20 research outputs found
Teknologi Penangkapan Dan Peluang USAha Perikanan Tenggiri (Scomberomorus Commerson) Di Kabupaten Belitung
Rekomendasi otonomi daerah adalah mempercepat pertumbuhan ekonomi. Cara yang paling efektif dan efisien untuk mencapai hal tersebut adalah mentransformasikan keunggulan komparatif yang dimiliki daerah menjadi keunggulan kompetitif. Kabupaten Belitung memiliki potensi perikanan tangkap yang relatif besar. Sektor ini diharapkan dapat menjadi pilar ekonomi wilayah di masa mendatang. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji keunggulan teknologi penangkapan tenggiri dan menentukan peluang USAhanya berdasarkan dugaan nilai potensi dan pola musim tenggiri di Kabupaten Belitung. Penelitian dilaksanakan selama bulan April-Mei 2005 di Kabupaten Belitung dengan menggunakan metode survei. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kegiatan penangkapan ikan tenggiri (S. commerson) dengan alat tangkap jaring insang dan pancing ulur telah berjalan efektif dan efisien dengan rata-rata faktor teknis produksi telah mendekati nilai-nilai optimum yang disyaratkan. Peningkatan produksi serta upaya tangkap dimasa akan datang masih dimungkinkan dengan peluang USAha yang menjanjikan. Waktu yang tepat untuk melakukan penangkapan tenggiri (S. commerson) adalah selama musim peralihan I (Maret-Mei) sebagai musim puncak penangkapan
Estimasi Musim Penangkapan Layang (Decapterus Spp) yang Didaratkan di Ppn Pekalongan, Jawa Tengah
Estimation fishing season of layang (Decapterus spp) was carried out through data catch of layang from purse seine fishing units landed at PPN Pekalongan. The objectives of the research were to analyze the trend of catch per unit effort of layang (CPUE), to estimate the pattern of fishing season and fishing ground of layang. CPUE analysis was carried out by comparing the catch of fishing effort, the estimated pattern of fishing season was carried out by analysis of time series (moving average), and estimates of the fishing ground by ranking the value of the average monthly trip. During 2004 to 2008, the average CPUE of layang is 13.55 tonnes/trip to the range of 1.37 to 39.60 tons/trip. Fishing season layang is in January, February and May to December, peak season in November and off season in March. Potential fishing ground for catching layang was estimated at Lumu-lumu, South China Sea, Bawean, Matasiri and Karimun-Cirebon
ESTIMASI KEGIATAN ALIH MUAT PADA KAPAL RAWAI TUNA BERDASARKAN DATA VMS DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN (Transshipment Activites Estimation in Tuna Longliner Base on VMS Data and Catch Composition)
ABSTRACTTransshipment in longline fisheries is a common activity at Nizam Zachman Jakarta fishing port. Publication of PERMEN KP No. 57 of 2014 causing strong protests among actors and unloading included in PPS over Nizam Zahman. The purpose of this research are to identify the movement patterns of longline vessels through VMS data and to estimate longline target catch by transshipment. This research was applied descriptive method. Primary data was derived from the VMS tracking data and interviews. Secondary data were obtained from 276 loading and unloading activities longline tuna catches. The results of this study indicated that the movement of the ship only accommodate the catch can be clearly identified by VMS. Transshipment activity, mostly happened to target catches which reaching 62% with bigeye tunadominantly 92.61%. On bycatch, there were three dominant species, that were mackerel scad, mackerel tuna and southern bluefin tuna. Fresh conditions dominate activity over the load by 89%, ie 46% of the quality of export whole quality and 43% reject quality. Fresh condition consists of six species, bigeye tuna (2,408,999 kg), yellowfin tuna (970,186 kg), Swordfish (47,774 Kg), southern bluefin tuna (4,435 kg), marlin (962 kg) and albacore (39 kg). Transshipment at Nizam Zachman Jakarta fishing port dominated by fishing vessel measured 61-100 GT and < 50 days long trip. It shows that there was correlation between transshipment activity and fresh tuna industry.Keywords: catch composition, transshipment, tuna longline, VMS dataABSTRAKAlih muat hasil tangkapan dalam perikanan longline umum terjadi di PPS Nizam Zachman Jakarta. Terbitnya PERMEN KP No 57 tahun 2014 menimbulkan protes keras di kalangan pelaku alih muat termasuk di PPS Nizam Zahman. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis pola pergerakan kapal perikanan dalam melakukan kegiatan alih muat dan mengestimasi komposisi hasil tangkapan rawai tuna melalui kegiatan alih muat. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Data primer berasal dari data tracking VMS dan hasil wawancara. Data sekunder diperoleh dari 276 aktivitas bongkar muat hasil tangkapan rawai tuna. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pergerakan kapal yang hanya menampung hasil tangkapan dapat teridentifikasi dengan jelas melalui VMS. Kegiatan alih muat pada rawai tuna dominan terjadi pada hasil tangkapan utama mencapai 62% dengan spesies yang dominan yaitu tuna mata besar dengan prosentase sebesar 92,61%. Pada hasil tangkapan sampingan terdapat 3 spesies dominan yaitu layang, sunglir dan tuna sirip biru selatan. Kondisi segar mendominasi kegiatan alih muat sebesar 89%, yaitu 46% mutu kualitas ekspor utuh dan 43% mutu reject. Kondisi segar terdiri atas 6 spesies, yaitu tuna mata besar (2.408.999 kg), madidihang (970.186 kg), ikan pedang(47.774 Kg), tuna sirip biru selatan (4.435 kg), setuhuk (962 kg) dan albakora (39 kg). Produksi alih muat didominasi oleh kapal berukuran 61-100 GT dan lama trip <50 hari. Hal ini menunjukkan korelasi antara alih muat dengan kegiatan perikanan tuna segar.Kata kunci: komposisi hasil tangkapan, alih muat, rawai tuna, data VM
KERAGAAN ASPEK TEKNIS UNIT TEKNOLOGI PENANGKAPAN IKAN KURAU DI PAMBANG PESISIR KABUPATEN BENGKALIS PROVINSI RIAU
Ikan kurau (Eleutheronema tetradactylum) merupakan salah satu jenis ikan yang mempunyai nilai ekonomi penting di Pambang pesisir Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aspek teknis dan ekonomi (finansial)dari setiap unit teknologi penangkapan ikan kurau di Pambang pesisir. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2016 di Pambang pesisir Kabupaten Bengkalis Provinsi Riau dengan metode survei. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan finansial dengan menghitung nilai NPV, IRR, PP dan BCR. Hasil analisis aspek teknis menunjukkan karakteristik unit teknologi penangkapan ikan kurau di Pambang Pesisir untuk jaring kurau dan jaring tangsi menggunakan webbing berbahan PA (Polyamide) dan tangsi, mesh size yang digunakan berukuran 2.5 sampai 7 inci dan ukuran kapal berkisar 6 sampai 12m. Sedangkan rawai dan pancing menggunakan tali utama berbahan nilon 110, mata pancing bernomor 6 dan 7, dengan umpan ikan parang-parang, tenggiri, layur, udang dan lomek. Ukuran kapal yang digunakan berkisar 6 sampai 8m. Sedangkan hasil analisis ekonomi (finansial) menunjukkan bahwa seluruh unit teknologi penangkapan ikan kurau di Pambang Pesisir layak untuk dikembangkan dengan nilai NPV yang positif, nilai IRR melebihi bunga suku bank yang ditetapkan dan BCR >1.Kata kunci: aspek ekonomi, aspek teknis, ikan kurau, Pambang pesisir</p
SELECTION OF KURAU FISHING TECHNOLOGY UNITS Eleutheronema tetradactylum WHICH COMPETITIVE AND SUSTAINABLE
<pre><em><span lang="EN-US">Environmentally friendly fishing technology unit is needed in sustainable fisheries management. The purpose of this study was to determine the fishing technology unit of kurau competitive and sustainable. Data collection was carried out from July to September 2016 in the Coastal Pambang of Bengkalis District of Riau Province, by using the survey method. The analytical data method used is scoring the biological, technical and socioeconomic aspects the fishing technology unit of kurau. Results of research show that combined analysis of biological, technical and socioeconomic aspects have the value of the VA fishing line function (2.48) is higher than the other three fishing gear. Thus, the fishing line is a selected fishing technology unit of kurau competitive and sustainable in the Coastal Pambang Bengkalis District.</span></em></pre><pre><strong><em><span lang="EN-GB"> </span></em></strong></pre><strong><em><span>Keywords:</span></em></strong><em><span> </span><span>competitive</span><span>,</span><span>coastal</span><span lang="EN-US"> pambang</span><span lang="EN-GB">, fishing technology, </span><span>kurau fish,</span><span>sustainable </span><span lang="EN-US">fishing</span></em
SELEKSI UNIT PENANGKAPAN IKAN TEPAT GUNA DI PULAU ENGGANO, PROVINSI BENGKULU
Penelitian ini bertujuan untuk menyeleksi dan menentukan unit penangkapan ikan yang tepat guna di Perairan Pulau Enggano Provinsi Bengkulu. Penelitian dilakukan di Desa Kahyapu yang merupakan desa penghasil ikan terbesar di Pulau Enggano. Nelayan lokal menggunakan alat tangkap tradisional, namun hasil tangkapan yang diperoleh tetap maksimal. Hal tersebut mengindikasikan adanya potensi yang bisa digali lebih dalam untuk kesejahteraan masyarakat di pulau terluar dan terpencil di Provinsi Bengkulu. Pulau Enggano juga telah dicadangkan sebagai Kawasan Konservasi Perairan Daerah (KKPD) oleh Pemerintah Bengkulu Utara. Hal inilah yang menjadi latar belakang penelitian, supaya aktivitas ekonomi masyarakat dari kegiatan perikanan tangkap dan upaya pelestarian yang dilakukan oleh pemerintah Bengkulu Utara dapat berjalan tanpa tumpang tindih. Penelitian dilakukan dengan melakukan Multiple Criteria Analysis (MCA) terhadap aspek biologi, teknologi, sosial dan ekonomi dari dua jenis alat tangkap yang digunakan oleh nelayan Desa Kahyapu, yaitu gillnet dan rawai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa unit penangkapan ikan tepat guna yang memiliki urutan prioritas utama adalah rawai yang unggul dalam ke-empat aspek pengamatan. Rawai secara finansial dan benefit memberikan nilai yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan gillnet. Hasil analisis MCA untuk standarisasi B/C ratio dari alat tangkap rawai adalah 0,49 sedangkan gillnet adalah 0,34. Nilai R/C ratio alat tangkap rawai yang telah distandarisasi menggunakan analisis MCA adalah 0,51 sedangkan gillnet adalah 0,33.Kata kunci:gillnet, multi kriteria analisis, pulau enggano, rawai, seleksi unit penangkapan ika
SELECTION OF KURAU FISHING TECHNOLOGY UNITS Eleutheronema tetradactylum WHICH COMPETITIVE AND SUSTAINABLE
Environmentally friendly fishing technology unit is needed in sustainable fisheries management. The purpose of this study was to determine the fishing technology unit of kurau competitive and sustainable. Data collection was carried out from July to September 2016 in the Coastal Pambang of Bengkalis District of Riau Province, by using the survey method. The analytical data method used is scoring the biological, technical and socioeconomic aspects the fishing technology unit of kurau. Results of research show that combined analysis of biological, technical and socioeconomic aspects have the value of the VA fishing line function (2.48) is higher than the other three fishing gear. Thus, the fishing line is a selected fishing technology unit of kurau competitive and sustainable in the Coastal Pambang Bengkalis District. Keywords: competitive,coastal pambang, fishing technology, kurau fish,sustainable fishin
PENGARUH FASE BULAN TERHADAP HASIL TANGKAPAN GLASS EEL DI MUARA SUNGAI CIBUNI TEUGAL BULEUD, KABUPATEN SUKABUMI
Muara Sungai Cibuni, Tegal Buleud, Sukabumi terletak di perairan pantai selatan Pulau Jawa yang memiliki potensi besar dalam penyediaan glass eel (benih sidat) akan tetapi belum dilakukan penelitian. Penangkapan glass eel dilakukan pada malam hari ketika air pasang sehingga fase bulan akan mempengaruhi operasi penangkapan glass eel , oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fase bulan menangkap glass eel.Data yang dikumpulkan dari data hasil tangkapan glass eel harian nelayan dikumpulkan selama 12 bulan pada tahun 2015 dan kemudian data dianalisis dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan mengelompokkan menjadi 4 fase bulan (semi terang, terang bulan, bulan gelap dan semi gelap). Dari hasil analisis menunjukkan bahwa hasil tangkapan pada fase bulan terang berbeda nyata terhadap fase bulan gelap dengan rata-rata hasil tangkapan glass eel di fase bulan terang 6.2 kg dan fase gelap 18.3 kg dan hasil tangkapan pada fase bulan semi terang tidak berbeda nyata dengan fase bulan terang, sedangkan fase semi terang berbeda nyata terhadap fase bulan gelap