81 research outputs found

    Konservasi Sumber Daya Perairan

    Get PDF

    USAHA JARING RAMPUS PERMUKAAN SEBAGAI PENOPANG KESEJAHTERAAN NELAYAN DI ERETAN WETAN, INDRAMAYU

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan menganalisis keragaan usaha jaring rampus permukaan, pendapatan dan kesejahteraan nelayan, serta pengaruh usaha jaring rampus permukaan dalam menopang kesejahteraan nelayan di Eretan Wetan Indramayu. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, pendekatan kategori kesejateraan menurut BKKBN, dan model regresi linear. Usaha jaring rampus permukaan di Eretan Wetan Indramayu memiliki fishing ground dengan jarak 3-5 mil, dioperasikan oleh 3-4 orang, dan hasil tangkapan dominan berupa ikan kembung (Rastrelliger spp). Pendapatan bersih setiap tripnya berkisar Rp172.938-402.063. Sekitar 40% nelayan jaring rampus di Eretan Wetan masuk kategori Keluarga Sejahtera II (KS II), dan 60% masuk kategori Keluarga Sejahtera III (KS III). Pengaruh usaha jaring rampus permukaan yang dihitung sebagai pendapatan (X) dalam menopang kesejahteraan (Y) dirumuskan dengan model Y = 8,721X+12,321. Pengaruh tersebut signifikan yang ditunjukkan oleh nilai p= 0,045. Kata kunci: jaring rampus permukaan, kesejahteraan, model regresi linear, nelayan, pendapata

    Muarareja Fishermen Perceptions on The Prohibition of Arad and Environmentally Friendly Fishing Tool Assistance Programs

    Get PDF
    Arad has been prohibited because of its damages to the environment. However, fishers in Muarareja continue to operate the gear even though environmentally friendly fishing gear (traps) have been granted as a substitution. The reason behind the rejection of substitute fishing gear is interesting to be investigated. Therefore, the study aim to 1) analyze fishers' perceptions of arad prohibition, traps, and environmentally friendly fishing gear program; 2) evaluate fishers' perception on policies concerning arad prohibition and fishing gear substitution; and 3) formulate the recommendations. This study involved 35 arad fishers in Muarareja Village who has been granted with traps as substitute fishing gear. Variables in this study are fishers' perceptions on arad and trap, the policy of arad prohibition, and fishers' perception on the environmentally friendly fishing gear program. Data were collected through interviews and questionnaires. Data were analyzed by scoring respondents' answers based on provided statements. The results showed that fishers did not agree that arad is not environmentally friendly, while the trap is. Fishers are also against arad prohibition and refuse to use traps as a replacement. Furthermore, fishers who received traps are still very dependent on arad and use traps only for alternative fishing gear. Recommendations for the policy of arad prohibition are arad should be allowed with special regulation, and further education is required for fishers to understand the correlation between unselective fishing gear and environmental damages. Recommendations for the environmentally friendly fishing gear program are that the provision of traps should be continued with several adjustments following fishermen's preferences.Keywords: Prohibition of arad, environmentally-friendly fishing gear, traps

    INTERACTION PATTERN BETWEEN FISHERS AND FOREIGN INVESTORS IN THE FISHING BUSINESS AND ITS IMPLICATIONS (A CASE IN NUNUKAN REGENCY, EAST KALIMANTAN)

    Get PDF
    The objective of this research is to determine patterns of interaction between fishers and foreign investors (Malaysia) in the fishing business. Research conducted on May 2009 in the Nunukan, East Kalimantan. The data retrieval was conducted by in depth interviews (deep interviews) with the fishersand middlemen as well as direct observations on the condition of the fishing business and marketing in both the Nunukan District and in Tawau Malaysia. The results showed that there is a relatively large dependence of the fishers in Nunukan District to the owners of capital from Tawau regarding capital provision, marketing of the catch, and social security

    KELAYAKAN FINANSIAL USAHA PERIKANAN PANCING TONDA DI PPP LABUHAN LOMBOK KABUPATEN LOMBOK TIMUR

    Get PDF
    Pancing tonda merupakan alat tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di PPP Labuhan Lombok. Usaha perikanan pancing tonda tersebut perlu dihitung kelayakan finan-sialnya untuk mengetahui keberlangsungannya di masa yang akan datang. Penelitian ini bertu-juan untuk mengetahui modal awal, biaya produksi, pendapatan serta kelayakan finansial dari usaha perikanan pancing tonda di PPP Labuhan Lombok. Metodologi yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis deskriptif, analisis usaha dan analisis investasi. Penelitian ini menunjukkan bahwa pancing tonda di PPP Labuhan Lombok dioperasikan dengan kapal kayu yang berukuran antara 12-18 GT. Jumlah nelayan dalam satu unit penangkapan pancing tonda tersebut adalah 4-6 orang. Nelayan mengoperasikan pancing tonda di sekitar rumpon. Modal awal yang dibutuhkan untuk usaha pancing tonda di PPP Labuhan Lombok adalah Rp 222.250.000. Biaya produksi yang dikeluarkan untuk setiap trip penangkapan yaitu Rp 58.525.000 per tahun untuk biaya tetap dan Rp 114.889.500 per tahun untuk biaya tidak tetap. Adapun pendapatan yang diperoleh dari kegiatan penangkapan dengan pancing tonda tersebut yaitu Rp 1.242.600.000 per tahun. Usaha perikanan pancing tonda di PPP Labuhan Lombok merupakan usaha perikanan tangkap yang layak untuk dilakukan hingga 10 tahun ke depan

    Analysis of Owner Requirements of Purse Seine Vessel 180 GT for Fishing Activities on Fishing Line III-Fisheries Management Area (FMA) 572

    Get PDF
    Fish resources in FMA 572 have not been managed optimally, especially small pelagic species of 82,573 tons. These waters with high wave conditions of 0.2 – 6 meters are located around the waters of West Aceh, the West Indian Ocean of Aceh, the waters of Nias–Sibolga, the waters of the Indian Ocean–West Lampung, and the Sunda Strait. The purpose of this study was to analyze the owner requirements for 180 GT purse seine vessels as a basis for planning the ship's technical specifications. The research method using a single case study with research respondents is purposive sampling. The research findings explain that the Ship dimension is around 35 meters, the Service velocity of 8 knots, the propulsion system is I line engine model, the auxiliary engine system is a dual-engine model, the Fish storage system uses Cargo hold freezer system, and Fishing aids using Fish Aggregating Devices (FADs) and light lamps, Total crew of 27 Personnel, Fish detection equipment using fish finder equipment, Fishing gear pulling with winch mechanical and power block and the ship's operating time 50 days as well. To increase productivity, it is recommended to standardize purse seine vessels with modern equipment to improve fuel efficiency, and ship crew and reduce ship production costs, so that the price of ships is affordable for fishery business actors

    PENGARUH FAKTOR PRODUKSI TERHADAP PENGEMBANGAN PERIKANAN TUNA DI KOTA AMBON

    Get PDF
    Tujuan penelitian yaitu menganalisis tingkat pengaruh faktor produksi terhadap pengembangan industri perikanan tuna di Kota Ambon. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data yang dikumpulkan yaitu ukuran kapal, ukuran alat tangkap, lama trip, pegggunaan BBM, pengunaan es, air tawar dan jumlah ABK. Data berasal dari nelayan tuna Kota Ambon. Analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi berganda tentang hubungan produksi ikan tuna mendapat nilai signifikansi (sig) 0,000. Nilai sig berada dalam range kepercayaan < 0,005 berarti model regersi ini dapat memprediksi produksi perikanan tuna. Koefisien determinan (R2) sekitar 0,719 menunjukan pengaruh bersama-sama faktor produksi dapat menjelaskan 71,9% naik turun produksi tuna. Bila melihat nilai signifikansi setiap faktor produksi terhadap produksi, maka hanya penggunaan BBM (X4) dan penggunaan es balok (X5) yang mempunyai nilai signifikansi < 0,05 (0,000). Penggunaan BBM memang berpengaruh tetapi tidak berpengaruh mendukung perkembangan tuna di Kota Ambon. Kesimpulan yang di ambil dari penelitian ini adalah faktor produksi yang sangat mempengaruhi produksi perikanan tuna di Kota Ambon adalah penggunaan BBM dan penggunaan es balok  yang mempunyai nilai signifikansi < 0,05 yaitu 0,00

    IMPLEMENTASI MANAJEMEN MUTU PADA INDUSTRI PENANGKAPAN IKAN (Implementation of Quality Management on Fishing Industry)

    Get PDF
    ABSTRAKThe Indonesian government has already paid high attention to the quality assurance of fishery products. It can be seen from the legislation and policies that have been established. In a Ministry of Marine Affari Regulation (Kepmen KP 01/MEN/2007) clearly stated that the quality assurance requirements and food safety of fishery products, start from the production, processing and distribution. Meanwhile, fisherman understanding of the qualityof fish product is still low. This study was conducted to assess the implementation of Kepmen KP 01/MEN/2007 in the fishing industry. Analysis of the the implementation of the quality elements refers to “The Aplication of the guidelines of PMMT based on the conception HACCP” (Dirjen Perikanan Tangkap, 1999). The results showed that the implementation of quality management system according Kepmen KP 01/MEN/2007 on fishing vessels in Palabuhanratu fishing port wasstill dificult to implement. In small vessels, factors that wascause the difficulty of implementation wasthe limited space of fishing boat and knowledge of fisherman. While in the long line and trolling, structural requirements, the feasibility of the ship and regristation of ship has already implemented, but related to hygiene and handling of fish on board have not implemented properly.Key words: fishing industry, implementation of quality management, Kepmen 01/MEN/2007, PPNPalabuhanratu-------ABSTRAKKeberpihakan pemerintah terhadap jaminan mutu pada produk hasil perikanan sudah cukup tinggi, terlihat dari peraturan perundang-undangan ataupun kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Pada Kepmen 01/MEN/2007 tersirat dengan jelas persyaratan jaminan mutu dan keamanan pangan produk-produk perikanan, mulai dari proses produksi, pengolahan dan distribusi. Sementara itu pemahaman mengenai mutu ikan di tingkat nelayan sebagai pelaku utama industri penangkapan ikan masih rendah. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauhmana implementasi dari Kepmen 01/MEN/2007 pada industri penangkap ikan.Analisis kesesuaian implementasi unsur-unsur manajemen mutudilakukan dengan mengacu pada ”Pedoman Penerapan PMMT Berdasarkan Konsepsi HACCP” (Dirjen Perikanan Tangkap 1999). Hasil penelitian menyatakan bahwa penerapan atau implementasi manajemen mutu sesuai Kepmen No.01/Men/2007pada kapal penangkap ikan di PPN Palabuhanratu masih sulit untuk diimplementasikan. Pada kapal berukuran kecil, keterbatasan ruang dan keterbatasan pengetahuan ABK, menjadi faktor sulitnya implementasi, sPersyaratan struktur dan kelayakan kapal serta registrasi sudah diimplementasikan pada kapallongline dan pancing tonda, gistra.Namun terkait dengan higiene kapal dan penanganan masih belum diimplementasikan dengan baik.Kata kunci: industri penangkapa
    • …
    corecore