembang dan bersifat epidemik. Anemia gizi umumnya terjadi pada perempuan dalam usia reproduktif dan anak-anak. Keadaan ini membawa efek keseluruhan terbesar dalam hal gangguan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi tentang anemia gizi pada remaja putri penderita anemia. Teknik pengumpulan data melalui metode wawancara mendalam, serta focus group discussion (FGD). Selain itu juga dilakukan member check untuk validasi data. Secara keseluruhan, informan penelitian ini terdiri atas 28 orang. Instrumen yang digunakan adalah pedoman wawancara, alat perekam, serta alat tulis. Data yang telah diperoleh dianalisis secara tematik. Hasil penelitian ini menunjukkan masih banyak persepsi keliru tentang anemia gizi di kalangan remaja putri. Lebih jauh, bahkan remaja tidak meyadari bahwa mereka menderita anemia meskipun hasil tes kadar Hb mereka menunjukkan angka di bawah standar
Transformational Leadership and Psychological Empowerment in Malaysian Public Universities: A Review Paper
The purpose of this article paper is to review empirical research on the relationship between transformational leadership and psychological empowerment of academic staff in the Malaysian Public Universities. The study is aimed at reviewing the existing literature and specify the agenda for future research in this area. Specifically, the published English language articles that investigated the relationship between transformational leadership and psychological empowerment were retrieved from the computerized databases and a manual search. It is observed that, previous research studies have empirically and otherwise confirmed the existing relationship between transformational leadership and psychological empowerment. However, further investigation is needed on how transformational leadership influence psychological empowerment in the higher education context, especially in the Malaysian higher education context. The paper concludes with suggestions that, the leadership of the Malaysian public universities need to focus on enhancing the level of psychological empowerment among academic staff so as to promote their workplace behaviors, which, in turn, will enhance the performance and effectiveness of Malaysian public universities. Keywords: Transformational Leadership, Psychological Empowerment, Malaysian Higher Educatio
Characteristics of the prophetic interfaith dialogue: foundation for contemporary interfaith dialogue enterprise
This study extracts the main characteristics of the interfaith dialogue that had been carried out during the Prophet Muhammad’s lifetime from six models of interfaith dialogue during that time. The six models are based on engagements of the Prophet Muhammad in six different occasions, in both, Meccan and Medinan periods: dialogues with ‘Abd Allah ibn Salam, Najashi of Abyssinia, Christians of Najran, antagonistic Jews of Medina, Heraclius of Byzantine Empire and Khosrow of Sassanian Empire. Analysis of this study has employed the historical hermeneutics of Ibn Khaldun (1332-1406) to unveil the underlying contexts of the six Prophetic interfaith dialogue models. On the other hand, the derivation of the Prophetic interfaith dialogue characteristics is based on observation of the salient features applied in all the models of Prophetic interfaith dialogue. The study concludes that all the Prophetic interfaith dialogue was carried out in the spirit that dialogue is a form of daʻwah. Among the characteristics of this Prophetic interfaith dialogue models, ‘principle-centred’ is the most consistent. Other characteristics are clarity and precision, openness and respect, confidence and non-arrogance, non-evasion and peaceful co-existence
Transformational leadership and organizational commitment: Moderator role of pesantren employee job satisfaction
This study aimed to determine the level of transformational leadership style, employee job satisfaction, and organizational commitment in pesantren (Islamic boarding school) and assess the role of job satisfaction as a mediator in the relationship between transformational leadership style and organizational commitment. The study used the quantitative method by surveying 556 educators from each Darunnajah Islamic boarding school branch in Indonesia. Information examination utilized numerous relapse investigation to test the inquire about theory and progressive relapse examination to test the intervention speculation. The study found that transformational authority, representative work fulfillment, and organizational commitment at Islamic boarding schools were more than direct. In expansion, representative work fulfillment can intercede between transformational authority and organizational commitment
PANDANGAN PARA PIMPINAN MAJELIS TARJIH DAN TAJDID PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG WAKAF' TUNAI
Perubahan rumusan hukum Islam (fikih) dalam konteks kekinian dan kemodernan dewasa ini merupakan suatu keharusan yang tidak bisa dihindari. Problematika kehidupan umat manusia yang semakin rumit dan kornpleks tentunya memerlukan solusi hukum Islam secara efektif sejalan dengan perkembangan dan kemajuan dunia modern. Tidak terkecuali dalam hal pemahaman dan implementasi hukum wakaf sebagai salah satu produk hukum Islam. Salah satu wacana baru kaitannya dengan wakaf adalah konsep tentang wakaf tunai. Banyak kalangan menilai bahwa wakaf tunai sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia dalam rangka mewujudkan kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat Muslim. Akan tetapi pada kenyataannya, konsep ini belurn mampu disosialisasikan secara baik kepada masyarakat. Selama ini, pemahaman mayoritas umat Islam di Indonesia tentang praktek wakaf masih terbatas pada wakaf konsumtif saja, bukan wakaf produktif (yang salah satu konsepnya adalah wakaftunai).
Melihat persoalan di atas, menarik untuk mengetahui bagaimana pandangan para pimpinan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2005-2010 tentang wakaf tunai, berikut dalil yang digunakan dalam istinbat hukum serta kemungkinan pengembangannya di Indonesia. Sebab hingga sekarang, belum ada putusan hasil Musyawarah Tarjih maupun fatwa berkenaan dengan hal tersebut. Padahal majelis ini merupakan lembaga ijtihad Muhammadiyah, organisasi modernis terbesar di Indonesia yang dipandang sukses dengan produk-produk sosial keagamaannya.
Dikarenakan persoalan ini merupakan salah satu kajian hukum Islam, maka yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan normatif, yaitu pendekatan dengan menggunakan teori, pendapat dan pemikiran yang diakui keberadaannya dalam usul fikih. Teori-teori yang digunakan diantaranya adalah: (1) al-maslabah al-mursalah (2) hukum sebagai alat rekayasa sosial (law as a tool of social engineering). Tujuannya untuk menganalisis pandangan serta dalil yang digunakan para pimpinan Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat Muhammadiyah Periode 2005-2010, dalam istinbat hukum mengenai wakaftunai. Berdasarkan pendekatan yang digunakan, maka dapat diketahui bahwa para pimpinan Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah Periode 2005-2010 memandang wakaf tunai sebagai suatu strategi baru untuk mengumpulkan harta wakaf dari orang kaya atau berkecukupan (waqif), dengan cara menyerahkan sebagian dari kekayaannya dalam bentuk uang tunai atau benda bergerak hrinnya yang tahan lama, bermanfaat dan produktif sesuai tujuan wakaf Hukumnya adalah boleh (jawaz) dan sah. Hal tersebut dilandasi oleh beberapa pertimbangan berikut: pertama, wakaftunai merniliki kemaslahatan (manfaat) yang sangat besar dalam upaya pengembangan harta wakaf ke arah yang Iebih produktif Kedua, tuntutan pembaharuan dan pernbahan hukum Islam di Indonesia