24 research outputs found

    Aktivitas Reactive Oxygen Species Makrofag Akibat Stimulasi Gel Lidah Buaya Pada Infeksi Salmonella Typhimurium

    Full text link
    Reactive Oxygen Species (ROS) merupakan salah satu lethal chemical yang dapatmembunuh dan mengeliminasi bakteri pada sel fagosit. Lidah Buaya (Aloevera) banyak dipakai sebagai pengobatan tradisional, tetapi belum ada buktiilmiah sampai tingkat seluler apalagi subseluler dalam hal efek imunostimulanpada penyakit infeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitasimunostimulan dari gel lidah buaya yang ditunjukkan oleh aktivitas ROS makrofagsecara in vivo terhadap infeksi bakteri patogen Salmonella typhimurium. Sebanyak24 ekor mencit BABL/c betina umur 8-10 minggu berat 20-30 gram dikelompokkansecara acak menjadi empat kelompok, masing-masing kelompok enam ekor.Kelompok kontrol tidak diberi gel Aloe vera, sementara kelompok P1, P2, dan P3berturut-turut diberi gel Aloe vera 0,5 ml/ekor/hari; 1,0 ml/ekor/hari, dan 1,5ml/ekor/hari. Pemberian gel Aloe vera dilakukan selama sembilan hari. Pada harike-6, mencit diinfeksi bakteri patogen Salmonella typhimurium intraperitoneal105 CFU. Selanjutnya pada hari ke-10 mencit didislokasi dan dibedah, diambilmakrofag dari peritoneum untuk dianalisis produksi ROS-nya. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa pemberian gel Aloe vera berpengaruh signi..ikan terhadappeningkatan produksi ROS makrofag mencit BALB/c yang diinfeksi Salmonellatyphimurium. Terdapat perbedaan secara signi..ikan antara kelompok kontroldengan kelompok P1, P2, dan P3, tetapi tidak terdapat perbedaan signi..ikan antarkelompok P1, P2, dan P3. Pemberian gel Aloe vera dosis 0,5 ml/ekor/hari sudahmampu meningkatkan produksi ROS makrofag. Reactive Oxygen Species (ROS) is one of lethal chemicals that can kill and eliminatebacteria in phagocytic cells. Aloe vera is widely used as traditional medicine, but thereis no scienti..ic evidence to prove the effect of immunostimulatory of the Aloe vera gel oninfectious disease in the cellular or subcellular level. This research aims to determinethe immunostimulatory activity of Aloe vera gel showed by ROS macrophage activityin vivo on the infection of bacterial pathogen Salmonella typhimurium. This researchused 24 female mice BABL/c age 8-10 weeks weight 20-30 Gram. They were groupedrandomly in four groups consisting of six mice each. The mice in the control groupwere not given the Aloe vera gel, while group P1 was given the gel of 0,5ml/mice/day,group P2 was 1,0ml/mice/day, and group P3 was 1,5ml/mice/day. The gel was givenin nine days, and in 6th day the mice were infected by bacterial pathogen Salmonellatyphimurium then in 10th day the mice were dissected to take their macrophage fromperitoneum for being analyzed its ROS production. The result showed that there wasa signi..icant difference between control group and P1, P2, and P3 group, but there isno signi..icant difference between P1, P2, and P3 group. In conclusion, the dose of 0,5ml/mice/day was able to increase ROS macrophage production

    Pengaruh Suplementasi Madu Kelengkeng Terhadap Kadar Tsa Dan Mda Tikus Putih Yang Diinduksi Timbal (Pb)

    Full text link
    Timbal (Pb) merupakan salah satu logam berat yang berasal dari emisi pembakaran bahan bakar. Peningkatan penggunaan bahan bakar pada mesin industri dan kendaraan bermotor menyebabkan peningkatan kadar Pb di udara. Masuknya Pb ke dalam tubuh akan mengganggu keseimbangan molekul lain sehingga menjadi radikal bebas. Ketidakseimbangan antara radikal bebas dengan antioksidan menyebabkan stres oksidatif yang ditandai dengan menurunnya total satus antioksidan (TSA) dan meningkatnya malondialdehid (MDA). Madu kelengkeng adalah suplemen kesehatan yang mengandung flavonoid, vitamin C, vitamin E dan beta karoten yang berperan sebagai antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh madu kelengkeng terhadap kadar TSA dan MDA darah tikus putih yang diinduksi Pb. Desain penelitian ini adalah eksperimental dengan 25 ekor tikus putih jantan galur Wistar yang dibagi dalam 5 kelompok, yaitu kelompok A (tikus normal), B (tikus dengan induksi Pb 10 mg/kgBB) dan C, D, E merupakan kelompok perlakuan suplementasi madu secara berturut-turut 0,45, 0,9, 1,8 ml/200 gramBB dan induksi Pb 10 mg/kgBB selama 14 hari. Data TSA dan MDA dianalisis menggunakan one way anova dan uji LSD untuk mengetahui perbedaan setiap kelompok. Hasil penelitian menunjukkan madu dengan dosis 1,8 ml/200 gramBB dapat meningkatkan kadar TSA dan menurunkan kadar MDA secara signifikan. Simpulan dari penelitian ini adalah madu dapat meningkatkan kadar TSA dan menurunkan kadar MDA pada tikus putih yang diinduksi Pb. Lead (Pb) is heavy metal which comes from waste fuel emissions. Increased use of fuel in industrial machinery and vehicles causes increased levels of lead in the air. The entry of Pb into the body will disturb the ballance other molecules and became a free radicals. The imbalance between free radicals and antioxidants cause oxidative stress which characterized by decreased total antioxidant statue (TAS) and increased malondialdehid (MDA). Longan honey is health suplement which contained flavonoids, vitamin C, vitamin E and beta carotene. This study aims to determine the effect of longan honey against TAS and MDA levels of blood Pb-induced. This is an experimental research design with 25 white male rats Wistar, divided into 5 groups: group A (normal), B (rats with induced Pb 10 mg / kg) and the C, D, E is a group of honey supplementation treatment respectively 0.45, 0.9, 1.8 ml / 200 gramBB and induction of Pb 10 mg / kg for 14 days. TAS and MDA data were analyzed using one-way ANOVA and LSD test to determine differences in each group. The results showed that honey with a dose of 1.8 ml / 200 gramBB could increase levels of TAS and MDA levels were significantly lowered. The conclusions of this study is the honey can increase levels of TSA and lower levels of MDA in white rats induced Pb

    ANALISIS KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM DUA BELAS NOVEL ANAK KARYA SHERINA SALSABILA

    Get PDF
    AbstractResearchers aim to present to the readers want to provide fun, fun entertainment. Literature displays interesting stories, invites the reader to fantasize, bring the reader to a life of power, life that feels attached to it, leads to a game of emotion. The role of literature is not limited by time and space, not limited by age. The second virtue is understanding, understanding formed from the exploration of various life forms, the secrets of life, the discovery and disclosure of various human characters. In short it can be said that this second virtue contains life information. Of course all humans desperately need an information in this life. The study of children's literature is done on 12 novels that have been written by Sherina Salsabila. Twelve children's novels by Sherina Salsabila are chosen on the grounds that the novels have a simple level of understanding, so it is easy to understand the meaning. The language used is easy to understand, the storyline is interesting and not boring. The stories that are presented are stories that are very striking in the lives of children ages 8 s.d. 12 years old. Keywords: Structure, Dynamics, Personality Development, Main Leader, Children Literature, Literary Learning

    INDIKASI KEESTETIKAAN LINGKUNGAN PERKOTAAN PADA RUAS KORIDOR JALAN DI TEPIAN SELOKAN MATARAM DAN RUAS KORIDOR JALAN DI KAWASAN NGASEM YOGYAKARTA

    Get PDF
    Perkara ke-estetika-an lingkungan seringkali menjadi suatu intensi seseorang atausekelompok masyarakat, yang secara umum dianggap sebagai sesuatu ungkapan ekspresikeindahan atas tatanan fisik/spasial dan kultural, sehingga akan menunjukkan eksistensikegiatan dan pola aktivitas lingkungan perkotaan tertentu. Premis mayor ini merupakanlandasan penelitian bertema keestetikaan lingkungan perkotaan yang berbasis kulturalhistoriografis, dengan tujuan memperoleh unsur fisik/spasial dan unsur normatif yangsecara eksistensial maupun arsitektural berpotensi determinatif-indikatif dalam menciptakeestetikaan lingkungan.Lingkungan perkotaan yang di pilih yaitu Koridor Selokan Mataram (SM) KabupatenSleman Yogyakarta dan Koridor Wisata Ngasem (NG) Tamansari Kota Yogyakarta.Kedua lokasi ini merupakan pengembangan tema tipologis dari penelitian sebelumnya diKoridor Jalan Kesambi Kota Cirebon. Kedua koridor perkotaan ini memiliki keterkaitanfungsional masing-masing dan norma simbolik eksistensial atas Karaton NgayogyakartaHadiningrat secara historis dan secara administratif perkotaan berada pada tempat yangberbeda satu sama lain. Koridor SM berada di kawasan Bulaksumur Kampus UGM, Kab.Sleman; sedangkan koridor NG berada di kawasan Jeron Beteng Karaton NgayogyakartaHadiningrat. Saat ini secara fungsional koridor SM pada ruas jalan Pogung-Gejayan inibertumbuh menjadi area kegiatan campuran secara linier, yang tentu akan berdampakpada nilai strategis yang dimilikinya. Sementara pada ruas koridor NG jalan Kauman-Tamansari tetap sebagai fungsi pengendali kesinambungan eksistensi tradisi budaya,walaupun saat ini berkembang menjadi area kepariwisataan. Kondisi kedua lokasi inisecara estetis menjadi unik, oleh karena dalam pertumbuhan dan upaya peningkatankebutuhan masyarakat serta ragam kegiatannya berlangsung melalui proses keselarasanantara nilai-budaya tradisi dan nilai-modernitas kehidupan urban, tetapi tetap dapatmemberikan ekspresi nilai strategis kultural.Metoda kualitatif & kuantitatif serta analisis visual lingkungan, akan didaya-gunakanterhadap tatanan maupun ekspresi rupa ragam elemen fisik/spasial panorama perkotaan(“townscape”) dan disintesis padu-padankan dengan norma kultural strategis, perilakudan pola aktivitas disepanjang kedua koridor. Berbasis metoda tersebut diharapkan dapatmenunjuk berbagai model indikasi positif eksistensi nilai-nilai keestetikaan lingkungan.Praduga yang mengemuka pada observasi awal adalah, bahwa indikasi keestetikaan yangberbasis pada nilai-nilai kultural telah dapat dikelola, sejalan dengan pengendalian citralingkungan kultural strategis atas eksistensi Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat. Olehkarenanya manfaat dari penelitian ini, bisa memberi inspirasi cara pola pikir keestetikaanlingkungan dan memberi alternatif model pertimbangan dalam penyusunan kebijakanpengelolaan estetika lingkungan perkotaan.Penelitian ini dilakukan dalam format multidisiplin keilmuan, yang difokuskan padabidang arsitektur-kota dan bidang seni-rupa lingkungan, melalui proses studi literatur,observasi visual lapangan, pengolahan data, analisis fenomenologis citra kultural kota,diskusi dengan para nara-sumber terkait dan penyimpulan atas praduga awal.Kata kunci : keestetikaan lingkungan, panorama perkotaan, strategis kultural, analisis visual

    Gizi dan Kesehatan

    No full text
    x, 130 hlm, jil.; 23 c

    Penerapan Pembelajaran Tematik Terpadu di Sekolah Dasar

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perencanaan, pelaksanaan, penilaian, hambatan, upaya, dan dampak pembelajaran tematik terpadu di SDN Purwoasri 2 dan SDN Mranggen. Penelitian menggunakan deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan studi dokumen. Hasil penelitian (1) perencanaan, guru membuat RPP sesuai komponen Kurikulum 2013, (2) pelaksanaan, guru memadukan KD pada mata pelajaran (tematik) melalui pendekatan saintifik, (3) penilaian, mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan, (4) hambatan, alokasi waktu membuat RPP, variasi belajar, kegiatan menanya, sarana prasarana dan penilaian masih kurang, (5) upaya, guru menyusun RPP, variasi belajar, menggunakan media dan lingkungan sekitar, mengikuti KKG tentang penilaian, (6) dampak pengetahuan lebih rendah dibandingkan keterampilan dan sikap siswa

    Empowerment Of Pospaud Cades In Management Of Posture "Melati" Cepoko Gunungpati Semarang

    Full text link
    PosPAUD is a form of early childhood education services (PAUD) whose implementation is integrated with the services of Bina Keluarga Balita (BKB) and Posyandu. PosPAUD "Melati" is one of the PAUD Posts in Gunungpati Subdistrict. Based on PosPAUD data "Melati" Getas Cepoko village, the number of children active in PosPAUD aged 0-6 years in 2017 reached 25 children, while in 2018 active PAUD students were 18 people, there was a decrease in the number of community participation in PAUD activities. Likewise in the Posyandu activities which are held routinely on Saturdays on the first week of each month, the longer the number of people who come there is less The main problems faced by this pospaud include the limited number of cadres, the low knowledge and skills of cadres about nutrition and health and nutritional supplementary feeding (PMT) based on local food ingredients, the limited facilities available, the lack of knowledge about administrative order and active-creative learning. Community service methods are applied through pospaud cadre training, and assistance in the implementation of pospaud. Pospaud cadre empowerment activities carried out for 4 months, contributed 1). Increased cadre knowledge in managing PosPAUD; 2) Posyandu cadre skills in providing counseling and counseling about nutrition and health to children participating in PosPAUD and mothers of children under five; 3) Increased knowledge of PosPAUD cadres about nutritional supplementary feeding (PMT) based on local food ingredients; 4) PosPAUD cadre skills in making PMT (Supplementary Feeding) increased, and cadres could innovate types of PMT based on local food ingredients; 5) PosPAUD room is more comfortable and attractive; 6) Establishment of Family Medicine Park (TOGA). The results of the posyandu cadre empowerment activities showed an average initial knowledge of posyandu cadres on various aspects of being cured by 40.45%; the average posyandu cadre final knowledge on various aspects of being educated and trained is 95.25%; thus increasing the final evaluation results by 54.80% (classified in the medium category). The equipment assistance provided is able to support the smooth operation of the Melati pospaud activities.   Keyword : pospaud, nutrition, supplmenetray feedin

    Pengaruh Nilai-Nilai Karakter dan Literasi Membaca dengan Model STAD (Student Team Achievement Divisions) terhadap Hasil Belajar

    Full text link
    Rendahnya karakter dan membaca siswa di Indonesia dikarenakan terdapat kasus siswa menganiaya guru dan data PISA uji literasi Indonesia berada pada peringkat ke-64. Oleh karena itu, proses pembelajaran diperlukan model pembelajaran kooperatif yaitu model STAD. Peneliti mengintegrasikan nilai-nilai karakter dan literasi membaca dalam RPP dengan model STAD yang digunakan untuk mengetahui pengaruh terhadap hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan jenis eksperimen dan desain quasi eksperimen. Terdapat 68 siswa kelas V sebagai sampel, sedangkan tes, angket, dan observasi adalah instrumen. Sehingga, dapat diperoleh hasil nilai thitung > ttabel yaitu 3,047 lebih besar dari 0,05 yang dapat berpengaruh secara signifikan antar variabel
    corecore