11 research outputs found
Prediction of gene action content of Na, K, and Chlorophyll for Soybean Crop Adaptation to Salinity
Salinity area experienced an expansion that is the caused contamination of irrigation water, seawater intrusion, drought stress and excessive uses of fertilizers.varieties is one of the plant breeding programs to resolve the salinity problem, before that, however, the breeder must know plant adaptation mechanisms in morphology, physiology and biochemical so that the plant can be categorized adapt and as having potential for the tolerant varieties. This writing aims to know the action of genes through skewness and kurtosis estimation pattern Na, K, and chlorophyll content, so it is known if plant-able to adapt with salinity. This research used a destructive analysis. (A) Anjasmoro varieties, (G) Grobogan varieties, (N) Grobogan varieties that have been through repeated selection as a comparison. Research result shows the tolerant varieties having high K + ions
RESPON VARIASI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN URINE KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Pengaruh media tanam dan pengaruh pemberian urine kelinci terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (A ascalonicum L.) serta interkasi kedua perlakuan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan Faktor pertama adalah Media Tanam (M) yang terdiri atas M1 : Kompos : Pupuk Kotoran Sapi : Cocopeat (2:1:1), M2 : Kompos : Pupuk Kotoran Sapi : Cocopeat (1:2:1) dan M3 = Kompos : Kotoran Sapi : Cocopeat (1:1:2) dan Faktor kedua adalah urine kelinci (P) yang terdiri atas P0 = 0 ml/tanaman (Kontrol), P1 = 500 ml/tanaman dan P2 = 1000 ml/tanaman, yang terdiri dari 9 kombinasi dan 3 ulangan, dimana setiap ulangan terdiri dari 9 tanaman dengan total tanaman 243 tanaman. Parameter penelitian ini terdiri atas jumlah daun (helai), panjang daun (cm), jumlah anakan (buah), jumlah umbi per sampel (buah), diameter umbi per sampel (cm), berat basah umbi per sampel (g) dan berat kering umbi per sampel (g). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan beberapa media tanam berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun dan jumlah anakan, tetapi berpengaruh nyata terhadap panjang daun dan berat umbi persampel serta berpengaruh sangat nyata terhadap parameter diameter umbi dan berat kering umbi, Media tanam terbaik yaitu pada M2 (kompos : kotoran sapi: cocopeat/1:2:1). Pada Perlakuan urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah umbi, tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun, panjang daun, jumlah anakan, berat basah per sampel, berat kering per sampel dan diameter umbi, perlakuan terbaik pada P2 (1000 ml/tanaman). Kata kunci : Media tanam, Bawang merah, Urine kelinci ABSTRACTThis study aims to determine: The effect of planting media and the effect of rabbit urin on the Growth and Production of Shallots (A ascalonicum L.) and the interaction of the two treatments. This study used a factorial randomized block design (RAK) with the first factor being Planting Media (M) and the second factor being rabbit urine (P) consisting of 9 combinations and 3 replications, where each replication consisted of 9 plants with a total of 243 plants. This study consisted of 2 treatments, namely planting medium (M) as the first factor consisting of M1 : Compost : Cow Manure : Cocopeat (2:1:1), M2 : Compost : Cow Manure : Cocopeat (1:2:1 ) and M3 = Compost: Cow Manure: Cocopeat (1:1:2) and the provision of rabbit urine (P) as the second factor consisting of P0 = no treatment (Control), P1 = 100 ml/plant and P2 = 200 ml/plant . The parameters of this study consisted of the number of leaves (strands), leaf length (cm), number of tillers (fruit), number of bulbs per sample (fruit), tuber diameter per sample (cm), wet weight of tubers per sample (g) and dry weight. tubers per sample (g). The results of this study showed that the treatment of several planting media had no significant effect on the number of leaves and number of tillers, but had a significant effect on leaf length and weight of the sampled tubers and had a very significant effect on the parameters of tuber diameter and dry weight of tubers. The best planting medium was M2 (compost). :cow dung: cocopeat/1:2:1). The rabbit urine treatment had no significant effect on the number of tubers, but had a very significant effect on the number of leaves, leaf length, number of tillers, wet weight per sample, dry weight per sample and tuber diameter, the best treatment at P2 (1000 ml/plant). Keyword : Planting Media, Shallots, rabbit urine
RESPON VARIASI MEDIA TANAM DAN PEMBERIAN URINE KELINCI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : Pengaruh media tanam dan pengaruh pemberian urine kelinci terhadap pertumbuhan dan produksi bawang merah (A ascalonicum L.) serta interkasi kedua perlakuan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok (RAK) faktorial dengan Faktor pertama adalah Media Tanam (M) yang terdiri atas M1 : Kompos : Pupuk Kotoran Sapi : Cocopeat (2:1:1), M2 : Kompos : Pupuk Kotoran Sapi : Cocopeat (1:2:1) dan M3 = Kompos : Kotoran Sapi : Cocopeat (1:1:2) dan Faktor kedua adalah urine kelinci (P) yang terdiri atas P0 = 0 ml/tanaman (Kontrol), P1 = 500 ml/tanaman dan P2 = 1000 ml/tanaman, yang terdiri dari 9 kombinasi dan 3 ulangan, dimana setiap ulangan terdiri dari 9 tanaman dengan total tanaman 243 tanaman. Parameter penelitian ini terdiri atas jumlah daun (helai), panjang daun (cm), jumlah anakan (buah), jumlah umbi per sampel (buah), diameter umbi per sampel (cm), berat basah umbi per sampel (g) dan berat kering umbi per sampel (g). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan beberapa media tanam berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah daun dan jumlah anakan, tetapi berpengaruh nyata terhadap panjang daun dan berat umbi persampel serta berpengaruh sangat nyata terhadap parameter diameter umbi dan berat kering umbi, Media tanam terbaik yaitu pada M2 (kompos : kotoran sapi: cocopeat/1:2:1). Pada Perlakuan urine kelinci berpengaruh tidak nyata terhadap jumlah umbi, tetapi berpengaruh sangat nyata terhadap jumlah daun, panjang daun, jumlah anakan, berat basah per sampel, berat kering per sampel dan diameter umbi, perlakuan terbaik pada P2 (1000 ml/tanaman). Kata kunci : Media tanam, Bawang merah, Urine kelinc
Pendugaan Pewarisan Genetik Karakter Morfologi Hasil Persilangan F2tanaman Kedelai (Glycine Max (L.) Merr. Pada Cekaman Salinitas
Salinitas menjadi salah satu ancaman bagi sistem produksi bahan pangan, termasuk kedelai.Salah satu strategi untuk mengatasi dan mengeliminasipenurunan produksi kedelai akibat meluasnya salinitas adalah merakit varietas toleran salinitas melalui persilangan.Seleksi merupakan tahap yang sangat menentukan keberhasilan tujuan pemulia dalam perakitan varietas unggul, dimana progeni yang terpilih berdasarkan mekanisme toleransi selanjutnya akandigunakan dalam perakitan varietas kedelai tahan salinitas dan berdaya hasil tinggi.Tujuan dari penelitian ini untuk menduga pewarisan genetik karakter morfologi hasil persilangan F2tanamankedelai pada cekaman salinitas. Penelitian dilaksanakan di Rumah kasa kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, pada bulan Februari 2015 sampai dengan November 2015. Benih yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh benih F2 kedelai dari dua hasil persilangan, Varietas Anjasmoro (A) dan Grobogan (G) sebagai tetua betina dan varietas Grobogan yang telah mengalami beberapa tahap seleksi teruji tahan salinsebagai tetua jantan (N1, N2, N3, N4, N5) sehingga didapatkan 9 kombinasi genotipe hasil persilangan yaitu: AxN1, AxN3, AxN4, AxN5, GxN1, GxN2, GxN3, GxN4, GxN5 selanjutnya benih F2 tetua Anjasmoro, Grobogan, dan tetua N. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah analisa Statistik Deskriptif, diman uji kenormalan sebaran data dan frekuensi genotipe generasi F2dilakukanuntuk masing-masing karakter dilanjutkan dengan uji heritabilitas. Hasil penelitian didapat pada hasil persilangan dari keempat karakter yang kemungkinan besar dapat terwariskan adalah karakter jumlah daun dan bobot biji per tanaman pada persilangan GxN
Analisa Pertumbuhan Vegetatif Kedelai Hibridisasi Genotipa Tahan Salin Dengan Varietas Anjasmoro Untuk Mendukung Perluasan Areal Tanam Di Lahan Salin
Peningkatan produksi kedelai perlu terus diupayakan, salahsatunya dengan memanfaatkan lahan marginal seperti tanah salin. Pemuliaan tanaman sangat diperlukan untuk menghasilkan varietas unggul, salah satunya dengan hibridisasi dan seleksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon pertumbuhan vegetatif hasil hibridisasi genotipa kedelai tahan salinitas dengan varietas anjasmoro untuk mendukung perluasan areal tanam di lahan salin. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan percobaan Fakultas Pertanian dengan menggunakan media tanam tanah salin dengantingkatsalinitas 5-6 mmhos/cm yang dilakukan pada bulan September 2014 sampai dengan Mei 2015. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan pertumbuhan vegetatif mulai F1 sampai F2. Penurunan pada F2 sangat berbeda nyata dengan tinggi tanaman, jumlah cabang masing-masing sekitar 33% dan 46%, sedangkan umur berbunga pada 31 hari, lebih cepat 4 hari dibandingkan dengan kondisi optimum. Penurunan kandungan klorofil a, b dan total sebesar masing-masing 26%, 12% dan 7,1%. Namun hanya kandungan klorofil a yang penurunannya berbeda nyata dengan kondisi optimum. Dengan nilai heritabilitas tinggi tanaman, jumlah cabang dan umur berbunga masing-masing 0,2; 0,9; 0,3; menunjukkan adanya potensi genetik tanaman untuk dikembangkan di lahan salin untuk mendukung perluasan areal tanam kedelai di lahan salin
PENDUGAAN PEWARISAN GENETIK KARAKTER MORFOLOGI HASIL PERSILANGAN F2 TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merr. PADA CEKAMAN SALINITAS
Salinitas menjadi salah satu ancaman bagi sistem produksi bahan pangan, termasuk kedelai. Salah satu strategi untuk mengatasi dan mengeliminasi penurunan produksi kedelai akibat meluasnya salinitas adalah merakit varietas toleran salinitas melalui persilangan. Seleksi merupakan tahap yang sangat menentukan keberhasilan tujuan pemulia dalam perakitan varietas unggul, dimana progeni yang terpilih berdasarkan mekanisme toleransi selanjutnya akan digunakan dalam perakitan varietas kedelai tahan salinitas dan berdaya hasil tinggi.Tujuan dari penelitian ini untuk menduga pewarisan genetik karakter morfologi hasil persilangan F2 tanaman kedelai pada cekaman salinitas. Penelitian dilaksanakan di Rumah kasa kebun percobaan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, pada bulan Februari 2015 sampai dengan November 2015. Benih yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh benih F2 kedelai dari dua hasil persilangan, Varietas Anjasmoro (A) dan Grobogan (G) sebagai tetua betina dan varietas Grobogan yang telah mengalami beberapa tahap seleksi teruji tahan salin sebagai tetua jantan (N1, N2, N3, N4, N5) sehingga didapatkan 9 kombinasi genotipe hasil persilangan yaitu: AxN1, AxN3, AxN4, AxN5, GxN1, GxN2, GxN3, GxN4, GxN5 selanjutnya benih F2 tetua Anjasmoro, Grobogan, dan tetua N. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah analisa Statistik Deskriptif, diman uji kenormalan sebaran data dan frekuensi genotipe generasi F2 dilakukan untuk masing-masing karakter dilanjutkan dengan uji heritabilitas. Hasil penelitian didapat pada hasil persilangan dari keempat karakter yang kemungkinan besar dapat terwariskan adalah karakter jumlah daun dan bobot biji per tanaman pada persilangan GxN
Effect of Batak Onions (Allium chinense G. Don.) on Quality Parameters of Lamb Rendang
Aims: The aim of this research is to highlight Lamb Rendang Nutrition with The Addition of Batak Onions (Allium chinense G. Don.).
Study Design: A qualitative description.
Place and Duration of Study: LKPP Universitas Pembangunan Panca Budi, Medan.
Methodology: This study used an experimental method with a non-factorial completely randomized design with 3 treatments and 3 replications. The parameters tested were water content and pH value.
Results: The results showed that there was no significant effect (P>0.05) on the pH value and it was very significantly different (P<0.01) on the water content.
Conclusion: Batak onions can increase the nutritional value of lamb rendang seen from the water content and pH values
Nilai pH dan Organoleptik Daging Domba dengan Perendaman Menggunakan Bawang Batak (Allium chinense G. Don) dan Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Batak onions (Allium chinense G. Don) and guava leaves (Psidium guajava L.) are plants that are commonly found in North Sumatra Province. Batak onion is an endemic plant and only found in this province. The antioxidant content in these two plants can be used as a natural preservative for lamb meat. This study aims to see the effect of Batak onion (Allium chinense G. Don.) and guava leaf (Psidium guajva L.) extracts on the pH and organoleptic values of lamb meat. The method used in this study was an experimental method with 4 treatments and 5 replications in a completely randomized design. The results of the study showed that there was a nonsignificant (P>0,05) effect on the pH value. The organoleptic value had a dark color, the aroma changed like the aroma of the extract and the texture was chewy