343 research outputs found

    Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas Viiib SMP Kanisius Kalasan Sleman YOGYAKARTA pada Materi “Sistem Pencernaan Manusia” melalui Metode Pq4r

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana metode PQ4R dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan kemampuan berpikir kritis siswa Kelas VIIIB SMP Kanisius Kalasan pada materi sistem pencernaan manusia. Penelitian dilaksanakan pada siswa kelas VIII B, SMP Kanisius Kalasan Yogyakarta Tahun Ajaran 2012-2013. Komponen pengumpulan data yang digunakan berasal dari hasil penilaian pre-test, post-test, lembar observasi, dan LKS. Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas model Sanford dan Kemmis yang terdiri atas tindakan berulang dimulai dengan perencanaan tindakan (planning), penerapan tindakan (action), mengobservasi dan mengevaluasi proses dan hasil tindakan (observation and evaluation), melakukan refleksi (reflection), dan seterusnya sampai mencapai kualitas pembelajaran yang diinginkan. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini, disimpulkan metode PQ4R dapat meningkatkan hasil belajar dan kekritisan siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil belajar siswa Kelas VIII B SMP Kanisius Kalasan yang telah memenuhi batas indikator penelitian, dimana 60% siswa dapat tuntas dengan KKM 70. Hasil belajar pada aspek kognitif menunjukkan peningkatan persentase kelulusan siswa dimana pada siklus II 67,57% siswa berhasil mencapai nilai KKM 70, nilai ini lebih tinggi dari dari nilai pre-test (29,72%) dan post-test I (5,41%). Hasil belajar pada aspek afektif secara klasikal pada siklus II mencapai 76,67%, naik 15% dari penilaian afektif pada siklus I. Pada aspek psikomotorik siklus II menunjukkan perkembangan dimana sebanyak 73% siswa telah aktif di kelas. Pembelajaran dengan metode PQ4R juga menunjukkan perkembangan kekritisan siswa dimana ketuntasan belajar mencapai 67,57% pada siklus II meningkat 32,43% dari nilai kekritisan pada pre-test

    The Flouting of Maxims in Movie Ice Age: Dawn of the Dinosaurs

    Get PDF
    Keywords: Cooperative principle, Flouting maxim, Ice Age: Dawn of the Dinosaurs This study is about maxims in conversations which are flouted in the movie Ice Age: Dawn of the Dinosaurs. There are two problems of the study to be solved, namely: (1) what are the types and the implied meaning of the flouting of maxims found in the characters of Ice Age: Dawn of the Dinosaurs? (2) what is the purpose of the flouting of maxims by the characters\u27 utterances of Ice Age: Dawn of the Dinosaurs?This study uses qualitative approach to analyze movie conversations in orderto answer the research problems that have been stated.The result of the study shows that there are 42 flouting of maxims consisting of 11 maxims of quantity, 7 maxims of quality, 16 maxims of relation, and 8 maxims of manner. There are some implied meanings of the characters in Ice Age: Dawn of the Dinosaurs such as: the characters flout the maxim to hide his feeling, to convince people, to make detail explanation, and to have comfortable situation. The purpose of flouting maxims are delivering their expression, hiding the truth, avoiding bad things which might occur, and keeping the other feeling.It is suggested to the next researchers to consider about context in analyzingtheir data by using consecutive scenes. The next researchers could continueinvestigating the most flouted maxim found by applying other theory of context. The next researchers could also use the various approaches to analyze the utterances in Ice Age: Dawn of the Dinosaurs movie such as speech act, politeness, etc

    Kajian Pemahaman Matematika melalui Etika Pemodelan Matematika

    Full text link
    Kepopuleran istilah matematika dalam masyarakat Indonesia ternyata tidak sejalan dengan pemahaman masyarakat terhadap pengertian matematika, hakekat matematika, ruang lingkup matematika, kaidah-kaidah matematika, serta peranannya dalam ilmu pengetahuan. Matematika merupakan ilmu deduktif, ilmu terstruktur, dan ratu serta pelayan ilmu. Adapun hakekat utama matematika adalah metode dalam penalaran (reasoning), bahasa yang sangat simbolis. Hakekat lain dari matematika dapat didekati dari metode pembuktiannya, bidang yang ditelaahnya, dan bahasa yang dipakainya. Dalam matematika kaidah itu adalah, pengertian dasar yang jelas, anggapan-anggapan yang diperlukan, aksioma dan teorema terkait, penggunaan aksioma dan teorema secara berurutan menurut “waktu lahirnya”, dan manipulasi matematika yang sesuai. Berfikir matematika berarti mengikuti kaidah-kaidah matematika untuk memformulasikan persoalan menjadi model matematika. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan industri, matematika mempunyai peranan yang sangat penting. Dalam sains, seperti Fisika, Kimia, Ekonomi, dan sebagainya matematika digunakan sebagai bahasa dan alat bantu. Sains modern hampir seluruhnya bertumpu pada matematika. Dengan berkembang pesatnya sains modern berdampak pula pada kemajuan industri dan teknologi. Hampir setiap segi kehidupan manusia modern sekarang ini menggunakan matematika, baik secara langsung maupun tidak langsung

    Sosok Pendidikan Matematika Menyongsong Masyarakat dalam Era Globalisasi

    Full text link
    Era gobalisasi sekarang ini disatu sisi memungkinkan kita untuk memperoleh banyak informasi dengan cepat dan mudah dari berbagai tempat di dunia, di sisi lain kita tidak mungkin untuk mempelajari keseluruhan informasi dan pengetahuan yang ada, karena sangat banyak dan tidak semuanya diperlukan. Oleh karena itu, diperlukan suatu kemampuan untuk menyaringnya. Untuk menghadapi tantangan di atas, diperlukan manusia yang handal dan mampu berkompetisi secara global, sehingga diperlukan keterampilan yang tinggi yang melibatkan pemikiran kritis, sistematis, logis, analitis, kreatif dan berkemauan tinggi. Menjadikan matematika sebagai kemampuan dasar yang harus dimiliki seseorang adalah hal yang penting. Hal ini didasarkan pada (1) ilmu matematika merupakan hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran; (2) matematika dapat melatih dan mengembangkan cara berfikir kritis, sistematis, logis, analitis, kreatif dan berkemauan tinggi. Berdasarkan hasil pengamatan dan penelitian penulis terhadap beberapa literatur, diperoleh kesimpulan bahwa banyak faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa belajar matematika seperti: faktor dari dalam siswa, faktor luar (guru dan kondisi masyarakat). Keberadaan guru ikut menentukan berhasil tidaknya siswa belajar. Oleh karena itu kemampuan dan kompetensi guru sangat diperlukan. Selain itu, kurikulum sebagai arah pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan siswa, sekolah, dan masyarakat

    Menumbuhkan Kemandirian Belajar Matematika Siswa Berbantuan Quipper School

    Full text link
    Penelitian ini menyajikan deskripsi investigasi penggunaan e-learning dalam pembelajaran matematika, khususnya Quipper School, dengan fokus pada pemahaman, berpikir kritis, dan kemandirian belajar siswa. Studi ini memberikan bukti empiris tentang penggunaan Quipper School, dalam mendukung eksplorasi pengetahuan dan kegiatan yang berkaitan dengan matematika tingkat SMP, yaitu bangun datar. Dua kelas dari siswa SMP Kelas VIII di SMP PGRI Kramat Watu menjadi subjek studi ini. Kelompok kontrol mendapat perlakuan pembelajaran dengan metode konvensional dan kelompok eksperimen dengan menggunakan Quipper School. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif. Data penelitian diperoleh dengan mengumpulkan hasil pre tes dan post tes, mengisi kuisioner dan wawancara. Studi ini menemukan bahwa (1) penerapan Quipper School memiliki pengaruh positif pada aspek teknologi pendidikan dalam memperkaya belajar matematika siswa SMP PGRI Kramatwatu Kelas VIII untuk lebih terlibat dalam kegiatan pembelajaran di kelas, (2) siswa SMP PGRI Kramatwatu Kelas VIII dengan pembelajaran berbantuan Quipper School memiliki perolehan nilai yang lebih tinggi dan memiliki efek positif pada kemandirian belajar khususnya pada materi Bangun datar

    Peran Strategis Media Massa dalam Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Indonesia

    Full text link
    Mass media takes an important role in the various aspects of human life, especially for information. Actual and factual information from a number of events and smart ideas of humans can immediately be obtained from kinds of mass media. Mass media is not only as modern information media but it also has a strategic role in the construction and development of Indonesian. The major problem in terms of the construction and development of Indonesian among other things is caused by the way the Indonesian people live that has changed either as the result of new rule of life such as the employment of free market as the implementation of globalization era, the rapid development of technology of information or the employment of autonomy of region. That condition has influenced the Indonesian people in having a speech and using Indonesian. Therefore, the role of mass media as a medium of the construction and development of Indonesian is very significant. One of the alternatives that can be carried out by the government is by publishing several government policies to empower the mass media involved in the various activities of construction and development of Indonesian directly

    Memahami Konsep E-governance Serta Hubungannya dengan E-government

    Full text link
    E-Governance, E-government dan e-Demokrasi kerap kali mempunyai definisi yang saling tumpang tindih. Banyak yang mengartikannya sebagai penggunaan ‘elektonik' terutama oleh sektor publik sebagai alat pada proses pemerintahan. Pendapat ini tidak keliru namun tidak menggambarkan seluruh aspek dari proses governance yang cukup kompleks. Berangkat dari problema tersebut paper ini mengkaji konsep governance kemudian mengintegrasikannya dengan penggunaan ICTs (Information Communication Technologies) sehingga menghasilkan framework e-Governance yang komprehensif. Paper ini merupakan studi literatur yang menjelaskan e-Governance dan hubungannya dengan e-Government dan e-Demokrasi dengan menggunakan konsep governance oleh Jon Pierre (2000) dan Mark Bevier (2007) serta konsep partisipasi dalam proses demokrasi oleh Antiroiko (2004) yang membahas potensi ICTs dalam proses demokrasi. Beberapa ilustrasi mengenai multi sektor, multi level serta dimensi governance ditunjukkan untuk memperjelas proses governance. Kemudian pembahasan mengenai framework e-Governance, e-Government dan e-Demokrasi diharapkan dapat menjelaskan hubungan dan perbedaan antara ketiga konsep tersebut

    Penggunaan Media Video Scribe dalam Pembelajaran Literasi Sains untuk Mahasiswa Pgpaud

    Full text link
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya calon guru PAUD untuk memahami konsep dan konten literasi sains sehingga dapat mengembangkan kemampuan ini pada anak secara komprehensif. Karena itu diperlukan inovasi media pembelajaran yang untuk mengembangkan literasi sains para mahasiswa PGPAUD. Salah satunya melalui penggunaan video scribe. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam siklus-siklus dengan setiap siklus tindakan meliputi perencanaan tindakan (Planning), pelaksanaan tindakan (Acting), pengamatan (Observation), relfeksi (Refelecting). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dokumentasi dan tes hasil belajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran video scribe membuat siswa lebih antusias untuk belajar dan fokus terhadap materi yang disampaikan oleh peneliti. Mahasiswa lebih aktif dalam pembelajaran hal ini terbukti dengan adanya peningkatan dalam memahami materi, hal ini terlihat dari nilai rata-rata hasil evaluasi yang diperoleh
    corecore