16 research outputs found

    Confirmatory Factor Analysis and the Development of a Supply Chain Management for Creating Sustainable Competitive Advantage of Coffee Production in Jember Indonesia

    Get PDF
    Abstract- Purpose of this research is to investigatethe factors contributing to the Sustainable Competitive Advantage (SCA) for the largest coffee producers in Jember, East Java, Indonesia based on the supply chain management.The Methode of the research has the element of survey research type one, with the combination of exploratory and confirmatory or explanatory research. This study uses a census method or complete enumeration, which is carried out on all members or elements of the population totaling 84 people. The analysis technique used in this study is the Confirmatory Factor Analysis (CFA) and pathanalysis. The result shows that the most powerful indicator as innovation measurement is leadership orientation, while the weakest one is the source of external innovation. The strongest indicator of marketing performance variable is the level of customer growth, while the weakest one is the level of sales growth. The strongest indicator as a variable measuring SCA is durability, while the weakest one is the facility of matching strategic assets owned by the company. Innovation has a direct, positive, and significant effect on marketing performance. Innovation has no significant effect on SCA, however, through marketing performance, the indirect effect of innovation on SCA is significant. Marketing performance has a direct, positive, and significant effect on SCA

    UJI FORMULASI Beauveria bassiana ISOLAT LOKAL SEBAGAI PENGENDALI HAYATI HAMA UTAMA KAPAS

    Get PDF
    Pengembangan pengendali hayati (agens hayati) cendawan entomopatogen B. bassiana isolat lokal yang efektif dan efisien sebagai pengendali hama sangat penting untuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman kapas dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup yang aman. Sementara bentuk formulasi tepat juga perlu dipertimbangkan, sehingga dapat membantu dalam hal ketersediaan, perbanyakan massal, penyimpanan dan pengaplikasiannya. Penelitian yang dilaksanakan diharapkan dapat menghasilkan: (1) formulasi yang tepat untuk produksi massal cendawan entomopatogen B. bassiana isolat lokal dan (2) Publikasi di Jurnal Ilmiah Nasional Terakreditasi. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan Acak Kelompok (RAL), selanjutnya data dianalisis dengan uji F dan dilanjutkan dengan uji DMRT 5%, dengan parameter pertumbuhan cendawan hasil formulasi dan adanya kontaminan (uji bahan dan produk), kerapatan spora cendawan hasil formulasi (uji viabilitas spora) dan persentase mortalitas serangga uji (uji efikasi di laboratorium). Hasil penelitian adalah formulasi isolat lokal Beauveria bassiana yang diproduksi adalah formulasi cair, pasta dan tepung. Hasil uji kualitas menunjukkan bahwa formulasi cair memberikan hasil terbaik dimana produk formulasi relatif lebih stabil, uji viabilitas tertinggi (kerapatan spora 109 spora/ml), uji efikasi relatif tinggi (56,67% dalam waktu 96 jam), serta waktu kematian (LT50) tercepat (89,72 jam)

    TEKNOLOGI PENGENDALI HAYATI Metarhizium anisopliae DAN Beauveria bassiana TERHADAP HAMA KUMBANG KELAPA SAWIT (Oryctes rhinoceros)

    Get PDF
    Oryctes rhinoceros has now been readily developed to a notorious pest of young oil palm plantations. Biological agents as controlling oil palm beetle have specific properties such as host specific, located spesific and narrow spectrum that have potential synergies with environment. Therefore, the necessary exploration of oil palm beetle control technology with biological control to increase productivity while maintaining a safe environment quality. The purpose of this study was to exploration of biological control for oil palm beetle with Metarhizium anisopliae and Beauveria bassiana from many localities. This research is compiled in a Randomized Block Design non factorial with some kinds of biological control technology : 1. M. anisopliae Kedu; 2. M. anisopliae Jombang; 3. M. anisopliae Jember; 4. B. bassiana Kedu; 5. B. bassiana Jombang; 6. B. bassiana Jember with spore density applications equally 109/ml. and 7. Chemical insecticide. The result showed that : 1) Biological agents Metarhizium anisopliae and Beauveria bassiana from Kedu, Jombang, Jember had potential as a biological control of O. rhinoceros; 2

    Pemanfaatan Kotoran Ternak dan Pengendali Hayati Hama Tanaman Kelapa Rakyat di Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember

    Get PDF
    Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember dengan mitra adalah petani penderes nira kelapa rakyat yang tergabung dalam dua kelompok tani, yaitu kelompok tani Rekesan Kepel dan kelompok tani Sulakdoro. Produksi utama petani adalah gula merah dari nira kelapa sehingga budidaya kelapa merupakan sumber penghasilan yang utama untuk mayoritas penduduk. Kegiatan budidaya kelapa rakyat seringkali terkendala serangan hama kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) sehingga produktivitas tanaman tidak bisa dicapai dengan optimal.Pengendalian hama dengan insektisida kimiawi akan memberikan dampak positif dengan matinya hama tetapi menimbulkan dampak negatif mengganggu keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pengendalian yang lebih aman dan berwawasan lingkungan, dengan menggunakan cendawan entomopatogen seperti Metarrhizium anisopliae. Sedangkan limbah kotoran ternak bisa dikembangkan menjadi pupuk organik yang akan meningkatkan kesuburan tanah sekaligus menekan dampak negatif penumpukan kotoran ternak yang belum termanfaatkan secara optimal. Produk pupuk organik plus pengendali hayati yang akan dikembangkan juga membuka peluang wirausaha baru di bidang produk pupuk organik dan pengendali hama kumbang kelapa yang berwawasan lingkungan.Hasil kegiatan menunjukkan bahwa: (1) Pengembangan pupuk organik plus pengendali hayati sesuai diterapkan sekaligus membuka peluang wirausaha baru bagi mitra, (2) Pembekalan pengetahuan, pembekalan keterampilan serta demo plot mengenai pengembangan pupuk organik plus pengendali hayati mendapat tanggapan yang baik dan antusias yang tinggi dari mitra, dan (3) Tujuan dari kegiatan sudah tercapai dan sesuai dengan kerangka pemecahan masalah yang telah dirumuskan meskipun masih terdapat kendala yang dapat diantisipasi melalui forum komunikasi dan latihan yang berkesinambungan dari khalayak sasaran dengan didukung oleh pembinaan dari pihak yang terkait.Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember dengan mitra adalah petani penderes nira kelapa rakyat yang tergabung dalam dua kelompok tani, yaitu kelompok tani Rekesan Kepel dan kelompok tani Sulakdoro. Produksi utama petani adalah gula merah dari nira kelapa sehingga budidaya kelapa merupakan sumber penghasilan yang utama untuk mayoritas penduduk. Kegiatan budidaya kelapa rakyat seringkali terkendala serangan hama kumbang kelapa (Oryctes rhinoceros) sehingga produktivitas tanaman tidak bisa dicapai dengan optimal.Pengendalian hama dengan insektisida kimiawi akan memberikan dampak positif dengan matinya hama tetapi menimbulkan dampak negatif mengganggu keseimbangan lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan alternatif pengendalian yang lebih aman dan berwawasan lingkungan, dengan menggunakan cendawan entomopatogen seperti Metarrhizium anisopliae. Sedangkan limbah kotoran ternak bisa dikembangkan menjadi pupuk organik yang akan meningkatkan kesuburan tanah sekaligus menekan dampak negatif penumpukan kotoran ternak yang belum termanfaatkan secara optimal. Produk pupuk organik plus pengendali hayati yang akan dikembangkan juga membuka peluang wirausaha baru di bidang produk pupuk organik dan pengendali hama kumbang kelapa yang berwawasan lingkungan.Hasil kegiatan menunjukkan bahwa: (1) Pengembangan pupuk organik plus pengendali hayati sesuai diterapkan sekaligus membuka peluang wirausaha baru bagi mitra, (2) Pembekalan pengetahuan, pembekalan keterampilan serta demo plot mengenai pengembangan pupuk organik plus pengendali hayati mendapat tanggapan yang baik dan antusias yang tinggi dari mitra, dan (3) Tujuan dari kegiatan sudah tercapai dan sesuai dengan kerangka pemecahan masalah yang telah dirumuskan meskipun masih terdapat kendala yang dapat diantisipasi melalui forum komunikasi dan latihan yang berkesinambungan dari khalayak sasaran dengan didukung oleh pembinaan dari pihak yang terkait

    PERBANYAKAN AGENS HAYATI CENDAWAN BEAUVERIA BASSIANA SEBAGAI PENGENDALI HAMA PENGGEREK BUAH KOPI (PBKO) DI DESA DURJO KARANGPRING KECAMATAN SUKORAMBI KABUPATEN JEMBER

    Get PDF
    Pengabdian kepada masyarakat dilaksanakan di Desa Durjo Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember.  Mitra kegiatan pengabdian ini adalah petani kopi rakyat yang tergabung dalam kelompok tani Sumber Kembang yang diketuai oleh Bapak Kasim yang mempunyai total anggota 157 orang dengan usaha di bidang budidaya tanaman kopi. Agens hayati cendawan Bv sebagai insektisida hayati hama PBKo relatif aman, mudah dan murah tetapi belum diketahui  kegunaannya secara luas oleh masyarakat petani sehingga cocok diterapkan oleh mitra petani kopi rakyat di Desa Durjo Karangpring Kecamatan Sukorambi Jember. Produk agens hayati yang akan dikembangkan diharapkanakan membuka peluang wirausaha baru di bidang produk insektisida hayati hama PBKo yang berwawasan lingkungan. Tahap pelaksanaan kegiatan meliputi penyuluhan, pelatihan, demplot aplikasi di lapang, pendampingan dan evaluasi. Luaran yang dihasilkan adalah produk agens hayati kemasan 100 gram, publikasi ilmiah, publikasi di media elektronik dan peningkatan pemahaman dan ketrampilan mitra dalam mengembangkan agens hayati untuk hama PBKo. Hasil yang telah dicapai melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat ini adalah : 1) Petani mitra memperoleh tambahan wawasan, pengetahuan dan keterampilan terkait pemanfaatan dan perbanyakan cendawan B. bassiana sebagai agens hayati pengendali hama PBKo; 2) Petani mitra berpeluang untuk menjadi wirausaha baru dalam hal produksi biakan agens hayati cendawan B. bassiana; 3) Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat membuka peluang untuk dilanjutkan dalam bentuk kerjasama lainnya antara Masyarakat Kelompok Tani Kopi Rakyat “Sumber Kembang†di Desa Durjo Karangpring Kecamatan Sukorambi Kabupaten Jember dengan Politeknik Negeri Jember. Kata Kunci— agens hayati, Beauveria bassiana, hama PBK

    Pemanfaatan Limbah Tanaman Tembakau sebagai Pengendali Hama Uret Tanaman Kelapa pada Kelompok Tani Kelapa Rakyat di Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember

    Get PDF
    Kegiatan pengabdian kepada masyarakatdilaksanakan di Desa Lojejer Kecamatan WuluhanKabupaten Jember.  Mitra kegiatan pengabdianini adalah petani kelapa rakyat yang tergabung dalam kelompok tani Kelapa rakyat yang diketuai oleh M. Nur Khoiril (34 tahun) yang mempunyai total anggota 25 orang dengan usaha di bidang budidaya tanaman kelapa, padi, jagung, tembakau dan sekaligus mempunyai ternak kambing atau sapi.Pemanfaatan limbah tanaman tembakausebagai insektisida nabati hamauret tanaman kelapa relatif aman, mudah dan murah tetapi belum diketahui kegunaannya secara luas oleh masyarakat petani sehingga cocok diterapkan oleh mitra petani kelapa rakyat di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Jember. Selama ini masyarakat hanya membakar begitu saja limbah tanaman tembakau setelah panen. Tahap pelaksanaan kegiatan meliputi penyuluhan, pelatihan, demplot, aplikasi di lapang, pendampingan dan evaluasi. Produk insektisida nabati limbah tembakau yang dikembangkan selanjutnya diharapkanakan membuka peluang wirausahabaru masyarakat petani kelapa rakyat di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember, di bidang produksi insektisida nabati hama uret yang berwawasan lingkungan. Hasil yang telah dicapai dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah; 1) Petani mitra memperoleh tambahan wawasan, pengetahuan dan keterampilan terkait pemanfaatan limbah tanaman tembakau sebagai insektisida pengendali hama uret tanaman kelapa; 2) Petani mitra berpeluang untuk menjadi wirausaha baru dalam hal produksi insektisida limbah tanaman tembakau; dan 3) Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat berpeluang untuk dilanjutkan dalam bentuk kerjasama dalam kegiatan lainnya antara Masyarakat Kelompok Tani Kelapa Rakyat di Desa Lojejer Kecamatan Wuluhan Kabupaten Jember dengan Politeknik Negeri Jember

    Potensi Pengendalian Denganberbagai Agens Hayati Pada Hama Penggerek Pucuk Kapas (Gossypium Hirsutum L.)

    Full text link
    Pengembangan pengendali hayati (agens hayati) yang efektif dan efisien sebagai pengendali hama sangat penting untuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman kapas dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup yang aman.Salah satu alternatif pemecahan pengendalian hama utama tanaman kapas adalah dengan teknik pengendalian hama yang aman bagi lingkungan dan dapat menekan residu kimia pada produk pertanian (pengendalian hayati). Pengendali hayati (agens hayati) yang mempunyai potensi besar sebagai pengendali alami hama tanaman kapas antara lain adalah dari golongan bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen. Pengembangan agens hayati yang efektif dan efisien sebagai pengendali hama sangat penting untuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman kapas dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup yang aman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji patogenisitas bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen dalam mengendalikan hama utama tanaman kapas, serta untuk memperoleh isolat lokal bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen yang paling efektif sebagai pengendali hama penggerek pucuk kapas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas lima faktor perlakuan dengan lima ulangan, yaitu isolat lokal bakteri Bacillus thuringiensis, jamur Beauveria bassiana 1, jamur Beauveria bassiana 2, nematoda Steinernema sp. dan kontrol. Analisis data menggunakan uji F dan selanjutnya menggunakan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD). Parameter yang diamati terdiri atas: (1) Gejala kematian serangga uji; (2) persentase mortalitas serangga uji; (3) perilaku serangga uji terinfeksi; (4) laju kematian serangga uji; dan (5) bedah serangga uji terinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agens hayati bakteri Bacillus thuringiensis (Bt), jamur Beauveria bassiana (Bv) dan nematoda entomopatogen Steinernema sp. (NEP) berpotensi dalam menekan hama penggerek pucuk kapas Earias sp., sedangkan agens hayati yang paling efektif dalam mengendalikan Earias sp. adalah isolat lokal jamur Beauveria bassiana 1, dengan waktu kematian tercepat yaitu 128 jam

    PATOGENISITAS BAKTERI, JAMUR DAN NEMATODA ENTOMOPATOGEN TERHADAP HAMA PENGGEREK BUAH KAPAS (Gossypium hirsutum L.)

    Get PDF
    Salah satu alternatif pemecahan pengendalian hama utama tanaman kapas adalah dengan teknik pengendalian hama yang aman bagi lingkungan dan dapat menekan residu kimia pada produk pertanian (pengendalian hayati). Pengendali hayati (agens hayati) yang mempunyai potensi besar sebagai pengendali alami hama tanaman kapas antara lain adalah dari golongan bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen. Pengembangan agens hayati yang efektif dan efisien sebagai pengendali hama sangat penting untuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman kapas dengan tetap memperhatikan kualitas lingkungan hidup yang aman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan menguji patogenisitas bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen dalam mengendalikan hama penggerek buah kapas, serta untuk memperoleh isolat lokal bakteri, jamur dan nematoda entomopatogen yang paling efektif sebagai pengendali hama utama tanaman kapas. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri atas lima faktor perlakuan dengan lima ulangan, yaitu isolat lokal bakteri Bacillus thuringiensis, jamur Beauveria bassiana 1, jamur Beauveria bassiana 2, nematoda Steinernema sp. dan kontrol. Analisis data menggunakan uji F dan selanjutnya menggunakan Uji Jarak Ganda Duncan (UJGD). Parameter yang diamati terdiri atas: (1) Gejala kematian serangga uji; (2) persentase mortalitas serangga uji; (3) perilaku serangga uji terinfeksi; (4) laju kematian serangga uji; dan (5) bedah serangga uji terinfeksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agens hayati bakteri Bacillus thuringiensis (Bt), jamur Beauveria bassiana (Bv) dan nematoda entomopatogen Steinernema sp. (NEP) berpotensi dalam menekan  hama penggerek buah kapas Helicoverpa armigera, sedangkan agens hayati yang paling efektif dalam mengendalikan Helicoverpa armigera adalah isolat lokal jamur Beauveria bassiana 1, dengan waktu kematian tercepat yaitu 128 jam

    IbM Kelompok Tani Kopi Rakyat Desa Sido Mulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember

    Get PDF
    Produksi utama petani di Desa Sido Mulyo Kecamatan Silo Jember adalah budidaya kopi. Mitra kegiatan IbM ini adalah petani kopi rakyat jenis robusta yang tergabung dalam dua kelompok tani, yaitu kelompok tani Sangkuriang dan kelompok tani Sido Mulyo dengan perwakilan anggota kelompok masing-masing sebanyak 3 orang. Penghasilan utama adalah hanya dari kegiatan budidaya kopi saja dan belum memanfaatkan kotoran ternak dan limbah pertanian seperti kulit buah kopi dan seresah dari pangkasan pohon penaung untuk pupuk kompos. Potensi sumberdaya lokal seperti pengendali hayati yang terdapat secara alami juga belum dikembangkan secara maksimal padahal keberadaannya di lokasi IbM cukup melimpah yang akan mengurangi biaya produksi tanaman sehingga pendapatan petani kopi dapat ditingkatkan sekaligus membuka peluang menjadi calon wirausaha baru. Kegiatan IbM dilaksanakan di Desa Sido Mulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember pada bulan Juni – Desember 2013. Metode yang diterapkan meliputi penyuluhan, pelatihan, demplot, aplikasi di lapang, pemetaan distribusi pemasaran, pendampingan dan evaluasi. Luaran yang dihasilkan adalah produk Kompos Plus Pengendali Hayati kemasan 5 kg. Hasil kegiatan penerapan IbM menunjukkan bahwa : (1) Pengembangan pupuk kompos plus pengendali hayati sesuai diterapkan sekaligus membuka peluang wirausaha baru bagi mitra IbM petani kopi rakyat pada kelompok tani Sangkuriang dan Sido Mulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember, (2) Pembekalan pengetahuan, ketrampilan serta demo plot aplikasi di lapang pengembangan kompos plus pengendali hayati mendapat tanggapan yang baik dari mitra IbM dan (3) Tujuan dari kegiatan Penerapan IbM sudah tercapai dan sesuai dengan kerangka pemecahan masalah yang telah dirumuskan meskipun masih terdapat kendala yang dapat diantisipasi melalui forum komunikasi dan latihan yang berkesinambungan dengan didukung oleh pembinaan dari pihak yang terkait.Produksi utama petani di Desa Sido Mulyo Kecamatan Silo Jember adalah budidaya kopi. Mitra kegiatan IbM ini adalah petani kopi rakyat jenis robusta yang tergabung dalam dua kelompok tani, yaitu kelompok tani Sangkuriang dan kelompok tani Sido Mulyo dengan perwakilan anggota kelompok masing-masing sebanyak 3 orang. Penghasilan utama adalah hanya dari kegiatan budidaya kopi saja dan belum memanfaatkan kotoran ternak dan limbah pertanian seperti kulit buah kopi dan seresah dari pangkasan pohon penaung untuk pupuk kompos. Potensi sumberdaya lokal seperti pengendali hayati yang terdapat secara alami juga belum dikembangkan secara maksimal padahal keberadaannya di lokasi IbM cukup melimpah yang akan mengurangi biaya produksi tanaman sehingga pendapatan petani kopi dapat ditingkatkan sekaligus membuka peluang menjadi calon wirausaha baru. Kegiatan IbM dilaksanakan di Desa Sido Mulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember pada bulan Juni – Desember 2013. Metode yang diterapkan meliputi penyuluhan, pelatihan, demplot, aplikasi di lapang, pemetaan distribusi pemasaran, pendampingan dan evaluasi. Luaran yang dihasilkan adalah produk Kompos Plus Pengendali Hayati kemasan 5 kg. Hasil kegiatan penerapan IbM menunjukkan bahwa : (1) Pengembangan pupuk kompos plus pengendali hayati sesuai diterapkan sekaligus membuka peluang wirausaha baru bagi mitra IbM petani kopi rakyat pada kelompok tani Sangkuriang dan Sido Mulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember, (2) Pembekalan pengetahuan, ketrampilan serta demo plot aplikasi di lapang pengembangan kompos plus pengendali hayati mendapat tanggapan yang baik dari mitra IbM dan (3) Tujuan dari kegiatan Penerapan IbM sudah tercapai dan sesuai dengan kerangka pemecahan masalah yang telah dirumuskan meskipun masih terdapat kendala yang dapat diantisipasi melalui forum komunikasi dan latihan yang berkesinambungan dengan didukung oleh pembinaan dari pihak yang terkait

    Efektivitas Insektisida Botani dari Daun Mimba dan Wedusan sebagai Pengendalian Kepik Penghisap Kakao

    Get PDF
    The impact of cocoa fruit-sucking ladybugs (Helopeltis antonii Signoret) is getting higher, resulting in control by considering costs and abundant raw materials. The study aimed to ascertain the efficiency of botanical insecticides made from neem and wedusan as controllers and their effect on the behavior of cacao fruit-sucking ladybugs. The research was carried out from May to August 2021 in Petungombo Hamlet, Sepawon Village, Plosoklaten District, Kediri Regency. This study used a Randomize Block Design Non-Factorial with the factors tested including I0 (no insecticide), I1 (5% neem leaf botanical insecticide), I2 (10% wedusan leaf botanical insecticide), and I3 (neem leaf vegetable botanical combination 5% and 10% wedusan leaf botanical insecticide). Further testing uses the Least Significant Difference test with a level of 5%. The results showed that the insecticidal substances of neem leaves and botanical insecticides of wedusan leaves were effective against ladybugs sucking cocoa fruit pods with a value of Lethal Time Fifty. The results were the fastest with a combination of the two over 111 hours and significantly affected behavioral changes classified as very low to low changes.The impact of cocoa fruit-sucking ladybugs (Helopeltis antonii Signoret) is getting higher, resulting in control by considering costs and abundant raw materials. The study aimed to ascertain the efficiency of botanical insecticides made from neem and wedusan as controllers and their effect on the behavior of cacao fruit-sucking ladybugs. The research was carried out from May to August 2021 in Petungombo Hamlet, Sepawon Village, Plosoklaten District, Kediri Regency. This study used a Randomize Block Design Non-Factorial with the factors tested including I0 (no insecticide), I1 (5% neem leaf botanical insecticide), I2 (10% wedusan leaf botanical insecticide), and I3 (neem leaf vegetable botanical combination 5% and 10% wedusan leaf botanical insecticide). Further testing uses the Least Significant Difference test with a level of 5%. The results showed that the insecticidal substances of neem leaves and botanical insecticides of wedusan leaves were effective against ladybugs sucking cocoa fruit pods with a value of Lethal Time Fifty. The results were the fastest with a combination of the two over 111 hours and significantly affected behavioral changes classified as very low to low changes
    corecore