Peningkatan Efektifitas Dan Prestasi Belajar IPA Indikator Kebutuhan Makhluk Hidup Dengan Model Pembelajaran Kontekstual Pada Siswa Kelas III Sdn Ngletih Kabupaten Kediri

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kebutuhan makhluk hidup pada mate pelajaran IPA melalui penerapan model pembelajaran kontekstual untuk siswa kelas III SDN Ngletih. Penelitian ini terdiri atas dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, dokumentasi, dan tes. Analisis data menggunakan teknik deskriptif kompearatif dan teknik analisis kritis. Hasil dari penelitian ini adalah (1) adanya peningkatan nilai rata-rata siswa pada tes awal 51,81; pada tes siklus 1 menjadi 69,3; pada siklus 2 menjadi 84. (2) adanya peningkatan prosentase ketuntasan belajar siswa pada tes awal 37%, kemudian pada siklus 1 naik menjadi 74% dan siklus 2 mendapat prosentase 100%. Maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model belajar kontekstual dapat meningkatkan pemahaman siswa

Pengaruh Waktu Polinasi dan Umur Polen terhadap Hasil Benih Terong Hijau (Solanum Melongena L.) Hibrida

Terong (Solanum melongena L.) merupakan tanaman sayuran yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Pada tahun 2011 produktivitas terong di Indonesia 9,94 ton/ha, padahal potensi dapat mencapai 40 ton/ha. Upaya peningkatan produktivitas dilakukan dengan menyediakan benih terong hibrida. Kendala dalam pelaksanaan polinasi terong hibrida adalah waktu polinasi dan ketersediaan polen. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh interaksi antara waktu polinasi dan umur polen, serta mengetahui pengaruh penundaan waktu pollinasi dan umur polen terhadap hasil benih terong hijau hibrida. Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak kelompok faktorial (RAKF) yang diulang 3 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara waktu polinasi dan umur polen ditunjukkan pada bobot biji kering per buah, bobot biji kering per tanaman dan jumlah biji per buah. Penundaan waktu polinasi 24 jam setelah emaskulasi dan 48 jam setelah emaskulasi menghasilkan bobot biji kering per buah, bobot biji kering per tanaman dan jumlah biji per buah lebih banyak. Umur polen 2 hari menghasilkan bobot 1000 biji lebih tinggi sedangkan umur polen 0 hari dan 1 hari menghasilkan bobot biji kering per buah, bobot biji kering per tanaman dan jumlah biji per buah lebih banyak

Kajian Pengaruh Manajemen Aktif Kala III terhadap Pencegahan Perdarahan Postpartum (Sistematik Review )

Angka Kematian Ibu ( AKI ) karena bersalin di Indonesia masih tinggi. Sebagian besar karena kasus perdarahan pada persalinan terjadi selama persalinan kala tiga. Diperkirakan ada paling sedikit 128.000 perempuan mengalami perdarahan sampai meninggal.1Sebagian kematian tersebut terjadi dalam waktu empat jam setelah melahirkan dan merupakan akibat dari masalah yang timbul selama persalinan kala tiga.    Penelitian dilakukan terhadap beberapa hasil penelitian dari journal. Penelitian ini disebut juga penelitian dengan pendekatan studi kepustakaan/dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perdarahan postpartum adalah suatu kejadian mendadak dan tidak dapat diramalkan. Bukti – bukti ( evidence based ) saat ini menunjukkan bahwa jika petugas kesehatan yang terlatih ada, peralatan tersedia dan keamanan menyuntik terjamin dan melakukan pengelolaan aktif kala III akan mengurangi perdarahan postpartum secara bermakna. Kasus – kasus yang tidak dapat dicegah memerlukan intervensi segara dari fasilitas pelayanan kesehatan terlengkap.       Berdasarkan bukti – bukti pengelolaan aktif kala III telah memberikan hasil secara bermakna terhadap penurunan resiko kasus perdarahan post partum. Mengingat Indonesia merupakan negara dengan geografis yang sulit dimana kematian ibu karena perdarahan tingg

Hubungan Faktor Lingkungan Keluarga dengan Perkembangan Anak Usia Sekolah

Setiap anak dalam hidupnya akan selalu mengalami perkembangan sesuai dengan tahapan usianya. Keberhasilan anak dalam mencapai tugas perkembangan didukung oleh beberapa faktor baik internal dan eksternal, diantaranya adalah dukungan lingkungan keluarga dan sekolah dan beberapa faktor lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara faktor lingkungankeluarga (kepribadian orangtua,stabilitas rumah tanggadan adat istiadat) dengan perkembangan anak prasekolah. Desain penelitian adalah survey analitik dengan pendekatan Cross sectional. Jumlah sampel yang akan di ambil 29 anak beserta orang tuanya di TK Dharma Wanita Grogol Desa TulanganSidoarjo. Data disajikan dalam bentuk tabel frekuensi dan dianalisis dengan uji rank spearmans. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor lingkungan keluarga hampir seluruhnya baik sedangkan perkembangan anak hampir seluruhnya normal. Hasil uji rank spearmans didapatkan ada hubungan antara seluruh variabel independent (kepribadian orangtua,stabilitas rumah tangga dan adat istiadat ) dengan variabel dependent (perkembangan anak ) dengan nilai ( P= 0.000) dan menggunakan ?=0.05 yang berarti H0 ditolak yaitu ada hubungan antara variabel independent dan variabel dependent. Simpulan penelitian ini ada hubungan antara lingkungan keluarga dengan perkembangan anak di TKDharma Wanita Grogol Desa Tulangan Sidoarjo. Hasil tersebut disarankan supaya orangtua tetap mempertahankan lingkungan keluarga yang baik sehingga perkembangan anak normal sesuai dengan umur

Stopping Light All-Optically

We show that light pulses can be stopped and stored all-optically, with a process that involves an adiabatic and reversible pulse bandwidth compression occurring entirely in the optical domain. Such a process overcomes the fundamental bandwidth-delay constraint in optics, and can generate arbitrarily small group velocities for light pulses with a given bandwidth, without the use of any coherent or resonant light-matter interactions. We exhibit this process in optical resonator systems, where the pulse bandwidth compression is accomplished only by small refractive index modulations performed at moderate speeds. (Accepted for publication in Phys. Rev. Lett. Submitted on Sept. 10th 2003)Comment: 18 pages including 3 figures. Accepted for publication in Phys. Rev. Let

MEDICAL WASTE MANAGEMENT AT SAMUEL J. MOEDA NAVAL HOSPITAL KUPANG, NUSA TENGGARA TIMUR

Background: Hospital is a public health service agency that produces daily medical waste, especially solid waste that must be handled properly. Although the Indonesian Naval Hospital Samuel J. Moeda has implemented waste management and disposal, management is still ineffective in light of the lack of managerial resources, basic management processes, and incinerator unavailability as a final waste management tool. This study aimed to analyze the management of medical waste starting from input, process, and output, at Samuel J. Moeda Naval Hospital, Kupang, Nusa Tenggara Timur. Subjects and Method: This study was descriptive with qualitative approach. It was conducted at Samuel J. Moeda Naval Hospital, Kupang, Nusa Tenggara Timur. A sample of 14 informants were selected for this study. The data were collected by in-depth interview, direct obesrvation, and document review. Checklist sheets were used to assist direct observation. Results: Waste management was not well-performed with limited facilities and infrastructure, unspecified and inadequate budgeting. The process of solid medical waste management was not optimally performed, and there were some errors found during the process. Similarly, the output of solid medical waste management did not meet the standards set by the Minister of Health Regulation No. 1204/ 2004. It appears that waste management issues received little attention from the hospital management. Conclusion: Medical waste management at Samuel J. Moeda, Naval Hospital, Kupang has not been well-performed. The hospital can pay attention to the potential of medical waste recycle for extended hospital purposes. Recruitment, education, and training, of medical waste management staff are urgently needed. Routine waste management evaluation is also needed to help create a healthy hospital environment. Keywords: solid medical waste, management, hospita

All-linear time reversal by a dynamic artificial crystal

The time reversal of pulsed signals or propagating wave packets has long been recognized to have profound scientific and technological significance. Until now, all experimentally verified time-reversal mechanisms have been reliant upon nonlinear phenomena such as four-wave mixing. In this paper, we report the experimental realization of all-linear time reversal. The time-reversal mechanism we propose is based on the dynamic control of an artificial crystal structure, and is demonstrated in a spin-wave system using a dynamic magnonic crystal. The crystal is switched from an homogeneous state to one in which its properties vary with spatial period a, while a propagating wave packet is inside. As a result, a linear coupling between wave components with wave vectors k≈π/a and k′=k−2ππ/a≈−π/a is produced, which leads to spectral inversion, and thus to the formation of a time-reversed wave packet. The reversal mechanism is entirely general and so applicable to artificial crystal systems of any physical nature

Pulmonary Metagenomic Sequencing Suggests Missed Infections in Immunocompromised Children

This article is made available for unrestricted re-use and analyses in any form or by any means with acknowledgement of the original source. These permissions are granted for the duration of the COVID-19 pandemic or until permissions are revoked in writing.BACKGROUND: Despite improved diagnostics, pulmonary pathogens in immunocompromised children frequently evade detection, leading to significant mortality. Therefore, we aimed to develop a highly sensitive metagenomic next-generation sequencing (mNGS) assay capable of evaluating the pulmonary microbiome and identifying diverse pathogens in the lungs of immunocompromised children. METHODS: We collected 41 lower respiratory specimens from 34 immunocompromised children undergoing evaluation for pulmonary disease at 3 children's hospitals from 2014-2016. Samples underwent mechanical homogenization, parallel RNA/DNA extraction, and metagenomic sequencing. Sequencing reads were aligned to the National Center for Biotechnology Information nucleotide reference database to determine taxonomic identities. Statistical outliers were determined based on abundance within each sample and relative to other samples in the cohort. RESULTS: We identified a rich cross-domain pulmonary microbiome that contained bacteria, fungi, RNA viruses, and DNA viruses in each patient. Potentially pathogenic bacteria were ubiquitous among samples but could be distinguished as possible causes of disease by parsing for outlier organisms. Samples with bacterial outliers had significantly depressed alpha-diversity (median, 0.61; interquartile range [IQR], 0.33-0.72 vs median, 0.96; IQR, 0.94-0.96; P < .001). Potential pathogens were detected in half of samples previously negative by clinical diagnostics, demonstrating increased sensitivity for missed pulmonary pathogens (P < .001). CONCLUSIONS: An optimized mNGS assay for pulmonary microbes demonstrates significant inoculation of the lower airways of immunocompromised children with diverse bacteria, fungi, and viruses. Potential pathogens can be identified based on absolute and relative abundance. Ongoing investigation is needed to determine the pathogenic significance of outlier microbes in the lungs of immunocompromised children with pulmonary disease