102 research outputs found

    DAMPAK LALU LINTAS PENGOPERASIAN BUS RAPID TRANSIT TRANS SEMARANG KORIDOR IV TERMINAL CANGKIRAN - STASIUN TAWANG

    Get PDF
    Pertumbuhan fisik kawasan Kota Semarang yang terus meningkat mendorong peningkatan aktivitas transportasi. Peningkatan aktivitas transportasi ditandai dengan pertumbuhan jumlah kendaraan. Hal tersebut tidak diimbangi dengan pertambahan panjang jalan sehingga berpotensi meningkatkan kemacetan. Menurut Dinas Perhubungan Kota Semarang sendiri tingkat pelayanan jalan rata-rata berada di tingkat C yakni dibawah standar. Sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan transportasi tersebut, pemerintah Kota Semarang menyediakan layanan angkutan massal melalui BRT

    PENYEDIAAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DITINJAU DARI PREFERENSI MASYARAKAT BERPENGHASILAN RENDAH DI KABUPATEN KUDUS

    Get PDF
    Rusunawa merupakan salah satu program pembangunan nasional oleh pemerintah pusat Direktorat Jenderal Cipta Karya pada RPJMN tahun 2010-2014. Salah satu pembangunan rusunawa berada di Kabupaten Kudus, tepatnya di Desa Bakalan Krapyak Kecamatan Kaliwungu. Rusunawa diperuntukkan untuk MBR yang belum memiliki hunian tetap dan MBR yang tinggal di permukiman kumuh dan liar. Rusunawa Kabupaten Kudus terdiri dari 4 blok yaitu blok A, B, C dan D. Blok A dan B dibangun pada tahun 2009 dan dioperasikan pada tahun 2010. Pemanfaatan rusunawa di blok A dan B tergolong optimal karena penghuninya mencapai 161 KK atau 81%. Dengan adanya antusias MBR yang tinggi terhadap rusunawa, maka Pemerintah Kabupaten Kudus mengusulkan pembangunan rusunawa 2 blok kepada pemerintah pusat. Blok C dan D dibangun pada tahun 2012 dan belum dapat dioperasikan. Awalnya blok C dan D belum dapat dioperasikan karena Pemerintah Kabupaten Kudus belum melengkapi blok C dan D dengan instalansi listrik dan air bersih. Akan tetapi setelah dilengkapi dengan instalansi listrik dan air bersih, tetap tidak ada masyarakat yang berminat. Awalnya blok C dan D akan diresmikan pada bulan April 2014 namun belum ada MBR yang mendaftar sampai pertengahan April. Dengan adanya serangkaian permasalahan tersebut maka diduga bahwa preferensi MBR dalam pemanfataan rusunawa di Kabupaten Kudus belum diidentifikasikan secara jelas. Penelitian ini bertujuan agar dapat mengkaji preferensi MBR di Kabupaten Kudus dan menganalisis faktor yang mempengaruhi preferensi MBR dalam pemanfaatan rusunawa

    Komoditas Unggulan Tanaman Pangan Untuk Mendukung Perekonomian Wilayah Kabupaten Indramayu

    Get PDF
    Regional development is a general effort to reduce regional disparities by supporting economic activities in regions. Regional development is also a strategy to utilize the internal and external factors to increase production of goods and services. Economic aspect can be used as an indicator to determine whether the regional development is success. Regional economic growth will be determined by the natural resources and demand for its poducts or commodities. Economic activity in developing-countries, depends on the agricultural sector. This sector has a great contribution to economic growth in most of regions. The economic growth of Kabupaten Indramayu depends on its agricultural activities as well, especially food crops agriculture. The food crops production of Kabupaten Indramayu is able to supply the national needs. Rice, corn, cassava, sweet potatoes, soybeans, peanuts and mung beans are the 7 commodities of food crops in Kabupaten Indramayu. Based on the research conducted by quantitative methods using Location Quotient analysis, Shift Share analysis and Domestic Resource Costs analysis, were found that rice and soybean are the region’s flagship commodities. Meanwhile, based on SWOT analysis, was found that improving the quality and quantity of irrigation infrastructures; improving the quality and quantity of human resources; applying modern agriculture methods; and paying attention to the land conversions, become the main strategies in developing flagship commodities of food crops

    Studi Kinerja Pelayanan Pdam Tirta Siak Berdasarkan Pendapat Pelanggan (Studi Kasus: Pdam Tirta Siak Pekanbaru

    Full text link
    Perkembangan suatu kota, dapat dipastikan peningkatan kebutuhan terhadap pelayanan prasarana perkotaan. Salah satunya air bersih yang penting untuk di kaji mengingat air bersih merupakan kebutuhan pokok yang selalu di konsumsi oleh masyarakat dan juga berpengaruh besar pada kesehatan masyarakat tersebut. Sehingga pelayanan dan tidak tercakupnya pendistribusian air bersih yang di berikan oleh pihak penyedia air bersih yang di sini di layani oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) terhadap pemenuhan kebutuhan air bersih bagi masyarakat perkotaan mengakibatkan rumah tangga dan kegiatan perkotaan mengusahakan pelayanannya sendiri untuk mencukupi akan kebutuhan air bersih.Pengembangan Jaringan distribusi air bersih menjadi suatu tahap yang harus dilakukan untuk memenuhi permintaan air bersih yang setiap hari semakin meningkat. Dalam pelaksanaan pembangunan jaringan, prinsip dasar yang harus selalu diperhatikan adalah harus adanya kesesuaian antara rencana pengembangan jaringan dengan rencana tata ruang. Akibat terbatasnya sumber-sumber air baku yang ada. Penelitian ini di ambil karena pada awal tahun 2012 di bulan Januari banyak masyarakat yang mengeluhkan tentang tidak lancarnya pasokan air dari Perusahaan yang mengolah air bersih di kota Pekanbaru. Hal tersebut di muat di media cetak lokal Riaupos. Permasalahan tersebut terjadi karena banyak pipa dan mesin pengolahan air yang digunakan oleh PDAM Tirta Siak sudah harus di ganti dengan yang baru dan lebih canggih mengingat usianya yang sudah lebih dari 35 tahun. Sehingga hal tersebut mengakibatkan tidak lancar dan keruhnya air yang di berikan PDAM Tirta Siak Pekanbaru kepada pelanggan. Karena itu hal ini menjadi menarik untk di dikaji lebih mendalam melalui suatu proses studi, sehingga diharapkan dapat di ambil suatu kesimpulan maupun rekomendasi yang lebih bersifat ilmiah dan dapat di sumbangkan pada pihak-pihak yang berkompeten, dalam hal ini PDAM Tirta Siak Pekanbaru di dalam meningkatkan kapasitas pelayanannya kepada pelanggan secara lebih baik

    PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP BRT TRANS SEMARANG KORIDOR I

    Get PDF
    Pemerintah Kota Semarang pada tahun 2009 meresmikan moda transportasi umum yang berbasis sistem transit yaitu Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan angkutan umum. BRT Trans Semarang mempunyai 6 koridor dan salah satunya adalah Koridor I. Namun permasalahan transportasi di Kota Semarang bukan berarti langsung terselesaikan dengan adanya BRT Trans Semarang Koridor I. Sudah beroperasi selama kurang lebih 8 tahun load factor dari Trans Semarang Koridor I masih dibawah standar yang ditetapkan oleh pemerintah. Selain itu terjadi peningkatan kendaraan pribadi yang tinggi pada tahun 2014 di Kota Semarang menjadi 1.716.821 unit. Load factor yang dibawah standar dan terjadinya peningkatan jumlah kendaraan pribadi mengindikasikan bahwa BRT Trans Semarang Koridor I belum menjadi pilihan moda transportasi utama masyarakat dalam melakukan kegiatan sehari-hari

    KESIAPAN PRASARANA MITIGASI BENCANA PADA KAWASAN RAWAN BENCANA ERUPSI GUNUNG BERAPI KABUPATEN MAGELANG

    Get PDF
    Kabupaten Magelang merupakan salah satu wilayah yang memiliki tingkat resiko bencana erupsi gunung berapi dari tinggi sampai rendah. Bencana erupsi tahun 2010 merupakan bencana dengan tingkat daya erupsi yang paling tinggi selama satu dekade terakhir. Tingkat bahaya yang tinggi disertai ketidaksiapan masyarakat maupun pemerintah dalam menangani bencana pada 2010 berakibat pada lemahnya tingkat evakuasi. Sulitnya koordinasi dan ketidaksiapan dalam penanganan tanggap darurat berimbas pada penanganan pengungsi khususnya dalam kebutuhan bantuan prasarana
    • …
    corecore