20 research outputs found

    Model Matematika dan Analisanya dari Pemenuhan Kebutuhan Air Bersih di suatu Kompleks Perumahan

    Get PDF
    Air bersih merupakan kebutuhan manusia yang mendapatkan perhatian khusus untuk dipenuhi. Suatu kompleks Perumahan tentu menginginkan tidak timbulnya masalah pada pemenuhan kebutuhan air bersihnya. Masalah yang sering dihadapi dalam pemenuhan ke- butuhan air bersih adalah waktu pemenuhan yang kurang baik atau terlalu lama. Hal ini salah satunya dapat disebabkan oleh debit yang kurang optimal dari PDAM yang menuju kompleks Perumahan tersebut, dan jumlah rumah yang terlalu banyak dalam kompleks pe- rumahan tersebut. Karena itu perlu dibuatkan model matematikanya untuk menyelesaikan masalah tersebut. Didalam penelitian ini digunakan persamaan kontinuitas dan persamaan Bernoulli untuk pembuatan model matematika dari pemenuhan kebutuhan air bersih di suatu kompleks Perumahan. Diperoleh hasil bahwa tekanan air berbanding terbalik dengan waktu pemenuhan

    Pengaruh Gravitasi Dan Tegangan Permukaan Pada Aliran Fluida Di Atas Gundukan Dalam Saluran Terbuka*

    Full text link
    Pada makalah ini dikembangkan Teknik Integral Batas (TIB) untuk mengetahui pengaruh gravitasi dan tegangan permukaan pada aliran fluida di atas gundukan dalam saluran yang mana aliran fluidanya dalam dua-dimensi, tak-mampu-mampat, tak-berputar dan tak-kental. Bentuk penyelesaiannya adalah sistem persamaan integral-batas yang berasal dari teknik Riemann-Hilbert untuk masalah batas campuran dari fungsi analitis

    Aliran Fluida Magnetohidrodinamik Viskoelatis Tersuspensi Yang Melewati Pelat Datar

    Full text link
    Fluida viskoelastis adalah salah satu tipe dari fluida non-Newtonian yang memiliki sifat viskos(kental) dan elastis Aplikasi dari fluida viskoelastis sangat penting terutama pada industri pertahanan, pengeboran minyak, dan industri makanan, sehingga banyak penelitian yang dilakukan tentang fluida viskoelastis. Salah satu pembahasan yang menarik untuk dikaji adalah aliran fluida magnetohidrodinamik viskoelastis dengan adanya partikel suspensi didalamnya. Aliran fluida tersebut mengalir dari bawah dan melewati pelat datar yang kemudian menimbulkan lapisan batas (boundary layer). Persamaan lapisan batas tersebut kemudian ditransformasikan kebentuk non-dimensional menggunakan variabel non-dimensional, selanjutnya diubah ke persamaan similaritas menggunakan fungsi alir (stream function). Persamaan similaritas tersebut kemudian diselesaikan secara numerik menggunakan metode Keller-Box. Hasil numerik yang diperoleh kemudian disimulasikan dan dianalisis pengaruh parameter bilangan Prandtl, viskoelastik, magnetik dan nilai densitas partikel suspensi terhadap profil kecepatan dan profil temperatur. Dari hasil simulasi, kecepatan mengalami peningkatan ketika parameter viskoelastik ( ), variasi bilangan Prandtl ( ), parameter magnetik( ) mengalami penurunan, dan variasi nilai densitas partikel suspensi ( ) mengalami peningkatan. Sedangkan temperatur meningkat dengan meningkatnya parameter viskoelastik ( ) dan parameter magnetik ( ), dan menurun dengan meningkatnya variasi bilangan Prandtl ( ) dan nilai densitas partikel suspensi ( )

    EKSTRAK DAUN KESUM (Polygonum minus) MEMPERBAIKI KERUSAKAN PARU MELALUI DITEKANNYA PRODUKSI REACTIVE OXYGEN SPECIES (ROS)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan membandingkan efek pemberian fraksi n-heksan, etilasetat, dan metanol dari ekstrak daun kesum dalam memperbaiki kerusakan organ paru akibat paparan benzopirena. Penelitian dilakukan secara in vivo dengan menggunakan hewan model terpapar benzopirena. Pembuatan hewan model kanker terpapar benzopirena dilakukan secara intraperitoneal dengan dosis 200 mg/kg yang dilanjutkan dengan pengobatan menggunakan fraksi n-heksana, etil-asetat, dan metanol dari ekstrak daun kesum. Uji keberhasilan penelitian dilakukan dengan pengukuran kadar malondialdehid (MDA) dan pemeriksaan histologis organ paru dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE). Kadar MDA tikus kontrol; tikus terpapar benzopirena; tikus terapi fraksi n-heksana; tikus terapi fraksi etil-asetat; dan tikus terapi fraksi metanol masing-masing adalah 8,44; 6,24; 7,21; 8,47; dan 5,27 ppm. Tingkat kerusakan organ paru tikus kontrol, terpapar benzopirena, terapi fraksi n-heksan, terapi fraksi etil-asetat, dan fraksi metanol masing-masing adalah normal (0,728), strong (3,002), light (1,687), moderate (2,600), dan strong (3,060). Fraksi n-heksana merupakan fraksi yang paling bagus dalam memperbaiki kerusakan organ paru hewan model akibat paparan benzopirena

    INHIBIN B MENGHAMBAT EKSPRESI MOLEKUL PROTAMINE P2 DI DALAM KEPALA SPERMATOZOA TIKUS (Rattus norvegicus)

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui efek inhibin B terhadap ekspresi protamine P2 di dalam kepala spermatozoa pada kauda epididimis. Penelitian ini menggunakan 24 ekor tikus jantan berumur 4 bulan yang dikelompokkan secaraĀ acak ke dalam 4 kelompok (KO, KI, KII, dan KIII), setiap kelompok terdiri atas 6 ekor tikus. Kelompok KO merupakan kelompok kontrol hanya diinjeksi dengan PBS. Kelompok KI, KII, dan KIII diinjeksi dengan inhibin B dengan dosis masing-masing adalah 25, 50, dan 100 pg/ekor. Tikus diinjeksi sebanyak 5 kali secara intra peritoneal dengan interval waktu pemberian 12 hari selama 48 hari. Injeksi pertama, inhibin B dicampur dengan 0,05 ml PBS dan 0,05 ml CFA. Injeksi kedua hingga kelima, inhibin B dicampur dengan 0,05 ml PBS dan 0,05 ml IFA. Pada hari ke-6 setelah injeksi inhibin B terakhir, hewan coba dikorbankan secara dislocatio cervicalis lalu jaringan kauda epididimis dikoleksi dan difiksasi dengan paraformaldehid 4%. Setelah melalui proses dehidrasi, jaringan blok di dalam parafin dipotong dengan ketebalan 6 mikron dan diwarnai secara imunohistokimia dengan menggunakan antibodi anti protamine P2. Pengamatan secara imunohistokimia menunjukkan adanya ekspresi protamine P2 di dalam kepala spermatozoa pada semua kelompok perlakuan. Akan tetapi, seiring dengan penambahan dosis inhibin B menyebabkan terjadinya penurunan tingkat ekspresi protamine P2 di dalam kepala spermatozoa pada kauda epididimis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa injeksi inhibin B dengan dosis 100 pg/ekor menurunkan secara nyata jumlah ekspresi protamine P2 di dalam kepala spermatozoa pada epididimis (P0,05) dibanding KO

    INHIBIN B: KANDIDAT KONTRASEPSI PRIA BERBASIS HORMON PEPTIDA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui efek injeksi inhibin B sebagai kandidat kontrasepsi pria berbasis hormonĀ peptida terhadap berat badan, berat dan panjang testis, dan duktus epididimis. Sebanyak 24 ekor tikus (RattusĀ novergicus) jantan strain Wistar berumur 4 bulan dengan berat badan 150-200 g dikelompokkan secara acak ke dalam 4 kelompok, yaitu kontrol (KO), KI, KII, dan KIII. Kelompok kontrol, tikus hanya diinjeksi dengan 0,1 ml PBS tanpa inhibin B; Kelompok KI, KII, dan KIII tikus diinjeksi dengan 25, 50, dan 100 pg inhibin B/ekor. Injeksi dilakukan secara intra peritoneal sebanyak 5 kali dengan selang waktu 12 hari selama 48 hari. Injeksi pertama, isolat inhibin B dilarutkan dalam PBS sebanyak 0,05 ml dan diemulsikan dengan 0,05 ml Freud's complete adjuvant (FCA). Pada injeksi kedua, ketiga, keempat, dan kelima menggunakan inhibin B dalam PBS 0,05 ml dan diemulsikan dengan 0,05 ml Freud's incomplete adjuvant (FICA). Pada hari keenam setelah injeksi terakhir, tikus dikorbankan secara dislocatio cervicalis setelah terlebih dahulu dilakukan penimbangan berat badan. Berat testis dan duktus epididimis ditimbang dengan menggunakan timbangan elektrik, sedangkan diameter dan panjang testis dan duktus epididimis diukur dengan menggunakan jangka sorong. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang nyata (P0,05) antara kelompok kontrol dan perlakuan terhadap berat badan, berat, panjang, dan diameter testis dan duktus epididimis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa inhibin B berpotensi dikembangkan sebagai kandidat kontrasepsi pria berbasis hormon peptida yang aman dan reversible

    INTRATESTICULAR INJECTION OF 20% HYPERTONIC SODIUM CHLORIDE AS A NOVEL CASTRATION METHOD: A PRECLINICAL STUDY

    Get PDF
    Objectives: To demonstrate that intratesticular injection of 20% hypertonic sodium chloride can result in permanent castration and to evaluate serum changes in sodium chloride levels. Materials and Methods: A total of 40 Wistar rats were divided into 4 groups, consisting of bilateral orchidectomy (n=10), control (n=10) and 2 groups receiving intratesticular injections of 20% sodium chloride (n=10 in each group). Serum testosterone was measured on day 0, day 1, day 15 and day 30. Serum sodium chloride was assessed before injection, at 1 hour and 24 hours after injection. All testicles were harvested for histological examination. One way ANOVA and student t-test were used for statistical analysis. Results: Serum testosterone decreased to castrate levels in the orchidectomy and injected groups with no significant difference (p>0,05). Significant rise in serum sodium chloride was found 1 hour post injection (p<0,05) but after 1 day it decreased significantly (p<0,05). There was no significant difference in histopathological findings between the 2 injected groups after day 15 and 30 (p>0,05). Conclusion: Twenty percent hypertonic chloride injection has the same permanent castration effect with bilateral orchidectomy in rats. The serum sodium chloride changes did not reach the lethal level for rats. Therefore this treatment has a promising potential as a novel and cost-effective castration method with the additional benefit of retaining both testes

    Desain Hybrid Panel Surya Dan Generator Set Pada Kapal Ikan Pesisir Selatan Jawa

    Get PDF
    Sumber energi penggerak kapal merupakan salah satu faktor yang menjadi perhatian. Penggunaan BBM (solar) yang merupakan hasil olahan minyak bumi sangat terbatas dan dapat habis sewaktu-waktu, karena itu diperlukan sumber energy baru untuk mengurangi ketergantungan BBM. PLTS mejadi salah satu sumber energi pada kapal untuk menurunkan pemakaian BBM. Pemakaian energi surya dapat mengurangi emisi udara. PLTS pada kapal juga menghemat biaya bahan bakar kapal dan menjaga kelestarian ekosistem laut. Dengan menggunakan PLTS maka dapat mengurangi pemanasan global yang mengakibatkan suhu laut menghangat yang dapat merusak ekosistem laut. Dalam penelitian kali ini kapal ikan yang dirancang adalah kapal ikan 3GT dengan kecepatan 12-15 knot dan menggunakan panel surya dengan spesifikasi 1000Wp sebanyak 2 buah. Kelebihan daripada panel surya yang dirancang ini adalah dilengkapi dengan penambahan beberapa komponen diantaranya seperti Charge Controller yang merupakan peralatan elektronik untuk mengontrol pengisian dan pengosongan baterai. Solar charge controller mengatur agar tidak terjadi overcharging dan overvoltage yang dapat mengurangi umur baterai. Baterai merupakan komponen yang berfungsi memberikan daya kepada beban ketika modul surya tidak dapat menyediakan daya keseluruhan pada beban, dan menyimpan kelebihan daya yang dihasilkan oleh modul surya. Kapal ikan ini dilengkapi dengan beberapa alat penunjang lainnya seperti fishfinder, radar, AIS dsb
    corecore