Journal Pekommas
Not a member yet
263 research outputs found
Sort by
Interpersonal Communication Relasi Dosen Dan Mahasiswa UIN Sumatera Utara Dalam Pembelajaran Public Relations
interpersonal communication is an important process in exchanging messages, ideas, emotional expressions and information between individuals who interact directly. In an academic context, the implementation of effective interpersonal communication is becoming increasingly important for lecturers and students. This research aims to determine interpersonal communication relations between lecturers and students as well as students\u27 understanding of public relations learning. The researcsh method used is qualitative case studies with data collection techniques through field observations, interviews and documentation. Communication Accommodation Theory is used as a theoretical framework to explain how individuals adjust their communication style in interactions. The research results show that interpersonal communication between lecturers and students at UIN North Sumatra in the context of Public Relations learning is going very well. Lecturers demonstrate high engagement and the ability to create comfortable and responsive interactions, while students respond positively and enthusiastically. The use of body language and effective verbal communication from lecturers enriches students\u27 learning experiences and lecturers are not only communicators but also communication facilitators for students.interpersonal communication merupakan proses penting dalam pertukaran pesan, gagasan, ekspresi emosi, dan informasi antara individu yang berinteraksi langsung. Dalam konteks akademik, implementasi interpersonal communication yang efektif menjadi semakin penting bagi dosen dan mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interpersonal communication relasi antara dosen dan mahasiswa serta pemahaman mahasiswa terhadap pembelajaran public relations. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif case studies dengan teknik pengumpulan data melalui observasi lapangan, wawancara, dan dokumentasi. Teori Kendala Komunikasi (Communication Accommodation Theory) digunakan sebagai kerangka teoritis untuk menjelaskan bagaimana individu menyesuaikan gaya komunikasi mereka dalam interaksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interpersonal communication relasi dosen dan mahasiswa di UIN Sumatera Utara dalam konteks pembelajaran Public Relations berjalan dengan sangat baik. Dosen menunjukkan keterlibatan yang tinggi dan kemampuan untuk menciptakan interaksi yang nyaman dan responsif, sementara mahasiswa merespons dengan positif dan antusias. Penggunaan bahasa tubuh (body language) dan komunikasi verbal yang efektif dari dosen memperkaya pengalaman belajar mahasiswa dan dosen tidak hanya menjadi komunikator namun sekaligus sebagai fasilitator komunikasi bagi mahasiswa
Penerapan Algoritma Certainty Factor pada Metode Case-Based Reasoning untuk Sistem Pakar Deteksi Stunting
Stunting is a severe problem that significantly impacts future generations\u27 growth and the quality of Human Resources (HR). In addition to the under-five age factor, stunting is also influenced by several interrelated factors. This research aims to apply the Certainty Factor algorithm in an expert system to detect stunting using the Case-Based Reasoning Method. The application of the CF algorithm by utilizing expert judgment has successfully strengthened the CBR method steps by calculating the similarity level. The results of the User Acceptance Test by 25 respondents showed an approval rate of 85%. If interpreted using the user approval range, these results are 81% - 100%, with a very high level of agreement. Based on calculating risky and safe stunting example cases, the CBR Method shows a similarity rate of 29.26% and 70.73%, respectively. Furthermore, safe stunting cases were analyzed using the CF algorithm with a confidence ratio of 91%.Stunting adalah masalah serius yang berdampak besar pada pertumbuhan generasi mendatang dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Selain faktor usia balita, stunting juga dipengaruhi oleh sejumlah faktor yang saling terkait. Tujuan dari penelitian ini adalah menerapkan algoritma Certainty Factor dalam sistem pakar untuk mendeteksi stunting secara dini dengan menggunakan Metode Case-Based Reasoning. Penerapan algoritma CF dengan memanfaatkan penilaian dari pakar telah berhasil memperkuat langkah-langkah dalam metode CBR dengan menghitung tingkat kemiripan. Hasil dari uji penerimaan pengguna (User Acceptance Test) oleh 25 responden menunjukkan tingkat persetujuan sebesar 85%. Jika diinterpretasikan menggunakan rentang persetujuan pengguna, hasil tersebut berada dalam kisaran 81% - 100% dengan tingkat kesetujuan yang sangat tinggi. Berdasarkan perhitungan kasus contoh stunting yang berisiko dan aman, Metode CBR menunjukkan tingkat kemiripan sebesar 29,26% dan 70,73% masing-masing. Selanjutnya, contoh kasus stunting yang aman dianalisis menggunakan algoritma CF dengan tingkat keyakinan (confidence ratio) sebesar 91%
Kepemimpinan Transformasional, Keamanan Psikologis, dan Kompetensi TIK: Pengaruhnya terhadap Kinerja Karyawan
In the growing digital era, transformational leadership has become one of the key factors in improving employee performance. It motivates employees to achieve organizational goals and creates a psychologically safe environment, where employees feel valued and supported. This study aims to examine the influence of transformational leadership and psychological safety on employee performance, by exploring the mediating role of ICT competence in Subang Regency MSMEs. This study employs a quantitative approach utilizing SEM-PLS methodology to explore the interrelationships among relevant variables. The research was conducted on 55 SMEs, using an online questionnaire as the data collection tool. This study emphasizes that ICT competence acts as a crucial mediating factor in the relationship between transformational leadership and psychological safety on employee performance in MSMEs in Subang Regency. The analysis results show that transformational leadership and psychological safety have a positive and significant impact on employee performance, which is enhanced by ICT competence. Transformational leadership improves employee performance by strengthening technical skills, technology knowledge, and the ability to adapt to new technologies. Similarly, psychological safety, supports employee performance through increased ICT competence, which facilitates productivity, work quality, and innovation.Dalam era digital, kepemimpinan transformasional menjadi kunci dalam meningkatkan kinerja karyawan dengan memotivasi mereka untuk mencapai tujuan organisasi dan menciptakan lingkungan kerja yang aman secara psikologis. Penelitian ini mengkaji pengaruh kepemimpinan transformasional dan keamanan psikologis terhadap kinerja karyawan di UMKM Kabupaten Subang, dengan kompetensi TIK sebagai variabel mediasi. Menggunakan pendekatan kuantitatif dan metodologi SEM-PLS, data dikumpulkan dari 55 responden melalui kuesioner daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan transformasional dan keamanan psikologis berdampak positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Kompetensi TIK berperan penting dalam memperkuat dampak tersebut, dengan meningkatkan keterampilan teknis, pengetahuan teknologi, dan kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru. Hal ini juga memfasilitasi peningkatan produktivitas, kualitas kerja, dan inovasi di kalangan karyawan UMKM
Perbandingan Akurasi Prediksi Kerusakan CPU Antara Teknik Certainty Factor dan Forward Chaining
The CPU plays a vital role in determining the performance of a computer system in contemporary computing. If the CPU sustains damage, it may result in significant interruption to the computer\u27s functioning. This study presents a computational technique that aims to enhance the accuracy of CPU damage predictions. The system utilises fundamental knowledge of damage diagnosis and is validated via evaluating 11 early damage symptoms that are often seen. The Certainty Factor and Forward Chaining approaches ascertain CPU damage by quantifying the degree of truth in the expert\u27s opinion conclusions via a comparison of the symptoms of harm. The second algorithm assesses the confidence level in a development by considering the weight assigned to the system by two parties: the user and the expert. The suggested algorithm yields the mean accuracy of the certainty factor approach in diagnosing computer damage utilising the constructed system. The diagnostic system has a precision rate of 84.9%, indicating that 9 out of 10 diagnoses made by the system align with those made by an expert. Next, the outcomes of the forward chaining algorithm test. All questions about symptoms were answered affirmatively, except for one test which had a negative response. A total of 39 diagnoses were obtained, with an average value of 82.9%. The study findings indicate that the suggested confidence factor method is more suited for use in embedded systems or web-based applications, however it is constrained by low processing.CPU memainkan peran penting dalam menentukan kinerja sistem komputer dalam komputasi kontemporer. Jika CPU mengalami kerusakan, hal ini dapat mengakibatkan gangguan signifikan pada fungsi komputer. Penelitian ini menyajikan teknik komputasi yang bertujuan untuk meningkatkan akurasi prediksi kerusakan CPU. Sistem ini memanfaatkan pengetahuan dasar diagnosis kerusakan dan divalidasi melalui evaluasi 11 gejala awal kerusakan yang sering terlihat. Pendekatan Certainty Factor dan Forward Chaining memastikan kerusakan CPU dengan mengukur tingkat kebenaran kesimpulan pendapat ahli melalui perbandingan gejala kerusakan. Algoritma kedua menilai tingkat kepercayaan dalam suatu pengembangan dengan mempertimbangkan bobot yang diberikan pada sistem oleh dua pihak: pengguna dan ahli. Algoritma yang disarankan menghasilkan akurasi rata-rata pendekatan faktor kepastian dalam mendiagnosis kerusakan komputer menggunakan sistem yang dibangun. Sistem diagnostik memiliki tingkat presisi sebesar 84,9%, yang menunjukkan bahwa 9 dari 10 diagnosis yang dibuat oleh sistem selaras dengan diagnosis yang dibuat oleh pakar. Selanjutnya hasil pengujian algoritma forward chaining. Semua pertanyaan tentang gejala dijawab dengan positif, kecuali satu tes yang memberikan respon negatif. Didapatkan total 39 diagnosa dengan nilai rata-rata 82,9%. Temuan penelitian menunjukkan bahwa metode faktor kepercayaan yang disarankan lebih cocok untuk digunakan dalam sistem tertanam atau aplikasi berbasis web, namun terkendala oleh rendahnya pemrosesan
Merawat Kekompakan: Mengurai Dinamika Komunikasi dalam Hubungan Keluarga Jawa antara Suami dan Istri
The dynamics of couples\u27 relationships significantly impact a family\u27s unity and harmony. This hinges on how spouses interact and communicate, influenced by patriarchal or matrilineal views they uphold. Communication dynamics in these relationships direct family goals. This study delves into how Javanese couples nurture their bonds. Employing qualitative methods, it includes in-depth interviews and group discussions with seven couples, selected based on education, socio-economic status, marriage duration, careers, religious values, and motives. Findings show Javanese couples favor dialogue over conflict, opting for a collaborative and compromising approach. They uphold mutual trust and flexibility in financial matters ("sing longgar endi"). Family discussions during tension aim to preserve collective values. Domestic work communication highlights flexibility in task distribution. The research underscores Javanese couples\u27 connection to unique ethics, social norms, philosophies, gender perspectives, structures, language, traditions, myths, and religion.Dinamika hubungan pasangan sangat memengaruhi kesatuan dan harmoni keluarga. Ini tergantung pada bagaimana pasangan berinteraksi dan berkomunikasi, dipengaruhi oleh pandangan patriarki atau matrilineal yang mereka anut. Dinamika komunikasi dalam hubungan ini mengarahkan tujuan keluarga. Studi ini menggali bagaimana pasangan Jawa merawat ikatan mereka. Dengan menggunakan metode kualitatif, termasuk wawancara mendalam dan diskusi kelompok dengan tujuh pasangan, dipilih berdasarkan pendidikan, status sosial-ekonomi, durasi pernikahan, karier, nilai agama, dan motif. Temuan menunjukkan pasangan Jawa lebih suka dialog daripada konflik, memilih pendekatan kolaboratif dan kompromi. Mereka menjunjung tinggi saling percaya dan fleksibilitas dalam urusan keuangan ("sing longgar endi"). Diskusi dalam keluarga saat ketegangan bertujuan untuk mempertahankan nilai kolektif. Komunikasi pekerjaan rumah menyoroti fleksibilitas dalam distribusi tugas. Penelitian ini menegaskan keterhubungan pasangan Jawa dengan etika unik, norma sosial, filsafat, perspektif gender, struktur, bahasa, tradisi, mitos, dan agama
Keterampilan Digital: Pengaruh Kompetensi Digital terhadap Minat Bisnis Online
The importance of this research lies in the inevitability of today\u27s digital technological advancements, marking a period where prioritizing work efficiency and effectiveness has become essential, giving rise to what is known as the digital age. A large number of younger individuals are captivated by the complexity of technology, often using it solely for recreational purposes. The impact of such behavior stems from the inappropriate utilization of technology, potentially turning the next generation into mere consumers in a consumer-driven society. The younger generation must be more digitally savvy so as to encourage the utilization of digital technology to be more productive in order to foster the seeds of reliable and skilled young business people who are technologically literate. Digital competence is not only understanding the hardware of a technology, but also the software, and it is inseparable. The purpose of this study is to determine the influence between the digital competence of the young generation of Makassar city on online business interest, as well as what factors that are supporting and inhibiting. The method used was through a quantitative approach which was analyzed through validity, reliability, normality, linearity and simple liner regression tests with the help of the SPSS version 24 application. The respondents of this study were 222 teenagers in Makassar City. The results of the study state that there is a significant influence between digital competence on interest in doing business online by 39.3%, and 60.7% is influenced by other factors. The supporting factors for adolescents include the ability to use hardware such as gadgets/smartphones that are high, as well as the ability to search for information online, while the obstacles are the lack of ability to use commerce platforms and the lack of interest to start an online business, moreover reluctant to run it. Other factors that influence interest in doing business online include the availability of the capital, fear of bearing the risk of failure, etc. The limitations in this study are the lack of respondents who filled out questionnaires and still need to be researched on aspects of adolescent psychology.Pentingnya penelitian ini terletak pada keniscayaan kemajuan teknologi digital saat ini, menandai periode di mana memprioritaskan efisiensi dan efektivitas kerja telah menjadi penting, sehingga memunculkan apa yang dikenal sebagai era digital. Sejumlah besar individu yang lebih muda terpikat oleh kompleksitas teknologi, sering menggunakannya semata-mata untuk tujuan rekreasi. Dampak dari perilaku tersebut berasal dari pemanfaatan teknologi yang tidak tepat, yang berpotensi mengubah generasi berikutnya menjadi konsumen belaka dalam masyarakat yang digerakkan oleh konsumen. Generasi muda harus lebih cakap digital sehingga mendorong pemanfaatan teknologi digital menjadi lebih produktif guna menumbuhkan bibit-bibit pebisnis muda yang handal dan terampil serta melek teknologi. Kompetensi digital tidak hanya memahami perangkat keras dari sebuah teknologi, namun juga perangkat lunak menjadi hal yang tidak terpisahkan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh antara kompetensi digital generasi muda kota Makassar terhadap minat bisnis online, serta faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat. Metode yang digunakan melalui pendekatan kuantitatif yang dianalisis melalui uji validitas, reliabilitas, normalitas, linieritas, serta regresi liner sederhana dengan bantuan aplikasi SPSS versi 24. Responden penelitian ini sejumlah 222 remaja yang ada di Kota Makassar. Hasil penelitian menyatakan bahwa ada pengaruh siginifikan antara kompetensi digital terhadap minat berbisnis online sebesar 39.3%, dan 60.7% dipengaruhi faktor lain. Adapun faktor pendukung remaja antara lain adalah kemampuan menggunakan perangkat keras seperti gadget/smartphone yang tinggi, serta kemampuan mencari informasi secara online, sedangakan hambatannya kurangnya kemampuan menggunakan platform e-commerce serta kurangnya keinginan memulai berbisnis online terlebih untuk menjalankannya. Faktor lain yang mempengaruhi minat berbisnis Online salah satunya ketersediaan modal, takut menanggung risiko kegagalan, dll. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kurangnya responden yang mengisi kuesioner serta masih perlu diteliti pada aspek psikologi remaja
Pengaruh Komunikasi Menggunakan WhatsApp terhadap Kekompakan Anggota Koperasi Citra Kinaraya di Jawa Tengah
Information and communication technology is advancing rapidly. As technology advances, social media also grows and develops. WhatsApp is one of the most widely used social media. This study aims to analyse the factors that influence the use of WhatsApp social media as a communication medium on the cohesiveness of Citra Kinaraya Cooperative members. The research was conducted in December - January, which took place at the Citra Kinaraya Cooperative, Mlatiharjo, Demak. The research method used was a survey with a quantitative approach. The number of respondents was 95 cooperative members—data collection methods by interview, observation, and literature review. The data analysis used in this study used multiple linear regression analysis. This study shows that members of the Citra Kinaraya cooperative have characteristics: aged 41-60 years, the majority are male, have a high school education level, and the length of membership in the cooperative is 1-4 years. The results showed that frequency, duration, attention, age, and education level simultaneously influenced group cohesiveness. On the use of WhatsApp, as seen from frequency, attention duration, age, and education level, only attention partially affects group cohesivenessTeknologi informasi dan komunikasi berkembang pesat. Seiring kemajuan teknologi, media sosial pun tumbuh dan berkembang. WhatsApp adalah salah satu media sosial yang paling banyak digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan media sosial WhatsApp sebagai media komunikasi terhadap kekompakan anggota Koperasi Citra Kinaraya. Penelitian dilakukan pada bulan Desember – Januari yang bertempat di Koperasi Citra Kinaraya, Mlatiharjo, Demak. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan pendekatan kuantitatif. Jumlah responden adalah 95 anggota koperasi, metode pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan studi literatur. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda. Kajian ini menunjukkan bahwa anggota koperasi Citra Kinaraya memiliki karakteristik: berusia 41-60 tahun, mayoritas berjenis kelamin laki-laki, memiliki tingkat pendidikan SMA, dan lama keanggotaan dalam koperasi adalah 1-4 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi, durasi, perhatian, usia, dan tingkat pendidikan secara simultan berpengaruh terhadap kohesivitas kelompok. Pada penggunaan WhatsApp dilihat dari frekuensi, durasi perhatian, usia, dan tingkat pendidikan, hanya perhatian yang mempengaruhi kohesivitas kelompok secara parsial
Pembangunan Kamus Bilingual Bahasa Sahu Tala\u27i - Indonesia Menggunakan Algoritma Aho-Corasick
Nowadays, local languages gain less interest from the younger generation. This also happened to the Sahu Tala\u27i language which is a regional language originating from a tribe in the Sahu sub-district, West Halmahera district. Hence, users of this language are becoming fewer and will be threatened with extinction if not being consistently used. To preserve the language, this study built an Android-based bilingual, Sahu Tala\u27i, and Indonesian dictionary application, to provide access to the language for people in the Sahu sub-district and those who are interested in learning the language. This study uses the Aho-Corasick algorithm to accelerate word search by matching the strings used to determine the position of certain strings in a larger collection of strings. The test results showed that the implementation of the Aho-Corasick algorithm was successfully done to do a word search in the dictionary. Additionally, an audio feature to pronounce the word in the Sahu Tala\u27i accent/dialect and examples of the use of these words in sentences are provided in this bilingual dictionary.Saat ini, bahasa daerah kurang diminati oleh generasi muda. Hal ini juga terjadi pada bahasa Sahu Tala\u27i yang merupakan bahasa daerah yang berasal dari sebuah suku di kecamatan Sahu, kabupaten Halmahera Barat. Oleh karena itu, pengguna bahasa ini semakin sedikit dan akan terancam punah jika tidak digunakan secara konsisten. Untuk melestarikan bahasa tersebut, penelitian ini membangun sebuah aplikasi kamus dwibahasa, Sahu Tala\u27i dan Indonesia berbasis Android, untuk memberikan akses bahasa tersebut kepada masyarakat di kecamatan Sahu dan mereka yang tertarik untuk mempelajari bahasa tersebut. Penelitian ini menggunakan algoritma Aho-Corasick untuk mempercepat pencarian kata dengan mencocokkan string yang digunakan untuk menentukan posisi string tertentu dalam kumpulan string yang lebih besar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa implementasi algoritma Aho-Corasick berhasil dilakukan untuk melakukan pencarian kata dalam kamus. Selain itu, fitur audio untuk mengucapkan kata dalam logat/dialek Sahu Tala\u27i dan contoh penggunaan kata tersebut dalam kalimat juga disediakan dalam kamus dwibahasa ini
Purwarupa Light Meter Menggunakan Sensor Warna untuk Fotografi
Light plays an important role in the photography that it affects the quality of the photos. The lighting in the photo is influenced by the three elements of Triangle Exposure, namely aperture, shutter speed, and ISO contained in the camera settings. A tool named Light Meter is a tool that can measure photographic lighting by calculating the intensity of light received by the object of the photo to then adjust the Triangle Exposure elements to get recommendations for appropriate camera settings. In this study, the light meter was implemented using an ESP32 microcontroller combined with a TCS34725 color sensor that functions to detect light intensity. The results of the TCS34725 color sensor to detect light intensity compared to the comparison lux meter AS803 obtained an eror value of 0.3 indoors and 17.2 outdoors with the addition of a dome diffuser. Based on the detected light intensity data is then used in the calculation of Triangle Exposure adjustment. The results of the implementation of the Triangle Exposure recommendation provided by the tool for camera settings show photos with a more even distribution of light and color based on histogram analysis in low light conditions.Cahaya memiliki peran penting dalam seni fotografi yang memberikan pengaruh terhadap kualitas hasil foto. Pencahayaan pada foto dipengaruhi oleh tiga elemen Triangle Exposure yaitu, aperture, shutter speed, dan ISO yang terdapat pada pengaturan kamera. Sebuah alat bernama Light Meter adalah sebuah alat yang dapat mengukur pencahayaan fotografi dengan cara kerja menghitung intensitas cahaya yang diterima oleh objek foto lalu mengatur ulang elemen Triangle Exposure untuk mendapatkan rekomendasi pengaturan kamera yang sesuai. Dalam penelitian ini, light meter diimplementasikan dengan menggunakan mikrokontroler ESP32 yang dikombinasikan dengan sensor warna TCS34725 yang berfungsi untuk mendeteksi intensitas cahaya. Hasil pengujian sensor warna TCS34725 untuk mendeteksi intensitas cahaya dibandingkan dengan lux meter pembanding AS803 didapatkan nilai eror sebesar 0.3 di dalam ruangan dan 17.2 di luar ruangan dengan penambahan diffuser dome. Berdasarkan data intensitas cahaya yang terdeteksi kemudian digunakan dalam perhitungan penyesuaian Triangle Exposure. Hasil implementasi rekomendasi Triangle Exposure yang diberikan oleh alat untuk pengaturan kamera menunjukan hasil foto dengan distribusi cahaya dan warna yang lebih merata berdasarkan analisis histogram pada kondisi minim cahaya
Hubungan Literasi Digital, Paparan Video Deepfake yang Dihasilkan AI, dan Kemampuan untuk Mengidentifikasi Deepfake pada Generasi X
The study explores the relationship between digital literacy, exposure to AI-generated deepfake videos, and the ability to identify deepfakes by Generation X in Indonesia who are currently between the ages of 43 and 58. It also analyzes the impact of deepfake identification capabilities on the cognitive, affective, and behavioral aspects of internet users. Through a survey involving 199 respondents taken from a total population of 42 million Generation X internet users in Indonesia, it applied a random sampling method. The sample size was determined by the Slovin formula with a confidence level of 90% and a margin of error of 7.1%. The descriptive analysis shows a moderate level of digital literacy and relatively low exposure to deepfakes. However, the ability to identify deepfakes was found to be low. The results of inferential statistical analysis show that digital literacy and exposure to deepfakes do not have a significant influence on the ability to identify deepfakes. Additionally, the ability to identify deepfakes does not significantly affect cognition, compassion, or behavior. While digital literacy is important, these findings reinforce the assumptions of Generation Theory and Media Dependency Theory. Additionally, it suggests that specific training on media manipulation technologies is needed to improve deepfake detection capabilities. This research implies that efforts to improve digital literacy should be expanded, including technical skills and critical thinking relevant to manipulative media such as deepfakes.Studi ini mengeksplorasi hubungan literasi digital, paparan video deepfake yang dihasilkan AI, dan kemampuan untuk mengidentifikasi deepfake oleh Generasi X di Indonesia yang saat ini berusia antara 43 hingga 58 tahun. Penelitian ini juga menganalisis dampak kemampuan identifikasi deepfake pada aspek kognitif, afektif, dan perilaku pengguna internet. Melalui survei yang melibatkan 199 responden yang diambil dari total populasi 42 juta pengguna internet Generasi X di Indonesia, studi ini menggunakan metode sampling acak. Ukuran sampel ditentukan dengan Rumus Slovin dengan tingkat kepercayaan 90% dan margin of error sebesar 7,1%. Analisis deskriptif menunjukkan tingkat literasi digital yang moderat dan paparan deepfake yang relatif rendah. Namun, kemampuan untuk mengidentifikasi deepfake ditemukan rendah. Hasil analisis statistik inferensial menunjukkan bahwa literasi digital dan paparan deepfake tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan mengidentifikasi deepfake. Selain itu, kemampuan untuk mengidentifikasi deepfake tidak secara signifikan memengaruhi kognisi, kasih sayang, atau perilaku. Meskipun literasi digital itu penting, temuan ini menguatkan asumsi Teori Generasi dan Teori Ketergantungan Media. Hasil ini juga menunjukkan bahwa pelatihan khusus tentang teknologi manipulasi media diperlukan untuk meningkatkan kemampuan deteksi deepfake. Penelitian ini menyiratkan bahwa upaya peningkatan literasi digital harus diperluas, termasuk keterampilan teknis dan pemikiran kritis yang relevan dengan media manipulatif seperti deepfake