37 research outputs found

    Pola Dan Evaluasi Penggunaan Lahan Di Sempadan Sungai Cinangka, Sub Daerah Aliran Sungai Cimanuk Hulu (Pattern and Evaluation of Land Use in Cinangka Buffer Zone, Upper Cimanuk Sub Watershed)

    Full text link
    In general, watershed problems are caused by two factors namely natural factors such as rainfall, slopes and soil types and human factors such as policy and socio-economic factors. This study aims to evaluate the existing land use compared to Regional Spatial Planning of Garut in the buffer zone of Cinangka River, which is part of the Upper Cimanuk sub watershed. This research is expected to contribute to the watershed management knowledge and offer an alternative model for watershed management based on dynamic socio-economic conditions.Primary data collection was conducted through field surveys and interviews to the selected farmers whose land were in the selected areas. The interviews were to find out the reasons for planting the chosen crops. An observation plot of 50 meters for each river boundary as long as 1 km, were made to evaluate the land use. Therefore, total area of observation was 100.000 m2 or 10 hectare (ha). The study area is dominated by monoculture farming, which is 62% of the total area. Other land uses include bare land and shrubs (13.2%), agroforestry (12.3%), forest trees (trees & MPTS) (11.6%), and other types of land use (1%). The use of monoculture agriculture in this area is not accordance to the Regional Spatial Plans (RTRW) of Garut Regency in 2011-2031, which allocates the area of Cinangka sub watershed as community forest cultivation

    Karakteristik Penguapan Air Dan Kualitas Minyak Pada Daun Kayu Putih Jenis Asteromyrtus Symphyocarpa

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik penguapan air daun kayu putih pada berbagai kelas pertumbuhan pohon dan kualitas minyak yang dihasilkan dari jenis Asteromyrtus symphyocarpa. Sejumlah 9 pohon yang mewakili tingkat pertumbuhan (3 pohon, 3 tiang dan 3 pancang) diambil sebagai sampel dari area Taman Nasional (TN) Wasur, Merauke. Masing-masing sampel pohon diambil 3 cabang yang mewakili cabang rimbun, sedang dan kurang rimbun. Masing-masing cabang diukur berat segarnya, dan diukur pengurangan beratnya sebagai penguapan air selama 5 hari berturut-turut. Penyulingan dilakukan di ketel dengan metode uap, dengan kapasitas ketel 12 kg daun kayu putih segar yang diulang sebanyak 5 ulangan. Penyulingan berlangsung selama 4-5 jam, dan setiap 30 menit minyak kayu putih hasil penyulingan dikumpulkan secara kumulatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat tiang memiliki berat daun segar tertinggi yaitu 163,56 g/cabang, disusul tingkat pohon dan pancang dengan berat daun segar masing-masing 160,22 g/cabang dan 142,33 g/cabang. Tingkat pohon memiliki rata-rata laju penguapan air daun tertinggi yaitu 7,89 g/hari, sementara pada tingkat pancang dan tiang berturut-turut hanya 6,47 g/hari dan 6,28 g/hari. Minyak kayu putih memiliki rendemen 0,33%, berat jenis 0,912, indeks bias 1,459, kelarutan dalam alkohol 1:1, putaran optik -2.1 dan kadar sineol 80%. Kualitas minyak kayu putih secara keseluruhan dari daun pohon Asteromyrtus symphiocarpa bisa memenuhi standar (SNI 06-3954-2006) dan termasuk kelas utama(U)

    Sifat Fisikokimia Minyak Kayu Putih Jenis Asteromyrtus Brasii

    Get PDF
    Asteromyrtus brasii merupakan salah jenis tumbuhan penghasil kayu putih yang banyak ditemukan di Taman Nasional (TN) Wasur, Merauke, Papua. Namun demikian, informasi mengenai kandungan kimia dan sifat fisik (kualitas) minyak kayu putih yang dihasilkan dari spesies tersebut masih terbatas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat kandungan kimia dan sifat fisik minyak kayu putih yang disuling dari daun A. Brasii yang tumbuh di TN Wasur. Analisis kandungan kimia minyak atsiri dilakukan pada sampel daun dengan metode Gas Chromatography dan Mass Spectrometer (metode GC-MS). Analisis sifat fisik dilakukan pada minyak kayu putih yang diperoleh melalui penyulingan daun A. brasii dengan metode uap. Kualitas minyak kayu putih dari jenis A. brasii tidak memenuhi persyaratan kualitas minyak kayu putih menurut SNI 06-3954-2006 karena memiliki berat jenis kurang dari 0,9 dan putaran optik 9,8. Hasil analisis dengan GC-MS menunjukkan ada 29 puncak, 5 puncak dengan intensitas tinggi diidentifikasi sebagai senyawa 1,8 cineole (kelimpahan 34,88%), Trans-Beta-Ionon-5,6- Epoxide (21,26%), Formamide (CAS) Methanamide (11,20%), Acetic acid (CAS) Ethylic acid (8,14%) dan Alpha pinene (4,39%)

    Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Prestasi Belajar Kewirausahaan Dan Lingkungan Keluarga Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta Angkatan 2010/2011

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar terhadap minat berwirausaha mahasiswa akuntansi angkatan 2010/2011 Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2) Untuk mengetahui pengaruh lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa akuntansi angkatan 2010/2011 Universitas Muhammadiyah Surakarta. 3) Untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa akuntansi angkatan 2010/2011 Universitas Muhammadiyah Surakarta. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif kuantitatif dengan penarikan kesimpulan melalui analisis statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa jurusan pendidikan Akuntansi angkatan 2010/2011. Sampel diambil sebanyak adalah 123 mahasiswa. Data yang diperlukan diperoleh melalui angket dan dokumentasi. Angket sebelumnya diuji cobakan dan diuji validitas serta diuji reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda, uji F, uji t, uji R2, dan sumbangan relatif dan efektif. Hasil analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi: Y = 19,392 + 0, 640 X1 + 0, 429 X2. Persamaan menunjukkan bahwa minat berwirausaha dipengaruhi oleh prestasi belajar dan lingkungan keluarga. Kesimpulan yang diambil adalah: 1) “ Ada pengaruh prestasi belajar dan lingkungan keluarga terhadap minat berwirausaha mahasiswa akuntansi angkatan 2010 Universitas Muhammadiyah Surakarta ” dapat diterima. Hal ini berdasarkan analisis variansi regresi linier ganda (uji F) diketahui bahwa Fhitung > Ftabel, yaitu 88,121 > 3,070 dan nilai signifikansi ttabel, yaitu 8,976 > 1,980 dan nilai signifikansi ttabel, yaitu 6,453 > 1,980 dan nilai signifikansi < 0,05, yaitu 0,000 dengan sumbangan efektif sebesar 22,4%. 4) Hasil uji koefisien determinasi (R2) sebesar 0,595 menunjukkan bahwa besarnya pengaruh prestasi belajar dan lingkungan keluarga secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha mahasiswa akuntansi angkatan 2010 Universitas Muhammadiyah Surakarta adalah sebesar 59,5%, sedangkan 40,5% sisanya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti. Kata Kunci: prestasi belajar, lingkungan keluarga, dan minat berwirausaha

    KARAKTERISTIK DAUN DAN RENDEMEN MINYAK ATSIRI LIMA JENIS TUMBUHAN KAYU PUTIH

    Get PDF
    Daun merupakan bagian yang paling penting dari pohon penghasil minyak kayu putih.  Dimensi daun bervariasi antar genus, antar pohon dalam genus yang sama serta antar pohon dalam jenis yang sama. Sehubungan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mencermati karakteristik ukuran daun dan rendemen minyak atsiri serta melihat kemungkinan hubungan antara dimensi daun dan hasil minyak. Spesies yang diteliti terdiri dari Melaleuca viridiflora (pohon bunga merah), M. viridiflora (pohon bunga putih), M. cajuputi, Asteromyrtus brasii dan A. symphiocarpa, yang tumbuh alami di Taman Nasional Wasur, Merauke (Papua). Dari lima jenis, sekitar 6 kg daun segar diambil dan disiapkan untuk proses destilasi uap. Secara total, ada sekitar 120 lembar daun sebagai sampel yang mewakili dimensi lima jenis tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Jenis M. Viridiflora (bunga putih) memiliki rata-rata dimensi (panjang dan lebar) daun terbesar, sedangkan jenis M. Cajuputimemiliki rata-rata panjang daun terkecil dan jenis A. brasii memiliki rata-rata lebar daun terkecil. Jenis A. Symphiocarpamemiliki rendemen terbesar yaitu 1,43 %, sedangkan sedangkan jenis M. viridiflora (bunga merah)memiliki nilai rendemen terendah yaitu sebesar <0,1 %

    STRATEGI NAFKAH PENYADAP GETAH PINUS (Pinus merkusii) DI DESA PANJALU, KECAMATAN PANJALU, CIAMIS

    Get PDF
    Production of Pine sap is one of the main sources of income of Perum Perhutani. Therefore, its sustainability becomes very important and should give economic benefit to the tappers. The purpose of this study is to examine the amount of income obtained by sap tappers their household livelihood strategies. The results showed that the average of tappers income from this activity was between Rp 1.224.000- Rp 1.620.000. Factors affecting tappers income and tapping results are: 1) tapping ability, 2) amount of time and workday, 3) tapping period 4) number of trees able to be tapped per day, 5) land conditions, and 6) weather and season factors. Sap tapping was not the main source of income for respondents because their main occupations are majority farmers and breeders. They left tapping activity and back to farming activity during the rainy season, when the production of sap decreased.Keywords: sap, tappers, income, strateg

    Analisis Kelayakan Finansial Pengusahaan Minyak Kayu Putih Tradisional Di Taman Nasional Wasur, Papua

    Full text link
    Dalam tulisan ini disajikan hasil analisis aspek finansial pengolahan minyak kayu putih (MKP) secara tradisional di Taman Nasional (TN) Wasur, Papua. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan penyuling MKP. Penilaian terhadap kelayakan finansial USAha MKP menggunakan ukuran yaitu: NPV, IRR, BCR, dan sensitivitas. Analisis dilakukan dalam kurun waktu 10 tahun dengan suku bunga 10%, dilakukan pada 2 (dua) kasus: pengusahaan oleh penduduk asli dan pengusahaan oleh pendatang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pengolahan oleh penduduk asli nilai NPV adalah Rp 258.686.275 dan BCR: 1,72. Sedangkan nilai NPV dan BCR pada pengolahan MKP oleh pendatang berturut-turut adalah Rp. 56.947.848 dan 1,1. Hal ini menunjukkan bahwa pengolahan minyak kayu putih secara tradisional pada kedua sistem pengolahan layak secara finansial

    SPATIAL DISTRIBUTION OF CROP OF PRODUCING CAJUPUT OIL IN WASUR NATIONAL PARK

    Get PDF
    The utilization of cajaput tree species for cajuput oil production in the Wasur National Park (NP) should be supported by accurate data and information. It becomes important because uncontrolled exploitation can lead to disruption of the national park function. This study aims to determine the spatial distribution of three cajuput tree species, i.e Asteromyrtus symphyocarpa, Melaleuca cajuputi and Melalueca viridiflora existed in Wasur NP region. The results of this study showed that, in general, the distribution of those three cajuput oil species mostly in Yanggandur area. They are mainly concentrated around the Yanggandur village, Mbembi village, Wasur village and Sota village. Those species were mostly found around wamps, especially in the Sermayam, Rawa Buaya and Rawa Biru. The total area of those three species was 103,011.75 ha, which was dominated by A.symphyocarpa (8.30% of the total area of the NP), followed by M.cajuputi (8.27% of the total area of the NP) and M.viridiflora (7.03% of the total area of the NP). In general, A. symphyocarpa dominantly grow on type of Kambisol soil, where as M.cajuputi and M.viridi flora dominantly grow on soils type of Kambisol and Gleysol

    The Bamboo Business in Tasikmalaya, Indonesia, During the COVID-19 Pandemic

    Get PDF
    Globally, various sectors were adversely affected by the emergence of the COVID-19 pandemic. Therefore, this study aims to determine the economic condition of bamboo craftsmen in Mandalagiri Village, Leuwisari District, Tasikmalaya Regency, West Java Province, Indonesia. This is an in-depth research with data obtained by interviewing 35 bamboo craftsmen with various products and production scales. The results showed that craftsmen were not economically affected by the pandemic rather by the central government-stipulated regulation on social distancing, which led to their inability to transport their product from Tasikmalaya to Jakarta and other regions. However, since the government lifted the ban, their income has increased by an average of 2%. The result further showed that the main factor that keeps craftsmen from being negatively affected by the pandemic is the increasing online market demand supported by the availability of raw materials and the ability to adapt to various new model products. Other factors linked to the national market and products answer the demand of the modern market in the cities. Meanwhile, the main factors that positively affect the craftsmen's income are age and marital status
    corecore