15 research outputs found

    HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KUALITAS HIDUP ANAK DENGAN TALASEMIA

    Get PDF
    Talasemia merupakan salah satu penyakit kronis yang banyak dialami oleh anak, anak dengan talasemia akan menjalani pengobatan dalam waktu yang lama dan dapat memengaruhi kualitas hidupnya. Berbagai faktor memengaruhi pada kualitas hidup anak talasemia salah satunya yaitu dukungan keluarga. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap kualitas hidup anak dengan talasemia. Penelitian ini menggunakan studi kuantitatif dengan desian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 84 orang yaitu 42 anak usia 5-17 tahun dan 42 orang keluarga yang diambil menggunakan teknik total sampling. Pengambilan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner, yaitu kuesioner dukungan keluarga dan PedsQL untuk kuesioner kualitas hidup. Data di analisis secara univariat dan bivariat. Uji univariat menggunakan distribusi frekuensi, sedangkan uji bivariat menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov. Hasil penelitian ini menunjukkan usia anak mayoritas 6-12 tahun berjumlah 28 orang (66,7%), sebagian besar berjenis kelamin laki-laki berjumlah 25 orang (59,%), tingkat pendidikan anak mayoritas SD berjumlah 29 orang (69.5%) dan mayoritas terdiagnosa kategori lama berjumlah 28 orang (66.7%). Hasil uji korelasi didapatkan p value = 0,543 ( > 0,05) yang berarti tidak terdapat hubungan antara dukungan keluarga terhadap kualitas hidup anak dengan talasemia. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak hanya dukungan keluarga yang dapat memengaruhi kualitas hidup anak dengan talasemia terdapat beberapa faktor lainnya. Hasil penelitian ini diharapkan agar meningkatkan kualitas hidup anak dengan memberikan pendidikan kesehatan pada orang tua dan ana

    The level of knowledge, attitudes and family skills in caring elderly in psychosocial function: Tingkat pengetahuan, sikap dan keterampilan keluarga dalam merawat fungsi psikososial Lansia

    Get PDF
    Abstract A healthy older adult  life cannot be achieved alone by the older adult , but also requires the involvement of family members. Achieving optimal quality of life in the older adult  must be supported by psychosocial care. Family members help the older adult  meet their needs in achieving optimal quality of life. The purpose of this research is to help to provide an overview of family knowledge, attitudes and skills in caring for the psychosocial older adult . In this case the psychosocial function is memory, intellectual function, orientation of time and place. The sample in this study amounted to 30 families with a purposive sampling method. Data collection using the instrument in the form of a questionnaire and using the method of interviews and direct observation of families who have older adult  family members. The results of the study revealed that the level of knowledge and skills was largely low, and family attitudes in caring for the older adult  were high. This shows that families with the older adult  still need an increase in knowledge about the care of psychotic functions, and an increase in knowledge will also have an impact on improving attitudes and skills in caring for the older adult  by family members. This research can be a reference to determine the form of activities that support the improvement of psychosocial functions of the older adult

    Kadar Hemoglobin, Depresi, dan Nyeri Memperberat Kelelahan pada Anak yang Menjalani Kemoterapi

    Get PDF
    Chemotherapy is a cancer treatment that is most widely used in children and can lead to fatigue. The prolonged and improperly treated fatigue can lead to decreased quality of  life of  the children. The objective of this study is to analyze factors associated with fatigue in children undergoing chemotherapy. The study design is cross-sectional. The sample in this study are 101 children aged 8-18 years who were undergoing chemotherapy in three public hospital in Jakarta. Sampling techniques were used consecutive sampling. The study shown  significant relationships among levels of hemoglobin (p= 0,021), pain (p= < 0,001), sleep quality (p=0,046), and depression (p= <0,001) with fatigue in children undergoing chemotherapy. The multivariate analysis shows that there are three factors that most contribute to fatigue that are hemoglobin levels, pain, and depression. Nurse need to conduct an assessment of the factors that most contribute to fatigue so that it can perform appropriate nursing interventions to reduce fatigue in children   Keywords: Chemotherapy, Children, Fatigue,Kemoterapi merupakan terapi kanker yang paling banyak digunakan pada anak. Kelelahan yang berkepanjangan dan tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup anak. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan pada anak yang menjalani kemoterapi. Desain penelitian adalah cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah anak berusia 8-18 tahun yang menjalani kemoterapi berjumlah 101 orang di tiga rumah sakit pemerintah di Jakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara kadar hemoglobin (p= 0,021), nyeri (p= < 0,001), kualitas tidur (p= 0,046), dan depresi (p= < 0,001) dengan kelelahan pada anak yang menjalani kemoterapi. Hasil analisis multivariat menunjukkan terdapat tiga faktor yang paling berkontribusi terhadap kelelahan, yaitu kadar hemoglobin, nyeri, dan depresi. Perawat perlu melakukan pengkajian terhadap faktor yang paling berkontribusi terhadap kelelahan sehingga dapat melakukan intervensi keperawatan yang sesuai untuk mengurangi kelelahan pada anak. Kata Kunci : Anak, Kelelahan, Kemoterapi

    Hubungan lama penggunaan gadget dengan perilaku sosial anak prasekolah

    Get PDF
    Gadgets are used by all people including preschool children. The use of gadgets in pre-school increase every year and can make the child social behaviour is impaired because addicted to gadget duration play more than 1 hour. This study aims to see the long relationship between the use of gadgets and the social behaviour of pre-school children. This type of research is quantitative using a description of correlation design with a cross-sectional approach. The sampling technique used was consecutive sampling with a sample of 76 respondents. The data collection tool used is a questionnaire. The results of this study indicate that as many as 46.1% of children use gadgets more than 1 hour every day and 27.6% of children have bad socialization behaviour. Chi-square correlation test results obtained  = 0.003 (p <0.05), which means that there is a significant relationship between the duration of the use of gadgets and the social behaviour of pre-school children in TK Negeri Pembina 3 Pekanbaru. The results of this study are expected to provide knowledge to parents who have pre-school children to limit children in using gadgets

    SIKAP IBU DALAM PENANGANAN DIARE PADA ANAK BALITA

    Get PDF
    Diare menjadi urutan kedelapan penyebab kematian terbesar bagi balita di dunia juga di Indonesia. Hal tersebut dikarenakan seriusnya dampak akibat diare yang terjadi, seperti adanya dehidrasi, malnutrisi, bahkan kematian, sehingga penanganan diare harus menjadi penentu keberhasilan pencegahan pertumbuhan kasus, penting bagi ibu dalam memberikan tanggung jawab dan perhatian terhadap balita dalam sikap penanganan diare. Tujuan ini penelitian ini mengetahui gambaran sikap ibu dalam penanganan diare pada anak balita di Puskesmas Harapan Raya. Metode penelitian adalah kuantitatif dengan desain deskriptif, pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling terhadap 85 responden, dari jumlah populasi sebanyak 107 orang. Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner skala likert dengan analisa univariat. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan mayoritas responden memiliki sikap positif dalam penanganan diare sebanyak 46 orang (54,1%), namun dilihat dari karakteristik responden berdasarkan sikap mayoritas ibu dengan usia dewasa awal (21- 35 tahun) sebanyak 23 orang (27,1%) memiliki sikap negatif, mayoritas ibu berpendidikan tinggi Diploma hingga Sarjana sebanyak 37 orang (43,5%) memiliki sikap negatif, sedangkan pekerjaan IRT sebanyak 23 orang (27,1%) ibu bersikap positif dan negatif sama banyak. Alasan ibu memiliki sikap positif dikarenakan, Ibu sangat setuju penanganan diare pada balita untuk membawa ke pelayanan kesehatan seperti, Puskesmas dan Rumah Sakit, sedangkan ibu bersikap negatif dikarenakan, ibu sangat tidak setuju menghentikan pemberian makanan pada balita dan lebih banyak memberikan asupan air saja. Berdasarkan sikap yang digambarkan menandakan bahwasanya ibu harus lebih aktif untuk mencari informasi dalam memilih penanganan diare secara baik pada balita, dan pihak Puskesmas Harapan Raya dapat melakukan promosi kesehatan terkait penanganan diare pada balita

    PENGARUH PENGGUNAAN POPOK KAIN TERHADAP KEBERHASILAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TODDLER

    Get PDF
    Anak usia toddler (1-3 tahun) merujuk pada konsep periode kritis dan plastisitas yang tinggi dalam proses tumbuh kembang, maka usia ini sering disebut sebagai golden age (kesempatan emas). Anak yang terbiasa memakai diapers dari bayi hingga usia balita, akan mengalami beberapa perbedaan dari anak–anak yang lain, seperti anak kesulitan untuk mengontrol keinginan untuk buang air kecil atau buang air besar, anak tidak memberitahu orang tua ketika buang air kecil atau buang air besar, anak malas ke kamar mandi, bahkan sikap anak cenderung ceroboh maupun keras kepala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan popok kain terhadap kemampuan toilet training pada toddler di Tempat Penitipan Anak (TPA) Pekanbaru. Metode penelitian ini adalah true experiment dengan pendekatan pre-post test with control group. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 34 yaitu 17 anak merupakan kelompok eksperimen dan 17 anak lagi merupakan kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon dan Mann-whitney. Hasil uji didapatkan p = 0,000 yang artinya terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan popok kain terhadap keberhasilan toilet training

    Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Mempersipakan Pembelajaran Tatap Muka Di Masa Transisi Pandemi Covid-19: Pengetahuan Dan Sikap Orang Tua Mempersipakan Pembelajaran Tatap Muka Di Masa Transisi Pandemi Covid-19

    No full text
    Face-to-face learning (PTM) during the transition period of the COVID-19 pandemic is the right time for parents to prepare their children to avoid preventing and transmitting the COVID-19 virus in the school environment. Parents must understand and know the importance of obeying health protocols and cultivating a Clean and Healthy Lifestyle (PHBS) in the context of preventing and controlling COVID-19 during the transition period of the COVID-19 pandemic. This study aims to identify a description of the knowledge and attitudes of parents in preparing face-to-face learning for school-age children during the transition period of the COVID-19 pandemic at SD Negeri 37 Pekanbaru City. This research is a quantitative research with a descriptive design. The population in this study were 107 grade 1 parents at SD Negeri 37 Pekanbaru City, with the sampling technique used was proportional random sampling. The analysis used in this study is univariate. Based on the characteristics of the age of the respondents in the age range of 18-40 years, the gender of the respondents is female, the average with the last education is high school, the average occupation of the parents is Housewives (IRT). Based on the level of knowledge, it was obtained that 56 respondents (52.3%) had sufficient knowledge, 35 respondents (32.7%) had good knowledge and 16 respondents (15.0%) had less knowledge. Based on the attitude obtained negative attitude as many as 62 respondents (57.9%) and have a positive attitude as many as 45 respondents (42.1%). Suggestions for respondents are expected to increase knowledge and attitudes towards the prevention of the COVID-19 virus in order to prepare children for face-to-face learning during the transition period of the COVD-19 pandemic and to prevent transmission of the COVID-19 virus in the school environment.    Pembelajaran Tatap Muka (PTM) merupakan saat yang tepat bagi orang tua untuk mempersiapkan anak di sekolah sehingga penting bagi orang tua untuk menerapkan protokol kesehatan. Orang tua harus memahami pentingnya untuk menerapkan protokol kesehatan  di lingkungan sekolah sebagai upaya pencegahan dan pengendalian virus COVID-19 pada masa transisi pandemi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan dan sikap orang tua dalam mempersiapkan pembelajaran tatap muka pada anak usia sekolah di masa transisi pandemi COVID-19 di SD Negeri 37 Kota Pekanbaru. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Besar sampel pada penelitian ini adalah orang tua siswa kelas 1 di SD Negeri 37 Kota Pekanbaru sebanyak 107 orang, dengan teknik sampling yang digunakan adalah Proportional random sampling. Analisis yang digunakan pada penelitian ini yaitu univariat. Berdasarkan karakteristik umur responden dalam rentang usia 18-40 tahun, jenis kelamin responden adalah perempuan, rata-rata dengan pendidikan terakhir SMA, pekerjaan orang tua rata-rata yaitu Ibu Rumah Tangga (IRT). Berdasarkan tingkat pengetahuan didapatkan yaitu cukup sebanyak 56 responden (52,3 %) pada tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 35 responden (32,7%) dan pada tingkat pengetahuan kurang sebanyak 16 responden (15,0%). Berdasarkan sikap didapatkan sikap negatif sebanyak 62 responden (57,9%) dan sisanya memiliki sikap positif. Pihak sekolah diharapkan untuk melakukan program upaya pencegahan virus COVID-19 seperti program sosialisasi kepada orang tua tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan agar orang tua dapat mempersiapkan anaknya dalam pembelajaran tatap muka dimasa transisi pandemi COVID-19.   Kata Kunci: COVID-19, Pembelajaran Tatap Muka (PTM), Pengetahuan, Sikap. &nbsp

    The Profile of Students’ Mathematical Communication Ability on Statistics Based on Adversity Quotient

    Get PDF
    Mathematical communication skills have an important role in human life because humans are social creatures who cannot live individually but always relate and need other people. This type of research is descriptive qualitative research. This study aims to determine the profile of students' mathematical communication skills on statistical material in terms of Adversity Quotient (AQ) which are climbers (high), campers (medium), and quitters (low). This research was conducted on students of class XII MIPA 1 SMA Laboratorium UPGRIS. The research subjects were 6 students consisting of 2 subjects with climbers type (high), 2 subjects with campers type (medium), and 2 subjects with quitters type (low). The instrument used in this research is the ARP Adversity Quotient questionnaire and uses a communication skill test. The data analysis technique was carried out in 3 stages, namely data reduction, data display, and conclusion drawing/verification. The validity of the data using source triangulation. The results of this study indicate that (1) Subjects with the quitters type have not met all indicators of communication skills including written text, drawing, and mathematical expression; (2) Subjects with the campers type meet the indicators of mathematical communication skills, namely written text and drawing, but do not meet the indicators of mathematical expression; (3) Subjects with the climbers type fulfills all indicators of mathematical communication skills including written text, drawing, and mathematical expression

    THE EFFECTIVENESS OF HEALTH FOOD STORY THROUGH FINGER PUPPET MEDIA ON NUTRITION KNOWLEDGE OF PRESCHOOL CHILDREN AT PANORAMA KIDS PEKANBARU KINDERGARTEN

    No full text
    Children's knowledge about healthy food is helpful to make the right food choices and maintain their eating patterns. However, children's general learning is still low, causing children to consume food carelessly. Providing knowledge about healthy food to preschool children can be done through nutrition education, one of which is the Finger Puppet method. This study aims to determine the effect of Health Food Story through Finger Puppet Media on the Nutritional Knowledge of Preschool Children in Panaroma Kids Kindergarten Pekanbaru. This type of research used quantitative with a quasi-experiment with a one-group pretest-posttest design. This research was conducted in March to August 2022 at Panorama Kids Kindergarten Pekanbaru. The sample in this study was 25 children with a total sampling technique. The instrument used was a questionnaire sheet and finger puppet. Data analysis used the Dependent T-Test. The comparison of increasing children's knowledge before the Finger Puppet method was applied was less than 92% and 8% was enough. In contrast, the proportion after using the Finger Puppet method is less than 8%, enough 12%, and good 80%. The results of the statistical test showed a p-value of 0.000 <0.05, so it could be concluded that there is an influence on children’s nutritional knowledge before and after the Finger Puppet method was applied. It was hoped that with this research parents or teachers can use Finger Puppet media in giving health education to preschool children
    corecore