8 research outputs found

    Makna Jurnalisme dalam Era Digital : suatu Peluang dan Transformasi

    Full text link
    - Artikel ini  mengulas tentang  makna jurnalisme konvensional  yang dewasa ini dipraktikkan dalam era digital. Kemajuan teknologi Internet telah membuka peluang yang lebih luas bagi media konvensional untuk memanfaatkan teknologi konvergensi media dan sekaligus mulai bertransformasi untuk berubah sebagai media digital dengan mengkonstruksi kembali kebijakan redaksi,organisasi media , manajemen media,sumber daya manusia hingga sasaran khalayak yang dituju dalam sebagai media baru. Konsep  jurnalisme konvensional  yang dirumuskan sebagai berita  yang melaporkan setelah kejadian, berubah menjadi konsep berita yang melaporkan pada waktu bersamaan peristiwa berlangsung. Media baru bersifat multi-arah, bukan hanya searah. Tidak mempunyai \u27khalayak\u27 sehingga tidak ada publik massa. Media baru sangat beragam dalam bentuk dan kontennya.Bahan artikel ini bersumber dari  buku-buku dan literatur yang terkait. Analisis dilakukan  kualitatif-deskriptif.  Diharapkan artikel ini dapat memberi pemahaman lebih jelas mengenai perkembangan jurnalisme dalam era digital yang telah hadir ditengah-tengah masyarakat luas.   &nbsp

    Democracy Issue Usage Via Website by Radical Group in Opposing Indonesian Government

    Get PDF
    This article dealt with the issue of how radical groups include Indonesian government as a democratic country, through the practice of language USAge in online media. That radical group is Jamaah Ansharu Tauhid (JAT). We collect data from the web page (www.ansharuttauhid.com) with the word of ‘democracy' in the proses of query. We determine contents containing government representation on democratic issue. We analysed the text with an analysis model of representation of social actors and social action as Theo VanLeeuwen introduced. We conclude that JAT include the Indonesian government as outsiders in the context of religion. The government is different from JAT in the context of religion. JAT delegitimized Indonesian government with some language techniques. JAT symbolized Indonesia government as “thoghut”, and included it in the web contents negatively (e.g., by pseudo title, epithets, etc.). On the contrary, JAT appreciated terrorism perpetrators by harnessing honorification technique. The inclusion and delegitimacy of the Indonesian government depart from religion as an idiosyncratic system of meaning

    Model dan Sistem Mengontrol Media di Indonesia (dari Perspektif Sejarah)

    Full text link
    Artikel ini mengkaji perkembangan media massa di Indonesia dari perspektif politik kekuasaan penguasa.Metode kajian secara kesejarahan dengan analisis dokumen(studi pustaka) dan wawancara. Tiap babakan sejarah, penguasa mempunyai perspektif sendiri terhadap media.Masa pemerintahan Belanda penguasa memanfaatkan media untuk tujuan kolonial.Dalam babakan pendudukan Jepang,penguasa menggunakan media sebagai alat mobilisasi. Masa perjuangan nasionalis,media sebagai sarana penyebar semangat nasionalisme.Pada periode Soekarno, sistem kontrol media terbagi pada paruh demokrasi liberal dengan pers bebas memberitakan, sedangkan pada paruh demokrasi terpimpin, pers berperan sebagai corong Soekamo. Kemudian pada babakan Soeharto, pers di kontrol pemerintah.Politik kekuasaan Soeharto dipandang otoritarian.Dan pada era 1999- 2010, model pers yang berkembang adalah menganut paradigma pers liberal

    The Improvement of Students' Conceptual Understanding and Students' Academic Language of Mathematics Through the Implementation of SIOP Model

    Get PDF
    This study was aimed at: (1) investigating the improvement of students' conceptual understanding of mathematics, (2) investigating the improvement of students' academic language of mathematics, and (3) investigating the response of students toward the implementation of SIOP Model. This research was a classroom action research which was accomplished in three cycles. Each cycle consisted of four steps namely planning, acting, observing and evaluating, and reflecting. The subjects of this research were the tenth-grade students in bilingual class namely X MIA 2 of SMA Negeri Bali Mandara on the second semester of academic year 2016/2017. Data of students' conceptual understanding and academic language of mathematics were collected by conceptual understanding of mathematics tests using essay test on the end of each cycle, while data of students' response toward the implementation of SIOP Model were obtained by questionnaire. Data that had been collected therefore were analyzed descriptively. The results show that students' conceptual understanding and academic language of mathematics improves on each cycle. Students' response toward the implementation of SIOP Model in learning mathematics is on the positive category. This study concludes that the implementation of SIOP Model could improve students' conceptual understanding and students' academic language of mathematics

    Pemahaman dan Praktik Komunikasi Politik pada Era Digital

    Full text link
    Artikel pemahaman komunikasi politik pada era digital bertujuan untuk memberi pemikiran-pemikiran baru terhadap perkembangan konsep dan praktik komunikasi politik yang telah memasuki era digital. Dan bagaimana fungsi dan proses komunikasi politik dalam era digital, sehingga untuk mencapai kepada publik yang lebih luas telah dimanfaatkan jaringan Internet termasuk media sosial yang sudah dikenal dalam masyarakat luas. Sumber penulisan dari tema komunikasi politik dalam era digital berasal dari literatur tercetak dan media online (internet) dengan teknik analisis kualitatif – deskriptif. Diharapkan artikel ini dapat memberi wawasan yang lebih luas dengan  pemahaman baru terhadap perkembangan konsep dan praktik komunikasi politik pada era digital
    corecore