167 research outputs found

    NUMERICAL SIMULATION OF FRAME STRUCTURE ON SHALLOW FOUNDATION WITH EXPANDED POLYSTYRENE (EPS)

    Get PDF
    For the past 30 years, applications of expanded polystyrene (EPS) geofoam have been proposed. Several studies have examined the behavior of geofoam and produced beneficial results in the evolution of its application. One of application ofexpanded polystyrene can be used laid under the grade beam or slab. Meanwhile some of existing structure were suported by shallow foundation. Thus when EPS applied beneath shallow foundation to be alternative design, EPS supposed reduce theseismic response of structure. The purpose of this study is to investigate the seismic response of structure numerically due to application of EPS applied beneath the shallow foundation. In this study, the D7S2 finite element program was adopted toinvestigate the seismic response of structure due to apllication of EPS applied beneath the shallow foundation subjected to the earthquake motion. Verification and validation of the program was conducted by comparing the results to the shaking tabletest results. A series of parametric study is conducted including the interface element and the variations of size of EPS. The use of EPS underneath shallow foundation do not show the correlation with the seismic response of structure if there is no interface element constructed. Variation of EPS size used were contributed to the acceleration and displacement of  structure with shallow foundation. As the larger size of EPS applied, the larger reduction of seismic responses will be obtained

    Pengaruh Penambahan Cat Pada Agregat Kasar Batu Pumice Terhadap Kekakuan Balok Beton Bertulang Tiga Tumpuan

    Full text link
    Beton merupakan suatu material pokok dalam bidang konstruksi. Salah satu jenis beton yang digunakan dalam konstruksi adalah beton ringan. Agregat pada beton ringan biasanya berasal dari batuan vulkanik seperti batu pumice. Batu pumice adalah batuan asam yang terbentuk dari lava cair yang melewati proses pendinginan dari meletusnya gunung berapi. Karena karakteristik batu pumice yang berongga mengakibatkan penyerapan air terhadap agregat menjadi besar, yang berhubungan pada pengurangan kekuatan agregat. Oleh karena itu, pada penelitian ini agregat batu pumice dilapisi cat yang bertujuan untuk mengurangi penyerapan air. Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh agregat batu pumice yang dilapisi cat terhadap kekakuan balok beton bertulang. Dalam penelitian ini balok beton bertulang digunakan sebagai benda uji untuk agregat pumice dan pumice cat masing-masing tiga buah benda uji, serta tiga buah benda uji untuk agregat normal sebagai pembanding. Balok benda uji diletakkan diatas tiga tumpuan sendi-sendi-rol yang dengan bentang masing-masing batang sama panjang. Beban terpusat diberikan di tengah masing-masing bentang yang juga akan dianalisa lendutan dibawah beban. Hasil dari penelitian menunjukkan penyerapan air agregat pumice yang dilapisi cat lebih kecil yaitu 10,1% dibandingkan dengan pumice tanpa cat 14%. Sehingga mempengaruhi berat balok benda uji pumice yang dilapisi cat lebih ringan 42,12 kg dibandingkan dengan agregat pumice biasa 42,28 kg. Kekakuan balok beton bertulang pumice tanpa cat lebih besar bila dibanding balok yang menggunakan agregat pumice dilapisi cat. Hal ini dikarenakan cat jenis polimer yang melapisi permukaan agregat mengakibatkan berkurangnya daya lekat antara semen dan agregat. Nilai kekakuan balok beragregat pumice pada bentang 1 sebesar 900,45 kg/mm dan pada bentang 2 sebesar 653,38 kg/mm. Nilai kekakuan balok untuk pumice cat pada bentang 1 sebesar 493,82 kg/mm dan pada bentang 2 sebesar 413,05 kg/mm

    Bending Failure Analysis at HPFRC Plates with Various Depth and Loading Program

    Get PDF
    Load and plate geometry of the bridge structure have form and nature vary. In the finite element modeling, plate weight and the load are converted to point load at the joint of the element. Research to describe plate failure is always carried out through analysis and testing in the laboratory. The aim of this research is to develop methods of analysis and testing High-Performance Fiber-Reinforced Concrete (HPFRC) plate in accordance with geometry and loading program so that the results of laboratory tests can approach the bending behavior of the actual plate element. Analysis carried out by the 2-D isoparametric finite element method, with the approach of plane strain condition. Variations performed on the supporting type, load pattern and the plate depth. Validation performed on plate specimen in the laboratory with a span length of 600 mm, width 300 mm and thickness vary from 30 mm up to 60 mm. HPFRC compressive strength is 93.045 MPa, and a splitting tensile strength is 6.018 MPa. Test performed with four-point bending pattern at a distance of 1/3 span length. Comparison results of analysis and laboratory test can be concluded that the failure of bending plate HPFRC can be described satisfactorily through finite element analysis

    Perbandingan Berat Isi Dan Rembesan Bata Beton Ringan Dengan Penambahan Mineral Alami Zeolit Alam Bergradasi Tertentu Dengan Dan Tanpa Perawatan Khusus

    Full text link
    Dibutuhkan suatu penyelesaian yang dapat memberikan keawetan namun dengan bahan yang dapat dengan mudah diindustrikan dan juga ramah lingkungan salah satunya zeolit karena mengandung banyak alumina silika (SiO2) namun masih memiliki massa jenis yang cukup ringan. Penelitian dilakukan dengan membuat 3 buah sampel benda uji variasi kadar penambahan zeolit pada benda uji yaitu 0%, 10%, dan 20%, sedangkan variasi perlakuan benda uji yaitu dengan perawatan (DP) dan tanpa perawatan (TP). Zeolit yang digunakan memiliki gradasi tertentu (lolos saringan no. 80 (0,180 mm), no. 100 (0,149 mm), dan no. 200 (0,075 mm)). Pengujian berat isi dilakukan pada umur 7, 14, 21, dan 28 hari sedangkan pengujian rembesan dilakukan pada umur 28 hari. Hasil pengujian berat isi pada masing-masing variasi penambahan 0% TP, 0% DP, 10% TP, 10% DP, 20% TP, dan 20% DP pada umur 28 hari berturut-turut adalah 0,699 gr/cm3, 0,704 gr/cm3, 0,684 gr/cm3, 0,694 gr/cm3, 0,722 gr/cm3, 0,725 gr/cm3. Dari hasil tersebut terlihat bahwa selalu terjadi peningkatan berat isi setiap penambahan kadar zeolit. Sedangkan pada pengujian rembesan didapatkan nilai dari masing-masing variasi penambahan 0% TP, 0% DP, 10% TP, 10% DP, 20% TP, dan 20% DP pada umur 28 hari berturut-turut adalah 2,315 cm3/menit, 2,685 cm3/menit, 2,870 cm3/menit, 2,963 cm3/menit, 1,574 cm3/menit, 2,222 cm3/menit. Berdasarkan hasil diatas didapatkan bahwa selalu terjadi penurunan kecepatan rembesan setiap penambahan kadar zeolit. Dengan adanya penambahan zeolit yang ditambahkan menunjukkan semakin besarnya berat isi dan semakin menurunnya kecepatan rembesan

    Perbandingan Kuat Tekan Dan Tegangan-regangan Bata Beton Ringan Dengan Penambahan Mineral Alami Zeolit Alam Bergradasi Tertentu Dengan Dan Tanpa Perawatan Khusus

    Full text link
    Bata beton ringan merupakan salah satu bahan bangunan penyusun dinding yang semakin dibutuhkan di Indonesia. Untuk meningkatkan karakteristik bata beton ringan dalam hal ini kuat tekan dan tegangan-regangan, bata beton ringan diberikan bahan tambah berupa mineral alami zeolit alam. Zeolit memiliki sifat menahan air di dalam pori-porinya dan melepasnya secara perlahan. Hal ini akan bermanfaat untuk proses pengerasan bata-beton ringan. Pengujian dilakukan pada enam variasi benda uji yaitu tiga variasi kadar penambahan zeolit dan dua variasi perlakuan selama proses perawatan. Variasi kadar penambahan zeolit adalah 0%, 10%, dan 20%. Sedangkan variasi perawatan adalah dengan perawatan (DP) dan tanpa perawatan (TP). Pengujian kuat tekan dilakukan berdasarkan peraturan SNI 03-0349-1989 tentang bata beton untuk pasangan dinding. Sedangkan deformasi dapat dilihat menggunakan dial gauge. Hasil uji tekan pada masing-masing variasi penambahan 0% DP, 0%TP, 10% DP, 10%TP, 20%DP, dan 20%TP di 28 hari berturut-turut adalah 4.06 kg/cm2, 4.17 kg/cm2, 3.39 kg/cm2, 3.56 kg/cm2, 5.78 kg/cm2, dan 5.67 kg/cm2. Pada penambahan 10% zeolit alam terjadi penurunan kuat tekan dikarenakan kadar foaming agent yang berlebihan. Sedangkan pada penambahan 20% zeolit alam terjadi peningkatan kuat tekan dari benda uji normal. Namun tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari perbedaan perlakuan bata beton ringan selama proses perawatan terhadap kuat tekan bata beton ringan sesuai dengan uji statistik ANOVA 1 arah tabel fisher. Perbedaan perlakuan bata beton ringan mempengaruhi sifat fisik dari bata beton ringan normal di mana bata beton riingan yang tidak diberi perawatan lebih getas dibandingkan dengan yang diberi perawatan. Namun hal ini tidak berlaku untuk bata beton ringan dengan penambahan zeolit alam di mana regangan yang terjadi tidak berbeda jauh

    Perilaku Lentur Kolom Pendek Beton Bertulang Berongga

    Get PDF
    Lubang akibat pemasangan pipa untuk keperluan instalasi (air hujan, sanitasi, listrik dan lain-lain) dapat berpengaruh pada degradasi kekuatan beton dan pola keruntuhan struktur seperti kolom. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan, kekakuan, daktilitas, pola retak dan model keruntuhan kolom pendek beton bertulang penampang persegi berongga akibat beban tekan aksial eksentris. Dalam penelitian ini diuji 5 buah kolom masing-masing berpenampang persegi, dengan ukuran tinggi 150 mm, lebar 150 mm dan panjang 800 mm. Pengujian dilakukan dengan pemberian gaya tekan aksial eksentris dengan eksentrisitas beban 60 mm (e = 0,40 h). Kuat tekan beton rata-rata yang digunakan fc' = 34,52 MPa. Digunakan 1 buah benda uji kolom solid sebagai kontrol dan 4 buah benda uji kolom berongga. Rasio lubang yang digunakan mulai dari 3,63 % sampai dengan 20,28 % yang dibuat dari pipa PVC yang diletakkan di tengah penampang kolom. Untuk tulangan baja longitudinal digunakan P12 dengan tegangan leleh rata-rata fy = 323,06 MPa dan modulus elastisitas rata-rata E = 257411,49 MPa sebanyak 4 buah yang dipasang simetris dikedua sisi tampang kolom dan sebagai tulangan sengkang digunakan P6 dengan jarak 100 mm. Kolom berongga dengan eksentrisitas beban 60 mm menunjukkan penurunan kapasitas maksimum dan kekakuan dialami kolom dengan rasio lubang 20,28 % sebesar 11,90 % dan 53,88 % relatif terhadap kolom solid. Peningkatan daktilitas maksimum dialami kolom berongga dengan rasio lubang 20,28 % dan eksentrisitas beban 60 mm sebesar 16,38 % relatif terhadap kolom solid. Model keruntuhan kolom solid dan berongga dengan eksentrisitas beban 60 mm, menunjukkan pola yang sama yaitu keruntuhan tekan. Retak pada kolom solid maupun berongga umumnya memperlihatkan pola retak yang searah tulangan sengkang pada sisi tarik dan spalling pada sisi tekan

    SEISMIC RESPONSES OF RC FRAME WITH DIFFERENT ARRANGEMENT OF MASONRY INFILL WALL

    Get PDF
    This study presents the suitability of using macro model (strut model) for analyzing the seismic responses of single-story single-span reinforced concrete frames having different arrangement of masonry infill wall with openings by com­par­ing its results with those using micro model (wall-element model). From the result, the infill masonry wall increases the stiffness of RC frame structure. Meanwhile, the dia­gonal strut model will give smaller natural frequencies than wall-element model. When the part of the wall opening causes the wall to have no contact with a column, short column effect will be introduced in the column. Wall-element model can predict better the short column effect than the strut model. Although under static lateral load re­placing masonry infill wall by diagonal strut was considered to be suitable for com­puting the response structure behaviour for the case without any opening in infill wall, but it is not the case for the dynamic analysis
    corecore