36 research outputs found
PENGARUH PENYULUHAN ADAPTASI PUBERTAS TERHADAP PENGETAHUAN ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN SEKSUAL PADA ANAK DALAM PERSPEKTIF ISLAM DI SD MUHAMMADIYAH MLANGI GAMPING KABUPATEN SLEMAN
Latar Belakang : Masalah pendidikan seks bagi anak di usia dini merupakan
hal yang masih dianggap tabu dan kotor yang tidak patut untuk diajarkan orang tua
ke anak karena pendidikan seks itu identik dengan cabul dan pornografi. Salah satu
faktor yang memperngaruhi adalah kurangnya pengetahuan orang tua tentang
pendidikan seksual pada anak.
Tujuan : Mengetahui pengaruh penyuluhan adaptasi pubertas terhadap
pengetahuan orang tua tentang pendidikan seksual pada anak dalam perspektif islam
di SD Muhammadiyah Mlangi.
Metode Penelitian : Merupakan Jenis penelitian ini adalah metode Quasi
eksperiment dengan desain penelitian ini adalah Two-group pre-post test design with
control. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik totall sampling dengan
jumlah sampel 60 responden. Analisis statistik menggunakan uji rank wilcoxon.
Hasil : Hasil analisis data diperoleh nilai p value 0,001<α =0,05. Hasil ini
menunjukan bahwa ada pengaruh penyuluhan adaptasi pubertas terhadap
pengetahuan orang tua tentang pendidikan seksual pada anak dalam perspektif Islam
SD Muhammadiyah Mlangi Yogyakarta.
Simpulan dan Saran : Ada pengaruh penyuluhan adaptasi pubertas terhadap
pengetahuan orang tua tentang pendidikan seksual pada anak dalam perspektif islam
SD Muhammadiyah Mlangi Yogyakarta. Diharapkan petugas kesehatan bisa
menjalin kerjasama dengan institusi pendidikan untuk melakukan penyuluhan terkait
kesehatan pendidikan seksual pada orang tua dalam perspektif Isla
HUBUNGAN KARAKTERISTIK ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN TINDAK KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN DI KB 'AISYIYAH REJODANI SARIHARJO NGAGLIK SLEMAN YOGYAKARTA
Latar Belakang: Komnas Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) melaporkan selama
tahun 2012 telah tercatat sebanyak 62% atau 1.526 kasus tindakan kekerasan seksual
terjadi pada anak. Pengetahuan orang tua tentang pencegahan tindak kekerasan
seksual yang memadai diperlukan untuk membimbing anak. Faktor yang
mempengaruhi pengetahuan antara lain: Pengalaman, tingkat pendidikan, keyakinan,
fasilitas, penghasilan dan sosial budaya.
Tujuan Penelitian: Diketahui hubungan karakteristik orang tua dengan pengetahuan
tentang pencegahan tindak kekerasan seksual pada anak usia 3-5 tahun.
Metode Penelitian:Metode penelitiandeskriptif korelasi dengan pendekatan cross
sectional. Sampel diambil dengan teknik Simple Random Sampling yaitu orang tua
yang mempunyai anak usia 3-5 tahun di Kelompok Bermain „Aisyiyah Rejodani
Sariharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta sebanyak 33 orang. Instrumen penelitian
menggunakan kuesioner. Hasil penelitian dianalisis dengan uji Kendall-tau.
Hasil Penelitian: Pengetahuan orang tua sebagian besar kategori tinggi sebanyak 22
orang (66,7%). Hasil uji korelasi Kendall tau pada faktor usia diperoleh nilai (0,422)
dengan p (0,008), faktor pendidikan (0,350) dengan p (0,008), dan faktor
pekerjaan (-0,445) dan p (0,000).
Kesimpulan: Ada hubungan usia, pendidikan, dan pekerjaan dengan pengetahuan
tentang pencegahan tindak kekerasan seksual pada anak usia 3-5 tahun di KB
„Aisyiyah Rejodani Sariharjo Ngaglik Sleman Yogyakarta
HUBUNGAN PERAN ORANGTUA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL ANAK REMAJA DI DUSUN PASEKAN KIDUL BALECATUR GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA
Latar Belakang : Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh
hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun dengan sesama jenis. Remaja
melakukan seks pranikah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya yang
pertama adalah faktor individu dan yang kedua adalah keluarga. Dalam hal ini peran
orang tua sangat penting mengarahkan remaja menuju tingkah laku yang positif dan
terutama dalam pendidikan sehingga dapat mencapai sasaran belajar yang
dikehendaki. Di samping itu tingkah laku orang tua pun menjadi contoh dan menjadi
panutan remaja dalam bertingkah laku.
Tujuan : penelitian ini menganalisis hubungan antara peran orang tua terhadap
perilaku seksual anak remaja di dusun Pasekan kidul Gamping Sleman Yogyakarta
tahun 2017.
Metode : metode penelitian kuantitatif dengan rancangan survey analitik dan
pendekatan cross sectional. Responden penelitian ini terdiri dari 35 anak yang
berusia 15-18 tahun beserta orang tuanya dan diambil dengan teknik total sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan teknik uji kendall tau.
Hasil : hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan signifikan antara
peran orang tua dengan perilaku seksual anak remaja di dusun Pasekan Kidul
Balecatur Gamping Sleman Yogyakarta tahun 2017. Analisis Kendall Tau
menyimpulkan bahwa pata taraf signifikansi p = 0,005 diperoleh nilai p = 0,005
sehingga p≤ 0,05.
Simpulan : (1) Peran orang tua dalam memberikan pendidikan seksual pada anak
remaja termasuk dalam kategori cukup, (2) Perilaku seksual pada anak remaja
termasuk dalam kategori tidak beresiko, (3) Ada hubungan peran orang tua terhadap
perilaku seksual anak remaja di dusun Pasekan Kidul Balecatur Gamping Sleman
Saran : Untuk orang tua diharapkan lebih dapat berperan dalam memberikan
pendidikan tentang seksual sehingga tidak ada perilaku anak yang beresiko terhadap
seksual
PERBEDAAN PERAN AYAH DAN IBU DALAM PEMBERIAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI KELURAHAN NGAMPILAN YOGYAKARTA
Latar Belakang : Ayah dan ibu memiliki peran yang sama dalam
pengasuhan anak-anaknya. Namun, ada sedikit perbedaan dalam sentuhan dari apa
yang ditampilkan oleh ayah dan ibu. Masalah kesehatan reproduksi yang
memungkinkan dialami oleh remaja diantaranya yaitu kehamilan yang tidak
diinginkan (KTD) 686 kasus, aborsi, penyakit menular seksual (PMS) 34,5%,
kekerasan seksual, serta masalah keterbatasan akses informasi dan pelayanan
kesehatan.
Tujuan : Untuk mengetahui perbedaan peran ayah dan ibu dalam
memberikan pendidikan kesehatan reproduksi remaja di Kelurahan Ngampilan.
Metode Penelitian : Menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan
metode komparasi dengan pendekatan waktu cross sectional. Sampel yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi 23 reponden (ayah dan ibu) dengan teknik
pengambilan sampel purposive sampling. Metode pengolahan data menggunakan uji
validitas dan reliabilitas, instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Analisis data
menggunakan uji mann withney U.
Hasil : Perbedaan peran ayah dan ibu dalam pemberian pendidikan kesehatan
reproduksi remaja menggunakan uji statistik nonparametris dengan “uji mann
withney U” diperoleh nilai p- value sebesar 0,024< 0,05.
Simpulan dan Saran : Terdapat perbedaan peran ayah dan ibu dalam
pemberian pendidikan kesehatan reproduksi remaja di Kelurahan Ngampilan
Yogyakarta. Ayah meningkatkan perannya dengan cara mengarahkan remaja dalam
meningkatkan kesadaran diri dalam menjaga kebersihan organ genetalia dan
meluangkan waktu untuk berkomunikasi dengan anak remajanya. Ibu meningkatkan
perannya dengan cara mengarahkan hal-hal yang dilakukan dan dihindari remaja
serta meningkatkan pengawasan pada remaja
PERBEDAAN PERAN AYAH DAN PERAN IBU DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN SEKS ANAK PRA PUBERTAS DI DUSUN KALIABU GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA
Latar Belakang : Dampak dari ketidakpahaman pendidikan seks pada anak
menyebabkan banyak hal-hal negatif yang terjadi, seperti tingginya hubungan seks di
luar nikah karena kehamilan yang tidak di inginkan serta penualaran virus seperti
HIV/AIDS. Peran ayah dan ibu sangat penting untuk anak dalam hal pendidikan seks.
Tetapi, banyak peran pengasuhan dimaknai sebagai tanggungjawab ibu sedangkan
ayah lebih cenderung berperan dalam mencari nafkah untuk keluarga.
Tujuan Penelitian : Mengetahui perbedaan peran ayah dan peran ibu dalam
memberikan pendidikan seks pada anak pra pubertas.
Metode Penelitian : Metode penelitian kuantitatif non eksperimen dengan metode
komparatif. Sampel diambil dengan teknik Total Sampling yaitu 68 ayah dan 68 ibu
yang mempunyai anak pra pubertas usia 10-12 tahun di dusun Kaliabu, Gamping
Sleman Yogyakarta. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner. Hasil penelitian
dianalisis dengan uji Mann Whitney.
Hasil Penelitian : Peran ayah dalam pendidikan seks pada anak pubertas di Dusun
Kaliabu Gamping Sleman Yogyakarta sebagian besar kategori kurang sebanyak 28
orang (41,2%). Peran ibu dalam pendidikan seks pada anak pubertas di Dusun
Kaliabu Gamping Sleman Yogyakarta sebagian besar kategori cukup sebanyak 31
orang (45,6%). Hasil uji Mann-Whitney diperoleh p-value sebesar 0,031 < 0,05.
Kesimpulan : Ada perbedaan peran ibu dan ayah dalam memberikan pendidikan seks
pada anak pra pubertas.
Saran : bagi ayah dan ibu diharapkan memberikan peran dalam pendidikan seks
secara bersama-sama dikarenakan pemberian peran ayah dan ibu dalam pendidikan
seks yang optimal dapat meningkatkan kualitas pendidikan seks dan pengembangan
diri pada anak
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif Dengan Kejadian Stunting pada Anak: Literature Review
Latar Belakang: Stunting pada balita menimbulkan dampak yang fatal yaitu dapat
mengalami keterbatasan fisik dan kognitif secara permanen berlangsung seumur hidup
dan bahkan mempengaruhi generasi berikutnya. ASI eksklusif menjadi salah satu
faktor yang dapat mempengaruhi stunting karena mengandung nutrisi penting bagi
pertumbuhan dan perkembangan anak. Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan pemberian ASI eksklusif dengan kejadian stunting berdasarkan
literatur terkini. Metode: Literature review ini menggunakan database Google scholar
dan EBSCO dengan kriteria inklusi penelitian case control retrospektif, subyek anak
balita stunting, naskah full teks, terbit tahun 2016-2020. Hasil: Didapatkan 7 (tujuh)
artikel yang memenuhi kriteria. Semua artikel melaporkan terdapat hubungan antara
pemberian ASI eksklusif bayi berusia 0-6 bulan dengan kejadian stunting pada anak
balita. Kesimpulan: Kejadian stunting pada anak balita cenderung memiliki riwayat
ASI tidak eksklusif
SIKAP PENGASUHAN PADA IBU USIA REMAJA: LITERATUR REVIEW
Latar Belakang: Peran ibu dalam pengasuhan sangat penting dalam pertumbuhan
dan perkembangan anak. Salah satu dampak dari pengasuhan yang tidak baik yaitu
hubungan tidak hangat dengan anak dan kontrol komunikasi yang rendah. Sikap
pengasuhan yang positif harus dimiliki dan dibutuhkan oleh para ibu.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji ulang literatur dan menyimpulkan
literatur terdahulu terkait dengan sikap pengasuhan pada ibu usia remaja, serta
menemukan gap pada penelitian sebelumnya untuk dasar penelitian empiris
selanjutnya.
Metode: Literatur review dengan menggunakan artikel penelitian terpublikasi di
internet melalui database Google-scholar dan PubMed yang dipublikasikan antara
tahun 2016 sampai 2020.
Hasil: Artikel yang didapatkan berdasarkan kriteria inklusi yaitu empat artikel
tentang sikap pengasuhan pada ibu usia remaja.
Simpulan dan Saran: Sikap pengasuhan pada ibu usia remaja dapat disimpulkan
bahwa sikap pengasuhan pada ibu usia remaja dalam aspek pengasuhan anak, ibu
usia remaja masih harus dibimbing dikarenakan belum siap menjadi seorang ibu.
Perlunya program edukasi komprehensif bagi ibu remajadalam kesiapan pengasuhan
anak. Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai rujukan referensi bagi
peneliti selanjutnya
GAMBARAN PERAN IBU DALAM PENDIDIKAN MENSTRUASI PERSPEKTIF ISLAM PADA REMAJA PUTRI DI JOGOKARIYAN RW 10 DAN RW 11 YOGYAKARTA
INTISARI
Latar Belakang: Orangtua adalah orang pertama yang bertanggungjawab
memberikan pendidikan kesehatan reproduksi pada remaja. Peran ini akan mengurangi
kesalahan remaja dalam mengakses informasi yang kurang tepat/salah terkait
kesehatan reproduksi.
Tujuan: Diketahuinya gambaran peran ibu dalam pendidikan menstruasi
perspektif Islam pada remaja putri yang meliputi peran pendidik, pendorong, panutan,
pengawas, teman, inspirasi, konselor dan komunikator.
Metode : Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif, total
sampling dengan jumlah sampel 68 orang ibu yang memiliki remaja putri dari umur
10-19 tahun yang sudah menstruasi. Pengumpulan data menggunakan kuisioner.
Hasil: Responden dengan peran kategori baik sebanyak 61 (89,7%) orang,
cukup sebanyak 6 (8,8%) orang dan kurang sebanyak 1 (1,5%) orang.
Simpulan dan Saran: Gambaran peran ibu dalam pendidikan menstruasi
perspektif Islam di Jogokariyan RW 10 dan RW 11 sebagian besar ibu berperan baik
dan peran yang sudah banyak dilakukan adalah peran pendorong, pengawas, konselor
dan komunikator. Diharapkan ibu yang memiliki peran yang kurang dapat
memberikan peran dalam pendidikan mestruasi persfektif Islam secara komperhensif
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEBERHASILAN ASI EKSKLUSIF : STUDI LITERATUR
ASI eksklusif dianjurkan 6 bulan pertama kehidupan karena ASI mengandung zat gizi bagi
tumbuh kembang dan kecerdasan bayi. Pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif membawa
pemahaman mendalam pada ibu yang mempengaruhi perilaku ibu untuk menyusui secara
ekklusif. Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, cakupan ASI eksklusif di
Indonesia 6 bulan sebesar 50%, belum memenuhi target kemenkes RI yaitu 80%. Tujuan
penelitian untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang ASI Eksklusif Dengan
Keberhasilan ASI Eksklusif. Metode yang digunakan Literature Review dengan pencarian
melalui internet menggunakan google scholar didapatkan 6 artikel jurnal dan PubMed 4
artikel jurnal. Populasi dalam Literature Review yaitu ibu yang memiliki bayi usia 6-24 bulan.
Hasil berdasarkan analisis dari 10 artikel jurnal terdapat 6 artikel jurnal ada hubungan, bahwa
ibu yang memiliki pengetahuan baik akan memberikan ASI eksklusif dibandingkan yang
berpengetahuan kurang, kurangnya pengetahuan disebabkan karena saat pemeriksaan
kehamilan ibu tidak memperoleh penyuluhan tentang ASI eksklusif. Dan 4 jurnal dengan
hasil tidak ada hubungan, kondisi ini dipengaruhi oleh life style dan pola pikir yang salah
adanya kepercayaan kuat yang sudah turun temurun yaitu mitos yang beredar dimasyarakat
tentang ASI dapat mempengaruhi pemberian ASI eksklusif, kurangnya informasi dari tenaga
kesehatan dan adanya iklan susu formula berhasil menarik perhatian ibu. Menurut peneliti ada
hubungan antara pengetahuan ibu dengan keberhasilan ASI eksklusif, semakin baik
pengetahuan ibu tentang manfaat ASI eksklusif, semakin termotivasi memberikan ASI
eksklusif. Kesimpulannya ada hubungan pengetahuan ibu tentang ASI eksklusif dengan
keberhasilan ASI eksklusif. Disarankan bagi tenaga kesehatan meningkatkan penyuluhan
tentang manfaat ASI eksklusif bagi ibu dan bayi