25 research outputs found
Barriers to Domestic Violence Screening in the Emergency Department
Are you in a relationship in which you\u27re being abused? That is not an easy question to answer or ask. Identification of those who are victims of domestic violence is important to prevent further abuse and injury. The purpose of this non-experimental study was to determine barriers of Emergency Department Registered Nurses screening patients for domestic violence. 33 ED RNs completed a short anonymous questionnaire that was developed by Dr. Mary Lou Moore, Wake Forrest University, Winston-Salem, North Carolina. The most significant barriers to screening identified, were the lack of education on how to ask questions about abuse, language barriers, a personal or familial history of abuse, time issues, and the lack of training to deal with the problem of abuse. Emergency Departments should assess the education and training needs of staff to increase accurate identification of those at risk and in need of resources and protection. Results of this study may be integrated into domestic violence training curriculum
Etnobotani Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam.) di Desa Kedungbulus Gembong Pati
The potential of Moringa tree related to health properties is still not fully utilized by the people in Pati. Mrs. Muryati, a resident of Kedungbulus Village, Gembong Subdistrict, Pati, was one of the residents who was moved to campaign for the use of Moringa leaves. The purpose of this study was to determine public perceptions about the potential of Moringa plants in the village of Kedungbulus Gembong Pati. This research uses survey methods which include: literature study, field observations, interviews using questionnaires, semistructure interview techniques and using random sampling techniques and purposive sampling. Random sampling sampling from the community taken randomly, while purposive sampling sampling from community leaders such as informants of production houses, village heads, shamans etc. The results obtained from the relationship between community and Moringa plants are explained from interviews with the public perception of Moringa plants
Etnobotani Tanaman Kelor (Moringa oleifera Lam.) di Desa Kedungbulus Gembong Pati
The potential of Moringa tree related to health properties is still not fully utilized by the people in Pati. Mrs. Muryati, a resident of Kedungbulus Village, Gembong Subdistrict, Pati, was one of the residents who was moved to campaign for the use of Moringa leaves. The purpose of this study was to determine public perceptions about the potential of Moringa plants in the village of Kedungbulus Gembong Pati. This research uses survey methods which include: literature study, field observations, interviews using questionnaires, semistructure interview techniques and using random sampling techniques and purposive sampling. Random sampling sampling from the community taken randomly, while purposive sampling sampling from community leaders such as informants of production houses, village heads, shamans etc. The results obtained from the relationship between community and Moringa plants are explained from interviews with the public perception of Moringa plants
Postpartum nurses' perceptions of barriers to screening for intimate partner violence: a cross-sectional survey
Article deposited according to agreement with BMC, December 6, 2010.YesFunding provided by the Open Access Authors Fund
Pengembangan booklet etnobotani tanaman kelor (moringa oleifera lam.) sebagai sumber belajar biologi materi keanekaragaman hayati kelas X di SMA Islam Raudlatul Falah Bermi Gembong Pati
Gunung Muria merupakan Gunung yang mempunyai ketinggian 1.627 mdpl yang kaya akan potensi alam dengan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Salah satu desa yang mempunyai ptensi alam terbaik adalah Desa Kedungbulus yang merupakan desa kecil di Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah yang letaknya di lereng Gunung Muria 9 km ke arah barat dari pusat kota Pati. Desa ini dijuluki dengan sebutan âKampung Kelorâ, karena disetiap pagar rumah terdapat tanaman kelor, masyarakat banyak memanfaatkan tanaman kelor untuk obat tradisional hingga olahan makanan. Tanaman kelor diberbagai daerah masih dianggap sebagai tanaman mistis, dengan begitu perlu adanya pengenalan tanaman kelor sebagai sumber belajar berupa booklet etnobotani yang dapat digunakan untuk referensi pembelajaran. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui desain dan karakterisasi booklet etnobotani tanaman kelor didesa Kedungbulus serta mengetahui kelayakan booklet tanaman kelor. Penelitian ini besifat kualitatif lapangan, dengan menggunakan metode research and development. Hasil penelitian yang diperoleh adalah karakterisasi tanaman kelor, nutrisi, mitos, hingga olahan produk dari kelor, diantaranya teh daun kelor, sayur, kopi, minyak biji kelor dsb. Bagian yang dimanfaatkan adalah daun, batang, dan polong,. Cara pemanfaatannya antara lain adalah diawetkan, direbus, ditumbuk, diseduh, dan dimakan langsung. Hasil presentase validasi Booklet Etnobotani Tanaman Kelor oleh ahli media adalah 85%, ahli materi 89%, guru biologi 88%, dan siswa 86%. Rata-rata secara keseluruhan adalah 87%. Sehingga dapat dikatakan bahwa Booklet Etnobotani Tanaman Kelor sangat layak digunakan sebagai sumber belajar kelas X pada materi Biologi keanekaragaman hayati
PREVALENSI SOIL TRANSMITTED HELMINTS (STH) PADA MURID SD NEGERI 149 DI KECAMATAN GANDUS KOTA PALEMBANG
Cacing usus atau Soil Transmitted Helminths (STH) adalah cacing golongan nematoda usus yang penularannya melaluimedia tanah. Penyebaran kecacingan ini melalui kontaminasi tanah oleh tinja yang mengandung telur cacing. Angka kejadian kecacingan pada anak di seluruh Indonesia pada usia 1-6 tahun atau usia 7-12 tahun berada pada tingkat yang tinggi yakni 30%. Tujuan penelitian untuk mengetahui angka kejadian kecacingan golongan Soil Transmitted Helminths(STH) pada murid  SDN 149 Kecamatan Gandus Kota Palembang. Jenis penelitian survei deskriptif dengan  98  murid sebagai  subjek  yang  berasal  dari  kelas  1-6  untuk  diperiksa  fesesnya menggunakan teknik Kato Katz. Dari 89 sampel yang diperiksa, ditemukan 26 sampel yang positif mengandung telur cacing yaitu :  21 sampel mengandung cacing Ascaris lumbricoides, 1 sampel mengandung Trichuris trichiura 1 dan 4 sampel mengandung cacing tambang. Prevalensi Soil Transmitted Helminths (STH) pada murid-murid SDN 149 Kecamatan Gandus Kota Palembang sebesar 29,2%.
Penyuluhan Kesehatan Dan Skrining HBsAg Sebagai Upaya Pengendalian Hepatitis
Hepatitis adalah penyakit peradangan pada hati. Pada tahun 2013, prevalensi HbsAg di Indonesia sebesar 7,2%. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuasin belum melaporkan telah melakukan program pengendalian Hepatitis di wilayahnya. Desa Muara Sungsang terletak sangat dekat dengan Pelabuhan Tanjung Api-Api Sumatera Selatan yang menjadi pintu masuk dari provinsi lain. Hal ini membuat Desa Muara Sungsang menjadi rentan menjadi daerah penularan penyakit menular. Salah satu upaya yang digalakkan sebagai aksi advokasi pencegahan penularan Hepatitis adalah pendidikan kesehatan dan deteksi dini. Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini ada dua yaitu menyebarkan informasi mengenai penyakit Hepatitis serta melakukan penapisan infeksi virus Hepatitis B di Desa Muara Sungsang, Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan. Pendidikan kesehatan dilakukan dengan pemberian penyuluhan pada kelas besar. Penapisan HbsAg dilakukan dengan menggunakan rapid test kit dengan menggunakan darah vena untuk memperoleh plasma darah. Kegiatan ini berhasil menemukan warga dengan HBsAg positif yang menjadi indikator keberhasilan kegiatan. Sebanyak 6 dari 26 peserta yang bersedia diperiksa darahnya dinyatakan HBsAg positif. Saran, pemerintah dan institusi pendidikan perlu meningkatkan upaya menyebarkan informasi dan pengendalian hepatitis bagi warga Desa Muara Sungsang
Recommended from our members
Gaseous species in fluid inclusions: A tracer of fluids and indicator of fluid processes
Quantitative bulk analysis of fluid inclusion volatiles measures the composition of trapped geothermal liquids and vapor. Fluid-inclusion gas-analyses may identify fluid boiling and mixing, and the analyses can be used as a fluid tracer. Fluid boiling is indicated by excess gaseous species. Linear arrays of data points on gas ratio diagrams indicate fluid mixing. Nitrogen-argon ratios are used to discriminate atmospheric fiom magmatic volatiles. Crustal components in geothermal fluids are best indicated by concentrations of methane and helium. Methane strongly correlates with other organic compounds, and N2-Ar-CH4 plots are similar to N2-Ar-He diagrams. Alkene to alkane ratios of C2-7 organic species indicate the oxidation state of geothermal fluids. The Geysers inclusion analyses are an example of how inclusion fluids may be used to understand the paleo hydrology of a geothermal system
Recommended from our members
Vapor-dominated fields: Fluid reserves and geothermometry
A vapor-dominated reservoir is modelled as a uniform porous medium containing immobile water and mobile steam. Changes in concentrations of different gas species are used to determine the porosity and liquid saturation of the reservoir. The âgrid" method provides an incomplete analysis of this type of reservoir, either for water content or reservoir temperature. It is conjectured that the reservoirs of Kamojang and Darajat in Indonesia are significantly wetter than The Geysers, and consequently have greater fluid reserves per cubic kilometre