290 research outputs found
DIFFERENCES IN MENâS AND WOMENâS ESL ACADEMIC WRITING AT THE UNIVERSITY OF MELBOURNE
This study examines menâs and womenâs ESL academic writing in their written assignments at the University of Melbourne. Three sets of menâs and womenâs academic writing were analyzed for several common features of academic writing including syntactic complexity, means of integrating cited information, and methods of presenting arguments. The findings showed significant differences between the menâs and womenâs texts in those three aspects. The structure of the womenâs texts tended to be more complex than the menâs. The women also used more paraphrases to integrate cited information, and presented better organized arguments. Those characteristics of the womenâs texts presumably would be advantages for their success in academic writing, and indicate a higher level of proficiency in ESL academic writing
TRANSITIVITY IN TELEPHONE CONVERSATION IN A BRIBERY CASE IN INDONESIA : A FORENSIC LINGUISTIC STUDY
Penelitian ini adalah sebuah kajian linguistik atas percakapan telepon dalam bahasa Indonesia pada kasus korupsi yang terjadi baru-baru ini, khususnya sebuah kasus penyuapan. Pendekatan linguistik pragmatis dan sistemik fungsional digunakan sebagai metode untuk mengungkapkan fakta-fakta yang ditemukan pada kasus penyuapan sebagai suatu jenis kasus hukum dalam studi Linguistik Forensik. Percakapan telepon dari dua jenis penyuapan dikumpulkan sebagai data penelitian ini. Data dianalisis secara semantis, pragmatis, dan sintaktis. Ditemukan bahwa para pelaku menggunakan beberapa kode tertentu untuk berkomunikasi. Mereka juga menggunakan cara tertentu untuk menyampaikan tindak tutur lokusi untuk mendapatkan ilokusi untuk mencapai efek perlokusi yang mereka inginkan. Banyak proses materi muncul pada transkrip percakapan telepon para pelaku (koruptor) yang menunjukkan tindakan yang mereka lakukan. Proses materi yang muncul dalam percakapan menunjukkan gejala bahwa permintaan langsung dilakukan oleh pihak yang lebih kuat kepada interlokutor untuk mempersiapkan bahan-bahan. Kata kunci : linguistik forensik, semantik, pragmatik, sintaksis, percakapan telepon, penyuapan This study applies linguistics to investigate telephone conversations on a recent corruption case, to be specific, a bribery, in Indonesia. A pragmatic and systemic functional Linguistic approach was used as the method to reveal the facts on a bribery as a type of legal case in forensic linguistic study. The telephone conversations on two different types of bribery were collected as the data of this research. The data were analyzed semantically, pragmatically, and syntactically. It was found that the perpetrators used some particular codes to communicate. They also used a certain way to convey locutions to get the illocution to achieve the effect of the perlocution they wanted. Many material processes appeared in the transcripts of the telephone conversations of the actors (corruptors) which show the actions performed by the actors. The material process that appears in the conversation suggests a direct request from the more powerful to prepare materials to the interlocutor. Keywords : forensic linguistic, semantics, pragmatics, syntax, telephone conversation, briber
A performance study of anomaly detection using entropy method
An experiment to study the entropy method for an anomaly detection system has
been performed. The study has been conducted using real data generated from the
distributed sensor networks at the Intel Berkeley Research Laboratory. The
experimental results were compared with the elliptical method and has been
analyzed in two dimensional data sets acquired from temperature and humidity
sensors across 52 micro controllers. Using the binary classification to
determine the upper and lower boundaries for each series of sensors, it has
been shown that the entropy method are able to detect more number of out
ranging sensor nodes than the elliptical methods. It can be argued that the
better result was mainly due to the lack of elliptical approach which is
requiring certain correlation between two sensor series, while in the entropy
approach each sensor series is treated independently. This is very important in
the current case where both sensor series are not correlated each other.Comment: Proceeding of the International Conference on Computer, Control,
Informatics and its Applications (2017) pp. 137-14
HOW TO REDUCE TURNOVER INTENTION OF YOUNG PROGRAMMERS WITH TRANSFORMATIONAL LEADERSHIP MEDIATED THROUGH ORGANIZATIONAL COMMITMENT
This study aims to analyze the banana trading chain and margin in Jayapura District, East OKU Regency, South Sumatra Province. The research was carried out deliberately considering that Jayapura District, East OKU District is the center of bananas in East OKU District. The research was carried out in March 2022. The research method used was a survey method and the sampling method used was a simple random method. The analytical tool used in processing research data is a mathematical method with a margin formula to calculate marketing margin and marketing channel efficiency. Discussion of research results is carried out by descriptive analysis. The results showed that there were 3 banana trading channels in the research location, the processed data showed that the margin for trading at agents was 800 rupiahs and at 2000 rupiahs at retailers. The results also show that the most efficient trade system channel is channel 3 with an efficiency value of 1 percent
CORPUS LINGUISTICS: METHOD, THEORY, AND PRACTICE
Buku ini merupakan versi pertama yang memaparkan bagaimana linguistik korpus berkembang dan digunakan sebagai metodologi, teori utama, dan penggunaan korpus dalam bidang linguistik dan lintas disiplin. Buku ini terdiri dari 9 Bab, yang diawali dengan Bab I, What is Corpus Linguistics? Penulis mendefinisikan linguistik korpus sebagai sebuah bidang yang memfokuskan pada prosedur, atau metode mempelajari atau meneliti bahasa. McEnery dan Hardie juga menyinggung mengenai pendekatan yang digunakan dalam linguistik korpus yang juga dikemukakan oleh Tognini-Bonelli (2001) yang menyatakan adanya dua pendekatan linguistik korpus, yaitu: berbasis korpus (corpus-based) dan yang dikendalikan korpus (corpus-driven). Keduanya memiliki perbedaan dalam melihat korpus sebagai bukti yang mendukung teori. Yang pertama menggunakan pendekatan yang bersifat deduktif. Sementara itu corpus-driven approach menganggap korpus sebagai bukti yang harus menjadi acuan teori, sehingga bersifat induktif
Pengantar Memahami Semiotika Media
Buku ini dimaksudkan sebagai pendahuluan ke semiotika media. Buku ini ditujukan kepada para mahasiwa yang mengambil kuliah pendahuluan tentang semiotika umum, psikologi, linguistik, mitologi, pendidikan, telaah sastra, sosiologi, antropologi budaya, kajian budaya, studi komunikasi, dan analisis media. Danesi berharap mereka bisa memiliki pegangan praktis yang bisa dipakai untuk mempelajari dan memahami media dari sudut teori semiotika
SECOND LANGUAGE ACQUISITION AND ITS PSCYCHO-CULTURAL IMPLICATIONS
Bilingualism or multilingualism may imply socioeconomic advantages. But a further literature study indicates that this may also affect psychological and cultural viewpoints. The acquisition of second language would significantly influence the mentality or perceptual framework of the language users. Consequently, this finding may inspire to the appropriate pedagogical methods in language acquisition
Second Language Acquisition and Its Pscycho-cultural Implications
Bilingualism or multilingualism may imply socioeconomic advantages. But a further literature study indicates that this may also affect psychological and cultural viewpoints. The acquisition of second language would significantly influence the mentality or perceptual framework of the language users. Consequently, this finding may inspire to the appropriate pedagogical methods in language acquisition
EVALUASI KUALITAS AIR PADA AREA PEMANFAATAN LAHAN YANG BERBEDA DI DAERAH ALIRAN SUNGAI CILAJA, UJUNG BERUNG
Telah dilakukan penelitian mengenai dampak pemanfaatan lahan yang berbeda terhadap kualitas air DAS Cilaja. Terdapat 3 lokasi yang ditetapkan dengan metode purposive yaitu lokasi DAS hutan alami pinus serta perkebunan kopi, DAS persawahan dan DAS pemukiman. Pada setiap lokasi dilakukan 3 sampling dengan masing- masing 3 kali pengulangan. Sampel air diambil untuk pengujian kimia dan fisik air sedangkan sampel makrozoobenthos diambil dengan menggunakan Surber-Net yang berukuran 30,5 x 30,5 cm. Makrozoobenthos diawetkan menggunakan formalin, disortir, diidentifikasi dan dihitung. Selanjutnya ditentukan indeks keanekaragaman makrozoobenthos menggunakan indeks Shannon- Wiener pada masing- masing lokasi. Hasil yang didapat ditemukan sebanyak 18 jenis makrozoobenthos yang berbeda pada setiap lokasi. Lokasi DAS hutan alami pinus serta perkebunan kopi ditemukan adanya Syncaris yang merupakan bioindikator perairan tidak tercemar dengan jumlah 157 individu. Lokasi DAS persawahan ditemukan Baetis (Ephemeroptera) dengan jumlah 186 individu. Ordo Ephemeroptera, Plecoptera dan Trichoptera (EPT) merupakan makrozoobenthos yang sensitif terhadap perairan tercemar. Lokasi pemukiman ditemukan Gastropoda dengan jumlah 10 individu yang mampu hidup pada lingkungan yang ekstrim. Saat ini, DAS Cilaja menunjukkan adanya kecenderungan semakin meningkat fungsi lahan disepanjang aliran sungai yang berpengaruh terhadap kondisi kualitas air DAS Cilaja.---------- Research about impact of usage/utilization area that different against water quality of river line region Cilaja had been done. There were 3 location which was determined with purposive method, it was river line region location of pine natural woods and coffee plantation, river line region of wet rice field, and river line region of district (society). In every location was carried out a sampling with 3 times replicate of each. Water sample were taken for chemical test and physics water where as macrozoobenthos sample were taken by Surber-Net size about 30,5 x 30,5 cm. Macrozoobenthos were preserved by formalin, sorted, identified, and counted. Furthermore, on the research was determined the diversity index of macrozoobenthos used Shannon-Wiener index in every location. The result founded 18 kind of macrozoobenthos that different at every location. river line region location of pine natural woods and coffee plantation were founded the existence of Syncaris the bio-indicator from water that not contaminated with total 157 individual. river line region Cilaja of wet rice field was founded Baetis (Ephemeroptera) with total 186 individual. Ordo of Ephemeroptera, Plecoptera, and Tricoptera (EPT) were macrozoobenthos that sensitive against contaminated water. At district location was founded Gastropoda with total 10 individual which able to life in extreme area. At the moment, river line region Cilaja had a tendency to rise function of land in river line region which influential to water quality condition of river line region Cilaja
Pereduksian Peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Peranan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Dalam Pelaksanaan Fungsi Pengawasan Terhadap Pemerintah Daerah Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2004)
Dengan digantinya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah menjadi UU No. 32 Tahun 2004 menyebabkan perubahan mendasar terhadap peran fungsional DPRD, terlebih terkait tentang fungsi pengawasan DPRD terhadap Pemerintahan Daerah. Jika sebelumnya di dalam UU No. 22 Tahun 1999, ruang lingkup kewenangan DPRD dalam menjalankan peran fungsionalnya sangatlah luas, namun di dalam UU No. 32 Tahun 2004 ruang lingkup kewenangan DPRD semakin âterbatasâ. Hal ini dapat dilihat pada materi perubahan pada UU No. 32 Tahun 2004.
Pertama, DPRD sudah tidak berwenang lagi untuk memilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah. Kedua, Kepala Daerah tidak lagi mempunyai kewajiban untuk menyampaikan pertanggungjawaban terkait penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah kepada DPRD, melainkan bertanggungjawab kepada pemerintah pusat berdasarkan prinsip dekonsentrasi. Ketiga, DPRD tidak berwenang lagi menolak pertanggungjawaban Kepala Daerah dalam hal pertanggungjawaban yang tidak disetujui DPRD. Keempat, pemerintah pusat berwenang untuk mengevaluasi, menangguhkan, serta mencabut Perda yang dibuat oleh DPRD bersama Kepala Daerah
- âŠ