10 research outputs found

    Penerapan Model Project Based Learning (PjBL) untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya atau tidak peningkatan penerapan model Project Based Learning terhadap kemampuan komunikasi matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode penelitian jenis Quasi Eksperimental Design yaitu desain penelitian Nonrandomized Pretest-Posttes Control Group Design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Negeri 1 Subang yang terbagi ke dalam 22 kelas. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode probability sampling dengan menggunakan teknik simple random sampling (sampel acak sederhana) yaitu cara pengambilan sampel secara acak (random). Dalam penelitian ini, sampel yang digunakan sebanyak 2 kelas yang dipilih secara acak dari 22 kelas yang tersedia. Dua kelas kemudian dipilih secara acak untuk menjadi kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik tes untuk mengetahui kemampuan komunikasi matematis siswa dan angket untuk mengetahui sikap siswa terhadap model Project Based Learning. Dalam perencanaan penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian sebanyak 8 kali, sesuai dengan perencanaan penelitian yang dituangkan di bab

    PENGARUH PEMBELAJARAN MODEL MATH-TALK LEARNING COMMUNITY DAN MODEL DISCOVERY LEARNING TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS DENGAN MEMPERHATIKAN TINGKAT SELF-EFFICACY SISWA

    Get PDF
    This study aims to analyse and describe the effect of learning with the MTLC model and DL models on the acquisition and improvement of students' mathematical communication ability with student’s self-efficacy, as well as obtaining a conjecture that relates students’ self-efficacy with mathematical communication ability in solving patterns, sequences, and number series problems. The method in this research is mixed method with explanatory sequential design. In the quantitative stage used descriptive and quasi-experimental research with non-equivalent comparison group design and 3 x 2 factorial design. In the qualitative stage used case study with perspective grounded theory systematic procedure. The sample in this study was class VIII students at one of the public junior high schools in the city of Bandung, 66 students. The results showed that: (i) learning the MTLC model had a higher effect on the acquisition and improvement of mathematical communication ability compared to the DL model, (ii) there was no interaction effect between learning and self-efficacy on the acquisition and improvement of mathematical communication ability, (iii) the improvement of students' mathematical communication ability with high self-efficacy is higher than the score of mathematical communication ability with moderate or low self-efficacy, (iv) students who have a high or moderate self-efficacy, achieving all indicators of mathematical communication ability, (v) students who have a low self-efficacy, mathematical communication ability possessed only up to the indicators conceptual models, argumentation, representation, and connecting concepts

    Enhancing Students’ Mathematical Reasoning By Algebrator-Assisted Inquiry Method

    Get PDF

    STUDI LITERATUR: MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL ONLINE MELALUI APLIKASI MOODLE DAN GOOGLE MEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMK

    Get PDF
    Pandemi Covid-19 bukan menjadi halangan dalam penyampaian pembelajaran matematika kepada siswa dimana guru dapat berinovasi dalam penyampaian pembelajaran matematika kepada siswa dengan memanfaatkan aplikasi yang dapat digunakan secara online untuk menyampaikan materi pembelajaran matematika kepada siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemahaman konsep matematis siswa SMK jika diterapkan model pembelajaran kontekstual online yang menggunakan penggabungan dua aplikasi yaitu aplikasi moodle dan google meet. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur dari berbagai sumber

    Students’ mathematical communication through math-talk learning community: Describing levels and components

    Get PDF
    This research aims to analyze and describe the role of the Math-Talk learning community in improving students' mathematical communication. A qualitative approach was adopted in this study, which involved observing the learning process related to patterns, sequences, and number sequences through the Math-Talk learning community method. The written test involved 34 grade VIII junior high school (SMP) students at a public school in Bandung, Indonesia. The results show that the learning components of the Math-Talk learning community, namely: (a) questioning techniques; (b) explanation of mathematical thinking; (c) sources of mathematical ideas; and (d) responsibility for learning, have the potential to improve mathematical communication skills in students. The results of this study show the importance of implementing the Math-Talk method in the school mathematics curriculum to facilitate better and more effective mathematics communication between students and enrich their mathematics learning experience

    PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

    Get PDF
    Penelitian ini dilatar belakangi oleh kurangnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Hal ini salah satunya dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan. Model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam pemecahan masalah yaitu model pembelajaran kooperatif tipe think pair share (TPS). Tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih baik dari pada pembelajaran ekspositori; 2) Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kuasi eksperimen dan  lokasi penelitian ini adalah SMPIT Asyifa Boarding School. Dengan Subjek penelitian siswa kelas VII Fatimah sebagai kelas eksperimen dan VII Maryam sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) lebih baik dibandingkan dengan pembelajaran ekspositori; 2) Model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa

    PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE MAKE-A MATCH TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS DAN DAMPAKNYA PADA MINAT BELAJAR SISWA SMA

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematis melalui pembelajaran koperatif tipe Make-A Match. Kemampuan pemahaman konsep matematis perlu dimiliki oleh siswa dan cara meningkatkannya peneliti telah menerapkan pembelajaran matematika melalui pembelajaran kooperatif tipe Make-A Match. Penelitian ini menggunakan metode quasi eksperimen dan desain penelitiannya adalah the nonequivalent pretest-posttest control group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MIPA SMAN 1 Purwadadi. Sampelnya adalah kelas XI MIPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI MIPA 5 sebagai kelas kontrol. Berdasarkan nilai rata-rata N-gain kelas eksperimen sebesar 0,72 yang termasuk pada kriteria tinggi dan nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 0,45 yang termasuk pada kriteria sedang. Dengan demikian hasil penelitian menunjukkan bahwa kemampuan pemahaman konsep matematis siswa dengan Make-A Match lebih baik daripada siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori. Pada analisis data angket, dapat diambil kesimpulan bahwa hampir seluruh siswa memberikan respon positif terhadap minat pembelajaran matematika dengan Make-A Match

    PENERAPAN PENDEKATAN OPEN-ENDED UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MTs

    Get PDF
    Penelitian ini karena kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih kurang, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan mengerjakan soal-soal matematika, selain itu juga siswa terlihat pasif dan hanya mengikuti contoh penyelesaian yang dilakukan oleh guru. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa adalah pendekatan Open-Ended. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Al-Fatah Pabuaran. Peneliti memilih dua kelas sebagai sampel. Satu kelas sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan dengan pendekatan pembelajaran Open-Ended, dan satu kelas sebagai kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan metode pembelajaran ekspositori. Dalam penelitian ini desain yang digunakan adalah pretes-postes Control Group Design. Dari hasil uji hipotesis rerata indeks gain dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa antara kelas yang menggunakan pendekatan Open-Ended lebih baik daripada kelas yang menggunakan metode ekspositori. Hal tersebut terlihat pada saat proses belajar mengajar dalam kelas, siswa terlihat antusias dalam mengerjakan soal Open-Ended dan menjawab soal tersebut dengan berbagai alternatif jawaban. Hasil tersebut diperkuat oleh data angket yang menggambarkan bahwa respon siswa positif dan siswa menjadi lebih kreatif dalam pembelajaran matematika dengan menggunakan pendekatan pembelajaran Open-Ended. Dengan demikian pendekatan Open-Ended dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pembelajaran selama dikelas untuk meningkatkan kemampuan berpikir keatif matematis siswa MTs

    MENINGKATKAN KEMAMPUAN KONEKSI MATEMATIS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) PADA SISWA SMP

    Get PDF
    Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perlunya kemampuan koneksi matematis siswa dimiliki oleh siswa SMP. Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa dengan menggunakan model CORE lebih baik daripada yang memperoleh pembelajaran ekspositori; (2) Mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran CORE. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Cipeundeuy. Sampelnya adalah kelas VII A sebagai kelas eksperimen dengan model CORE dan kelas VII D sebagai kelas kontrol dengan pembelajaran ekspositori. Instrumen tes terdiri atas tes kemampuan koneksi matematis dan skala sikap. Berdasarkan nilai rerata N-gain eksperimen adalah sebesar 0,76 yang termasuk kriteria tinggi dan nilai rerata kelas kontrol sebesar 0,62  yang termasuk pada kriteria sedang.  Dengan demikian hasil penelitian menunjukan bahwa peningkatan kemampuan koneksi matematis siswa yang mendapat pembelajaran dengan menggunakan model CORE lebih baik daripada kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori. Selain itu, siswa memiliki sikap positif terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan model CORE

    IMPLEMENTASI MODEL GUIDED DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MOODLE PADA MASA PANDEMI COVID-19

    No full text
    Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskritif dengan metode studi literatur. Studi literatur pada penelitian ini merupakan sebuah kajian kepustakaan yang berusaha menggambarkan implementasi model guided discovery learning berbantuan moodle pada pendidikan di era revolusi industri 4.0 khususnya pada masa pandemi covid-19. Pada penelitian ini penulis menggunakan berbagai sumber tertulis seperti artikel, jurnal, dan dokumen-dokumen  yang relevan dengan kajian dalam penelitian ini. Studi ini memfokuskan pada wacana karakteristik penggunaan model guided discovery learning, moodle, khususnya di Indonesia pada kondisi masa pandemi covid-19 dan era revolusi industri 4.0. Hasil studi menunjukan bahwa implementasi model guided discovery learning berbantuan moodle pada masa pandemi covid-19 sangat penting terutama dalam era revolusi industri 4.0 ini, terlihat dari adanya peningkatan hasil belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model guided discovery learning
    corecore