911,016 research outputs found

    Earnings target and the competing use of abnormal R&D and abnormal accruals of R&D intensive firms : a thesis presented in partial fulfilment of the requirements for the degree of Master of Management in Accountancy at Massey University

    Get PDF
    The purpose of this study is to examine the competing use of real earnings management and accruals management in certain specific circumstances of firms where both real earnings management and accruals management are costly and where firms can either use both or any of the two methods of earnings management to meet earnings targets. A recent study, Zang (2005), examines the competing use of real earnings management and accruals management. She finds that in a broad sample firms tend to use real earnings management before accruals management. This study overlooks the issue that in such a sample firms that are not R&D intensive would find R&D reductions less costly than accruals management. She also overlooks the point that the tendency to use different methods of earnings management depends on how far the earnings are from the earnings targets. I conduct an examination of the competing use of real earnings management and accruals management in a sample of R&D intensive firms. I use R&D intensive firms because R&D reduction can be costly for them as costs of future earnings generation capacities. I also consider the distance of a firm from meeting its earnings target using the two methods of earnings management. My results indicate that when real earnings management and accruals management are both costly, firms tend to use both methods. However, as R&D activities are important for R&D intensive firms, they tend to use abnormal accruals more than abnormal R&D to manage their earnings. Based on such findings, I construe that the nature of the firm's activities and the distance of the earnings from the earnings target influence a firm's use of real earnings management and accruals management to meet its earnings target

    Faktor-faktor yang mempengaruhi pelajar wanita dalam memilih bidang kejuruteraan awam, elektrik dan mekanikal sebagai suatu kerjaya masa hadapan

    Get PDF
    Kajian ini bertujuan untuk mengenalpasti hubungan di antara empat faktor iaitu minat, keiuarga, w/e woae/ dan jangkaan gaji dengan peiajar wanita daiam memiiih bidang kejuruteraan sebagai suatu kerjaya masa hadapan. Seramai 150 peiajar terdiri daripada peiajar-peiajar Semester Satu Sarjana Muda Kejuruteraan Awam, Elektrik dan Mekanika! bagi sesi 2001/2002 teiah dijadikan sampe! kajian. Data dikumpui dengan menggunakan set soai selidik dan dianahsis menggunakan program &ar/A//ca/ Packageyor r/ze &c/a/ ^c/gncgy (SPSS 10.0 for Windows). Ujian pekaii Korelasi Spearman rho telah digunakan untuk mengenalpasti hubungan di antara pembolehubah-pemboiehubah. Hasii kajian menunjukkan keempat-empat faktor iaitu minat, keiuarga, w/e nwae/ dan jangkaan gaji mempunyai hubungan yang signifikan dengan pelajar. Faktor minat menunjukkan r = 0.997, p < 0.01 (Awam), r = 0.996, p < 0.01 (Eiektrik) dan r = 0.994, p < 0.01 (Mekanika!). Bagi faktor keiuarga pula, ketiga-tiga program menunjukkan r = 0.996, p < 0.01. Manakaia faktor ro/e mooe/, Awam menunjukkan r = 0.999, p < 0.01, Elektrik r = 0.998, p < 0.01 dan Mekanika) r = 0.988, p < 0.01 dan bagi faktor jangkaan gaji, Awam menunjukkan r = 0.999, p < 0.01, Elektrik r = 0.999, p < 0.01 dan Mekanika) r = 0.995, p < 0.01. Oleh yang demikian, keempat-empat faktor tersebut perluiah memainkan peranan masing-masing bagi mempertingkatkan penyertaan kaum wanita daiam iapangan kejuruteraan

    Hubungan Asupan Zat Gizi dengan Bone Mass Density (BMD) pada Pasien Osteoporosis di Rumah Sakit Dr. Hasan Sadikin Bandung

    Get PDF
    Latar Belakang : Osteoporosis merupakan suatu penyakit sistemik tulang yang ditandai dengan berkurangnya massa tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan rentan patah walaupun terkena trauma minimal. Beberapa zat gizi yang berkaitan dengan kepadatan tulang adalah kalsium, vitamin D, dan isoflavon, sedangkan protein hewani, serat dan natrium dapat menghambat penyerapan kalsium yang mengakibatkan penurunan kepadatan tulang . Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan zat gizi kalsium, vitamin D, isoflavon, protein hewani, serat, dan natrium dengan Bone Mass Density (BMD) pada pasien osteoporosis. Metode : Desain penelitian ini adalah Cross Sectional dengan jumlah sampel 55 pasien yang telah didiagnosis osteoporosis di RS. Dr. Hasan Sadikin Bandung, selama bulan Oktober-November 2007. Data asupan kalsium, vitamin D, isoflavon, protein hewani, serat, dan natrium diperoleh dengan wawancara langsung menggunakan formulir FFQ (Food Frequency Questionaire) semi kuantitatif. Nilai Bone Mass Density (BMD) merupakan besar perubahan ukuran kepadatan tulang yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan menggunakan Quantitative Ultrasound (QUS) pada saat penelitian dan hasil pengukuran BMD tiga bulan yang lalu dari rekam medik. Analisis yang digunakan adalah korelasi Pearson Product Moment. Hasil :Rerata asupan kalsium adalah 509,5 mg/hari ± 319,44, asupan vitamin D 10,2 μg/hari ±5,46, asupan isoflavon 24,8 mg/hari ±16,90, protein hewani 17,5 gr/hari ±8,50, asupan serat 10,8 gr/hr ±3,17, dan asupan natrium 3 kali/hari ±1,67. Hasil uji korelasi antara beberapa asupan zat gizi dengan BMD yaitu asupan kalsium (r=0,833; p<0,001), asupan vitamin D (r=0,444; p=0,001), asupan isoflavon (r=0,545; p<0,001), asupan protein hewani (=-0,419; p=0,001), asupan serat (r=-0,063; p=0,650), dan asupan natrium (r=-0,779; p<0,001). Kesimpulan : Asupan kalsium, vitamin D, dan isoflavon berkorelasi positif dengan BMD, sedangkan asupan protein hewani dan natrium berkorelasi negatif dengan BMD. Tidak ada hubungan asupan serat dengan BMD

    Analisis Faktor- Faktor Yang Yang Berhubungan Dengan Resiliensi Orang Tua Anak Retardasi Mental (Down Syndrome) Studi Di Sdlb-c Yayasan Bhakti Luhur Kota Malang

    Full text link
    Keluarga dengan anak down syndrome umumnya mengalami tingkat stres yang lebih tinggi daripada keluarga dengan perkembangan anak-anak yang biasa (Baker et al, 2003 dalam Riper 2007). Sehingga sangat penting bagi orang tua untuk memiliki ketahanan mental atau resiliensi. Resiliensi atau ketahanan mental adalah kemampuan individu untuk bangkit dan pulih dari keadaaan stres. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan faktor individu, keluarga, dan komunitas yang berhubungan dengan resiliensi orang tua. Metode dalam penelitian ini adalah korelatif observasional dengan pendekatan cross sectional jumlah sampel 36 yang diambil dengan total sampling. Instrumen faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi orang tua adalah kuisioner yang dibuat peneliti dan kuisioner baku Resilience Quotient dan telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan Pearson Product Moment dan Alpha Chronbach. Setelah data terkumpul akan dilakukan pengolahan data dengan tahap editing, coding, tabulating dan analisis statistik. Uji analisis yang digunakan adalah Pearson dan untuk mengetahui pengaruh variabel yang paling besar dari beberapa variabel independent terhadap varibel dependen dilakukan uji regresi linier dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil penelitian ini menunjukkan faktor individu tinggi, faktor keluarga sedang, dan faktor komunitas sedang. Analisis korelasi Pearson menunjukkan faktor yang berhubungan dengan resiliensi p-value &lt; α 0,05 adalah individu ( p-value=0.000, r=0,616), keluarga( p-value=0.001, r=0,547), dan komunitas ( p-value=0.000, r=0,634). Analisis multivariat dengan regresi linier berganda didapatkan faktor individu, keluarga dan komunitas memiliki sig 0,000 &lt; 0,05, dan koefisien korelasi &gt; 0,05 yang paling berhubungan adalah faktor individu 0.360). Kesimpulan ada hubungan signifikan antara faktor individu, keluarga dan komunitas dengan resiliensi orang tua. Dengan kekuatan hubungan yang kuat dan arah positif, artinya semakin tinggi faktor individu, keluarga dan komunitas maka akan semakin tinggi resiliensi orang tua. Dan faktor individu yang paling berkontribusi atau berhubungan dengan resiliensi

    Kajian Strategi Perekrutan Dokter Spesialis di RSUD Dr. R. Soetijono Blora

    Get PDF
    Universitas Diponegoro Fakultas Kesehatan Masyarakat Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit 2016 ABSTRAK Puji Basuki Kajian Strategi Perekrutan Dokter Spesialis di RSUD Dr. R. Soetijono Blora xviii + 93 halaman + 6 tabel + 6 gambar + 28 lampiran RSUD Dr. R. Soetijono Blora mengalami kekurangan dan kekosongan beberapa dokter spesialis. Hal ini sudah berlangsung lama yaitu lebih dari 10 tahun dan belum terpenuhi sampai saat ini. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya strategis dalam perekrutan dokter spesialis di RSUD Dr. R. Soetijono Blora. Penelitan ini menggunakan metode kualitatif. Informan utama adalah Direktur rumah sakit, kepala bidang pelayanan, kepala seksi pelayanan medis rumah sakit Dr. R. Soetijono Blora, dokter spesialis penyakit dalam, dokter spesialis anak, spesialis bedah, PPDS. Sedangkan informan triangulasi adalah asisten 3 sekretaris daerah kabupaten Blora dan ketua komisi D DPRD kabupaten Blora. Hasil wawancara mendalam dengan para informan dilakukan analisis isi untuk mendapatkan proses upaya rekrutmen dokter spesialis oleh manajemen RSUD Dr. R. Sotijono Blora. Berdasarkan hasil dari indepth interview telah dilakukan upaya- upaya rekrutmen dokter spesialis akan tetapi belum mendapatkan dokter spesialis untuk memenuhi kebutuhan jumlah dokter spesialis. Upaya yang sudah dilakukan masih normatif yaitu dengan cara memberikan penawaran kepada dokter spesialis baru lulus dengan kerjasama center pendidikan dan penawaran kepada PPDS yang menjalani stase di RSUD Dr. R. Soetijono Blora. Dan saat ini Pemerintah Kabupaten Blora telah berupaya dengan memberikan beasiswa kepada dokter PPDS yang telah MOU dengan Kabupaten Blora. Kompensasi yang telah diberikan belum memberi daya tarik bagi dokter spesialis yang ada di RSUD Dr. R. Soetijono Blora. Perlu ada upaya strategis dalam merekrut dokter spesialis dengan cara dukungan yang lebih riil oleh pemerintah kabupaten Blora melalui anggaran APBD dalam pemberian kompensasi terhadap dokter spesialis yang sudah ada dan yang mau masuk ke RSUD Dr. R. Soetijono Blora. Sehingga ada daya tarik tersendiri untuk merekrut dokter spesialis. Kata kunci : Upaya Rekrutmen, Seleksi, Dokter Spesialis Kepustakaan : 50(1984- 2016) Diponegoro University Faculty of Public Health Master’s Study Program in Public Health Majoring in Hospital Administration 2016 ABSTRACT Puji Basuki A Study of Recruitment Strategy of Medical Specialist at Dr. R. Soetijono Public Hospital in Blora xviii + 93 pages + 6 tables + 6 figures + 28 appendices Number of medical specialist at Dr. R. Soetijono Public Hospital in Blora is insufficient. This situation has happened since 10 years ago until now. The aim of this study was to figure out strategic efforts in recruiting medical specialist at the Dr. R. Soetijono Public Hospital in Blora. This was a qualitative study. Main informants consisted of director of a hospital, head of service department, head of medical service section, internist, paediatrician, surgeon, and PPDS. Informants for triangulation purpose consisted of three regional secretaries of Blora District and head of commission D at parliament of Blora District. Data were analysed using content analysis. The results of indepth interview showed that there was any effort to recruit medical specialists. Notwithstanding, medical specialists who met criteria had not been obtained. Some normative efforts were made by offering fresh graduate medical specialists cooperating with the centre of education. In addition, the offer also was provided to medical specialist students who undertook stase at the hospital. The local government of Blora District had provided scholarships for medical specialist students that had made MoU with Blora District. Provided compensation had not attracted medical specialists who worked at the Dr. R. Soetijono Public Hospital. Some strategic efforts need to be made for recruiting medical specialists by providing real support from the local government of Blora District like allocating regional budget for compensation for medical specialists who have been working at the hospital or those who are just interested in working at the hospital. These efforts are expected to attract medical specialists. Keywords : Recruitment Effort, Selection, Medical Specialist Bibliography: 50 (1984-2016

    HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI ANCAMAN OSTEOPOROSIS DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN SUSU TINGGI KALSIUM Studi Kasus di RW I dan III Kelurahan Gisikdrono Kecamatan Semarang Bara

    Get PDF
    Latar belakang : Satu dari tiga wanita mempunyai kecenderungan terkena osteoporosis. Susu merupakan salah satu sumber kalsium yang memberikan dampak positif bagi kesehatan terutama untuk mencegah osteoporosis. Konsumsi susu rata-rata penduduk Indonesia mengalami penurunan dibandingkan angka konsumsi sebelum krisis ekonomi. Faktor penting lain yang mempengaruhi konsumsi susu yaitu pengetahuan dan persepsi ancaman, yang meliputi persepsi kerentanan, keseriusan, manfaat dan hambatan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, persepsi ancaman osteoporosis dan tingkat ekonomi dengan penggunaan susu tinggi kalsium. Metoda : Penelitian ini merupakan penelitian korelasional yang semua variabelnya dikumpulkan dalam waktu yang sama. Sampel sejumlah 64 orang anggota PKK di RW I dan III Kelurahan Gisikdrono Kecamatan Semarang Barat diambil dengan menggunakan metode multistage sampling. Data diperoleh melalui metode wawancara. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program Statistical Package for the Social Science (SPSS). Untuk menguji hipotesis digunakan Kendall’s tau test dengan derajat kepercayaan 95 %. Hasil : Ada hubungan antara pengetahuan tentang osteoporosis dengan penggunaan susu tinggi kalsium (r = 0,395 ; p = 0,000), persepsi ancaman osteoporosis dengan penggunaan susu tinggi kalsium (r = 0,205 ; p = 0,031) dan tingkat ekonomi dengan penggunaan susu tinggi kalsium (r = 0,449 ; p = 0,000) Kesimpulan : Pengetahuan, persepsi ancaman osteoporosis dan tingkat ekonomi memiliki hubungan yang bermakna dengan penggunaan susu tinggi kalsium. Disarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan dan penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang osteoporosis terutama mengenai sebab, akibat dan cara pencegahannya

    Offshore Outsourcing, Contractual R&D and Intellectual Property in Developing Countries

    Get PDF
    This paper examines the role of intellectual property in developing countries in offshore outsourcing of R&D. We find that strengthened intellectual property protection in developing countries provides incentive for firms, both multinational and local, to specialize in undertaking an R&D activity in which it has competitive advantage (the specialization effect). It also facilitates the process for local firms to switch from imitators to potential innovators (the switching effect). We demonstrate that the multinational firm's strategic behavior on IPR enforcement can be used as an effective instrument to subsidize contractual research and development in developing countries (the subsidizing effect). We further illustrate how a policy mix of IPR and FDI subsidy in developing countries affects R&D activities adding an offshore R&D subsidiary as an additional organizational form.Intellectual Property Rights; Contractual R&D; R&D Chain

    Model Evaluasi Mutu Sekolah: Pengembangan Instrumen untuk Menetapkan Mutu

    Get PDF
    Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengembangkan: (1) model evaluasi mutu sekolah berbasis teori, hasil riset, dan informasi yang dapat digunakan untuk menetapkan mutu sekolah, (2) instrumen evaluasi mutu sekolah yang dapat memberikan informasi yang tepat bagi stakeholder, baik dari segi implementasi komponen dan indikator mutu maupun best practice dan best approach dalam peningkatan mutu sekolah secara berkelanjutan, dan (3) mekanisme evaluasi yang meliputi pengumpulan data, pengolahan dan analisis data, serta pemaknaan dan tindak lanjut hasil evaluasi dilakukan. Secara konseptual dan prosedural, model pengembangan yang digunakan pada penelitian dan pengembangan ini merujuk pada tiga model, yakni: (1) Research and Development (R&D) yang dikembangkan Borg dan Gall, (2) Research and Development Stages (R&D) yang dikembangkan Krajewski dan Ritzman, dan (3) Research Development and Diffusion (RD&D) yang dikembangkan Havelock. Subjek coba dalam R&D dilakukan tiga tahap yakni uji coba pendahuluan melibatkan 20 orang pakar dan praktisi pendidikan, uji coba utama diterapkan pada 250 subjek coba di SMA Negeri 4 Malang, dan uji coba operasional diterapkan pada 442 subjek coba di SMA Negeri 3 Malang, SMA Negeri 10 Malang, SMA Lab UM serta SMA A Yani Malang dengan melibatkan siswa, guru, dan orang tua siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik Delphi, FGD, angket, dokumen, observasi, wawancara, penilaian porto folio. Validitas dan reliabilitas instrumen angket dianalisis ITEMAN, sedangkan keabsahan data kualitatif dilakukan dengan trianggulasi antar sumber, tempat, dan metode. Analisis data kuantitatif dengan teknik analisis deskriptif dan data kualitatif dengan model interaktif. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Model EMS: (1) pengembangan komponen dan indikator mutu sekolah dilakukan melalui R&D. Artinya, untuk menghasilkan komponen dan indikator mutu sebagai inti (core) dari model EMS dilakukan melalui kajian konseptual, teoretik, dan empirik di lapangan melalui survai, FGD, dan teknik Delphi; (2) ada interaksi yang positif antar pakar pendidikan dan praktisi pendidikan dalam memberikan judgment komponen dan indikator mutu sekolah. Artinya, proses pengembangan Model EMS yang di dalamnya berisi sepuluh komponen mutu dan empat puluh dua indikator mutu merupakan kesepakatan bersama yang akan digunakan sebagai acuan untuk mengembangkan instrumen EMS; (3) model EMS hasil pengembangan memiliki kepekaan yang tinggi terhadap objek yang diteliti. Artinya, dalam proses ujicoba pendahuluan, utama, dan operasional di lima Sekolah Menengah Atas (SMA) pada 742 subjek coba dapat mengungkap data yang dibutuhkan; (4) model EMS hasil pengembangan dapat memberikan informasi yang tepat bagi stakeholder. Artinya, tujuh jenis instrumen yang digunakan meliputi angket, dokumentasi, observasi, wawancara, dan penilaian porto folio dapat memberikan seluruh informasi yang berkaitan dengan implementasi komponen dan indikator mutu, termasuk best practice dan best approach yang dilakukan siswa, guru, kepala sekolah; (5) tingkat koherensi instrumen EMS ketika digunakan untuk menetapkan mutu sekolah sesuai dengan rancangan. Artinya, lima jenis instrumen yang digunakan dapat memberikan informasi yang saling mendukung dan melengkapi antara data kuantitatif yang dianalisis dengan statistik deskriptif maupun data kualitatif yang dianalisis dengan interaktif; dan (6) kelebihan dibandingkan instrumen BAS Nas dan SNP signifikan. Artinya, instrumen EMS: (a) komprehensif, karena komponen dan mutu indikator mutu mewakili hampir seluruh kegiatan penyelenggaraan pendidikan, (b) holistik, karena dapat mengungkap fakta sesungguhnya apa yang terjadi di sekolah, (c) mudah dilakukan, (d) temuan EMS dapat digunakan sebagai evaluasi diri sekolah, (e) efektif digunakan sekolah tanpa mengganggu proses pembelajaran yang ada, (f) mendukung persiapan akreditasi sekolah dan penjaminan mutu, serta (g) independen karena melibatkan komite sekolah

    Inducing R&D investment with price ceilings

    Get PDF
    Though government intervention is prevalent in the market for research and development (R&D), most literature has focused on the use of subsidies, patents or joint research ventures to obtain the efficient R&D investment. By using a two-stage duopoly model in which firms first choose the level of investment and then output, our paper shows that the introduction of a price ceiling by the regulator will result in the optimal level of R&D. This interesting but counterintuitive result contrasts with the existing literature and advances our understanding about price ceilings.Research and development; Subsidy; Price ceiling

    Menentukan pembagi nol pada matriks aas ring komutatif dengan teorema cayley-hamilton

    Get PDF
    Tulisan ini membahas pembagi nol pada matriks berukuran nxn yang elemen-elemennya berasal dari ring komutatif R yang dilambangkan dengan Mrsmn(R). Pertama pembahasan teori penunjang meliput ring, ring polinomial, matriks invertibel, polinomial matriks dan teorema Cayley-Hamilton, dilanjutkan dengan teorema-teorema tentang pembagi nol pada matriks atas ring komutatif Dengan menggunakan teorema-teorema tentang pembagi dapat diselidiki suatu matriks atas ring komutatif merupakan suatu pembagi nol dan dengan teorema Cayley-Hamilton dikonstruksi suatu polinomial g(A)ER[A] sedemikian sehingga Ag(A) = g(A)A = 0. This paper discusses zero divisors in matrices size nxn with entries from a commutative ring, denoted by M.(R). Some basic concepts will be reviewed including ring, polynomial ring, invertible matrices, polynomial matrices and the Cayley-Hamilton theorem. Finally the discussion continues to zero divisors. A€ 3.4.(R) is a zero divisor is observed using some theorem about zero divisor and using Cayley-Hamilton theorem a polynomial g(A)EZ{Ri is constructed in such Ag(A) = g(A)A = 0
    • …
    corecore