4 research outputs found
KONSEP PENERAPAN AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM (ATCS) UNTUK KABUPATEN KUBU RAYA
Developments in urban planning and infrastructure development are still ongoing and being improved, which makes it challenging to handle transportation problems optimally. The transportation problem currently being faced is traffic jams. This study proposes implementing an Area Traffic Control System (ATCS) to overcome transportation problems at signalized intersections in Kubu Raya Regency. ATCS was implemented at Simpang 4 Major Alianyang-Adi Sucipto and Simpang 4 Major Alianyang-Raya Kapur Village. The method used to analyze intersection performance is MKJI 1997. The survey was carried out at peak hours on Wednesday and Saturday. Based on the results of the analysis using PTV VISSIM Software after implementing ATCS at the Major Alianyang-Adi Sucipto Intersection 4, it had a delay of 11,80 seconds with LOS B, and the Major Alianyang-Raya Intersection, Kapur Village, had a delay of 127,35 seconds with LOS F.
ABSTRAK
Perkembangan dalam pembangunan tata kota maupun infrastruktur masih terus berlangsung dan ditingkatkan, hal ini menyebabkan penanganan permasalahan transportasi sulit berjalan optimal. Permasalahan transportasi yang sedang dihadapi adalah kemacetan lalu lintas. Tujuan dari studi ini adalah memberikan konsep penerapan Area Traffic Control System (ATCS) untuk mengatasi permasalahan transportasi pada simpang bersinyal di Kabupaten Kubu Raya. Konsep penerapan ATCS dilakukan pada Simpang 4 Major Alianyang–Adi Sucipto dan Simpang 4 Major Alianyang–Raya Desa Kapur. Metode yang digunakan untuk menganalisis kinerja simpang adalah MKJI 1997. Survei dilakukan pada jam puncak hari Rabu dan Sabtu. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Software PTV VISSIM setelah penerapan ATCS pada Simpang 4 Major Alianyang–Adi Sucipto memiliki tundaan 11,80 detik dengan LOS B dan Simpang 4 Major Alianyang–Raya Desa Kapur memiliki tundaan 127,35 detik dengan LOS F
KONSEP PENERAPAN AREA TRAFFIC CONTROL SYSTEM (ATCS) UNTUK KABUPATEN KUBU RAYA
Developments in urban planning and infrastructure development are still ongoing and being improved, which makes it challenging to handle transportation problems optimally. The transportation problem currently being faced is traffic jams. This study proposes implementing an Area Traffic Control System (ATCS) to overcome transportation problems at signalized intersections in Kubu Raya Regency. ATCS was implemented at Simpang 4 Major Alianyang-Adi Sucipto and Simpang 4 Major Alianyang-Raya Kapur Village. The method used to analyze intersection performance is MKJI 1997. The survey was carried out at peak hours on Wednesday and Saturday. Based on the results of the analysis using PTV VISSIM Software after implementing ATCS at the Major Alianyang-Adi Sucipto Intersection 4, it had a delay of 11,80 seconds with LOS B, and the Major Alianyang-Raya Intersection, Kapur Village, had a delay of 127,35 seconds with LOS F.
ABSTRAK
Perkembangan dalam pembangunan tata kota maupun infrastruktur masih terus berlangsung dan ditingkatkan, hal ini menyebabkan penanganan permasalahan transportasi sulit berjalan optimal. Permasalahan transportasi yang sedang dihadapi adalah kemacetan lalu lintas. Tujuan dari studi ini adalah memberikan konsep penerapan Area Traffic Control System (ATCS) untuk mengatasi permasalahan transportasi pada simpang bersinyal di Kabupaten Kubu Raya. Konsep penerapan ATCS dilakukan pada Simpang 4 Major Alianyang–Adi Sucipto dan Simpang 4 Major Alianyang–Raya Desa Kapur. Metode yang digunakan untuk menganalisis kinerja simpang adalah MKJI 1997. Survei dilakukan pada jam puncak hari Rabu dan Sabtu. Berdasarkan hasil analisis menggunakan Software PTV VISSIM setelah penerapan ATCS pada Simpang 4 Major Alianyang–Adi Sucipto memiliki tundaan 11,80 detik dengan LOS B dan Simpang 4 Major Alianyang–Raya Desa Kapur memiliki tundaan 127,35 detik dengan LOS F
STUDI PENANGANAN JALAN KABUPATEN BERBASIS METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DI KABUPATEN KUBU RAYA
Kabupaten Kubu Raya memiliki luas wilayah 70 kali lebih luas dari Kota Pontianak dan letak geografis yang dipisahkan oleh sungai menyebabkan kegiatan penanganan jalan sulit berjalan optimal. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis dan mendapatkan urutan prioritas penanganan jalan Kabupaten. Untuk menentukan urutan prioritas pemeliharaan jalan digunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP). Beberapa kriteria yang dibandingkan (tingkat kepentingannya) adalah kondisi jalan, alokasi anggaran, tata guna lahan, volume lalu lintas, dan faktor kebijakan. Dalam penelitian ini perhitungan bobot prioritas penanganan jalan menggunakan software expert choice. Dengan menggunakan metode AHP maka urutan prioritas penanganan jalan di Kabupaten Kubu Raya berdasarkan nilai bobot tertinggi sampai dengan bobot terendah adalah ruas jalan Rasau Jaya – Parit Sarem bobot 15,40%, ruas jalan Sungai Kakap – Tanjung Intan bobot 10,70%, ruas jalan Cendana bobot 8,70%, ruas jalan Sekunder C – Bintang Mas I bobot 7,40%, ruas jalan Kuala Dua – Parit Ngabeh bobot 6,70%, ruas jalan Bhakti bobot 6,50%, ruas jalan Batu Ampar – Karang Anyar bobot 6,40%, ruas jalan Madusari bobot 6,10%, ruas jalan Pinang Luar – Pinang Dalam bobot 6,00%, ruas jalan Sungai Kerawang – Muara Tiga bobot 6,00%, ruas jalan Air Putih - Ambawang bobot 5,80%, ruas jalan Supadio – Sekunder C bobot 5,70%, ruas jalan Hutan Kota - Sekunder C bobot 5,00%, dan urutan terakhir adalah ruas jalan Kampung Baru - Air Putih bobot 3,60%
Pelatihan Desain Kemasan Produk dan Media Pemasaran Online UMKM di Kelurahan Kukusan, Kota Depok
The coronavirus pandemic (COVID-19) is a problem that is being faced by more than 200countries around the world. Depok City is one of the cities in Indonesia that has been the worstaffected by COVID-19. The impact of this pandemic is not only on the health and social sectorsbut also in the economic sector of the community, especially for owners of Micro, Small andMedium Enterprises (MSMEs). Thematic-Based Service Learning Program (SLPT) IPB helpedMSMEs in Kukusan Village, Depok City, which were affected by the pandemic, to increase salesof MSME products by holding training on product packaging design and online marketing.Training on the theme of "Appropriate Use of Packaging", "Packaging Design", and "OnlineMarketing Strategy" was held with an online approach through the Whatsapp Group applicationand an offline approach with interviews and direct practice with selected MSMEs. Overall,Kukusan MSMEs already has good product quality, it just requires stronger branding to increasesales. With this training, MSME players can increase the attractiveness of their packaging andexpand product marketing. The training that has been carried out has provided benefits to MSMEsin Kukusan Village.
Keywords: MSMEs, training, design, packaging, marketin