11 research outputs found

    Analisis Relasi Keberfungsian Keluarga dengan Kematangan Emosi Anak dari Keluarga Single Parent

    Get PDF
    Kematangan emosi merupakan hasil dari perkembangan emosi yang sehat. Individu yang matang emosinya pasti mampu mengontrol diri dan mengungkapkan emosinya secara baik, berpikir objektif, tidak bersifat impulsif, dan bertanggungjawab. Adapun salah satu faktor yang mempengaruhi kematangan emosi adalah sehatnya lingkungan keluarga yang ditandai dengan berfungsinya keluarga tersebut. Namun terdapat sejumlah faktor yang membuat keluarga menjadi tidak berfungsi optimal, diantaranya adalah tidak lengkapnya anggota keluarga. Keluarga tidak utuh memiliki pengaruh negatif bagi perkembangan emosi anak. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara keberfungsian keluarga dengan kematangan emosi pada anak dari keluarga single parent di Kabupaten Bener Meriah. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Sampel yang didapatkan berjumlah 85 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara keberfungsian keluarga dengan kematangan emosi pada anak dari keluarga single parent di Kabupaten Bener Meriah, dengan koefisien korelasi r = 0.431 dan nilai p = 0,000 (p < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis dalam penelitian ini terbukti diterima, Artinya ada hubungan positif yang signifikan antara keberfungsian keluarga dengan kematangan emosi pada anak dari keluarga single parent di Kabupaten Bener Meriah

    PELATIHAN REGULASI EMOSI PADA ANAK YANG BERKONFLIK DENGAN HUKUM DI UPTD RUMOH SEUJAHTERA JROH NAGUNA BANDA ACEH

    Get PDF
    Emosi merupakan salah satu hal yang berperan penting dalam kehidupan manusia karena ia akan memberi warna pada tingkah laku yang ditampilkan individu. Emosi ini biasanya akan timbul dalam konteks “interaksi” dan pada saat berinteraksi, dibutuhkan suatu kemampuan untuk membangun hubungan yang positif dengan individu lainnya. Kemampuan ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosi. Salah satu bentuk pelatihan untuk mengembangkan kecerdasan emosi adalah dengan membuat program yang terstruktur melalui pelatihan regulasi emosi. Pelatihan ini terdiri dari lima sesi, yaitu: berkenalan dengan emosi, kenali dan kelola emosi diri, kenali dan pahami perasaan orang lain, berpikir positif, dan komunikasikan perasaanmu. Pelatihan regulasi emosi ini diberikan kepada 8 remaja yang sedang dalam proses rehabilitasi hukum di UPTD Rumoh Seujahtera Jroh Naguna Banda Aceh. Dari proses pelatihan ditemukan bahwa aspek emosi merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting dalam kehidupan karena mewarnai kehidupan manusia, pengelolaan emosi dapat dipelajari dan dilatih dengan cara berinteraksi dengan orang lain, dan pelatihan regulasi emosi merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengembangkan kecerdasan emosi

    PENYESUAIAN DIRI ANAK PEREMPUAN DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN ZAMAN

    Get PDF
    Tulisan ini mengambil tema tentang bekal yang dapat diberikan pada orangtua untuk mempersiapkan anak terutama anak perempuan dalam menghadapi tantangan abad 21. Permasalahan gender di masyarakat sudah ada sejak manusia itu mulai muncul dimuka bumi ini. Namun pada awalnya ketika ilmu pengetahuan dan teknologi belum maju seperti saat ini, isu gender belum mendapat perhatian dan tidak dipermasalahkan baik oleh masyarakat secara umum maupun oleh aktivis yang peduli pada masalah ini. Hal ini disebabkan karena nilai-nilai budaya yang berkembang terkait dengan peran atau pembagian kerja, tanggung jawab serta citra baku laki-laki dan perempuan pada saat itu dianggap sebagai sesuatu yang wajar. Pembatasan peran domestik perempuan, peran ganda yang dijalankan ditambah dengan minimnya akses perempuan dalam hal pendidikan menyebabkan perempuan sulit mendapatkan lapangan pekerjaan.Berdasarkan fenomena ini, penulis tertarik untuk mengangkat masalah kesetaraan gender sebagai salah satu program MDG’s yang masih perlu perhatian agar tujuan akhir untuk memberikan kesempatan yang sama bagi anak laki-laki dan perempuan. Orang tua dapat mengetahui dan memahami bahwa arus globalisasi tidak hanya dialami oleh sebagian orang, tetapi lebih jauh semua orang termasuk anak perempuan akan mengalaminya, sehingga perlu disiapkan sejak dini. Orang tua perlu mempersiapkan anak agar dapat menghadapi, mengikuti dan beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah

    RANCANGAN PELATIHAN PENGUCAPAN KATA UNTUK MENINGKATKAN KELANCARAN MEMBACA SISWA KELAS 1 SD

    Get PDF
    The aim of this study as a preliminary study in developing the exercises to improve reading fluency of students grade 1of Primary School (SD). The study used a quasi- experimental method with Nonequivalent Control Group Design. The subjects were seven students in 1st grade, with age 7-8 years old, which consists of four students as an experimental group that received exercises of pronunciation as much as six times with a duration of 30-40 minutes and three students as a control group. Data on reading fluency obtained by measuring the average score of subject’s reading ability within one minute. Measuring instrument used was a single paragraph which consists of a series of words / syllables that need to be mastered by children aged 7 years old. In this exercise the students practice for using their speech muscles suit the phonetic rules, so that the resulting pronunciation becomes more precise. The results showed that in the control group there was no increase reading fluency, while in the experimental group there was three student has increased their reading fluency but not to the another one. However, there were changing in the aspects of speed and accuracy among all subjects who received the pronunciation exercises

    Sibling Rivalry And Aggressiveness On The Student Of MTSN 4 Banda Aceh

    Get PDF
    One of the conflicts that often arises in fraternal relationships is sibling rivalry. Sibling rivalry is a competition or an effort to outperform each other among siblings that also occurs during adolescence, to fight over things like attention, and love of parents. Sibling rivalry in adolescents can lead to aggressiveness. One serious aspect in sibling rivalry is that the pattern of bad relationships such as showing aggressive behavior which becomes a pattern of social relations that teenagers will take out of the house to be applied in relationships with peers. This study aimed to determine how the relationship between sibling rivalry and aggressiveness on the students of MTsN 4 Banda Aceh. This research used quantitative methods with the technique of determining non-random sampling samples, namely purposive sampling. The population in this study were all students of MTsN 4 Banda Aceh totaling 314 students with 117 students as the samples. The results showed that there was a positive relationship between sibling rivalry with aggressiveness on the students of MTsN 4 Banda Aceh. With analysis based on the Pearson correlation test shows that the value of r = 0.423 is a positive correlation, p = 0,000 (p &lt;0.05). From the results of the analysis, it can be stated that there is a significant positive relationship between sibling rivalry with aggressiveness on the students of MTsN 4 Banda Aceh. Abstrak&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp; Salah satu konflik yang sering timbul pada hubungan persaudaraan adalah sibling rivalry. Sibling rivalry merupakan persaingan atau usaha saling mengungguli antar saudara kandung yang juga terjadi pada masa remaja, untuk memperebutkan sesuatu seperti perhatian, dan cinta orang tua. Sibling rivalry pada remaja dapat memicu timbulnya agresivitas. Salah satu aspek yang serius dalam sibling rivalry, bahwa pola hubungan buruk seperti menunjukkan perilaku agresif ini sering menjadi pola hubungan sosial yang akan dibawa remaja keluar rumah untuk diterapkan dalam hubungannya dengan teman sebaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan sibling rivalry dengan agresivitas pada siswa MTsN 4 Kota Banda Aceh. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan teknik penentuan sampel non random sampling yaitu purposive sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTsN 4 Kota Banda Aceh berjumlah 314 siswa dengan diperoleh sampel 117 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara sibling rivalry dengan agresivitas pada siswa MTsN 4 Kota Banda Aceh. Dengan analisis berdasarkan uji korelasi Pearson dan menunjukkan bahwa nilai r= 0,423 merupakan korelasi positif, p=0,000 (p&lt;0,05). Dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara sibling rivalry dengan agresivitas pada siswa MTsN 4 Kota Banda Aceh

    Adversity Quotient dengan Kecemasan dalam Menyelesaikan Skripsi pada Mahasiswa UIN Ar-Raniry Banda Aceh

    Get PDF
    Salah satu penentu bagi individu agar dinyatakan berhasil menempuh pendidikan di perguruan tinggi adalah dengan menyelesaikan tugas akhir berupa skripsi. Namun dalam usaha mengerjakan skripsi mahasiswa sering dihadapkan dengan berbagai masalah, antara lain masalah kecemasan. Salah satu penyebab mahasiswa mengalami kecemasan dalam menyelesaikan skripsi adalah karena rendahnya daya juang yang dimiliki. Ukuran daya juang dalam istilah psikologi disebut dengan adversity quotient. Penelitian ini betujuan untuk mengetahui hubungan antara adversity quotient dengan kecemasan dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian korelasional dengan subjek yang diteliti sebanyak 313 mahasiswa. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara adversity quotient dengan kecemasan dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, dengan koefisien korelasi sebesar -0,629, dengan nilai p = 0,000 (p&lt;0,05). Artinya, semakin tinggi adversity quotient, maka semakin rendah kecemasan dalam menyelesaikan skripsi pada mahasiswa Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

    Perbedaan Kecemasan Menghadapi Pernikahan Ditinjau Dari Jenis Kelamin Pada Dewasa Awal di Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar

    Get PDF
    Pada masa dewasa awal individu memiliki tugas perkembangan secara psikologis yaitu mencari dan menemukan calon pasangan hidup, individu yang merasakan kecemasan yaitu kehidupan berkeluarga mulai dari memasuki sebagai seorang dewasa awal dan memasuki pergantian status dari lajang menjadi seorang suami atau istri yang menuntut adanya penyesuaian diri terus-menerus sepanjang pernikahan. Di dalam situasi menghadapi pernikahan, seseorang sering merasa kurang memahami apa yang harus dilakukan dan dipersiapkannya. Tidak adanya kejelasan apa yang akan terjadi setelah berumah tangga menyebabkan seseorang merasakan kecemasan menghadapi pernikahan. Kecemasan menghadapi pernikahan ini pada umumnya berarti bahwa seseorang merasa tugas dan kewajibannya akan bertambah atau bahkan berubah setelah berumah tangga. adapun tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui perbedaan kecemasan menghadapi pernikahan ditinjau dari jenis kelamin pada dewasa awal di Kecamatan Krueng Barona Jaya Kabupaten Aceh Besar. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode komparasi dengan pengambilan sampel berdasarkan teknik sampling kuota. Subjek yang diperoleh berjumlah 150 dewasa awal, instrumen penelitian ini menggunakan skala Kecemasan dan angket jenis kelamin. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai t = - 2.775 dan p = 0,007 artinya terdapat perbedaan kecemasan yang signifikan pada laki-laki dan perempuan dewasa awal dengan nilai perbedaan jenis kelamin laki- laki (Mean=92,53l; SD=10,30) dan pada jenis kelamin perempuan (Mean= 97,03-; SD=56) dimana perempuan pada dewasa awal lebih tinggi kecemasannya dibandingkan lelaki, dengan demikian maka hipotesis diterima

    PERSEPSI KEBERFUNGSIAN KELUARGA BAGI ANAK DARI KELUARGA SINGLE PARENT

    Get PDF
    Non-intact families have a negative influence on children's development. A child needs a warm and loving family atmosphere. In families that are not intact, this need is not satisfactorily obtained. The child cared for by a single mother loses a father figure, whereas the child cared for by a single father will lose a mother figure. From that explanation, the researchers were interested in examining more deeply about family functioning among children from single parent families in Bener Meriah District. Data collection was carried out using Family Functioning Scale developed by Moos and Moos (2002). The results showed that most subjects had a perception of medium family functioning category. This is supported by previous research, indicated that other family members also play a role in the formation of family functioning, even though one parent in the family does not exist

    EVALUASI PENERAPAN PENDIDIKAN INKLUSI DI SEKOLAH DASAR DI KOTAMADYA BANDA ACEH DAN KABUPATEN PIDIE

    Get PDF
    Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan sejauhmana efektivitas pelaksanaan pendidikan inklusif di sekolah dasar yang memiliki anak berkebutuhan khusus (ABK) di kota Banda Aceh dan Kabupaten Pidie. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus dengan teknik wawancara, obervasi dan analisis. Konten. Subjek penelitian berjumlah 20 orang yang terdiri dari 3 orang kepala sekolah, 12 orang guru dan 5 orang guru pendamping. Indeks inklusif dijadikan salah satu ukuran untuk melihat nilai-nilai inklusif yang terjadi di kelas. Hasil penelitian menunjukkan secara umum terlihat adanya upaya menumbuhkan nilai-nila inklusif pada semua individu yang terlibat di sekolah. Namun Dalam prakteknya, terdapat banyak kendala yang dirasakan dalam menjalankan pendidikan inklusif. Diantaranya, sarana-prasarana yang belum memadai, pemahaman guru yang minim mengenai kurikulum terdeferensiasi bagi siswa ABK, dan pengetahuan guru yang minim tentang cara memberlakukan siswa ABK

    The Relationship Between Loneliness and Nomophobia Among Migrant Students in Banda Aceh

    Get PDF
    Loneliness is a feeling that arises due to a lack of interpersonal relationships and is considered unsatisfactory. One way to divert loneliness is to use a cell phone. Excessive use of cell phones can cause Nomophobia. This study aimed to determine the relationship between loneliness and Nomophobia in migrant students in Banda Aceh. This study uses a quantitative approach with the product-moment correlation method. This research uses the loneliness scale, developed based on aspects of loneliness identified by Peplau and Perlman (1981), with a reliability coefficient of 0.962. Additionally, it employs the nomophobia scale, based on aspects of Nomophobia identified by Yildirim and Coreia (2014), which has a reliability coefficient of 0.923. This study's population was migrant students active at the Ar-Raniry State Islamic University and Syiah Kuala University. The sampling technique used in this research is quota sampling with a total sample of 200 respondents. The study found a correlation coefficient of r = 0.209 with p = 0.002, indicating a significant positive relationship between loneliness and Nomophobia among migrant students in Banda Aceh. This means that the higher the loneliness, the higher the Nomophobia experienced by migrant students in Banda Aceh. Vice versa, the lower the loneliness, the lower the Nomophobia experienced by migrant students in Banda Aceh
    corecore