8 research outputs found

    TIPOLOGI ATAP PADA ARSITEKTUR VERNAKULAR DI SUMATERA SELATAN

    Get PDF
    The development of new urbanism paradigm in the world today, has been reminded of the importance of vernacular architecture in urban planning.. It would be advantageous for areas with high ethnic diversity as South Sumatra. This study aims to inventory the vernacular house typology in South Sumatra. Methods of study is to examine the vernacular houses of all ethnicities in South Sumatra (29 ethnicity) plus two ethnic from neighboring provinces (Kubu and Lambak). The study found 18 different types of houses, and also found that the typology of the roof consists of a limas roof, pelana roof, and a perisai roof. The variety of roof reflects the high ethnic mobilization in South Sumatra. Even so, as a result of acculturation that occurs in these dynamics, the variety is found only on the shape of the roof, while the other part of the building does not have a clear marker of difference. Implications of the New Urbanism presented in the design of contemporary urban planning in South Sumatra. &nbsp

    Tengaran dan Indentitas Kota Palembang

    Get PDF
    Brand suatu kota merupakan strategi untuk menghasilkan identitas yang tidak dapat dilupakan dalam pikiran wisatawan sekaligus mengungkapkan nilai-nilai inti suatu kota. Menjelang pelaksanaan event Asian Games di Palembang, kota ini mengalami krisis identitas terkait brand apa yang akan dipromosikan dalam ajang ini. Pengetahuan tentang tengaran kota Palembang dapat digunakan sebagai sumber gagasan untuk membentuk suatu brand yang dapat mewakili kota ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tengaran Kota Palembang dan merumuskan slogan yang paling mewakili identitas Kota Palembang berdasarkan tengaran ini. Kami menggunakan peta mental, diskusi kelompok fokus, dan sejumlah tinjauan literatur untuk menghasilkan brand yang tepat bagi kota Palembang. Sampel mencakup 42 orang mahasiswa arsitektur di Universitas Muhammadiyah Palembang. Kami berhasil mengumpulkan dan mengevaluasi 15 tengaran di Kota Palembang. Tengaran yang dievaluasi mencakup Palembang Square Mall, Jembatan Ampera, Stadion Jakabaring, Pasar Cinde, Bandara, Benteng, Mesjid, Museum, Monumen, Rumah Sakit, Pulau Kemaro, dan tugu ikan belido. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah dalam penelitian ini: familiaritas, kualitas, keunikan, simbol, visual, memorabilitas, kebanggaan, dan sosial. Kami menemukan bahwa Jembatan Ampera, Mesjid Agung, dan Pulau Kemaro adalah tengaran yang paling memenuhi kriteria tersebut. Berdasarkan ketiga tengaran, ditarik sebuah slogan, “crossing to the Kingdom of Diversity.” Slogan ini dikritik karena menghilangkan heterogenitas suatu kota. Dalam penelitian ini kami bukan saja menunjukkan brand yang tepat untuk Kota Palembang tetapi juga menunjukkan kalau keanekaragaman di suatu kota justru dapat ditampilkan dalam slogan sehingga heterogenitas tersebut tetap terjaga

    KONTRIBUSI STUDI KUBAH PANAS PERKOTAAN DALAM DESAIN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN (IMB)

    Get PDF
    Peningkatan konsumsi energi dan luas lingkungan terbangun merupakan konsekuensi yang tak dapat dihindari dari pembangunan perkotaan. Hal ini berkontribusi pada pembentukan kubah panas di kawasan perkotaan yang memberikan efek negatif pada kesehatan dan kesejahteraan masyarakat perkotaan dan berkontribusi pada pemanasan global. Dengan pembangunan yang hati-hati, efek ini dapat dikurangi. Karenanya, penelitian ini bertujuan untuk memberikan sejumlah rekomendasi bagi pemerintah daerah dalam mengendalikan kubah panas perkotaan lewat studi kasus di Kota Palembang. Artikel ini melaporkan ringkasan hasil penelitian fenomena kubah panas di tiga perumahan di Kota Palembang. Studi dilakukan dengan memeriksa pengaruh penutup atap, cuaca, waktu, populasi, lokasi, vegetasi, dan pendingin terhadap intensitas kubah panas perkotaan di tiga perumahan tersebut. Perumahan yang dikaji adalah Perumahan Taman Sari Kenten 1, Talang Kelapa, dan Jakabaring. Hasil penelitian menunjukkan kalau intensitas panas dipengaruhi oleh populasi rumah, volume bangunan, cuaca, dan waktu pengukuran. Volume bangunan pada gilirannya dipengaruhi oleh level pendidikan. Rekomendasi terhadap IMB dalam upaya pengendalian panas mencakup peraturan terkait penambahan ukuran rumah, kewajiban membangun atap hijau, dan kewajiban membangun kolam/telag

    Arsitektur Vernakular Tanggap Bencana Indonesia

    Get PDF
    Kekayaan tipe hunian vernakuler di Indonesia menunjukkan adanya potensi pemanfaatan arsitektur vernakuler untuk desain hunian tanggap bencana sembari melestarikan warisan budaya masyarakat yang semakin luntur di masa kini. Sayangnya, desain rumah tahan bencana saat ini belum sepenuhnya mengeksplorasi kemungkinan ini dan belum pula merumuskan kapasitas dari kearifan lokal arsitektur saat ini untuk mengatasi masalah desain rumah tahan bencana di Indonesia. Untuk menjawab kebutuhan ini, kami meninjau literatur hasil penelitian mengenai karakteristik tahan bencana dari rumah-rumah tradisional di Indonesia. Sebagaimana diduga, banyak hunian vernakuler di Indonesia memiliki karakteristik tanggap bencana yang baik dan dapat digeneralisasi untuk konteks nasional. Sebagai hasilnya, kami mengajukan sebuah desain rumah tahan bencana yang mampu merespon  pada empat jenis bencana dengan frekuensi dan intensitas tinggi di Indonesia yaitu puting beliung, banjir, gempa bumi, dan tsunami

    Is Mass Housing Increase or Decrease Symbolic Cultural Diversity? An Emperical Investigation

    Get PDF
    Housing is one of basic needs in modern society driven by the population growth and limited land resource. Housing for low-income segment has minimum standard features which difficult personalization. Nevertheless, people have means to create personal identity symbol on facade material to show personalization in the simplest way. Purpose of this research is to investigate diversity symbol type created by housing resident despite personalization limited constraint. Transdiciplinary housing theory (Salama et al, 2017) is served as basic framework of this research. Observations conducted in five housing in Palembang discover fewer collectivism symbols and many individualism symbols. Thus author revised the transdiciplinary model and create housing social architecture model for better descriptions on how housing dweller responses to housing architecture and defines their cultural identity. Instead of tune down culture symbolism, mass housing exhibits more basic roots of this symbolism

    Analisis Semiotik antara Lingkungan Binaan dengan Lingkungan Sosial-Politik: Studi Kasus pada Arsitektur Masjid Provinsi di Indonesia

    Get PDF
    Artikel ini mempelajari hubungan arsitektur masjid provinsi di Indonesia dengan sistem sosio-politik masyarakat, khususnya masyarakat muslim dan non-muslim melalui teori semiotika. Hal ini menarik karena adanya latar belakang masyarakat yang majemuk diikuti dengan adanya keanekaragaman arsitektur masjid. Artikel ini memiliki tiga tujuan: pertama, melihat hubungan antara dimensi masjid dan populasi masyarakat muslim di suatu provinsi, kedua, melihat hubungan antara arsitektur masjid dengan jumlah masyarakat muslim dan ketiga, melihat hubungan antara penamaan masjid dengan lingkungan sosio-politik agama. Data kuantitatif 31 masjid provinsi di Indonesia dianalisis menggunakan analisis korelasi dan Fisher’s exact test. Penelitian ini berdasarkan data sekunder dari basis data Kementerian Agama Republik Indonesia. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa: luas lahan masjid dan daya tampung masjid berkorelasi dengan jumlah dan proporsi masyarakat muslim di suatu provinsi. Sementara itu, arsitektur atap masjid yang berbentuk pyramidal roof ditemukan di provinsi yang penduduknya mayoritas suku Jawa. Nama masjid yang bersifat asertif ditemukan di provinsi yang jumlah masyarakat muslim dan non-muslim relatif seimbang. Hal ini menunjukkan bahwa secara sadar atau tidak, kondisi lingkungan politik, agama dan etnis memiliki peran penting dalam arsitektur masjid provinsi di Indonesia.

    Adaptasi Arsitektural Rumah Panggung di Palembang

    Get PDF
    Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang kolektif karena memandang kepentingan kelompok lebih penting daripada kepentingan pribadi.  Walau demikian, karakter ini semakin berkurang seiring berkembangnya ekonomi. Hal ini semestinya ditunjukkan dari aspek adaptasi secara arsitektural rumah panggung. Penelitian ini memeriksa adaptasi ini pada sembilan rumah panggung yang ada di Kawasan 9 Ilir Kota Palembang. Rumah-rumah ini dibangun pada periode 1928 – 1964 dan terus bertahan hingga sekarang. Karenanya, kami juga berkesempatan menguji teori periodisasi adaptasi arsitektur dari Brand dan Schmidt et al. Berdasarkan periode perubahan material kolong dari segi tempat, struktur, dan bidang ruang, disimpulkan bahwa teori Brand lebih sesuai dengan konteks rumah panggung. Sementara itu, terkait penutupan dan pembangunan kolong, dapat disimpulkan bahwa telah terjadi perubahan fungsi kolektif menjadi individual namun kembali bergeser ke arah kolektif

    Effect of socioeconomic status and institution of the environmental concern level

    No full text
    Development in developing countries should be implemented in a sustainable and responsible. The responsibility not only by the government but also the Society. Society must have a high environmental concern. Therefore, the sociological factors that affect the level of environmental concern must be identified. This study used socio-economic status and social institutions as potential variables affect the level of environmental concern. The study was conducted in three housing in the suburbs, where the land conversion happens on a large scale in the city of Palembang. The level of environmental concern identified by NEP scale which had Cronbach Alpha value of 0.658. Socio-economic status is represented by the last educational variables and the average monthly income while institutions are represented by profession occupants. Total respondents were 103 heads of households with the majority of high school educated, the average income of IDR 4.3 million per month, and 53 respondents as a trader. Data analysis using linear regression. The analysis showed that the negative effect of institutions while the socio-economic status did not affect the level of environmental concern. These results show the importance of sociological intervention of institutions that positively affects the level of environmental concern
    corecore