26 research outputs found

    Induksi Perakaran Teh (Camellia sinensis L.) Secara In Vitro pada Klon yang Berbeda

    Get PDF
    Abstrakā€” Pembentukan akar teh (Camellia sinensis L.) merupakan tahapan penting secara in vitro. Inisiasi perakaran tanaman dapat dipacu dengan menambahkan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi ZPT untuk inisiasi akar tanaman teh secara in vitro pada klon teh yang berbeda. Klon yang digunakan adalah Tea Research of Sri Lanka (TRI) 2024 dan TRI 2025. Eksplan berupa daun, diinokulasikan pada media induksi kalus dengan penambahan BAP 2 mg/l dan NAA 3 mg/l. Kalus yang terbentuk disubkultur pada media induksi tunas dengan penambahan BAP 3 mg/l, selanjutnya, disubkultur ke dalam media perakaran dengan penambahan IBA (Indole Butyric Acid) 0, 1, 2, 3 mg/l. Hasil penelitian menunjukkan, pada media perakaran tidak terbentuk akar, tetapi terbentuk embrio somatik dengan tahap yang berbeda, yaitu tahap globular, hati dan torpedo. Embrio somatik yang terbentuk memiliki perbedaan warna yaitu, hijau kekuningan, hijau dan hijau kecoklatan. Selain itu, mempunyai struktur: remah, intermediet dan kompak, serta mempunyai berat basah embrio somatik sebesar 10-290 mg

    Pengaruh Kombinasi Media Pembawa Pupuk Hayati Bakteri Pelarut Fosfat Tehadap PH Dan Unsur Hara Fosfor Dalam Tanah

    Full text link
    Kandungan fosfor di dalam tanah sangat rendah tersedia untuk tanaman karena terikat oleh koloid tanah. Pemberian pupuk hayati mampu melarutkan fosfat dalam tanah sehingga tersedia untuk tanaman. Pembuatan pupuk hayati memerlukan media pembawa untuk meningkatkan viabilitas bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi media pembawa bakteri pelarut fosfat terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian meliputi peremajaan isolat Bacillus sp, pembuatan pupuk hayati, perhitungan TPC (Total Plate Count), penanaman kacang tanah, dan pengukuran pH dan unsur hara P dalam tanah. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan unsur hara Fosfor (P) tersedia untuk tanaman. Perlakuan B1, B2, dan B5 terjadi peningkatan secara signifikan unsur hara P dibandingkan sebelum tanam. Perlakuan B3, B4, dan B6 terjadi peningkatan unsur hara P sangat rendah. Sedangkan pH menunjukkan kisaran netral antara 6,5-7,2. Kisaran pH ini termasuk sesuai dengan pertumbuhan optimum bakteri dan ketersediaan P dalam tana

    Pertumbuhan Kalus Jeruk JC (Japansche Citroen) pada Media Murashige and Skoog dengan Berbagai Konsentrasi NaCl

    Get PDF
    Jeruk JC (Japansche Citroen) merupakan salah satu jenis jeruk yang sering digunakan sebagai stok batang bawah. Batang bawah harus mampu tumbuh dan beradaptasi pada kondisi lingkungan yang kurang baik, salah satunya terhadap cekaman salinitas. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui pengaruh media dengan konsentrasi NaCl yang berbeda terhadap pertumbuhan kalus jeruk JC (Japansche Citroen) secara in vitro. Eksplan berupa kalus jeruk JC diinokulasikan pada media MS cair dengan penambahan NaCl konsentrasi 0 mM, 50 mM, 100 mM, dan 150 mM. Parameter pengamatan yang digunakan yaitu berat basah kalus. Data dianalisis menggunakan ANOVA One Way dan dilanjutkan dengan uji Tukey pada taraf kepercayaan 95%. Berdasarkan hasil penelitian ini konsentrasi NaCl berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan kalus jeruk JC. Pada konsentrasi 150 mM kalus jeruk JC dapat bertahan hidup terhadap kondisi salinitas tinggi. Berat basah kalus tertinggi yaitu pada perlakuan kontrol sebesar 0,876 g, sedangkan berat basah terendah yaitu sebesar 0,573 g pada perlakuan NaCl konsentrasi 150 mM.

    Pengaruh Kombinasi Media Pembawa Pupuk Hayati Bakteri Penambat Nitrogen Tehadap pH dan Unsur Hara Nitrogen dalam Tanah

    Get PDF
    Pupuk hayati merupakan inokulum berbahan aktif organisme hidup yang berfungsi untuk menambat hara tertentu. Media pembawa diperlukan dalam pupuk hayati untuk menumbuhkan dan menyimpan suatu mikrobia hasil isolasi dari habitat asli dan memudahkan inokulum tersebut untuk digunakan kembali. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi media pembawa bakteri penambat nitrogen terhadap pH tanah dan unsur hara nitrogen dalam tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian meliputi peremajaan isolat Azotobacter sp, pembuatan pupuk hayati, perhitungan TPC (Total Plate Count), penanaman kacang tanah, danĀ  pengukuranĀ  pH dan unsur hara nitrogen dalam tanah. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan kombinasi media pembawa pupuk hayati Ā dapat meningkatkan unsur hara nitrogen dalam tanah dan mampu menetralkan pH sehingga sesuai dengan pertumbuhan optimum bakteri dan ketrsedian nitrogen dalam tanah

    Produksi Benih Sintetik Teh Camellia sinensis

    Get PDF
    Teh (Camellia sinensis) memiliki kandungan dan manfaat yang banyak, sehimgga diperlukan alternatif untuk mendapatkan benih teh dalam waktu yang singkat dan dalam jumlah banyak. Salah satu alternatif adalah dengan melakukan perbanyakan tanaman secara vegetatif melalui pendekatan bioteknologi yaitu teknik Kultur In Vitro dan teknik enkapsulasi embriosomatik yang dapat menghasilkan benih sintetik. Tujuan dari penelitian ini untuk produksi benih sintetik dari embriosomatik guna penyediaan benih yang dapat disimpan dalam waktu yang lama. Benih sintetik Teh dengan bahan tanam embriosomatik yang dienkapsulasi menggunakan alginat 4% sehingga kapsul tidak terlalu padat dan memungkinkan benih dapat tumbuh dan berkecambah. Karakteristik benih sintetik yang dihasilkan yaitu tekstur benih sintetik padat namun tidak terlalu keras, masih rentan rusak apabila tidak hati-hati ketika memindahkan.. Benih sintetik berwarna hijau kekuningan dengan diameter 5,5 ā€“ 5,7 mm dan berat basah 260-290 mg

    Pengaruh Kombinasi Media Pembawa Pupuk Hayati Bakteri Pelarut Fosfat Tehadap pH dan Unsur Hara Fosfor dalam Tanah

    Get PDF
    Kandungan fosfor di dalam tanah sangat rendah tersedia untuk tanaman karena terikat oleh koloid tanah. Pemberian pupuk hayati mampu melarutkan fosfat dalam tanah sehingga tersedia untuk tanaman. Pembuatan pupuk hayati memerlukan media pembawa untuk meningkatkan viabilitas bakteri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi media pembawa bakteri pelarut fosfat terhadap pertumbuhan tanaman kacang tanah. Metode yang digunakan dalam penelitian meliputi peremajaan isolat Bacillus sp, pembuatan pupuk hayati, perhitungan TPC (Total Plate Count), penanaman kacang tanah, danĀ  pengukuranĀ  pH dan unsur hara P dalam tanah. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan unsur hara Fosfor (P) tersedia untuk tanaman. Perlakuan B1, B2, dan B5 terjadi peningkatan secara signifikan unsur hara P dibandingkan sebelum tanam. Perlakuan B3, B4, dan B6 terjadi peningkatan unsur hara P sangat rendah. Sedangkan pH menunjukkan kisaran netral antara 6,5-7,2. Kisaran pH ini termasuk sesuai dengan pertumbuhan optimum bakteri dan ketersediaan P dalam tana

    Pengaruh Mutagen Kimia EMS Terhadap Perkembangan Bunga Tanaman Cabai (Capsicum frutescens var. bara)

    Get PDF
    Peningkatan produktivitas cabai rawit (Capsicum frutescens var. bara) dapatĀ  dilakukan melaluiĀ  variasi genetik menggunakan mutagen kimia EMS (Etil Metan Sulfonat). Bunga merupakan organ reproduksi angiospermae yang setelah bunga masak, akan terjadi penyerbukan dan pembuahan sehingga terbentuklah buah yang berisi biji. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh EMS terhadap perkembangan bunga tanaman cabai vaietas bara. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh EMS 0,5% terdahadap morfologi bunga yakni terdapat satu individu yang diduga menghasilkan bunga mutan. Bunga yang diduga mutan tidak memiliki organ bunga lengkap dan berbentuk bula

    Akar Adventif Kedelai Teriradiasi Pada Cekaman Genangan

    Get PDF
    Kedelai (Glycine max L.) merupakan komoditas pangan utama selain padi dan jagung yang mengandung protein, minyak, dan karbohidrat tinggi. Kebutuhan yang meningkat tidak diimbangi dengan peningkatan produksinya. Salah satunya karena pengaruh faktor cekaman genangan. Pada penelitian ini, induksi variasi dilakukan dengan metode iradiasi sinar Gamma dengan dosis penyinaran 25Gy, 50Gy, 75Gy, dan 100Gy. Varian hasil iradiasi kemudian diseleksi pada kondisi tergenang dengan konsentrasi air sebesar 100%, 150%, 200%, dan 250%. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh interaksi antrara cekaman genangan dan iradiasi terhadap jumlah akar adventif pada kedelai. Karakter morfologi yang diamati yang parameter jumlah akar adventif.. Parameter jumlah akar adventif mengalami peningkatan secara signifikan seiring dengan peningkatan konsentrasi penggenangan sedangkan untuk dosis iradiasi tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah akar adventif sehingga dapat diketahui bahwa interaksi antara Iradiasi dan Genangan memberikan pengaruh yang tidak signifikan pada parameter akar adventif. Peningkatan jumlah akar adventif tertinggi terjadi pada genangan 250% dan iradiasi 75 Gy dengan nilai tertinggi 7 , sedangkan untuk rata-rata jumlah akar yang paling rendah dengan pemberian dosis iradiasi 25 Gy pada konsentrasi penggenangan 100%, yaitu 1

    Effect of Carbohydrate Source on Growth and Performance of In Vitro Sago Palm (Metroxylon sagu Rottb.) Plantlets

    Get PDF
    Sago palm (Metroxylon sagu Rottb.), grown mostly in the tropics, is one of the most productive carbohydrate-producing crops. However, it is still underutilized. Tissue culture of sago through somatic embryogenesis has been developed. The plantlets derived from somatic embryos, however, are usually weak with few leaves and roots and have low survival rates during acclimatization. Carbohydrate is commonly added into culture medium as an energy source and an osmotic agent. Research was conducted to determine a suitable carbohydrate for plantlets growth in order to produce vigorous plantlets of sago. The basal medium used was a modified MS medium with a half-strength of salts. Different types of carbohydrate (sucrose, maltose, glucose, and fructose) at various concentrations (30, 45, and 60 g/l) were added into the medium. A single 2 cm plantlet derived from somatic embryo was cultured on a culture tube. Each treatment consisted of 15 plantlets. The cultures were incubated in a culture room with light intensity at 20 mmol/m2/s and temperature at 26 oC. The results show that different types and concentrations of carbohydrate influenced the growth of sago plantlets significantly, but there was no interaction between the two factors. Sucrose was better than other types of carbohydrate, and the concentration of 30 g/l was better than concentrations of 45 or 60 g/l for the growth and vigor of sago plantlets. Medium with a sucrose level at 30 g/l gave the best performance of sago plantlets based on plantlet height, leaf number, biomass fresh weight, stem diameter, and rooting percentage
    corecore