154 research outputs found
NUTRIENT CONTENT ON MORINGA SEEDS BASED ON AGE OF THE FRUIT
Moringa ( moringa oleifera are ), is a plant that has many the benefit that the womb nutrition especially on the leaves and its fruit. A lot of research that's been done relating to nutrient content in the leaves that are utilized in addressing the problem of good nutrition on toddlers, pregnant women and nursing mothers, even has a lot of company that has patented a leaf of this plant as a commercial product In the form of flour ( powder ) or in the form of estrak. Moringa , besides leaves, the fruit or moringa seeds has also frequently used. A substance of nutrition in moringa in 100 grams is generally much taller than a source of other food, In addition these plants containing anti oxidant and contains pollutants. Moringa seeds are often used as a purifier of wastewater. The results of the research on nutrition ingredients moringa seeds Had been reported as is conducted by seeing a difference in the level of catfish growth fed with by the addition of soy beans with those fed with the addition of Moringa seed flour, for 8 weeks, It is reported that there is a significant difference (P < 0.05) Group fed with the addition of the seed flour weight of fish higher than the one given the Soy beans (Yuangsoi, at all, 2013). The purpose of this research is to know the nutrient content of kelor based on fruit age. Iron and calcium content is more acquired in young moringa grain flour. The research was conducted at the Health Laboratory of the Indonesian Ministry of Health Makassar. More protein content is obtained from dried Moringa seed flour.Key words: Nutritional content, Moringa seed
PEMBERDAYAN KELUARGA MELALUI WIRAUSAHA BIDANG GIZI DENGAN MEMANFAATKAN DAUN KELOR SEBAGAI PANGAN LOKAL
Abstrak: Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal tahun 2020 berdampak pada sektor kesehatan dan ekonomi di semua lapisan masyarakat. Dampak nyata yang dialami oleh masyarakat adalah penurunan pendapatan yang berimbas pada tingkat ketahanan pangan keluarga. Keluarga yang memiliki tingkat pendapatan yang rendah akan memiliki kesulitan dalam memenuhi kebutuhan gizi bagi keluarga. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memberdayakan keluarga dalam mengembangkan wirausaha keluarga bidang gizi dengan memanfaatkan pangan lokal yaitu daun kelor . Kegiatan ini dilakukan di dua kelurahan yaitu kelurahan Mamunyu dan Sinyoyoi Selatan yang diikuti oleh 30 peserta. Peserta adalah para ibu yang menjadi perwakilan rumah tangga . Kegiatan ini juga melibatkan unsur PKK, kader Posyandu dan aparat kelurahan agar kegiatan ini dapat berkelanjutan. Metode yang digunakan adalah penyuluhan dalam bentuk ceramah dan diskusi. Selain itu, peserta juga difasilitasi dan didampingi dalam pengolahan bahan pangan lokal. Evaluasi yang dilakukan dalam bentuk pre dan post-test. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa 100% peserta mengalami peningkatan pengetahuan dengan skor benar >80% dan berhak memperoleh sertifikat penyuluhan keamanan pangan (PKP) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju. Diharapkan pihak pemerintah dapat memfasilitasi para pelaku usaha keluarga tersebut dalam mengembangkan usaha mereka dengan mendukung dan mendampingi mereka hingga memperoleh no. PIRT pada usaha mereka.Abstract : The Covid-19 pandemic that has occurred since the beginning of 2020 impacts both the health and the economic sectors at all levels of society. The real impact experienced by the community is a decrease in income which impacts the food security level of families. Families who have a low-income level will have difficulty meeting their nutritional needs. This community service aimed to empower families in developing family entrepreneurs in the field of nutrition by utilizing local food, namely Moringa leaves. This activity was carried out in two villages, namely Mamunyu and South Sinyoyoi villages, which were attended by 30 participants. Participants are mothers who are household representatives. This activity also involves PKK elements, Posyandu cadres, and village officials so that this activity can be sustainable. The method used was counseling in the form of lectures and discussions. In addition, participants were also facilitated and assisted in processing the local food. The evaluation was carried out in the form of pre and post-test. The results of the evaluation showed that 100% of participants experienced an increase in knowledge with a correct score of >80% and were entitled to a certificate of food safety education (PKP) from the Mamuju District Health Office. It is expected that the government can facilitate family business actors in developing their businesses by supporting and assisting them to obtain PIRT number
TEMA DAN NILAI MORAL DALAM EMPAT CERITA PENDEK TERBITAN SURAT KABAR MANUNTUNG DI KALIMANTAN TIMUR
AbstrakTujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan struktur cerita dalam empat cerpen terbitan surat kabar harian Manuntung periode 1988 terkait dengan tema dan nilai moral. Masalah dalam penelitian ini meliputi (1) bagaimana bentuk indentifikasi cerita dalam keempat cerpen yang terbit di Manuntung, (2) bagaimanakah tema dalam keempat cerpen yang terbit di Manuntung, dan (3) bagaimana pula nilai-nilai moral dalam keempat cerpen yang terbit di Manuntung. Penelitian ini bersifat kualitatif dengan memanfaatkan teknik deskripsi, sedangkan teori yang digunakan adalah pendekatan intrinsik. Teknik analitik juga digunakan untuk menentukan makna isi cerita dalam cerpen-cerpen tersebut sebagai objek penelitian. Hasil penelitin ini menunjukkan bahwa tema dalam keempat cerita pendek terbitan surat kabar Manuntung periode 1988 di Kalimantan Timur memiliki perwatakan dan karakteristik penceritaan yang berbeda, sedangkan nilai moral dalam cerpen-cerpen itu sebagai cerminan kehidupan yang dialami masyarakat dengan latar, waktu, dan lingkungan tertentu yang melatarbelakangi terjadinya peristiwa di lingkungan sosial dan budaya di Kalimantan Timur. Kata kunci: intrinsik, nilai, moral, sosial, budaya AbstractThe purpose of this study was to describe the structure of the story in the four short stories published by the 1988 Manuntung daily newspaper related to moral themes and values. The problems in this study include (1) what are the forms of story identification in the four short stories published in Manuntung, (2) what are the themes in the four short stories published in Manuntung, and (3) what are the moral values in the four short stories published in Manuntung. This research is qualitative by utilizing descriptive techniques, while the theory used is an intrinsic approach. Analytical techniques are also used to determine the meaning of the story content in the short stories as the object of research. The results of this study indicate that the themes in the four short stories published by the Manuntung newspaper in the 1988 period in East Kalimantan have different narrative characteristics and characteristics, while the moral values in the short stories reflect the life experienced by the community with a certain background, time and environment the background for the occurrence of events in the social and cultural environment of East Kalimantan. Key words: intrinsic, value, moral, social, cultur
Nasionalisme dalam cerita rakyat Kalimantan Timur: pemetaan dan kajian sastra daerah
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan nilai-nilai nasionalisme dalam cerita rakyat Kalimantan Timur. Masalah yang muncul dalam penelitian ini terbatas pada pemetaan dan kajian sastra daerah, terutama yang berhubungan dengan nasionalisme pada empat buah cerita rakyat Kalimantan Timur. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif, sedangkan penerapan teori menggunakan teori sastra
Internal Control and Risk Management in Ensuring Good University Governance
Human resources development has been a crucial issue in the emerging economies of Indonesia. The growth of Universities and other form of Higher Education in Indonesia indicates the raise of public and government awareness of educational quality. This awareness must be followed by higher education management ability for designing strategies and implementing them to produce high quality graduates. This study is expected to have contribution to enhance the management quality of Private Higher Education. This research aims to evaluate the implementation of Internal Control and Risk Management in ensuring Good University Governance. The data were collected from leaders of all Private Higher Education located at Special Province of Yogyakarta, the destination for most prospective students who will pursue further studies. Descriptive qualitative and regression analysis were performed to analyze the data. Research finding revealed that most of Private Higher Education had sufficient information and knowledge in implementing Internal Control, Risk Management, and Good University Governance. Other result showed that Internal Control and Risk Management positively influenced the implementation of Good University Governance. Limitation of this study was the respondents’ comprehension of the risk management terms that were not very well understood by some of the Higher Educational Institution’s Leaders
Penguatan Praktik Pemberian Makanan pada Bayi dan Anak (PMBA) Melalui Simulasi dan Demonstrasi Pemberian MP-ASI
West Sulawesi Province is the highest province with stunting above the WHO cut-off (20%), where the incidence of stunting in West Sulawesi is 39.7%. One of the causes of growth and development disorders for babies and children aged 6 to 23 months in Indonesia is the low level of knowledge and practice of providing exclusive breastfeeding, the low quality of complementary feeding. This activity aimed to train and strengthen the practice of giving complementary foods to toddlers by simulating and demonstrating giving complementary foods in accordance with WHO standards. The methods used are counseling, simulation and demonstration of complementary feeding patterns. The target was 30 mothers of toddlers and 5 posyandu cadres. There was an increase in participants' knowledge from 60% to 97% and participants were able to demonstrate the practice of providing MP-ASI based on local food well. It is important to frequently refresh the pattern of giving complementary foods to mothers in groups so that mothers can share knowledge and support each other in practicing the right pattern of giving complementary foods.Provinsi Sulawesi Barat merupakan provinsi paling tinggi dari 34 provinsi dengan stunting di atas batasan WHO (20%), dimana kejadian stunting Sulawesi Barat sebesar 39,7%. Salah satu penyebab terjadinya gangguan tumbuh kembang bayi dan anak usia 6 sampai 23 bulan di Indonesia adalah rendahnya pengetahuan dan praktik pemberian ASI eksklusif, rendahnya mutu MP-ASI. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih dan menguatkan praktik pemberian MP-ASI kepada balita dengan cara simulasi dan demonstrasi pemberian MP-ASI yang sesuai standar WHO. Metode yang digunakan yaitu penyuluhan, simulasi, dan demonstrasi pola pemberian MP-ASI. Sasaran kegiatan ini adalah 30 orang ibu balita dan 5 kader posyandu. Hasilnya menunjukkan terjadi peningkatan pengetahuan peserta dari 60% menjadi 97% dan peserta mampu mendemonstrasikan praktik pemberian MP-ASI berbasis pangan lokal dengan baik. Penting untuk sering memberikan penyegaran pola pemberian MP-ASI kepada ibu secara berkelompok sehingga para ibu dapat saling berbagi pengetahuan dan saling mendukung dalam mempraktikkan pola pemberian MP-ASI yang tepat
DEMO MP-ASI MODIFIKASI PANGAN LOKAL SEBAGAI MEDIA EDUKASI PADA KELUARGA BADUTA
Abstrak: Wilayah Kecamatan Kalukku, Mamuju, Sulawesi Barat merupakan daerah yang memiliki beberapa titik lokus stunting artinya cukup banyak persentase kejadian stunting di wilayah tersebut di samping balita yang mengalami gizi kurang. Pola pemberian MP-ASI pada anak usia 6-23 bulan pada daerah tersebut masih rendah. Pola pemberian MP-ASI dari jenis, jumlah dan waktu pemberian MP-ASI masih kurang yaitu sebanyak 72,3%, 80% dan 45.8% secara berturut-turut dan ada hubungan antara jenis MP-ASI dengan stunting. Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan produktivitas keluarga baduta dalam menyiapkan MP-ASI lokal bagi baduta. Sasaran kegiatan ini yaitu ibu balita stunting sebanyak 30 peserta. Metode yang digunakan ada 2 yaitu penyuluhan dan demonstrasi MP-ASI. Kegiatan penyuluhan dan demo berjalan lancar dan terdapat peningkatan pengetahuan ibu pada saat pre-test dan post-test dari 50% menjadi 80 %. Kegiatan pengabdian masyarakat dalam bentuk penyuluhan dan demo MP-ASI menggunakan bahan pangan lokal dapat meningkatkan pengetahuan dan kemampuan ibu dalam membuat MP-ASI lokal.Abstract: The Kalukku subdistrict area, Mamuju, West Sulawesi, has several stunting locus points, meaning that there is quite a large percentage of stunting incidents in that area, in addition to under-fice children who experience malnutrition. The pattern of giving MP-ASI to children aged 6-23 months in this area still needs to be improved. The pattern of giving MP-ASI in terms of type, amount, and time of giving MP-ASI still needs to be improved, namely 72.3%, 80%, and 45.8%, respectively, and there is a relationship between the type of MP-ASI and stunting. This activity aims to increase the knowledge and productivity of the toddler's family in preparing local MP-ASI for toddlers. The target of this activity is stunting toddler mothers as many as 30 participants. There are 2 methods used, namely socialization and demonstration of MP-ASI. The socialization and demo activities ran smoothly, and mothers' knowledge increased from 50% to 80% during the pre-test and post-test. Community service activities in the form of outreach and MP-ASI demonstrations using local food ingredients can increase mothers' knowledge and ability to make local MP-ASI
TEMA PERCINTAAN DALAM TIGA CERITA PENDEK TERBITAN SURAT KABAR MANUNTUNG DI KALIMANTAN TIMUR (PERIODE 1988—1989)
Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan struktur cerita dalam tiga cerpen terbitan surat kabar harian Manuntung periode 1988—1989 yang difokuskan pada tema percintaan dan gejala sosial kultural. Masalah dalam penelitian ini meliputi (1) bagaimana bentuk struktur cerita dalam ketiga cerpen yang terbit di Manuntung, (2) bagaimanakah tema percintaan dalam ketiga cerpen yang terbit di Manuntung, dan (3) bagaimana pula gejala sosial kultural dalam ketiga cerpen yang terbit di Manuntung. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif, sedangkan penerapan teori menggunakan struktural intrinsik. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data-data cerpen yang diperoleh dari surat kabar Manuntung. Selain itu, teknik analitik juga digunakan untuk menentukan makna isi cerita dalam cerpen-cerpen tersebut sebagai objek penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tema percintaan yang digambarkan pengarang dalam ketiga cerpen yang terbit Manuntung peiode 1988—1989 memiliki karakteristik yang berbeda yang mengisahkan sepenggal kehidupan tokoh dengan berbagai pertikaian, peristiwa yang mengharukan dan menyenangkan, serta mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan oleh tokoh-tokoh dalam ketiga cerpen tersebut. Kata kunci: struktur, intrinsik, percintaan, sosial, kulturalAbstractThe purpose of this study is to describe the structure of the story in three short stories published by Manuntung daily newspapers in the period 1988--1989 which focuses on the theme of romance and socio-cultural phenomena. It discusses about (1) the structure of the story, (2) the theme of love, and (3) the socio-cultural symptoms in Manuntung’s three short stories. This study uses descriptive-qualitative methods and intrinsic structural theory. Descriptive analysis technique is used to describe the short story data. Analytical techniques are also used to determine the meaning of the story content in those short stories as the object of the research. The results of this study indicate that the theme of love described by the authors in Manuntung’s three short stories in the period 1988-1989 has different characteristics. They tell a moment of a character's life, like conflicts, touching moments, and happy times. They also contain impressions that are remembered by the characters in those three short stories. Keywords: structure, intrinsic, romance, social, cultural
MAKNA DAN NILAI-NILAI MORAL DALAM SASTRA DAERAH TARSULAN PERKAWINAN DI KUTAI KARTANEGARA
AbstrakPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna dan nilai-nilai moral yang terdapat dalam sastra daerah Tarsulan Perkawinan di Kutai Kartanegara. Masalah dalam penelitian ini (1) bagaimana bentuk syair Tarsulan Perkawinan, (2) bagaimanakah analisis makna dalam syair Tarsulan Perkawinan, dan (3) bagaimana pula nilai-nilai moral yang terkandung dalam syair Tarsul Perkawinan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif-deskripsi, sedangkan teori yang digunakan adalah pendekatan struktural. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk memaknai keseluruhan isi syair dalam Tarsulan Perkawinan sebagai objek penelitian. Selain itu, teknik analitik juga digunakan untuk menggali nilai-nilai kearifan lokal yang terdapat pada syair tarsul tersebut. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) sastra daerah tarsul sebagai warisan budaya mencerminkan kehalusan budi pekerti luhur yang masih terpelihara dengan baik di masyarakat Kutai Kartanegara, (2) tarsul merupakan bahasa simbol, berbentuk pantun dan syair tradisional yang menonjolkan irama dengan cengkok-cengkok tertentu yang bersifat keagamaan dan perkawinan, dan (3) tarsul adalah tradisi lisan masyarakat Kutai Kartanegara yang masih terpelihara dengan baik, seiring dengan pelestarian berbagai upacara siklus hidup masyarakat dan upacara lainnya. Kata kunci: tarsul, perkawinan, syair, makna, nilai, moral AbstractThe study is to describe the meaning and moral values found in the Tarsulan Perkawinan literature in Kutai Kartanegara. The problem in this study (1) how the words Tarsulan Perkawinan look, (2) how do the words Tarsulan Perkawinan analyze the meaning of Tarsul Perkawinan, and (3) what are the moral values embodied in the words Tarsulan Perkawinan. The study uses descriptive-qualitative methods, while the theory used is a structural approach. A descriptive analysis technique is used to apply the entire text in Tarsulan Perkawinan as an object of study. Additionally, analytic techniques are also used to unearth the local wisdom values of tarsul poem. The study suggests that (1) tarsul literature asa cultural heritage reflects the virtues of preserved civility in Kutai Kartanegara society, (2) tarsul is a symbolic language, a tunic and a traditional verse that highlights rhythm with certain religious and mating bells, and (3) tarsul is an oral tradition of the well-preserved Kutai Kartanegara people, Along with the preservation of various life-cycle ceremonies of society and other ceremonies.Key words: tarsul, marriage, verse, meaning, value, moral I. PENDAHULUANSastra lisan merupakan bagian dari sastra rakyat. Predikat sebagai sastra rakyat adalah seni berbahasa yang pada dasarnya berlangsung secara lisan sehingga menjadi milik seluruh rakyat. Jika pengertian sastra itu diperluas seperti pengertian dalam sastra modern, beberapa produk budaya rakyat dapat digolongkan sebagai sastra rakyat. Kalimantan Timur memiliki kekayaan budaya yang beragam. Keragaman budaya itu melebihi keragaman masyarakat etnis di wilayah ini. Bahkan, secara umum, sering kali terjadi penyebutan etnis tertentu yang khas, termasuk karakteristik bahasanya. Artinya, keragaman bahasa daerah tersebut berpengaruh terhadap keragaman sastra daerah dalam masyarakat Kalimantan Timur. Masyarakat Kalimantan Timur dikenal memiliki peradaban yang tinggi dan budi bahasa yang halus. Tingkat peradaban dan kehalusan budi bahasa itu tercermin di dalam seni sastra daerah, di antaranya cerita rakyat, puisi rakyat, syair, pantun, peribahasa, dan sebagainya. Selama ini, masyarakat di Kalimantan Timur awam menilai bahwa yang dimaksud sastra daerah adalah cerita rakyat. Sementara itu, produk budaya rakyat seperti madihin, tarsul, tingkilan, mamanda, peribahasa daerah, dan sebagainya, kurang mendapatkan ruang apresiasi yang memadai. Padahal, untaian kata peribahasa daerah, syair dalam tingkilan, dan pantun berwujud tarsul itu juga memiliki peran dalam penanaman nilai-nilai edukasi bagi pemiliknya. Seni pantun yang berupa tarsul pun memiliki fungsi pengajaran seperti peribahasa atau cerita rakyat. Akan tetapi, sebagai sastra daerah, cerita rakyat memang merupakan media pengajaran nilai-nilai budaya yang lebih mudah dipahami karena disajikan dalam bahasa paparan atau prosa. Sementara masyarakat agak berkesulitan mencern
- …