6 research outputs found

    Experiences of patients with Breast Cancer in Selecting Conventional and Complementary Therapies in Remote Areas: A Qualitative Study

    Get PDF
    Background: The selection of therapy is a challenging issue to overcome. The selected therapy must be based on the condition of breast cancer patients and has advantages such as increasing life expectancy, being able to overcome the symptoms and complaints of breast cancer patients and improving the quality of life. This study aimed to explore the experiences of people with breast cancer regarding the reasons for choosing therapy, namely complementary and conventional therapies.Methods: This study was qualitative research with a descriptive phenomenological study approach. Participants obtained using purposive sampling techniques were included until the data was saturated. Research data was collected through in-depth interviews conducted in a semi-structured manner. The thematic analysis used in this study consisted of several stages using the Colaizzi method.Results: This study illustrated that complementary and conventional therapies were beneficial to cancer treatment. The three themes from the analysis results included the benefits of complementary and conventional therapies, access to therapy and treatment costs. The choice of therapy depended on available access and costs for breast cancer treatment.Conclusion: People with breast cancer in remote areas choose complementary therapies, such as herbal medicine, meditation, reflexology, and acupuncture as the first choice and conventional therapies, such as surgery and chemotherapy as alternative therapies. This is because the choice of therapy also depends on the ease of access to treatment and the availability of costs for breast cancer patients

    HEALTH EDUCATION ABOUT ADDED SEXUAL BEHAVIOR IN ADOLESCENTS

    Get PDF
    Remaja di Indonesia saat ini memiliki Sikap dan perilaku seksual yang menyimpang antara lain seks diluar nikah, pernikahan usia dini, kehamilan pada remaja. Pada remaja usia 15-19 tahun, proporsi terbesar berpacaran pertama kali pada usia 15-17 tahun. Sekitar 33,3% remaja perempuan dan 34,5% remaja laki-laki yang berusia 15-19 tahun mlai berpacaran saat mereka belum berusia 15 tahun. Pada usia tersebut di khawatirkan belum memiliki keterampilan hidup yang memadai, yang beresiko pada perilaku pacaran tidak sehat yaitu melakukan seks pranikah sehingga dapat mengakhibatkan hamil diluar nikah dan pernikahan usia dini. Kegiatan ini dilakukan di SMA Swasta Katolik di Kota Ruteng dengan jumlah peserta 237 orang. Kegiatan yang dilakukan berupa pendidikan kesehatan tentang perilaku seksual, yang diawali dengan pretest dan diakhiri dengan posttest.  Hasil pretetst dan posttest sebagain besar peserta pada katogori cukup, namun terjadi peningkatan pemahaman atau pandangan pada kategori baik dari 9,2% menjadi 22,36% dan juga peningkatan pada kategori cukup dari 41,35% menjadi 51,9% dan mengalami penurunan pada kategori kurang dari 49,37% menjadi 25,74%. Perbuahan ini menujukkan bahwa pendidikan kesehatan efektif dalam merubah pandangan atau pola piki rsebagai dasar dalam perubahan perilaku

    Pendampingan Orang Tua dalam Stimulasi Psikososial terhadap Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus pada Balita Stunting di Desa Lentang Kec. Lelak Kabupaten Manggarai.

    No full text
    ABSTRAK Masalah gizi pada balita sering terjadi pada negara berkembang seperti Indonesia. Salah satu tujuan pembangunan nasional Indonesia adalah meningkatkan kualitas sumber daya manusia, sehingga perlu mempersiapkan generasi yang sehat seperti memperhatikan status gizi pada anak balita sejak dini. Salah satu masalah kesehatan pada anak balita adalah stunting. Stunting merupakan masalah  serius yang disebabkan karena kurang gizi dalam waktu yang cukup lama sehingga dapat menyebabkan dampak buruk baik jangka pendek maupun jangka panjang. Masalah yang terdapat di desa Lentang adalah orangtua kurang memahami bagaimana teknik memberikan stimulasi psikososial untuk merangsang perkembangan anak. Dari pengambilan data awal hasil analisis timbang yang dilakukan di desa Lentang tahun 2020 terdapat 37 balita stunting yang dibagi menjadi dua yaitu balita dengan status pendek 20 balita dan sangat pendek 17 balita dan yang mengikuti  pendampingan dan penyuluhan hanya sebanyak 27 balita stunting yang didampingi oleh orang tua masing-masing. Tujuan kegiatan pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan orangtua dan keluarga dalam memberikan stimulasi perkembangan psikososial pada Balita. Metode  yang digunakan adalah malakukan pendampingan  kepada orangtua dan keluarga  secara door to door selama ± 1 minggu. Hasil  Dari tabel post test dapat dilihat bahwa pengetahuan orangtua setelah dilakukan pendampingan mengalami peningkatan yaitu paling banyak berpengetahuan baik dengan persentasi 70,38%.  Edukasi melalui pendampingan dapat meningkatkan pengetahuan individu. Kata Kunci : Balita, Stunting, Stimulasi, Psikososial.  ABSTRACT Nutritional problems in toddlers often occur in developing countries like Indonesia. One of Indonesia's national development goals is to improve the quality of human resources, so it is necessary to prepare a healthy generation, such as paying attention to the nutritional status of children under five from an early age. One of the health problems in toddlers is stunting. Stunting is a serious problem caused by malnutrition over a long period of time, which can cause adverse effects both in the short and long term. The problem in Lentang village is that parents do not understand how techniques provide psychosocial stimulation to stimulate child development. From the initial data collection results of a weighing analysis conducted in Lentang village in 2020 there were 37 stunted toddlers which were divided into two, namely toddlers with short status 20 toddlers and 17 toddlers very short and only 27 stunted toddlers participated in mentoring and counseling accompanied by their parents. Purpose this service activity is to increase the knowledge and skills of parents and families in stimulating psychosocial development in toddlers. The method used is to provide assistance to parents and families door to door for ± 1 week. Results From the post test table it can be seen that the knowledge of parents after mentoring has increased, namely the most knowledgeable are good with a percentage of 70.38%. Education through mentoring can increase individual knowledge. Keywords: Toddlers, Stunting, Stimulation, Psychosocia

    Factors Affecting Willingness to Vaccinate COVID-19 in Pregnant Women in Manggarai Regency, East Nusa Tenggara, Indonesia

    No full text
    Background: The COVID-19 vaccination has been recommended by WHO and the Ministry of Health of the Republic of Indonesia. Vaccination is carried out by pregnant women starting from the age of 13 weeks. Vaccines are expected to reduce the risk of pregnant women exposed to COVID-19. However, participation in receiving the COVID-19 vaccine in Manggarai Regency is still low. The purpose of this study was to analyze the factors that influence the willingness to vaccinate against COVID-19 in pregnant women in Manggarai RegencySubjects and Method: This was an analytic observational study with a cross-sectional design approach. This study was conducted in Manggarai Regency, East Nusa Tenggara, from January to May 2022. The sample in this study was 65 pregnant women who had never been vaccinated against COVID-19 with purposive sampling technique. The dependent variable in this study is the willingness of the vaccine. The independent variables are knowledge about COVID-19, knowledge about COVID-19 vaccination, belief, safety, effectiveness and side effects of COVID-19. Data collection using questionnaires and data processing using logistic regression analysisResults: Vaccination willingness was strongly influenced by mother's knowledge about COVID-19 in pregnancy (b=0.046; 95% CI= 0.003 to 0.73; p= 0.031), belief in the COVID-19 vaccine (b= 0.044; CI 95%= 0.003 to 0.757; p= 0.169), vaccination safety (b= 0.048; 95% CI= 0.004 to 0.639; p= 0.022). there was no significant effect, namely knowledge of vaccines (b= 0.195; 95% CI = 0.019 to 2.007; p=0.169) and vaccine effectiveness (b= 0.470;  95% CI= 0.048 to 0.4578; p=0.516).Conclusion: Vaccination willingness was strongly influenced by mother's knowledge about COVID-19 in pregnancy, belief in the COVID-19 vaccine and vaccination safety.Keywords: covid-19, vaccine, factorCorrespondence: Silfia Angela Norce Halu. Diploma III of Midwifery, Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng, Manggarai, East Nusa Tenggara, Indonesia. Email: [email protected]. Mobile: 081259163953.Journal of Maternal and Child Health (2022), 07(04): 446-453https://doi.org/10.26911/thejmch.2022.07.04.08

    Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Remaja dalam Mencegah Seks Pranikah dan Kehamilan Usia Dini

    No full text
    ABSTRAK Masa remaja merupakan masa yang paling kritis bagi perkembangan pada tahap kehidupan selanjutnya, dimana pada masa ini remaja ditandai oleh adanya perubahan fisik, psikis, dan psikososial. Remaja cenderung ingin mencoba sesuatu yang belum pernah dialaminya. Resiko yang  terjadi pada remaja akibat melakukan hubungan seks pranikah adalah menderita penyakit menular seksual seperti HIV-AIDS, kehamilan yang tidak direncanakan sehingga melakukan abortus. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan siswa/siswi SMKS Karya Ruteng tentang pencegahan seks pranikah dan kehamilan usia remaja. Metode dalam Kegiatan PKM ini adalah dengan melakukan penyuluhan pada siswa/siswi SMKS Karya Ruteng yang berjumlah 50 orang dan bersedia mengisi kuisioner. Ada perubahan pengetahuan ditandai dengan peningkatan hasil post test secara signifikan. Kesimpulannya edukasi dapat mengubah pegetahuan seseorang olleh karena itu diharapkan keterlibatan semua pihak untuk terus memberikan pemahaman tentang resiko seks pranikah pada remaja.   Kata Kunci: Pengetahuan, Remaja, Seks Pranikah, Kehamilan Usia Dini.  ABSTRACT Adolescence is the most critical period for development at the next stage of life, where during this period adolescence is characterized by physical, psychological and psychosocial changes. Teenagers tend to want to try something they have never experienced. The risks that occur to teenagers due to premarital sex are suffering from sexually transmitted diseases such as HIV-AIDS, unplanned pregnancies and thus abortion. This activity is to increase the knowledge of students at Karya Ruteng Vocational School about preventing premarital sex and teenage pregnancy. The method for this PKM activity is to provide counseling to the 50 students of Karya Ruteng Vocational School who are willing to fill out a questionnaire. There is a change in knowledge marked by a significant increase in post test results. In conclusion education can change a person's knowledge, therefore it is hoped that the involvement of all parties will continue to provide understanding about the risks of premarital sex in teenagers. Keywords: Knowledge, Teenagers, Premarital Sex, Early Pregnancy

    ASUHAN KEBIDANAN

    Full text link
    Istilah Asuhan kebidanan dipandang sebagai suatu aktivitas atau intervensi yang dilaksanakan oleh bidan kepada klien, yang mempunyai kebutuhan atau permasalahan, khususnya dalam KIA atau KB. Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggungjawab bidan dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan dan/atau masalah kebidanan meliputi masa kehamilan, persalinan, nifas, bayi dan keluarga berencana termasuk kesehatan reproduksi perempuan serta pelayanan kesehatan masyarakat. Standar Asuhan Kebidanan Menurut Kepmenkes RI No 938/Menkes/2007 mengacu pada proses pengambilan keputusan dan tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan, perumusan diagnosa dan atau masalah kebidanan, perencanaan, implementasi, evaluasi, dan pencatatan asuhan kebidanan. Buku Asuhan Kebidanan merupakan sebuah buku yang menghantarkan pandanan para ahli dibidang kebidanan untuk membantu para pengelola intansi kesehatan maupun pelajar dan pengajar dalam menata dan mengelola intansi kesehatannya, agar menjadikan intansi kesehatanya yang mampu berkembang dan bersaing di era revolusi industri masa kini. Berdasarkan hal tersebut maka, buku ini menyajikan segala yang dibutuhkan oleh para pengelola intansi kesehatan dalam menjalankan roda pergerakan intansi kesehatan agar dapat menciptakan kualitas dan kuantitas perusahaan tersebut. Oleh sebab itu buku ini hadir kehadapan sidang pembaca sebagai bagian dari upaya diskusi sekaligus dalam rangka melengkapi khazanah keilmuan dibidang kebidanan, sehingga buku ini sangat cocok untuk dijadikan bahan acuan bagi kalangan intelektual dilingkungan perguru tinggi ataupun praktisi yang berkecimpung langsung dibidang kebidanan
    corecore