37 research outputs found

    REKONSTRUKSI PEKAN TIGA LINGGA, SUMATERA UTARA ABAD KE-19 (Studi Etnoarkeologi)

    Get PDF
    Tiga Lingga is refers to marketplace which located in the hinterland of North Sumatera. Toponym of Tiga refers to pharse in Tamil Language, katika-t-tavalam, which means market or pekan. This place become market for hinterland comodities in 19th centuries in Kenegerian Lingga teritory. This research examines the trading activities of Tiga Lingga market in 19th century with ethnoarchaeology approach. This approach is used for answering system behind a symtom archaeological culture using ethnographic data for comparison. Tiga Lingga market it’s aspects in economic activity is used as comparison subject. Subjects were analyzed using analysis of cultural continuity for used to awnser the paradigm of archaeological science that reconstruct activity in the past. This reserch concludes that the trading activity of Tiga Lingga market have the same similarities with Tiga Lingga market trading activity in the 19th century. It can be proved from the marketplace, day, time market and some economic aspects that does not change. For conclusions, Tiga Lingga was an old market at least in 19th century, which trading activity is still survive

    Pelabuhan Wini Nusa Tenggara Timur dari masa ke masa : studi etnoarkeologi

    Get PDF
    Perdagangan di Pulau Timor diperkirakan sudah berlangsung sejak abad ke-16 Masehi. Para pedagang asing datang ke Pulau Timor untuk mencari cendana, madu, dan lilin untuk diperdagangkan kembali di daerah asal mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan dan aktivitas perdagangan serta peran Kerajaan Biboki di Pelabuhan Wini. Penelitian ini bersifat kualitatif. Data didapat melalui studi pustaka, observasi, dan wawancara dengan pendekatan etnoarkeologi. Data dianalisis secara induktif dan disajikan secara deskriptif. Lokasi Pelabuhan Wini sangat strategis dan menjadi salah satu pusat perdagangan sejak dahulu dan terus dikembangkan hingga sekarang. Pada jaman kerajaan, raja sebagai pemegang kontrol atas pelabuhan ini memonopoli perdagangan cendana dengan asin

    Wilayah kerajaan amarasi, Nusa Tenggara Timur: analisis Kewilayahan dengan menggunakan sistem informasi geografi

    Get PDF
    Amarasi merupakan salah satu kerajaan di Pulau Timor yang memiliki sejarah, tradisi, dan sistem pemerintahan yang masih lestari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui orientasi permukiman wilayah Kerajaan Amarasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, survei, dan wawancara dengan ditunjang oleh SIG. Orientasi permukiman masyarakat Amarasi mempunyai pola dinamis yang mengalami perkembangan sesuai dengan topografi dan morfologi alamnya. Perkembangan permukiman mengindikasikan perubahan pola kehidupan masyarakat Amarasi dari masa lampau sampai sekarang.Kata kunci : kerajaan amarasi, dinamika, orientasi, permukima

    PERGESERAN LOKASI PEMUKIMAN ORANG CINA DI KOTA BANTEN DARI ABAD XVI - XIX (BERDASARKAN PENGAMATAN PETA KUNA KOTA BANTEN)

    Get PDF
    Bekas lbukota Kerajaan Banten saat ini terletak di Kalurahan Banten, Kecamatan Kasemen, Kabupaten Serang, Propinsi Jawa Barat. Kota Banten terletak di tepi Laut Jawa dan berada pada sebuah teluk yang bernama Teluk Banten. Tepatnya kota Banten terletak di antara dua muara sungai, yaitu muara sungai Cibanten lama di sebelah timur dan muara anak sungai Cibanten lama di sebelah barat kota. Kota Banten berfungsi sebagai lbukota kerajaan Banten dari tahun 1552 hingga 1813

    Kegiatan Perdagangan: Suatu Penjelasan Berdasarkan Teori Simbolis

    Get PDF
    Trade is a system composed of various components related to one another. This system is very flexible in scope, both time and area coverage. One another can be seen by each component but it will be clearer when viewed globally. This specificity is what makes the trading system have similarities and differences between one area and another, with varying times. This is because it is influenced by various factors, from outside as well as from within the system itself. The differences that exist arise, among others, due to the existence of political-economic-religious activities which ultimately affect the changes in human supporters. A summary of the archaeological-historical data will be used in analyzing trading activities in Indonesia from past to present.Perdagangan merupakan suatu sistem yang tersusun dari berbagai komponen terkait satu dengan lainnya. Sistem ini sangat fleksibel cakupannya, baik cakupan waktu maupun cakupan wilayah. Satu sama lain dapat dilihat secara masing- masing komponen tetapi akan lebih jelas kalua dilihat secara global. Kespesifikan ini yang menjadikan sistem perdagangan mempunyai kesamaan dan perbedaan antara satu cakupan wilayah dengan lainnya, dengan waktu yang bervariasi. Hal ini karena dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari luar maupun dari dalam sistem itu sendiri. Perbedaan-kesamaan yang ada muncul antara lain karena adanya kegiatan politis-ekonomis- religius (Politic-economics and religious) yang akhirnya mempengaruhi perubahan manusia pendukungnya. Suatu rangkuman data secara arkeologi-kesejarahan akan digunakan dalam menganalisa kegiatan perdagangan di Indonesia dari dulu hingga kini

    PELABUHAN WINI NUSA TENGGARA TIMUR DARI MASA KE MASA: STUDI ETNOARKEOLOGI

    Get PDF
    Trading in Timor island was estimated to happened since 16th century. The foreign traders came to Timor island to seek sandalwood, honey, and beeswax to be traded again in their homeland. The purpose of this research is determining activities and role of trading, as well as the Kingdom of Bibokis role in Port Wini. This is a qualitative research. Data were collected through literature study, observation, and interview with ethnoarchaeological method. The data were analyzed by inductive approach and descriptively presented. Port Wini is located in a strategic position and became one of trading centre in the past and still developing until now. In the kingdom era, the king took the role as controler of the port and monopolized sandalwood trading with foreign traders.Perdagangan di Pulau Timor diperkirakan sudah berlangsung sejak abad ke-16 Masehi. Para pedagang asing datang ke Pulau Timor untuk mencari cendana, madu, dan lilin untuk diperdagangkan kembali di daerah asal mereka. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peranan dan aktivitas perdagangan serta peran Kerajaan Biboki di Pelabuhan Wini. Penelitian ini bersifat kualitatif. Data didapat melalui studi pustaka, observasi, dan wawancara dengan pendekatan etnoarkeologi. Data dianalisis secara induktif dan disajikan secara deskriptif. Lokasi Pelabuhan Wini sangat strategis dan menjadi salah satu pusat perdagangan sejak dahulu dan terus dikembangkan hingga sekarang. Pada jaman kerajaan, raja sebagai pemegang kontrol atas pelabuhan ini memonopoli perdagangan cendana dengan asing

    WILAYAH KERAJAAN AMARASI, NUSA TENGGARA TIMUR: ANALISIS KEWILAYAHAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI

    Get PDF
    Amarasi is one of the kingdoms on the island of Timor which has a history, tradition, and system of governance which is still preserved nowadays. This research aims to determine the orientation of Amarasi settlements. Literature study, survey, and interview were applied in this research supported by Geographical Information System (GIS). The orientation of Amarasi settlement has dynamic pattern which has been developed according to its topographic and natural morphologic characteristics. The development of Amarasi settlement indicates the change of Amarasi peoples life pattern from the past until now.Amarasi merupakan salah satu kerajaan di Pulau Timor yang memiliki sejarah, tradisi, dan sistem pemerintahan yang masih lestari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui orientasi permukiman wilayah Kerajaan Amarasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi pustaka, survei, dan wawancara dengan ditunjang oleh SIG. Orientasi permukiman masyarakat Amarasi mempunyai pola dinamis yang mengalami perkembangan sesuai dengan topografi dan morfologi alamnya. Perkembangan permukiman mengindikasikan perubahan pola kehidupan masyarakat Amarasi dari masa lampau sampai sekarang

    PERILAKU KONSUMSI KERANG OLEH MASYARAKAT PESISIR DESA HALERMAN, ALOR BARAT DAYA, NUSA TENGGARA TIMUR

    Get PDF
    Exploitation of aquatic resources has been carried out since the time of hunting and gathering food. Aquatic resources are generally exploited by communities or people living in coastal areas. One area that still exploits aquatic resources is Halerman Village, Alor Barat Daya Regency. People who live on the coast use marine resources as food, one of which is shellfish. The most shellfish that widely exploited is Haliotidae. Research question brought in this article is how shellfish consumption behavior of people in Halerman Village is. The purpose of this research is to record shellfish consumption behavior of people in Halerman Village. The research method used was in the form of observation and interviews regarding all stages of shellfish exploitation conducted by Alor coastal communities in Halerman Village. The use of shellfish is closely related to the consumption behaviors of the community which consists of the search for shellfish carried out during periods of low tide when the intertidal area is exposed. When collecting the shellfish, people use various equipment such as iron, wood, stone, baskets and buckets. The method of processing is done by gouging, burning, boiling, cooking with spices and breaking the shell using stones or other hard tools. Shellfish processing in archaeological assemblages can be demonstrated by the presence of breakage and/or burning patterns on the shell remains. These experimental and ethno-archaeological observations can be used as a reference for understanding the behaviour that resulted in the formation of shells in archaeological deposits. Pemanfaatan sumber daya akuatik telah dilakukan sejak masa berburu dan mengumpulkan makanan. Sumber daya akuatik pada umumnya dieksploitasi oleh komunitas atau masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir. Salah satu daerah yang masih melakukan eksploitasi sumber daya akuatik yaitu Desa Halerman, Kabupaten Alor Barat Daya. Masyarakat yang bertempat tinggal di pesisir memanfaatkan sumber daya laut sebagai bahan pangan, salah satunya kerangkerangan. Salah satu jenis kerang yang banyak dieksploitasi yaitu Haliotidae. Rumusan masalah penelitian yaitu bagaimana perilaku konsumsi kerang masyarakat Desa Halerman. Tujuan Penelitian untuk mendokumentasikan perilaku konsumsi kerang masyarakat Desa Halerman. Metode penelitian yang digunakan berupa observasi partisipasi dan wawancara yang dilakukan kepada masyarakat pesisir Alor di Desa Halerman. Pemanfaatan kerang erat kaitannya dengan perilaku konsumsi masyarakat yang terdiri dari waktu pencarian kerang, cara pemilihan dan proses pengambilan, alat yang digunakan serta cara pengolahan kerang. Waktu pencarian kerang dilakukan meting surut (air laut surut) pada saat area intertidal terbuka. Jenis kerang yang dikonsumsi pada umumnya jenis kerang yang hidup di area low dan middle intertidal, akan tetapi salah satu jenis yang paling banyak dicari merupakan jenis kerang abalone (Haliotidae), alat yang digunakan untuk mencari kerang berupa besi, kayu, batu, keranjang dan ember. Cara pengolahan yang dilakukan dengan cara dicungkil, dibakar, direbus, dimasak bersama bumbu dan dipecahkan cangkangnya menggunakan batu atau alat keras lainnya. Pola pecah atau bekas pembakaran pada cangkang kerang dapat menjadi referensi untuk penelitian arkeologi yang berkaitan dengan pola kerusakan cangkang kerang pada deposit arkeologi

    Mengembangkan Kesenian Tradisional Badui Al-Fattah, Wedomartani, Kabupaten Sleman, DIY: Studi untuk Keberlanjutan Seni Tradisional

    Get PDF
    Since the beginning of 21st century, Bedouin traditional art has declined due to the influence of modern times. It has even shifted to become a tourist attraction. For this reason, efforts are needed to improve human resources for the sustainability of the traditional arts. By using inductive reasoning, this research was conducted to improve the traditional art to be part of Indonesian cultural identity. Direct observations and interviews were made on the traditional Bedouin art group Al Fattah in Wedomartani, Yogyakarta. The outcome of this study is a recommendation for Bedouin art of Al-Fattah to have better management of the accompaniment and sound system, as well as the arrangement of motion gestures so that the art can be more captivating as well as delivering the message to the audience.Sejak awal abad 21 ini, kesenian tradisional semakin menurun kondisinya. Kesenian modern, baik nasional dan internasional, yang sangat mudah dijangkau mempengaruhi minat masyarakat mengembangkan kesenian tradisional. Selain itu, kehidupan pesantren sudah agak luntur karena kebanyakan masyarakat mulai memilih sekolah yang dikelola pemerintah. Pengembangan kesenian tradisional mulai melorot pamornya. Untuk itu, dilakukan usaha menariknya dengan menjadi salah satu objek wisata pertunjukan. Selain itu, juga diperlukan usaha memperbaiki pengelolaan guna keberlanjutan kesenian tradisional. Dengan menggunakan penalaran induktif, penelitian ini dilakukan untuk memperbaiki kesenian tradisional yang akan menjadi wujud identitas budaya Indonesia. Observasi langsung dilakukan terhadap kelompok kesenian tradisional badui Al-Fattah di Wedomartani, DIY. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Berdasarkan hasil kajian, disarankan agar kesenian badui Al-Fattah ini melakukan penataan dalam pengelolaan pengiring dan sound system, serta penataan gerak agar kesenian ini lebih menarik dan pesan kesenian ini dapat tersampaikan kepada pengunjung
    corecore