2,565 research outputs found

    UPAYA PENINGKATAN KONSEP DIRI AKADEMIK MELALUI DISKUSI KELOMPOK SISWA KELAS X-H SMAN 11 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012

    Get PDF
    UPAYA PENINGKATAN KONSEP DIRI AKADEMIK MELALUI DISKUSI KELOMPOK SISWA KELAS X-H SMAN 11 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 Oleh: Iwan Apriyana Yusup 05104244072 ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan konsep diri akademik melalui diskusi kelompok pada siswa kelas X-H SMA Negeri 11 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research) dengan subyek penelitian siswa kelas X-H SMA Negeri 11 Yogyakarta yang berjumlah delapan siswa. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah skala, observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen penelitian ini menggunakan skala konsep diri akademik, pedoman observasi, pedoman wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa diskusi kelompok meningkatkan konsep diri akademik siswa. Nilai rerata pre-test mencapai 84,9 dan post-test I nilai rerata naik menjadi 122,8. Berdasarkan hasil post-test I terdapat empat subyek dalam kategori sedang, sehingga perlu dilaksanakan siklus ke dua untuk meningkatkan konsep diri akademik. Siklus II, terdapat peningkatan 11,5 poin dari post-test I menjadi 134,3. Hasil observasi dan wawancara terdapat peningkatan dan perbedaan konsep diri akademik antara sebelum dan sesudah tindakan. Diskusi kelompok dilaksanakan dalam lima kali tindakan pada siklus I dan empat kali tindakan pada siklus II. Dalam proses diskusi kelompok siswa dapat berinteraksi, bertukar pikiran, berpersepsi tentang materi diskusi, siswa mendapatkan alternatif pemecahan permasalahan, sehingga dengan proses diskusi ini kepercayaan diri, penerimaan diri dan penghargaan diri siswa akan meningkat. Perubahan tersebut didukung pula dengan peningkatan skor konsep diri akademik. Berdasarkan uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pelaksanaan diskusi kelompok dapat meningkatkan konsep diri akademik siswa kelas X-H SMA Negeri 11 Yogyakarta. Kata Kunci : konsep diri akademik, diskusi kelompok, siswa SM

    Analisis tunjangan profesi dan profesionalisme guru dan pengaruhnya terhadap kinerja guru

    Get PDF
    Peningkatan kualitas pendidikan harus diiringi dengan peningkatan jumlah guru yang profesional. Guru profesional wajib memiliki kualifikasi akademik, menguasai kompetensi, memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru yang profesional diharapkan dapat memberikan hasil kerja (kinerja) yang maksimal. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja guru, diantaranya tunjangan profesi dan profesionalisme guru. Maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tungan profesi dan profesionalisme guru terhadap kinerja guru baik secara parsial maupun secara simultan. Penelitian dilakukan pada SDN 013 Teluk Piyai Kecamatan Kubu Kabupaten Rokan Hilir. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SDN 013 Teluk Piyai yang berjumlah sebanyak 30 orang dan semuanya dijadikan sampel. Data penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder yang diperoleh dengan metode kuesioner, observasi, wawancara dan dokumentasi. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dilakukan melalui uji F dan uji t pada alpha 5% dan model analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan tunjangan profesi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja guru. Hal ini memberikan arti bahwa guru yang mendapatkan tunjangan profesi akan membuatnya semakin terdorong untuk memberikan kinerja terbaiknya demi tercapainya tujuan pendidikan bagi siswa didik. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa tunjangan profesi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja guru. Hal ini memberikan arti bahwa semakin profesionalnya guru dalam menjalankan tugasnya maka akan semakin memberikan kontribusi yang semakin kuat terhadap peningkatan pencapaian kinerja guru dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Dan hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa tunjangan profesi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja guru. Hal ini memberikan arti bahwa guru yang sudah mendapatkan tunjangan profesi dengan disertai adanaya sikap profesional dalam menjalankan tugas maka secara kolaborasi akan berdampak pada peningkatan pencapaian kinerja guru dalam mendidik

    LAPORAN KEGIATAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) NAMA SEKOLAH : SMP NEGERI 4 GAMPING

    Get PDF
    Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan mata kuliah wajib yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa kependidikan di Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam hal ini, penyusunan melaksanakan praktik pengalaman lapangan di SMP N 4 Gamping. Praktik pengalaman lapangan ini bertujuan mendapatkan pengalaman dalam bidang pengajaran, pembelajaran, dan managerial di sekolah atau lembaga dan meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk menerapkan ilmu yang telah didapatkan selama kuliah sesuai dengan bidang studinya masing-masing yang dapat digunakan sebagai bekal menjadi calon tenaga pendidik yang memiliki nilai, sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang dibutuhkan sebagai tenaga pendidik. Dalam Pelaksanaan Praktik Lapangan (PPL) ini mahasiswa banyak mendapat banyak pengalaman dan pengetahuan dalam hal kependidikan yang berguna dikemudian hari. PPL ini hendaknya disikapi oleh pihak Universitas Negeri Yogyakarta dengan mempertahankan dan meningkatkan kerjasama dengan SMP N 4 Gamping, supaya PPL di masa mendatang akan menjadi lebih baik dan lebih menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi pengembangan sekolah, peserta didik, dan mahasiswa praktkan

    HUBUNGAN SOSIAL ANTAR UMAT BERAGAMA DI KABUPATEN ACEH TENGGARA

    Get PDF
    ABSTRAKPerbedaan agama dapat menjadi sumber konflik yang sangat besar bagi sebuah masyarakat, namun tidak di Aceh Tenggara yang mana masyarakatnya mampu menciptakan hubungan asosiatif antar umat beragama. Berdasarkan hasil observasi penulis menunjukkan fenomena ini terjadi terkait dengan sistem nilai (value system) yang mereka miliki, untuk itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem nilai tersebut membentuk hubungan sosial antar umat beragama, bagaimana prosesnya bekerja, dan faktor apa saja yang mendorong sistem nilai ini dalam menciptakan hubungan asosiatif antar umat beragama di Aceh Tenggara. Metode dari penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, sedangkan untuk teknik pengumpulan data yang dipakai ialah: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis data interaktif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat Aceh Tenggara dan sampel penelitian ialah masyarakat yang lebih dikhususkan berdomisili di kecamatan Deleng Pokhkisen. Hasil dari penelitian ini ialah terdapat sedikitnya 4 sistem nilai yang dimiliki oleh masyarakat Aceh Tenggara, yaitu: Pertama, sikap menerima orang asing berikut kebudayaannya, kedua, sikap dan kesetiaan menenggang, ketiga, ideologi agama, dan keempat, sikap saling membutuhkan. Seluruh nilai ini akan menjadi sebuah sistem yang saling terikat dan mempengaruhi. Sistem ini akan bekerja secara otomatis di alam bawah sadar seseorang. Artinya, ia tanpa sadar pikirannya telah dikontrol oleh sistem nilai yang dimiliki oleh lingkungan sosial di mana ia tinggal dan saling berinteraksi. Nilai akan menjadi preferensi seseorang dalam melihat atau melakukan sebuah tindakan. Masyarakat akan memilah sebuah tindakan berdasarkan nilai yang ia telah percayai dan berguna bagi kehidupannya. Selain itu juga terdapat 4 faktor yang cukup dominan dalam mendukung terbentuknya hubungan asosiatif antar umat beragama di Aceh Tenggara, yaitu: Pertama, keseragaman tingkat ekonomi, kedua, berdomisili dalam satu wilayah yang sama, ketiga, sikap terbuka para golongan penguasa, dan keempat, proses adaptasi yang sangat cepat. Faktor-faktor ini akan menjadi bagian dari sistem nilai yang dimiliki oleh masyarakat Aceh Tenggara dalam membentengi hubungan sosial antar umat beragama agar terus bersifat asosiatif.Kata kunci: Sistem nilai (Value System), dan Hubungan asosiatif.ABSTRACTDifferences in religion can be a source of conflict which is very big for a community, but not in Aceh Tenggara where people are able to create associative relationships between religious communities. Based on observations the authors demonstrate this phenomenon occurred in relation to the value system that they have, for the present study aims to determine how the value system forming social relationships between religious communities, how the process works, and what factors are driving the value system in creating an associative relationship among religions in Aceh Tenggara. This study uses methods of qualitative research, while for the data collection techniques used were: observation, interviews, and documentation. Data analysis technique used is interactive data analysis. The population in this study are the people of Aceh Tenggara and the sample is more devoted people who live in the sub-district of Deleng Pokhkisen. Results from this study is that there are at least 4 a value system that is owned by the people of Aceh Tenggara, namely: First, accepting the following foreign culture, Second, attitude and willingness to tolerate, Third, religious ideology, and fourth, mutual need. These values will be a system of interlocking and influence. This system will work automatically in a person's subconscious. That is, without conscious thought he was controlled by a value system that is owned by the social environment where they live and interact. Value will be the one's preferences in look or perform an action. Communities will sort out an action based on the value that he has believed in and useful for life. In addition, there are four factors that are dominant in supporting the formation of associative relationship among religions in Aceh Tenggara, namely: First, diversity of economic level, Second, domiciled in the same region, Third, open attitude of the ruling class, and Fourth, the adaptation process is very fast. These factors will be part of the value system that is owned by the people of Aceh Tenggara to fortify the social relations among religions in order to continue to be associative.Keywords: Value System, and Associative Relationship

    KONFLIK SOSIAL ANTARA OJEK ONLINE DAN OJEK KONVENSIONAL (OJEK PANGKALAN) SEBAGAI AKIBAT KEBERADAAN GOJEK: Studi Deskriptif di Kecamatan Sukasari, Bandung

    Get PDF
    Penenlitian ini menganalisis mengenai konflik yang terjadi antara GoJek yaitu ojek online dengan ojek konvensional. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode studi deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sukasari Bandung. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu diantaranya dengan wawancara, observasi, studi dokumentasi, studi literatur dan catatan. Hasil penelitian diantaranya faktor penyebab banyaknya masyarakat lebih memilih menggunakan GoJek atau ojek online dibandingkan dengan ojek pangkalan, karena ojek online lebih banyak memiliki keunggulan. Diantaranya dari segi layanan lebih cepat, lebih mudah digunakan dimanapun dan kapanpun. Dalam hal fasilitas GoJek lebih unggul dalam menjaga keselamatan penumpang dan lebih terjamin, adanya biaya asuransi kecelakaan apabila terjadi kecelakaan baik untuk penumpang maupun untuk pengemudi. Dampak yang ditimbulkan dari adanya GoJek ini adalah adanya penurunan pendapatan. Ojek pangkalan mengalami penurunan pendapatan hingga 20%. Bentuk konflik yang terjadi yaitu dengan cara tertutup dan terbuka. Tertutup dengan cara mengintimidasi, terbuka dengan berkelahi. Bentuk konfliknya yaitu dengan cara membuat baligo atau papan peringatan untuk tidak menjemput dan mengambil penumpang di wilayah yang terdapat pangkalan ojeknya. Bahkan konflik yang terparah yaitu dengan adu mulut sampai dengan perkelahian yang didalamya terdapat aksi kekerasan.Upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan konflik diantaranya dilakukan oleh kedua belah pihak. yaitu dengan cara medias

    Dampak Transmigrasi terhadap Tingkat Kesejahteraan Warga Transmigran di Desa Tanjung Kukuh Kecamatan Semendawai Barat Kabuapaten Ogan Komering Ulu

    Full text link
    Program transmigrasi lokal yang dilakukan Pemerintah OKU Timur bertujuan untuk mengurangi angka kemiskinan. Melihat hal itulah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan dan faktor yang mempengaruhi tingkat kesejahteraan warga serta faktor yang berkontribusi dari program transmigrasi terhadap kesejahteraan warga transmigran. Kedua Mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan tingkat kesejahteraan warga transmigran pada lokasi transmigrasi dari sebelum mereka menjadi warga transmigran dan setelah mereka menjadi warga transmigran. Metode penelitian menggunakan teknik survei lapangaan yaitu pengumpulan data kuantitatif dengan menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan warga transmigrasi masih tergolong kedalam kategori miskin. Kategori miskin ini disebabkan masyarakat pendapatan utamanya masih dari menjadi buruh serabutan dan kebun karet yang mereka miliki belum memiliki hasil karena belum masuk pada masa sadap

    PENGEMBANGAN KURIKULUM BERDASARKAN KOMPETENSI PADA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PEJABAT FUNGSIONAL PEKERJA SOSIAL TINGKAT II DI BALAI BESAR PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG

    Get PDF
    Salah satu persoalan mendasar yang dihadapi oleh setiap sistem pendidikan dan pelatihan adalah tidak terkaitnya antara program (kurikulum) yang d.gunakan dengan kebutuhan pengguna (user). Persoalan tersebut sampai saat ini masing-masing berkembang dan kurang disadari oleh sebag.an besar otontas sistem pendidikan dan pelatihan. Imphkasi dar. hal tersebut terbentuk suatu sikap skeptis (keraguan) terhadap sistem pendidikan dan pelatihan. Outcome sistem pendidikan dan pelatihan harus memben pengaruh positif kepada kinerja individu dan organisasi penoguna Bedasarkan hal tersebut di atas, peneliti berupaya untuk melakukan penelitfan dengan judul Pengembangan Kurikulum berdasarkan Kompetensi pada Pendidikan dan Pelatihan Pejabat vU^?TLPotZ?aJ°fl l1"^1 " dl BaM BeSar Pendidik™ dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung" Karena kurikulum merupakan konsep yang luas, maka penekanan penehtian memfokuskan pada isi/materi kurikulum. Dengan fokus tersebut, maka dirumuskan rumusan masalah penehtian, "Bagaimana mengembangkan isi/materi kurikulum berbasis kompetensi pada Pendidikan dan Pelatihan Pejabat Fungsional Pekerja Sosial Tingkat II di Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS) Bandung". Dan rumusan masalah tersebut disusun pertanyaan-pertanyaan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana deskripsi kompetensi-kompetensi pekerjaan sosial Pejabat Fungsional Pekerja Sosial Tingkat II? 2. Apa saja unsur-unsur yang melandasi pengembangan isi kurikulum Pelatihan Pejabat Fungsional Pekerja Sosial Tingkat II ? 3. Bagaimana langkah-langkah pengembangan kurikulum Pelatihan Pejabat Fungsional Pekerja Sosial Tingkat II ? 4. Faktor-faktor apa yang menghambat pengembangan kurikulum Pelatihan Pejabat Fungsional Pekerja Sosial Tingkat II ? B Berdasarkan pertanyaan-pertanyaan masalah penehtian tersebut di atas, maka metode pendekatan yang digunakan dalam penehtian ini adalah dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Alasan untuk menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui gambaran yang sesungguhnya tentang fokus penehtian, adapun teknik pengumpulan data adalah dengan teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi yang dilakukan secara simultan. Alat pengumpulan data adalah penehti sendin (human instrumen). Model anahsis data yang dilakukan dengan langkah-langkah :(a) Reduksi Data, (b). Display Data dan (c) Pengambilan Kesimpulan dan Verifikasi. Dalam pengujian keakraban data digunakan teknik pemeriksaan data, yaitu derajat kepercayaan (credibility), keteralihan (transferability), ketergantungan (dependebility) dan kepastian (confirmability). Berdasarkan hasil penehtian, maka peneliti menemukan, isi kurikulum Pelatihan Pejabat Fungsional Pekerja Sosial Tingkat II kurang relevan dengan kompetensi-kompetensi pekerjaan sosial Sedangkan Model Pengembangan Kurikulum Pelatihan Pejabat Fungsional Tingkat II cenderung menggunakan model adminsitratif. Hal mi dapat dilihat langkah-langkah yang dilakukan oleh pengembang, sebagai berikut, 1. Tahap munculnya gagasan, 2. Pembentukan Tim Pengembang, 3. Tahap Operasional, 4. Tahap Penerapan, dan 5. Tahap Evaluasi. Agar tujuan Pelatihan Pejabat Fungsional Pekerja Sosial Tingkat II sesuai dengan harapan, maka isi/materi kurikulumnya harus kurikulum berbasis kompetensi. Imphkasi dan hal tersebut, maka Pengembangan kurikulum Pelatihan Pejabat Fungsional Pekerja Sosial Tingkat II seyogianya menggunakan langkah-langkah 1.Tujuan program diklat, 2. Merumuskan kompetensi, 3. Merumuskan isi/materi Diklat, 4. Waktu dan 5. Menentukan struktur kurikulum. kompetensi Rekomendasi yang disampaikan oleh penulis diantaranya ditujukkan kepada manajemen dari institusi Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial Bandung, bila merancang suatu Program Pendidikan dan Pelatihan Fungsional Tingkat II perlu melibatkan ahli kurikulum, memaksimalkan peranan widyaiswara dalam pengembangan kurikulum, melibatkan ahli dalam bidangan pekerjaan

    ANALISIS KETERKAITAN ANTARA KEMAMPUAN KOGNITIF BIOLOGI LINGKUNGAN DENGAN SIKAP SISWA TERHADAP LINGKUNGAN SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA.

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara kemampuan kognitif biologi lingkungan dengan sikap terhadap lingkungan serta kaitannya dengan jenis kelamin, durasi pembelajaran biologi dan PLH, serta pendidikan terakhir orang tua. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional, dengan populasi penelitian adalah para siswa di salah satu SMA di Kota Bandung tahun ajaran 2014/2015. Sampel penelitian ini terdiri dari siswa yang berasal dua kelas untuk setiap rombongan belajar. Teknik pengambilan sampel menggunakan acak kelas. Data diperoleh menggunakan lembar biodata siswa, instrumen tes kemampuan kognitif biologi lingkungan, dan angket sikap terhadap lingkungan. Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson, independent sample t-test, Mann Whitney, One Way ANOVA, dan Kruskal Wallis. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa kemampuan kognitif biologi lingkungan memiliki hubungan positif yang tidak berarti dengan sikap siswa terhadap lingkungan, dan dari sekian faktor yang dianalisis keterkaitannya, kemampuan kognitif biologi lingkungan siswa hanya dipengaruhi oleh durasi pembelajaran biologi dan PLH, sedangkan sikap siswa terhadap lingkungan hanya dipengaruhi oleh jenis kelamin. ;--- The purpose of this study was to analyze the direction and strength of the relationship between cognitive abilities of environmental biology and students' attitudes towards the environment and its relation to gender, duration of biology and Environmental Education learning, and the parent education. This study is a correlational study, and the population is the students at one high school in Bandung on 2014/2015 academic year. The research sample consisted of students from two classes for each grade. The sampling technique using class random sampling. Data had been collected by students' personal data sheet, a cognitive capability of environmental biology test instrument, and environmental attitude questionnaires. These data was then analyzed with independent sample t-test, Mann Whitney, One Way ANOVA, Kruskal Wallis and Pearson correlation. The results revealed that cognitive abilities environmental biology has significant positive relationship with the students' attitudes towards the environment and of the factors analyzed linkages, student’s cognitive abilities of environmental biology only influenced by the duration of the study of biology and PLH, while the students' attitudes towards the environment only influenced by gender

    PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SECARA INKUIRI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI DAN KETERAMPILAN PROSES SAINS PADA SISWA SEKOLAH DASAR

    Get PDF
    Pesawat sederhana merupakan materi Pelajaran IPA yang erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. Namun, materi pesawat sederhana ini tidak dapat dikuasai dengan baik oleh siswa sekolah dasar ketika guru menggunakan pendekatan informasi dalam pembelajarannya. Salah satu model pembelajaran yang dipandang cocok digunakan guru untuk pembelajaran materi pesawat sederhana adalah pembelajaran berbasis pengalaman. Berdasarkan permasalahan tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan pembelajaran berbasis pengalaman yang menggunakan percobaan secara inkuiri maupun percobaan tradisional (verifikatif) dalam pembelajaran IPA di Sekolah Dasar (SD) terhadap pencapaian kemampuan memahami dan Keterampilan Proses Sains (KPS) siswa pada materi pesawat sederhana. Untuk mengetahui pencapaian kemampuan memahami dan KPS siswa pada masing-masing kelas baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol maka dilakukan penelitian kuasi eksperimen dengan menggunakan desain penelitian Matching Only Pretest Posttest Control Group Design. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 64 orang siswa yang terbagi dalam dua kelas masing-masing berjumlah 32 orang siswa. Perlakuan (treatment) dilakukan sebanyak empat kali pertemuan pada setiap kelas. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes berbentuk pilihan ganda baik untuk kemampuan memahami maupun KPS siswa. berdasarkan hasil perhitungan nilai rerata N-gain pada kemampuan memahami dan KPS pada kelas eksperimen sebesar 0,45 dan 0,44 dengan katagori Sedang dan pada kelas kontrol sebesar 0,28 dan 0,08 dengan katori rendah. Berdasarkan hasil penelitian kelas yang menggunakan pembelajaran berbasis pengalaman menggunakan percobaan inkuiri lebih meningkatkan kemampuan memahami dan KPS siswa dibandingkan dengan pembelajaran berbasis pengalaman menggunakan percobaan tradisional. Maka dengan menerapkan pembelajaran berbasis pengalaman menggunakan percobaan secara inkuri dapat meningkatkan kemampuan memahami dan KPS siswa sekolah dasar. Kata kunci : Pembelajaran Berbasis Pengalaman, kemampuan Memahami, dan keteranpilan Proses sains Aircraft IPA is a matter which is closely related to everyday life. However, this simple air, the material, can not be comprehended well by the elementary school students when the teachers implemented the information as their learning approach. One of the learning methods, which may appropriate applied in learning the simple air concepts, is a simple air-based learning experience. Based on this problem, the purpose of this study was to determine the effect of the experience-based learning in improving the elementary students’ achievement and their Science Process Skills (KPS) on the material of simple plane in learning science which is using an experiment in inquiry as well as the experimental verification. To determine the students’ understanding and their KPS achievement in each class, both experimental class and control class research, is conducted by using a quasi-experimental research design which is called Matching Only Pre-Test Post-Test Control Group Design. The subjects were the 64 of fifth grade students, divided into two classes, 32 students in each class. Treatment should not exceed of four meetings for each class. The instrument used in this study is a multiple choice test to measure students’ understanding and their KPS. The average value of the N-gain to determine students’ understanding and their KPS in the experimental class based on the calculation results was 0.45 and 0.44 in the medium category and the control class of 0.28 and 0.08 with low category. According to the results of the research, the class-based learning experiences using experimental inquiry is more likely to enhance the students' ability in understanding and their science process skills compared with using verification trial. In addition, by applying experience-based learning using inquiry trials, it can improve the elementary school students’ ability to understand and their skills in processing science
    • …
    corecore