514 research outputs found

    PERSEPSI SISWA TENTANG FENOMENA UJARAN KEBENCIAN DI MEDIA SOSIAL KELAS XI IIS SMA NEGERI 6 PONTIANAK

    Get PDF
    AbstractThis study aims to determine the students perceptions of the phenomenon of hate speech on social media in class XI IIS SMA Negeri 6 Pontianak. The research approach used was descriptive quantitative survey method. The population of this study were all students of class XI IIS SMA Negeri 6 Pontianak, totaling 143 students. The research sample was 105 students. Data collection using a questionnaire with a Likert scale. The data analysis used the percentage quantitative descriptive analysis technique. The general conclusion of the study shows that students' perceptions of hate speech are quite good. The specific conclusions of the research are that: (1) the cognitive component (knowledge) of students towards hate speech was quite good, (2) the affective component (understanding) of students towards hate speech was quite good, and (3) the conative component (assessment) of students towards speech Hate was quite good because all students disagree with hate speech on social media Facebook.Keywords: Hate Speech, Social Media, Student Perceptions

    From users to custodians : changing relations between people and the State in forest management in Tanzania

    Get PDF
    Central control of forests takes management responsibility away from the communities most dependent on them, inevitably resulting in tensions. Like many African countries, Tanzania--which has forest or woodland cover over 30-40 percent of its land--established central forestry institutions at a time when there was little need for active management and protection because population pressures were low. But in the face of scarce public resources and burgeoning demand from the growing population for agricultural landand woodland products, there has been growing recognition of the need to bring individuals, local groups, and communities into the policy, planning, and management process if woodlands are to remain productive in the coming decades. Tanzania established its first three community-owned and -managed forest reserves in September 1994. Today, supported by substantive policy reforms that largely grew out of the early experiences with community-based management, more than 500 villages own and manage forest reserves, and anoher 500 or so smaller social units and individuals have recognized reserves. Joint management by the state and the people is getting underway in at least four government-owned forest reserves.The authors describe the evolution of community-based forest and woodland management in Tanzania and the underlying policy, legal, and institutional framework. They draw together some of the lessons from this experience and review emerging issues. They find that the most successful initiatives involving communities and individuals have been those that moved away from a user-centric approach (like that often used in South Asia) and toward an approach based on the idea that communities can be most effective when they are fully involved in all aspects of decisionmaking about management and protection.This suggests that the government should allow communities to become engaged as managers in their own right, rather than as passive participants who merely agree to the management parameters defined by the government. The Tanzanian experience has shown that community-based forest and woodland management can be an integral part of initiatives that seek to improve governance over natural resources by improving accountability and by democratizing decisionmaking at the local level.Forestry,Forests and Forestry,Agricultural Knowledge&Information Systems,Environmental Economics&Policies,Drylands&Desertification

    PENERAPAN AKTIVITAS PERMAINAN AIR UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MELUNCUR DALAM PEMBELAJARAN RENANG:(Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas III SDN 03 Cibogo Kec. Lembang)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan hasil belajar meluncur dengan aktivitas permainan air dalam pembelajaran renang. Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan dengan menerapkan rancangan penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart, penelitian terdiri atas beberapa tahapan, yaitu sebagai berikut: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi, dan(4) refleksi. Tempat penelitian di Sekolah Dasar Negeri di SDN 3 Cibogo Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat objek penelitian siswa kelas 3 yang berjumlah 25 siswa. Proses penelitian menjadi dua siklus yang terdiri atas empat tindakan. Setiap tindakan menggunakan berbagai tugas gerak dalam aktivitas permainan. Data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen observasi. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan teknik persentase. Berdasarkan hasil analisis Praobservasi awal 34,40% , siklus 1 tindakan 1 46,40%, siklus 1 tindakan 2 56,80%, siklus 2 tindakan 3 65,20%, dan siklus 2 tindakan 4 77,20%. Kesimpulan dengan menggunakan aktivitas permainan air dalam pembelajaran renang, dapat meningkatkan hasil belajar meluncur. Kata kunci: hasil belajar meluncur, aktivitas air, pembelajaran renang. The resource is aims to increase creativity of slide learn with activity games water in aquatic learning. The resource of class action is held with apply design resource which is developed by Kemmis and Taggart, the resource include many step, that is: (1) planning act, (2) entorccement act, (3) observation, and(4) reflextion. The place of this resource is in SDN 3 Cibogo subdistrict Lembang, regency Bandung Barat, the resource of this objek is class 3rd of 25 student. The process of resource is become two siklus which is there are four action. Every action use many movement of duty in games activity. Data be gathered with used instrument observation. The data which is collect will be analize using persentase technic. Firsh data is 34,40% and siklus 1 act 1 is 46,40%, siklus 1 act 2 is 56,80%, siklus 2 act 1 is 65,20%, and siklus 2 act 2 is 77,20%. Based data analizing result, conclusion with using water games activity in swimming lesson will increase of slide learning

    Biological Control of the Coconut Moth, Batrachedra arenosella by Chelonus Parasites in Indonesia

    Get PDF
    An experiment was conducted on the island of Flora, Indonesia, to test for biological control of the coconut moth, Batrachedra arenosella Walker, by introducing the braconid parasite Chelonus sp. Six and twelve months after releasing S gravid females of Chelonus per 4 ha of moth-infested coconuts, the percentage infection of the host pupae, the distribution capacity and the population density of the parasites were determined at 0,50 and 100 m from the point of release. The results of the experiment show that the percentage of parasitized host pupae and population density of the parasite 0 and 50 m from the point of release were approximately twice that found at 100 m. This suggests a slow outward spread of the parasite from its point of introduction. There were only slight increases after 12 months in these parameters and in the percentage of spathes where Chelonus was found when compared with results after 6 months. These results suggest that the parasite has become established but spreads out slowly from its point of introduction. There was only a slight reduction in pest population following release of the parasite during the 12-month period

    Evaluasi Beban Kendaraan terhadap Derajat Kerusakan dan Umur Sisa Jalan (Studi Kasus : PPT. Simpang Nibung dan PPT. Merapi, Sumatera Selatan)

    Get PDF
    Pada ruas jalan batas Kota Muara Enim – Sugih waras dan batas Provinsi Muara Enim – Simpang Nibung, kendaraan yang melintasi suatu ruas jalan terkadang tidak sesuai dengan kapasitas muatan kendaraan dan beban angkut maximum yang diizinkan. Sehingga, hal inilah yang menyebabkan pembebanan yang diterima oleh perkerasan mengalami kelebihan yang dapat secara langsung mempengaruhi umur rencana suatu ruas jalan. Evaluasi ini dilakukan bertuuan untuk meninjau seberapa besar dampak beban overloading kendaraan yang ditimbulkan terhadap struktur perkerasan jalan berupa perkerasan flexible pavement. Pada perhitungan ini akan menggunakan dua data kendaraan yang berbeda, yaitu data kendaraan yang didapatkan oleh PU Bina Marga dan data beban kendaraan overloading yang terdapat pada pos pemeriksaan terpadu PPT). Adapun metode yang digunakan yaitu menggunakan rumus umur sisa perkerasan yang direncanakan selama 10 tahun kedepan dan seberapa pengaruhnya terhadap derajat kerusakan jalan menggunakan rumus empiris tergantung dari kelas alan yang digunakan. Menganalisis umur rencana perkerasan berdasarkan hasil kumulatif ESAL pada masing-masing Perubahan berat beban.Berdasarkan hasil perhitungan evaluasi yang diperoleh, perhitungan diawali dengan mengasumsikan kendaraan tersebut tidak mengalami kelebihan atau dengan kata lain beban dalam keadaan normal, kelebihan berdasarkan data dari PPT. Dari analisa pengaruh besarnya beban kendaraan terhadap penurunan umur diketahui bahwa pada beban keadaan normal sisa umur perkerasan sebesar 68,21 % pada PPT. Simpang Nibung dan 44,92% pada PPT. Merapi artinya jalan tersebut mengalami penururan layanan pada 10 tahun kedepan. Sedangkan pada data beban standart yang di disubtitusikan dengan data beban dari PPT menghasilkan PPT. Merapi mempunyai sisa umur perkerasan sebesar 44,75% dan PPT. Simpang Nibung Sebesar 68,10%. Apabila dibandingkan dengan data beban pada keadaan normal, beban pada keadaan sebenarnya dilapangan lebih besar pengaruhnya terhadap perkerasan jalan. Karena kendaraan yang ada dilapangan banyak melakukan pelanggaran atau kelebihan muatan. Hal ini dapat mengakibatkan kerusakan pada jalan, maka salah satu faktor penyebab kerusakan jalan adalah karena jumlah berat kendaraan yang memalui jalan tersebut telah melebihi standart maksimal yang dapat didukung oleh jalan tersebut

    Pengaruh Knowledge Sharing And Knowledge Collecting Dan Inovasi Terhadap Peningkatan Sumber Daya Manusia

    Get PDF
    Penelitian ini diajukan guna mengidentifikasi mengenai bagaimana pengaruh pengaruh knowledge sharing terhadap inovasi dan kinerja sumber daya manusia, pengaruh knowledge collecting terhadap inovasi dan kinerja sumber daya manusia, pengaruh inovasi terhadap kinerja sumber daya manusia. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksplanatori atau explanatory research dimana penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan keterkaitan antara variabel eksogen terhadap variabel endogen. Variabel pada penelitian ini mencakup Knowledge sharing, Knowledge Collecting, Inovasi, Kinerja SDM. Dalam penelitian ini populasi yang digunakan berjumlah 213 karyawan yang berada di CV Duta Java Tea Industri Dua Tang. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan data primer diperoleh dari kuesioner. Pemilihan sampel akan menggunakan metode non probability sampling, yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak semua populasi dapat menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan CV Duta Java Tea Industri Dua Tang sebanyak 48 responden. Analisis data menggunakan metode Partial Least Square (PLS) dengan SmartPLS. Hasil penelitian menunjukan pada variable Knowledge Sharing berpengaruh positif signifikan terhadap Inovasi. Pada Knowledge Collecting berpengaruh positif signifikan terhadap Inovasi. Pada variable Knowledge Sharing berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia. Pada variable Knowledge Collecting berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia. Inovasi berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Sumber Daya Manusia. Kata Kunci: Knowledge sharing, Knowledge Collecting, Inovasi, Kinerja sd

    Construction Tender Subcontract Selection using Case-based Reasoning

    Get PDF
    Obtaining competitive quotations from suitably qualified subcontractors at tender tim n significantly increase the chance of w1nmng a construction project. Amidst an increasingly growing trend to subcontracting in Australia, selecting appropriate subcontractors for a construction project can be a daunting task requiring the analysis of complex and dynamic criteria such as past performance, suitable experience, track record of competitive pricing, financial stability and so on. Subcontractor selection is plagued with uncertainty and vagueness and these conditions are difficul_t o represent in generalised sets of rules. DeciSIOns pertaining to the selection of subcontr:act?s tender time are usually based on the mtu1t1onand past experience of construction estimators. Case-based reasoning (CBR) may be an appropriate method of addressing the chal_lenges of selecting subcontractors because CBR 1s able to harness the experiential knowledge of practitioners. This paper reviews the practicality and suitability of a CBR approach for subcontractor tender selection through the development of a prototype CBR procurement advisory system. In this system, subcontractor selection cases are represented by a set of attributes elicited from experienced construction estimators. The results indicate that CBR can enhance the appropriateness of the selection of subcontractors for construction projects

    IMPLEMENTASI GREEN INDUSTRY PADA KAWASAN BERIKAT

    Get PDF
    Kawasan berikat merupakan salah satu fasilitas yang diberikan pemerintah dalam sektor industri manufaktur. Kontribusi perusahaan kawasan berikat terhadap perekonomian negara selalu meningkat baik terhadap produk domestik bruto, penerimaan negara dari sektor perpajakan, peningkatan investasi, dan penyerapan tenaga kerja. Selain berkontribusi terhadap perekonomian negara, pertumbuhan kawasan berikat juga berkontribusi terhadap penurunan kualitas lingkungan. Oleh karena hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan konsep yang lebih baik dalam pengembangan kawasan berikat yaitu berdasarkan konsep green industry. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dan menggunakan kondisi perusahaan kawasan berikat di Kota Medan dan Deli Serdang sebagai objek penelitian. Penerapan konsep green industry pada kawasan berikat selain berdampak positif kepada lingkungan, juga akan tetap berpengaruh positif terhadap perekonomian negara dari peningkatan keuntungan perusahaan sebab adanya green satisfication dan green loyalty konsumen. Penerapan green industry pada kawasan berikat dapat terwujud dengan adanya peran serta pemerintah, akademisi, pelaku bisnis, serta masyarakat konsep atau dikenal dengan Quadruple Helix.
    corecore