Jurnal Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Tanjungpura
Not a member yet
919 research outputs found
Sort by
ANALISIS PENGARUH FAKTOR DRAINASE DAN CBR TERHADAP KINERJA PERMUKAAN JALAN (STUDI KASUS RUAS JALAN KELAM DAN JALAN DHARMA PUTRA)
Beberapa faktor penyebab kerusakan jalan antara lain kurang baiknya kondisi drainase dan daya dukung tanah yang rendah. Tujuan penelitian untuk menganalisis pengaruh kondisi drainase dan nilai daya dukung tanah terhadap kinerja permukaan jalan. Daerah penelitian berada di Kabupaten Sintang meliputi Jalan Kelam dan Jalan Dharma Putra. Kondisi permukaan jalan merupakan data sekunder berdasarkan hasil studi BAPPEDA Kabupaten Sintang (2023) metode International Roughness Index (IRI) aplikasi Roadroid. Kondisi permukaan jalan didapat kondisi baik 20 segmen (71,43%), kondisi sedang 6 segmen (21,43%), dan kondisi rusak ringan 2 segmen (7,14%). Kondisi drainase diperoleh dari survei lapangan dengan meninjau penilaian kondisi menurut Shahin (2005). Dari kondisi drainase didapat tingkat keparahan rendah 6 segmen (21,43%), kondisi sedang 8 segmen (28,57%), dan kondisi tinggi 14 segmen (50,00%). Nilai CBR didapat dengan melakukan pengujian DCP secara langsung ke lokasi penelitian. Dari nilai CBR didapat kondisi bagus 2 segmen (7,14%), kondisi baik 13 segmen (46,43%), kondisi sedang 9 segmen (32,14%), dan kondisi jelek 4 segmen (14,29%). Hasil analisis metode Regresi Logistik Ordinal pada IBM SPSS Statistics 25, digunakan nilai Pseudo R-Square yang menunjukkan Kondisi Drainase dan Nilai CBR mempengaruhi Nilai IRI sebesar 19,6%, sedangkan sisanya dipengaruhi variabel lain. Model yang didapatkan adalah 1()=1,386−0,8271(1)+0,3031(2)−2,4902(1)−0,4782(2)+0,7212(3) dan 2()=3,292−0,8271(1)+0,3031(2)−2,4902(1)−0,4782(2)+0,7212(3)
Penerapan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) Dalam Menentukan Prioritas Peningkatan Jalan Kabupaten di Kabupaten Sanggau
Kabupaten Sanggau merupakan salah satu daerah yang terletak di Provinsi Kalimantan Barat dengan ibu kotanya Kapuas. Dalam upaya meningkatkan infrastruktur jalan, Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Kabupaten Sanggau telah menerima tambahan Dana Bagi Hasil Sawit sebesar Rp21 miliar untuk Program Penanganan Jalan Kabupaten pada tahun 2024. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kriteria-kriteria yang digunakan dalam menentukan prioritas peningkatan jalan kabupaten dan menetapkan prioritas peningkatan jalan menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP). Kriteria yang diidentifikasi adalah tingkat aksesibilitas, kondisi jalan, tata guna lahan, biaya penanganan, dan volume lalu lintas rencana. Data yang telah diperoleh selanjutnya diolah menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP) dengan bantuan software super decisions. Hasil analisis memberikan pembobotan prioritas peningkatan jalan di Kabupaten Sanggau. Berdasarkan analisis, kondisi jalan memiliki bobot tertinggi (0,2540), diikuti oleh tingkat aksesibilitas (0,2228), volume lalu lintas (0,1273), tata guna lahan (0,0961), dan biaya penanganan (0,0917). Prioritas ruas jalan tertinggi adalah Jalan Sungai Kunyit – Sungai Ranas (0,1671), diikuti Jalan Sejuah – Noyan (0,1389), Jalan Sungai Mawang – Empaong (0,1383), Jalan Kedukul – Balai Sebut (0,1278), Jalan Bodok – Bonti (0,0896), Jalan Bonti – Bantai (0,0881), Jalan Tayan – Meliau (0,0692), Jalan Simpang Sanjan – Mengkiang (0,0677), Jalan Belangin – Kayu Tunu (0,0554), dan Jalan Embaong – Sungai Batu (0,0385). Kata Kunci: AHP, Peningkatan Jalan, Super Decisions
STUDI TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PERTAMBANGAN EMAS RAKYAT DI KECAMATAN MANDOR KABUPATEN LANDAK
Pertambangan Rakyat di Kecamatan Mandor Kabupaten Landak merupakan salah satu kegiatan pertambangan emas skala kecil yang dilakukan oleh kelompok masyarakat dengan teknik semprot dan sedot serta pengolahan emas dengan metode amalgamasi. bahaya dan risiko dapat terjadi pada setiap tahapan pekerjaan sehingga perlu dilakukan identifikasi potensi bahaya untuk memperoleh data likehood dan severity kemudian dilakukan pembobotan untuk mentukan rekomendasi pengendalian yang sesuai. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode HIRARC (Hazard Identification, Risk Assasment, and Risk Control). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan observasi langsung dilokasi penambangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa, risiko yang teridentifikasi sebayak 22 potensi bahaya yang mungkin terjadi, tingkat risiko dengan nilai tertinggi pada aktivitas penambangan dan pengolahan emas yaitu, pekerja tertimbun material (high risk) dan keracunan akibat penggunaan merkuri pada proses amalgamasi dan pembakaran amalgam (high risk). Rekomendasi pengendalian risiko berdasarkan hierarki pengendalian meliputi eliminasi, substitusi, teknis, administratif dan alat pelindung diri
ANALISIS KERUSAKAN PERMUKAAN JALAN BATAS KOTA SINGKAWANG - BENGKAYANG DENGAN METODE SURFACE DISTRESS INDEX (SDI) DAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)
Diantara Kota Bengkayang dan Kota Singkawang terdapat beberapa desa yang menjadikan jalan Batas Kota Singkawang – Bengkayang menjadi akses utama atau satu satunya sebagai jalur transportasi darat. Untuk itu kondisi permukaan jalan raya harus dilakukan pemeliharaan agar selalu dalam kondisi baik. Pada penelitian ini dilakukan analisa kerusakan permukaan jalan pada jalan Batas Kota Singkawang - Bengkayang yang bertujuan untuk menghasilkan nilai kerusakan dan jenis penanganan yang dibutuhkan untuk pemeliharaan jalan tersebut. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pengamatan secara visual dan pengukuran dimensi kerusakan secara langsung di lapangan untuk selanjutnya dilakukan proses pengolahan data menggunakan metode surface distress index (SDI) dan Pavement Condition Index (PCI). Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, ditemukan beberapa jenis kerusakan seperti retak memanjang, retak melintang, tambalan, retak kulit buaya, retak pinggir, dan lubang. Berdasarkan hasil analisa perhitungan bahwa berdasarkan metode SDI, kondisi baik sebesar 90.688 %, kondisi rusak ringan sebesar 8.529 % dan kondisi sedang sebesar 0.783 %. Sedangkan berdasarkan metode PCI, kondisi sempurna sebesar 77.677 %, kondisi sangat baik sebesar 18.307 %, kondisi baik sebesar 1.084 % dan kondisi sedang sebesar 2.932 %
ANALISIS KINERJA PINTU AIR TERHADAP TINGGI MUKA AIR DI LAHAN PERKEBUNAN DAERAH IRIGASI RAWA (D.I.R) (MEKAR SARI KECAMATAN SUNGAI RAYA KABUPATEN KUBU RAYA)
Lahan Rawa di Kalimantan Barat, khusunya Kabupaten Kubu Raya merupakan area yang potensial untuk berbagai jenis tanaman. Sebagian besar tanaman yang dibudidaya pada daerah ini adalah kelapa sawit. Dilakukannya penelitian ini bertujuan untuk menganalisis ketersediaan air, menganalisis kebutuhan air, analisis efektifitas pintu air dan nilai indeks. Metode Mock digunakan sebagai analisis ketersediaan air, hasil nilai koefisien kelapa sawit dan nilai evapotranspirasi untuk mencari kebutuhan air, hidrolika sebagai pengaturan pintu air dan penilaian indikator kerja saluran sebagai analisis indeks pintu. Dari hasil pengolahan data didapat kebutuhan bersih air kelapa sawit maksimum yakni 0,276 l/det.ha bulan Agustus dan kebutuhan air untuk luas lahan 34 hektar adalah 9,381 liter/detik. Hal ini menegaskan bahwa kebutuhan air bersih minimal 0,179 l/dtk.ha pada bulan November. Analisa imbangan air sebagai contoh lahan yang dialiri pintu 1 ketersediaan air tertinggi pada bulan Desember sebesar 58,89 lt/dt serta ketersediaan air terendah bulan September yaitu 21,77 lt/dt. Pengaturan pintu air dapat diatur dengan membuka pintu air sesuai dengan tinggi muka air di bagian hulu pintu air. Jika tinggi air di bagian hulu mencapai 1,40 meter maka pintu air yang harus dibuka hingga ketinggian 0,11 m. Penilaian indeks bangunan pintu air contoh pada pintu air 2 yang berada disaluran SSDM 1 yang memiliki indeks fungsi 51 % dan rekomendasi tindakan yang perlu dilakukan yaitu pemeliharaan berkala.Kata Kunci : Daerah Irigasi Rawa, Kebutuhan Air, Kelapa Sawit, Penilaian Indeks, Pintu Ai
ANALISIS KINERJA PELAYANAN DI TERMINAL TIPE A ALBN SEI AMBAWANG
Berdasarkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 40 Tahun 2015, standar pelayanan adalah pedoman dan tolak ukur dalam penyelenggaraan pelayanan dan acuan dari penilaian kinerja pelayanan sebagai bagian dari kewajiban penyelenggara terminal kepada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kesesuaian standar pelayanan, menganalisis kinerja pelayanan berdasarkan persepsi pengguna, dan memberikan rekomendasi perbaikan kinerja pelayanan. Data yang telah didapatkan kemudian dianalisis dengan analisis kesesuaian standar pelayanan dan dengan metode Importance Performance Analysis (IPA). Berdasarkan hasil analisis didapatkan kesesuaian dari 41 jenis pelayanan sebanyak 22 (54,66%) jenis pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan, 12 (29,27%) jenis pelayanan kurang sesuai dengan standar pelayanan, 7 (17,07%) jenis pelayanan yang tidak sesuai dengan standar pelayanan dan kinerja pelayanan berdasarkan persepsi penumpang ALBN terdapat 4 (9,76%) indikator pada kuadran I, Sedangkan berdasarkan persepsi penumpang AKAP dan AKDP terdapat 7 (17,07%) indikator pada kuadran I. Dan rekomendasi untuk perbaikan kinerja pelayanan pada fasilitas keselamatan jalan (rambu, marka, dan penerangan jalan), jalur evakuasi, toilet, ruang terbuka hijau minimum 30% dari luas lahan, drainase, area dengan jaringan internet (hotspot area), dan fasilitas pengisian baterai (charging corner).Kata Kunci: Importance Performance Analysis, Kinerja Pelayanan, Standar Pelayanan Terminal
ANALISIS KEBUTUHAN ANGKUTAN UMUM BUS PADA TERMINAL BATU LAYANG
Pada saat ini Terminal Batu Layang tengah sepi pengunjung. Hal itu juga bisa berakibat pada supply menjadi tidak sebanding dengan besarnya demand yang dibutuhkan. Hasil analisis data load factor didapatlah rata-rata load factor tersebut adalah Trayek Pontianak – Sambas adalah 78,42%, Trayek Pontianak – Kartiasa adalah 82,13%, Trayek Pontianak – Bengkayang adalah 56,48%, Trayek Pontianak – Sompak adalah 58,62%, Trayek Pontianak – Ngabang adalah 56,69%, dan Trayek Pontianak – Seluas adalah 60,43%. Selanjutnya untuk mengetahui jumlah armada yang dibutuhkan berdasarkan hasil perhitungan tersebut adalah pada Trayek Pontianak - Sambas didapatlah sebanyak 13 armada sehingga sudah optimal. Pada Trayek Pontianak - Kartiasa didapatlah sebanyak 4 armada, sehingga perlu dilakukan penambahan 2 armada agar operasional pada Terminal Batu Layang bisa menjadi optimal. Pada Trayek Pontianak - Bengkayang didapatlah sebanyak armada, serta masih belum bisa ditambah armadanya karena rata-rata load factor hanya 56,48% masih di bawah 70%. Pada Trayek Pontianak - Sompak didapatlah sebanyak armada, serta masih belum bisa ditambah armadanya karena rata-rata load factor hanya 58,62% masih di bawah 70%. Pada Trayek Pontianak - Ngabang didapatlah sebanyak 2 armada, serta masih belum bisa ditambah armadanya karena rata-rata load factor hanya 56,69% masih di bawah 70%. Pada Trayek Pontianak - Seluas setelah dilakukan analisis terhadap jumlah optimal armada didapatlah sebanyak 3 armada, serta masih belum bisa ditambah armadanya karena rata-rata load factor hanya 60,43% masih di bawah 70%.Kata Kunci: Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Jumlah Armada Optimal, Load Facto
ANALISIS KEBUTUHAN PARKIR PADA KAWASAN PASAR HONGKONG DI KOTA SINGKAWANG
Pertumbuhan dan perkembangan di Kota Singkawang khususnya pada Kawasan Pasar Hongkong secara langsung maupun tidak langsung mengakibatkan meningkatnya lalu lintas harian rata-rata pada jalanan sehingga tingkat kemacetan tinggi di ruas jalan tersebut yang mengakibatkan kinerja jalan semakin berkurang. Tingkat kemacetan tinggi pada ruas jalan Kawasan Pasar Hongkong diakibatkan oleh ketidaktersediaan ruang parkir pada ruas jalan Kawasan Pasar Hongkong. Penelitian dilakukan dengan menganalisis kebutuhan dan kapasitas ruang parkir dengan melakukan pencatatan nomor pelat kendaraan yang kemudian dianalisis untuk mendapatkan karakteristik parkir. Metode dalam penelitian ini menggunakan survei lapangan untuk mendapatkan data primer dan dianalisis secara statistik. Titik pengamatan terdiri dari 8 pos pencatatan nomor pelat kendaraan oleh surveyor dengan pemilihan waktu survei diambil dengan mempertimbangkan jam operasional pasar. Penelitian dilakukan pada hari kerja dan hari libur. Data yang diambil untuk dilakukannya analisis kebutuhan parkir adalah pada hari libur. Akumulasi maksimum yang didapatkan untuk sepeda motor adalah 66 kendaraan dan akumulasi maksimum untuk mobil adalah 20 kendaraan. Setelah dilakukannya analisis, didapatkan pada ruas jalan Kawasan Pasar Hongkong untuk sepeda motor terdapat 129 SRP/jam dengan kebutuhan ruang parkir sebesar 39 SRP/jam, sedangkan untuk mobil terdapat 21 SRP/jam dengan kebutuhan ruang parkir sebesar 10 SRP/jam. Sehingga, pada perencanaan yang dilakukan adalah pembuatan marka parkir atau petak parkir sepeda motor dan mobil pada Kawasan Pasar Hongkong di Kota Singkawang
NERACA AIR DI SEKUNDER CIMINAH DARAT DAERAH IRIGASI RAWA (DIR) KAPUAS KECIL II
DIR Kapuas Kecil II yang berpotensi sebagai daerah pertanian diharapkan dapat menunjang ketahanan pangan di Kabupaten Kubu Raya khususnya di Kecamatan Sungai Kakap. DIR Kapuas Kecil II memiliki luas sebesar 2125 Ha. Pertanian di DIR Kapuas Kecil II sering mengalami genangan air saat pasang air laut mencapai titik tertinggi dan selama musim hujan, menyebabkan kerugian dan kegagalan bagi petani. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji imbangan air (water balance) dan evaluasi debit aliran. Analisis imbangan air menggunakan ketersediaan air dengan probabilitas 80%. Evaluasi debit aliran dilakukan dengan membandingkan data debit real (lapangan) dan debit rencana. . Evapotranspirasi potensial (ETo) Bulan Januari-Bulan Desember pada tahun 2011-2021, dengan rata-rata maksimum terjadi pada Bulan September, yaitu sebesar 3,666 mm/hari. Debit bulanan maksimum dari tahun 2010-2021 adalah pada bulan Desember, yaitu sebesar 2,554 m3/detik. Imbangan air (water balance) Daerah Irigasi Rawa Kapuas Kecil II pada saluran sekunder Ciminah Darat dengan pola tanam padi-padi dan kelapa mengalami kekurangan air (defisit) terbesar yang terjadi pada bulan Maret yaitu 156,43 lt/detik. Pemenuhan debit pada saluran sekunder Ciminah Darat dengan luas layanan 116,71 ha mampu memenuhi sebanyak 60,05% sehingga pada saluran sekunder Ciminah Darat mengalami kekurangan debit sebanyak 38,95%
EVALUASI KINERJA LALU LINTAS SIMPANG BERSINYAL EMPAT LENGAN PADA PERSIMPANGAN JL. ALIANYANG - JL. YOS SUDARSO KOTA SINGKAWANG MENGGUNAKAN SOFTWARE VISSIM
Pada penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kinerja simpang pada kondisi eksisting dan proyeksi 5 tahun dan proyeksi 10 tahun pada persimpangan tersebut dan memberikan alternatif penanganan akibat dampak yang ditimbulkan pada persimpangan. Pada penelitian ini dilakukan analisis kinerja simpang dengan menggunakan metode Pedoman Kapasitas Jalan Indonesia (PKJI) 2023 dan software VISSIM dengan didapat jam puncak pada hari sabtu, 26 agustus 2023 pukul 17.00 - 18.00 WIB. Pada kondisi eksisting metode PKJI 2023 diperoleh derajat kejenuhan yaitu 1,16 dan tundaan yaitu 85,57 detik dengan tingkat pelayanan yaitu LOS F. Sedangkan software VISSIM diperoleh tundaan yaitu 53,18 detik dengan tingkat pelayanan yaitu LOS D. Pada kondisi eksisting dengan alternatif penanganan terbaik menggunakan metode PKJI 2023 diperoleh derajat kejenuhan tertinggi yaitu 0,50 dan tundaan yaitu 7,81 detik dengan tingkat pelayanan yaitu LOS B. Sedangkan software VISSIM diperoleh tundaan yaitu 7,45 detik dengan tingkat pelayanan yaitu LOS A. Pada kondisi proyeksi 5 tahun dengan alternatif penanganan terbaik menggunakan software VISSIM diperoleh tundaan yaitu 8,60 detik dengan tingkat pelayanan yaitu LOS A. Pada kondisi proyeksi 10 tahun dengan alternatif penanganan terbaik menggunakan software VISSIM diperoleh tundaan yaitu 10,06 detik dengan tingkat pelayanan yaitu LOS B.Kata kunci: Level Of Service, PKJI 2023, Simpang Bersinyal, Software VISSIM, Tundaa