277 research outputs found
FAKTOR RISIKO KEJADIAN STROKE PADA DEWASA AWAL (18-40 TAHUN) DI KOTA MAKASSAR TAHUN 2010-2012
Stroke mulai menyerang mereka yang berusia muda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko kejadian stroke pada dewasa awal (18-40 tahun) di Kota Makassar Tahun 2010- 2012. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan Case Control Study. Populasinya adalah semua pasien rawat inap usia 18-40 tahun pada bagian penyakit saraf di tiga rumah sakit di Kota Makassar Tahun 2010-2012. Sampel penelitiannya adalah pasien yang menderita stroke dan tidak menderita stroke usia 18-40 tahun. Cara pengambilan sampel yaitu exhaustive sampling untuk kasus dan systematic random sampling untuk kontrol, dengan besar sampel 184. Perbandingan kasus dengan kontrol 1 : 1. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji odds ratio (OR). Terdapat 5 variabel sebagai faktor risiko dan bermakna, yaitu perilaku merokok (OR = 2,68; 95% CI 1,475-4,985), penggunaan amfetamin (OR = 4,02; 95% CI 1,085-14,955), riwayat diabetes mellitus (OR = 5,35; 95% CI 2,575-11,154), riwayat hipertensi (OR = 16,33 ;95% CI 7,857-33,953) dan riwayat hiperkolesterolemia (OR = 3,92; 95% CI 1,939-7,928). Terdapat 1 variabel sebagai faktor risiko namun tidak bermakna yaitu jenis kelamin (OR = 1,29; 95% CI 0,728-2,318). Perilaku merokok, penggunaan amfetamin, riwayat diabetes mellitus, riwayat hipertensi dan riwayat hiperkolesterolemia merupakan faktor risiko kejadian stroke pada dewasa awal (18-40 Tahun). Penelitian ini menyarankan bagi yang memiliki perilaku merokok terutama yang memiliki riwayat Diabetes mellitus, hipertensi, dan hiperkolesterolemia agar selalu memeriksakan kesehatan dan mulai berhenti merokok. Bagi pihak rumah sakit agar lebih memperhatikan sistem penyimpanan rekam medik sehingga tidak terdapat lagi rekam medik yang tercecer atau hilang.\ud
Kata Kunci : Stroke, merokok, riwayat diabetes mellitus dan hipertens
FAKTOR RISIKO KONDISI HUNIAN TERHADAP KEJADIAN PENYAKIT KUSTA DI KOTA MAKASSAR
Penyakit kusta merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycrobacterium leprae. Menurut World Health Organization (WHO) jumlah kasus kusta di dunia pada tiga bulan pertama tahun 2013 sebanyak 189.018 kasus sedangkan di Indonesia terdapat 23.169 kasus baru pada tahun 2012. Sulawesi Selatan pada tahun 2013 ditemukan 746 kasus serta di Kota Makassar terdapat 128 kasus baru pada tahun 2013. Penelitian bertujuan mengetahui faktor risiko kondisi hunian terhadap kejadian penyakit kusta berdasarkan ventilasi, dinding, lantai, dan kepadatan hunian. Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan case control study. Estimasi jumlah sampel minimal dihitung berdasarkan rumus Lemeshow. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat yang berdomisili di 26 wilayah kerja puskesmas di Kota Makassar. Sampel kasus adalah penderita kusta dan sampel kontrol adalah tetangga kasus yang bukan penderita kusta. Besar sampel sebanyak 180 responden, terdiri dari 90 kasus dan 90 kontrol. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ventilasi (OR=2,19;95% CI:1,06-4,54), dinding (OR=4,68;95% CI:2,45-8,91), dan kepadatan hunian (OR=4,20;95% CI:2,22-7,95) merupakan faktor risiko sedangkan variabel lantai dengan (OR=2,07;95% CI 0,50-8,53) merupakan faktor risiko namun tidak bermakna secara statistik. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa variabel ventilasi, dinding, dan kepadatan hunian merupakan faktor risiko kejadian penyakit kusta
DETERMINAN PERENCANAAN PERSALINAN PADA IBU BERSALIN DI DAERAH PERDESAAN KABUPATEN TORAJA UTARA
WHO 2010 memperkirakan di seluruh dunia setiap tahunnya lebih dari 385.000 ibu meninggal saat hamil atau bersalin. AKI di Kabupaten Toraja Utara mengalami peningkatan pada tahun 2009-2011. AKI kembali meningkat pada tahun 2011 sekitar 122 per 100.000KH. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui perencanaan persalinan dan kesiapan komplikasi serta faktor yang berhubungan dengan Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan rancangan cross sectional study. Populasi adalah semua ibu yang bersalin dari Januari hingga Desember 2013 di daerah perdesaan Kabupaten Toraja Utara berjumlah 2.880 orang. Sampel penelitian ini adalah ibu bersalin dari Januari hingga Desember 2013. Penarikan sampel menggunakan cluster random sampling dengan besar sampel 340 orang. Analisis data yang dilakukan adalah univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian diperoleh variabel yang berhubungan dengan perencanaan persalinan adalah kunjungan ANC (p=0,000); pendapatan (p=0,000); pekerjaan ibu (p=0,044); pendidikan suami (p=0,013); pendidikan ibu (p=0,000). Sedangkan yang tidak berhubungan dengan perencanaan persalinan adalah paritas (p=0,881); umur ibu (p=0,252); dukungan suami (p=0,533); pekerjaan suami (p=0,974). Kesimpulan dari penelitian bahwa ada hubungan kunjungan ANC, pekerjaan ibu, pendapatan, pendidikan ibu dan suami dengan perencanaan persalinan. Penelitian ini menyarankan agar ibu hamil lebih memperhatikan masalah kehamilannya, terutama perencanaan persalinan
Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Proporsional, Akuntabilitas dan Efektif melalui Sistem Pemilu Online dengan Autentikasi E-ktp
Pemilihan umum di Indonesia telah lama diberlakukan. Pada tahun 1955 merupakan pemilu pertama dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia. Kemudian dilanjutkan pada tahun 1971, 1997, 1999 dan 2004 serta tahun 2009. Meski demikian, pemilu tersebut kerap kali mengalami masalah yang mempengaruhi kualitas penyelenggaraan pemilihan umum itu sendiri seperti, sistem pemilu manual yang menggunakan surat suara dan kotak suara mampu menelan banyak biaya yang cukup besar hingga triliyunan rupiah. Jumlah angka golput yang terus meningkat dari tahun ketahun, berbagai kecurangan yang terjadi saat penyelenggaraan pemilu berlangsung terutama pada perhitungan suara. Melihat hal tersebut dan menyesuaikan perkembangan teknologi sekarang maka, penulis menawarkan solusi cerdas yaitu Peningkatan Kualitas Penyelenggaraan Pemilihan Umum Proporsional, Akuntabilitas dan Efektif melalui Sistem Pemilu Online dengan Autentikasi E-KTP.Kata Kunci: Proporsional, Akuntabilitas dan Efektif, Pemilu Online, Autentikasi e-KT
FAKTOR RISIKO KEJADIAN KEMATIAN PERINATAL DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK SITI FATIMAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2011-2012
Kematian perinatal adalah kematian janin yang terjadi pada periode perinatal yang berlangsung dari masa kehamilan 28 minggu sampai bayi yang dilahirkan berumur 7 hari. Angka kematian perinatal menjadi penyumbang terbesar tingginya angka kematian bayi. Tujuan penelitian untuk mengetahui besar risiko komplikasi persalinan, kelahiran prematur, asfiksia neonatorum, dan BBLR terhadap kejadian kematian perinatal. Jenis penelitian observasional analitik dengan desain Case Control Study, populasinya yaitu seluruh bayi yang dilahirkan di RSIA Siti Fatimah tahun 2011-2012. Jumlah sampel kasus dan kontrol masing-masing 87 sehingga total sampel 174. Cara pengambilan sampel kasus dan kontrol yaitu Simple Random Sampling. Pengolahan data menggunakan program SPSS, analisis data dilakukan secara univariat dan bivariat dengan uji statistik Odds Ratio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komplikasi persalinan OR=3,54 95%CI. 1,88-6,68, lahir prematur OR=5,09 95% CI. 2,50-10,3, asfiksia neonatorum OR=3,72 95%CI. 1,85-7,49, BBLR OR= 4,33 95%CI. 2,28-8,24 merupakan faktor risiko kejadian kematian perinatal. Pentingnya penyuluhan kepada ibu hamil mengenai faktor risiko kematian perinatal agar ibu hamil lebih berhati-hati, memperhatikan, memperhatikan asupan gizi dan menjaga kesehatannya selama kehamilan agar kejadian BBLR, komplikasi persalinan, asfiksia neonatorum dan lahir prematur dapat dikurangi, sehingga mengurangi faktor risiko kematian perinatal
FAKTOR RISIKO KEJADIAN PENYAKIT KUSTA DI KOTA MAKASSAR
Penemuan kasus baru tahun 2013 di Sulawesi Selatan sebanyak 746 kasus, terdiri dari 85 kasus PB (Pausi Basiler) dan 661 kasus MB (Multi Basiler), sedangkan prevalensi rate untuk Kota Makassar tahun 2011 sebesar 1,03/10.000 penduduk, tahun 2012 sebesar 0,87/10.000 penduduk, dan tahun 2013 sebesar 0,91/10.000 penduduk. Penelitian bertujuan mengetahui besar risiko umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, riwayat kontak serumah, status ekonomi, dan status gizi terhadap kejadian penyakit kusta di Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan desain case control study. Total sampel pada penelitian ini adalah 184 orang. Sampel kasus diperoleh dari buku register puskesmas di Kota Makassar, sedangkan sampel kontrol adalah tetangga dari kasus yang tidak menderita kusta. Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis kelamin (OR=1,357;95% CI 0,760-2,422), tingkat pendidikan (OR=11,018;95% CI 5,525-21,970), riwayat kontak serumah (OR=3,30;95% CI 1,384-7,870), status ekonomi (OR=17,686;95% CI 5,988-52,240), dan status gizi (OR=1,284;95% CI 0,690-2,389) merupakan faktor risiko kejadian penyakit kusta dan umur merupakan faktor protektif (OR=0,387;95% CI 0,073-2,046). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat pendidikan, riwayat kontak serumah, dan status ekonomi merupakan faktor risiko kejadian penyakit kusta di Kota Makassar
WORKSHOP PENDIDIK SEBAYA PUSAT INFORMASI DAN KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA HEART FKM UNHAS
Masih banyaknya masalah yang terkait dengan remaja khususnya pada mahasiswa yang terkait dengan seksualitas, NAPZA, HIV dan AIDS yang terjadi. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan pengelola PIK-KRM (Pendidik Sebaya) tentang program Kesehatan Reproduksi Remaja dalam rangka meningkatkan akses dan kualitas pelayanan PIK-KRM. Kegiatan Workshop Pendidik Sebaya PIK-KRM Heart FKM Universitas Hasanuddin dilaksanakan tiga hari pada tanggal 7 ??? 9 Oktober 2011 bertempat di Ruang Kandouw FKM Unhas yang diikuti oleh 40 orang peserta dan panitia yang merupakan anggota Pusat Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Mahasiswa Health Education of Reproductive Teenagers (PIK-KRM HEART). Adapun materi dan pemateri terdiri dari ; Wahiduddin, SKM, M.Kes (Bagian Epidemiologi FKM Unhas) materi yang disampaikan Kebijakan Program KRR, NAPZA dan Panduan Pendidik Sebaya. Ida Leida Maria, SKM, MKM, MScPH (Bagian Epidemiologi FKM Unhas) materi yang disampaikan Seksualitas dan HIV dan AIDS. Indra Fajawati Ibnu, SKM, MA (Bagian PKIP FKM Unhas) materi yang disampaikan Komunikasi. Wardihan, SE, MSi (BKKBN Provinsi Sulsel) materi yang disampaikan adalah Life Skills dan Pendewasaan Usia Perkawinan
FAKTOR RISIKO AKTIVITAS FISIK, MEROKOK, DAN KONSUMSI ALKOHOL TERHADAP KEJADIAN HIPERTENSI PADA LANSIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PATTINGALLOANG KOTA MAKASSAR
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan masalah kesehatan yang dominan terjadi di beberapa negara maju. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar risiko aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi alkohol terhadap kejadian hipertensi pada lansia di Puskesmas Pattingalloang Kota Makassar Tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah survei analitik dengan desain penelitian case control. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia laki-laki berusia 45-59 tahun yang pernah berkunjung dan tercatat di Puskesmas Pattingalloang tahun 2013. Sampel dalam penelitian ini adalah lansia laki-laki berusia 45-59 tahun dan telah didiagnosis menderita hipertensi sebagai kelompok kasus dan tidak menderita hipertensi sebagai kelompok kontrol dengan perbandingan kasus dan kontrol 1:1 yang terdiri dari 72 kasus dan 72 kontrol. Pengolahan data menggunakan program SPSS dengan analisis data univariat dan bivariat dengan uji kemaknaan Odds Ratio pada CI 95%. Hasil analisis menunjukkan aktivitas fisik dengan OR=1,57; 95% CI=0,81-3,03, merokok dengan OR=1,42; 95% Cl=0,73-2,76 dan konsumsi alkohol menunjukkan OR=0,79; 95% Cl=0,41-1,54. Berdasarkan analisis dapat diketahui bahwa aktivitas fisik dan merokok merupakan faktor risiko yang tidak bermakna terhadap kejadian hipertensi pada lansia, sedangkan konsumsi alkohol bukan merupakan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi pada lansia.Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk melakukan olahraga dengan benar secara rutin, tetap menghindari kebiasaan merokok dan mengonsumsi alkohol
GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI PENDERITA TB PARU DI KOTA MAKASSAR
Badan kesehatan sedunia (World health Organization/WHO), menyatakan bahwa TB saat ini menjadi ancaman global dan Indonesia termasuk salah satu negara dari 27 negara didunia dengan kasus TB MDR, telah diindentifikasi terdapat 85% TB MDR dari TB Resisten didunia. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran asupan zat gizi dan status gizi penderita TB Paru di Kota Makassar yang meliputi konsumsi energi, konsumsi protein, konsumsi lemak, asupan zat gizi mikro (Zat Fe, Seng, Vitamin C, Vitamin A, Vitamin B6, dan Vitamin D), serta frekuensi makan penderita. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian survai deskriptif, penelitian ini akan menggambarkan pola konsumsi dan status gizi penderita TB Paru yang dilakukan di BBKPM Kota Makassar. Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita TB paru yang datang dan berobat ketempat pelayanan kesehatan BBKPM di Kota Makassar Tahun 2012 dengan sampel adalah semua penderita TB BTA positif. Hasil penelitian gambaran asupan zat gizi dan status gizi penderita TB Paru di Makassar sebagai berikut ; Rata ??? rata asupan energi pada penderita TB Paru, yaitu 1144.4??455.0. Rata ??? rata asupan protein pada penderita Tb Paru, yaitu 38.79??19.8. Rata ??? rata asupan lemak pada penderita Tb Paru, yaitu 18.1??199.1. Rata ??? rata asupan Fe, Seng, Vitamin C, Vitamin A, Vitamin B6 dan Vitamin D berturut ??? turut sebagai berikut 11.0??3.7 mg/hr; 11.1 ??3.1 mg/hr; 14.55??23,6 mg/hr ; 566??47,6 mg/hr ; 1.5??0.6 mg/hr ; 6.2??2.2 mg/hr. Frekuensi makan pada penderita Tb Paru yaitu 79.0% mengonsumsi beras setiap kali makan, 33% yang mengonsumsi ikan segar setiap kali makan paling banyak responden memiliki frekuensi makan jarang untuk protein nabati berupa tahu, temped an kacang ??? kacangan. Adapun frekuensi makan sayuran paling banyak yang memiliki frekuensi makan 1x sehari untuk jenis sayur daun hijau, daun berwarna dan sayur buah. Untuk frekuensi makan buah banyak penderita TB Paru yang memiliki frekuensi makan 1x sehari untuk jenis buah p[isang dan apel. Status gizi pada penderita TB paling banyak yang memiliki status gizi kurang (51,3%) dibandingkan yang memiliki status gizi normal (40,7%) dan gemuk (8,0%). Penelitian ini menyarankan perlunya memperhatikan pola makan yang baik terutama penderita TB dengan status gizi kurang. Perlunya memberikan penyuluhan gizi untuk meningkatkan pengetahuan tentang konsumsi makanan penderita sebagai penunjang penyembuhan TB
- …
