12 research outputs found

    PERSENTASE PENYAKIT DAN INTENSITAS KERUSAKAN TANAMAN JERUK TERSERANG CVPD DI DESA PENGOTAN KABUPATEN BANGLI

    Get PDF
    Jeruk adalah buah lokal yang cukup banyak beredar di pasaran, kualitas buah jeruk dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain serangan penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD). CVPD adalah salah satu penyakit tanaman jeruk, yang dikenal dengan citrus greening, yellow shoot, leaf mottle  (Filipina), likubin  atau decline  (Taiwan), citrus dieback (India), blotchy-mottle  atau mottling disease (Afrika); dengan nama internasional huanglongbing (China). Penyakit CVPD  tergolong salah satu penyakit penting pada tanaman jeruk yang telah berkembang luas dan menjadi kendala utama usaha pengembangan dan peningkatan produksi jeruk di Bali. Analisis PCR untuk mendeteksi keberadaan penyakit CVPD dilakukan dengan menggunakan primer spesifik dari 16S rDNA. Berdasarkan hasil pengamatan gejala di desa Pengotan persentase serangan CVPD berkisar antara 61% sampai dengan 87%. Hasil rata-rata persentase tanaman jeruk yang menunjukkan gejala serangan CVPD sebesar 72,67%, persentase terendah dialami oleh jeruk keprok dan tertinggi ditunjukkan oleh jeruk Selayar (87%)

    “BAKTERI LIBEROBACTER ASIATICUM MENYEBAR PADA TANAMAN JERUK DENGAN BERBAGAI GEJALA SERANGAN PENYAKIT CVPD”

    Get PDF
    Penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration) merupakan penyakit terpenting tanaman jeruk. Mekanisme infeksi penyakit belum banyak diketahui, sehingga usaha–usaha pengendalian penyakit belum memadai. Pada penelitian ini kami mencoba mendeteksi penyebaran bakteri penyebab penyakit CVPD (Liberobacter asiaticum) dalam tubuh tanaman menggunakan metode PCR (Polymerase Chain Reaction). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri Liberobacter asiaticum dideteksi hanya pada bagian tanaman yang menunjukkan gejala. Sedangkan pada tanaman yang terserang berat Liberobacter asiaticum terdeteksi keberadaannya pada seluruh bagian tanaman. Hasil penelitian ini memberi indikasi bahwa bakteri Liberobacter asiaticum pertama–tama berkembang dan menimbulkan gejala penyakit di tempat terjadinya infeksi dan bersamaan dengan waktu menyebar ke bagian tanaman lainnya melalui pembuluh phloem yang kemudian menimbulkan gejala di bagian–bagian tanaman lainnya. Hasil penelitian ini mematahkan hipotesis sebelumnya yang menyatakan bahwa bakteri Liberobacter asiaticum berakumulasi di akar dan kemudian menimbulkan gejala penyakit. Ditemukan pula bahwa ada bagian tanaman yang bergejala tetapi tidak terdeteksi adanya Liberobacter asiaticum, yang menunjukkan bahwa ada senyawa virulen yang dihasilkan oleh bakteri patogen dapat menyebar dan menimbulkan gejala penyakit, dibagian tanaman lainnya

    PENENTUAN AKTlVITAS ENZlM AMILASE DARI ASPEROILLUS NIGER TERHADAP PATI JAGUNG

    Get PDF
    Telah. dilakukan penelitian mengenai penentuan aktivitas enzim amilase dari Aspergillus ni[ÂŁer . terhadap' pati jagung, dengan menggunakan pati mumi (starch) sebagai pembandingnya. Sampel yang dipergunakan sebagai bahan penelitian adalah pati jagung yang diperoleh langsung dari Bal ai Tanam an Pangan. Penetapan aktivitas enzim amilase menggunakan metode spektrofotometri dengan substrat pati dari amilum jagung dan amilum dari pat.! mumi (starch) t pengamatan dilakukan pada panjang; ge-lombang maksimum (630 nm)

    Pengaruh Pestisida Daun Mimba terhadap Mortalitas Kutu Daun (Aphis craccivora Koch) pada Tanaman Kacang Panjang

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan dari bulan November 2019 hingga Januari 2020 di rumah kaca Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Hutan Lindung dan Unda Anyar Kota Denpasar, Bali. Kegiatan penelitian tersebut meliputi persiapan rumah kaca, pembuatan tempat uji serangga, penanaman tanaman kacang panjang dalam polibag, perbanyakan serangga uji kutu daun (Aphis craccivora Koch), dan pembuatan pestisida daun mimba. Konsentrasi pestisida daun mimba terhadap mortalitas dan tingkat kerusakan tanaman kutu daun pada tanaman kacang panjang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental di dalam rumah kaca. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktor tunggal, dengan 6 taraf dan diulang sebanyak 4 kali. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi pestisida daun mimba terhadap mortalitas dan tingkat kerusakan tanaman, berpengaruh sangat nyata, analisis variansi variabel yang diamati terhadap mortalitas dan kerusakan tanaman masing-masing memiliki nilai F hitung > dari F tabel 5%. Mortalitas tertinggi ditemukan pada perlakuan A5. Dengan konsentrasi 35 (g/l udara) mencapai 8,76 ekor, terjadinya kematian diduga karena kepekaan kutu daun Aphis dalam kontak langsung dengan pestisida daun mimba. Sedangkan tingkat kerusakan tanaman setelah aplikasi pestisida daun mimba ditunjukkan pada perlakuan A5. Konsentrasi 35 (g/l udara) memiliki tingkat kerusakan terendah mencapai 4,09%.

    Efficiency in the Use of Rice Farming Organic Inputs to Promote Food Security

    Get PDF
    Rice farming is highly developed in Tabanan Regency, which accounts for 27.04% of the agricultural land in Bali’s eight districts. Rice output is on the decline: 188,446 tons of rice were produced in Tabanan in 2018, 158,757 tons in 2019, and 142,846 tons in 2020. The use of inputs can influence farm productivity. Rice farmers have started to switch to using organic inputs such as fermented organic fertilizers through input processing technology innovations, and to using vegetable pesticides to combat disease. Land owned by farmers is classified as narrow land. Farmers’ awareness of the importance of providing healthy food is a powerful motivator for using organic inputs in rice production. The focus of this research was to determine the efficiency of rice farming inputs to ensure food security. The research took place in Tabanan Regency, with five groups of farmers who use organic fertilizers to manage their farms. Data were analyzed using cost analysis to determine the amount of input used in farming, and acceptance analysis to determine the optimal amount of farm productivity and income. The farmers had low land, according to the findings. Farmers have not been able to use farm inputs according to the requirements of Indonesian national standards to create food security, so their use of inputs is inefficient. The results showed that farmers benefit from rice farming innovations. Keywords: Organic farming, input rice organi

    Pemberdayaan KWT Ayu Tangkas pada Program Pengembangan Desa Mitra Mandiri Pangan

    Get PDF
    Desa Megati terletak di Kecamatan Selemadeg Barat Kabupaten Tabanan.  Posisi desa ini sangat strategis karena berada pada jalur nasional Denpasar Gilimanuk sekitar 90 km dari Denpasar.  Posisi yang strategis ini dapat dijadikan potensi pengembangan desa mandiri pangan berbasis sumber daya alam yaitu desa yang mengelola produk-produk lokal menjadi bahan yang siap konsumsi dan dipasarkan. Melalui pembinaan kelompok-kelompok rumah tangga dengan pemberdayaan  industri rumah tangga (IRT).  Gerapekan Pengembangan Pangan (Gerbang Pangan) yang memiliki filosofi mengangkat produk lokal desa menjadi produk unggulan untuk dapat bersaing secara loka, nasional maupun global.  KWT diharapkan mampu mengawal produk-produk lokal desa menjadi tuan rumah di desa sendiri maupun menjadi primadona secara lebih luas, dengan harapan mampu mengangkat taraf hidup kelompok khusunya dan taraf hidup masyarakat desa secara umum.  tujuan dari kegiatan ini adalah:Untuk membina dan mendampingi desa Megati menuju Desa Mandiri Pangan, Melakukan pelatihan dan pendampingan kelompok industri rumah tangga secara intensif sampai menghasilkan produk yang siap jual dan memiliki kualitas bagus. metode pendekatan sepertiParticipatory Research Action (PAR) yang merupakan suatu pendekatan partisipatif, melakukan semua kegiatan secara bersama dengan masyarakat sasaran. Pendekatan alih teknologi guna memberikan inovasi-inovasi baru dalam hal teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat sasaran. Hasil yang diperoleh dalam kegiatan pengabdian pada KWT Ayu Tangkas dilaksanakan di Desa Megati Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan telah berjalan sebesar 100% dengan capaian sebesar 100% pada mitra KWT Ayu Tangkas. Kegiatan pada KWT Ayu Tangkas meliputi sosialisasi dan pelatihan pengolahan pangan yang dihasilkan dari hasil pertanian di Desa Megatidengan berbagai varian kue lokal dan nasional ,pelatihan penataan manajemen dan administrasi kelompok.  Megati Village is located in East Selemadeg Subdistrict, Tabanan Districty. It has a strategic position, so that it can become a potential development for independent food partner villages based on local resources. The purpose of the activity is to foster and assist the group of women farmers (GWF) in the village of Megati towards the Self-Sufficient Food Group. Training and mentoring for home industry groups are carried out intensively in order to produce products that are ready to sell and have good quality. The Participatory Research Action (PAR) method is a participatory approach, carrying out all activities together with the target community. In addition, using a technology transfer approach, in order to provide new innovations in terms of appropriate technology in accordance with the needs of the target community. The results obtained in the service activities at GWF Ayu Tangkas carried out in Megati Village, East Selemadeg Subdistrict, Tabanan District have been running for 100% in processing agricultural products in the form of cassava into various processed cakes of economic value. Processing cassava into rolled sponge, steamed sponge, cake, donut, and various variants of local and national cakes. Training on management and administration of women groups includes the preparation of administrative documents in the form of a group activity book, an activity attendance book and a financial report book for GWF Ayu Tangkas

    Diseases Incidence and Severity of Sweet potato feathery mottle virus in Sweetpotato in Gianyar Regency, Bali

    Get PDF
    Sweet potato feathery mottle virus (SPFMV) (Potyvirus) was first discovered in Indonesia in 2018. No one has reported information about the incidence and severity of SPFMV disease. Therefore, this study aims to determine the incidence and severity of SPFMV in Gianyar, Bali. The research was carried out directly in the field with observational parameters such as symptoms, incidence and disease severity. Observations were made every week when the plants were 63 to 91 days after planting (DAP). The results showed that SPFMV causes purple ringspot symptoms. The incidence of the disease did not increase when the plants were aged 63 to 91 DAP, while the severity of the disease increased every week. The highest incidence and severity of the disease were 70% and 20.7%. The main cause of SPFMV infection in the field is probably due to the continuous use of stem cuttings from previous crops

    Symptom variation and disease severity of Sweet potato leaf curl virus on sweet potato in Gianyar

    Get PDF
    Sweet potato production fluctuates every year, one of the factors causing the decline in production is the presence of pests and diseases. Sweet potato leaf curl virus (SPLCV) has been reported to infect sweet potatoes in Indonesia in 2022. Until now, there is no information regarding the variation in symptoms and severity of SPLCV disease in sweet potatoes. Therefore, this study aims to analyze the variation in symptoms and severity of SPLCV disease in Gianyar, Bali. The research was carried out directly in the field with observational parameters such as symptoms variation, incidence and disease severity. Observations were made every week when the plants were 63 to 91 days after planting (DAP). The results showed that SPLCV causes a variety of symptoms in the form of mild vein clearing, severe vein clearing, upward vein clearing, and downward vein clearing. The incidence and severity of the disease has increased every week. The incidence and severity of the disease were highest when the plants were 91 HST, namely 73.33% and 40%, respectively. The high incidence and severity of the disease in the field is due to the use of stem cuttings from previous plants which may have been infected with SPLCV and whitefly vectors are always found in the field

    DETEKSI GEN CVPDr PADA BEBERAPA TANAMAN JERUK DI BALI

    No full text
    CVPD merupakan penyakit tanaman jeruk yang disebabkan oleh bakteri L. asiaticus, menyebabkan daun tanaman menguning, kualitas buah menjadi rendah, rasanya masam dan banyak merugikan petani. Fragmen DNA CVPDr berperan dalam ketahanan tanaman jeruk terhadap penyakit CVPD, ditemukan pada tanaman jeruk yang tahan atau relatif tahan terhadap penyakit CVPD yaitu T. trifoliata dan C. aurantifolia var. seedless, akan tetapi fragmen DNA  CVPDr  ini juga ditemukan pada C. nobilis var. Kintamani yang merupakan tanaman jeruk yang rentan terhadap penyakit CVPD. Semua gen tersebut belum diketahui dengan pasti secara molekuler. Ada kemungkinan bahwa fragmen DNA CVPDr tidak dapat berperan dengan baik memberi ketahanan terhadap penyakit CVPD, sehingga pada tanaman timbul ekspresi penyakit CVPD Semua tanaman jeruk budi daya rentan terhadap serangan penyakit CVPD. Beberapa jenis tanaman jeruk, terutama tanaman jeruk yang tidak dibudidayakan secara ekonomi dan beberapa tanaman kerabatnya, diketahui ada yang tahan terhadap penyakit CVPD.  Jenis tanaman jeruk dan kerabatnya yang tahan CVPD ini untuk selanjutnya disebut tanaman jeruk CVPDr. Gen CVPDr berlokasi pada kromosom tanaman jeruk, tetapi mekanisme kerja tingkat molekulnya belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya polymorfisme gen CVPDr anatara beberapa jenis tanaman jeruk untuk melihat kemungkinan seperti adanya mutasi dan mengidentifikasi serta mengisolasi protein yang disandi oleh gen CVPDr atau protein CVPDr pada beberapa jenis tanaman jeruk. Sampel tanaman jeruk diambil dari beberapa sentra jeruk di Bali secara acak. Hasil sekuensing menunjukkan bahwa terjadi polymorfisme gen CVPDr pada tanaman jeruk

    Height and Diameter Measurement of Eucalyptus Urophylla in Batur Mountain Nature Tourist Forest, Indonesia

    Get PDF
    Batur Forest is a volcanic area that was an ex-volcanic eruption. Efforts to rehabilitate forests with critical land were by planting Eucalyptus urophylla. The aim of the study was to examine the adaptation of Eucalyptus urophylla species in critical areas of former volcanic eruptions that were dominated by hard rocks. The research was done for a year (2019-2020). The method used was a species test with a permanent block plot design from 4 age levels, 1 year, 5 years, 10 years, and 15 years. The study results showed growth of 1.02 cm in diameter and 1.10 m in height (1 year), 6.50 cm in diameter and 11.00 m in height (5 years), 13.25 cm in diameter and 18.40 m in height (10 years), and a diameter of 20.48 cm and a height of 23.00 m (15 years). Eucalyptus urophylla experienced the best tree diameter growth after 10 years old and on the contrary experienced a decrease in height. The Eucalyptus urophylla level of adaptation and suitability of volcanic soils with low fertility and rocky soil is a recommendation to increase the quantity of this species of planting. So that the forest succession from rocky thickets to tree vegetation is faster than natural processes. Eucalyptus urophylla species is one of the flora that makes up the savanna forest ecosystem and volcanic critical land in eastern Indonesia
    corecore