48 research outputs found

    Membangun Komunitas Belajar Profesional Untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Sekolah

    Full text link
    The research aims is to find answer on how to develop the capacity of school management to improve the quality of education. The Study was conducted by using qualitative approach through case studies at two senior high school. This study concluded that the capacity of school management developed through professional learning communities with a focus on exemplary leadership, studying with teachers and other personnel of the management process, the development of creativity in solving problems, and providing the conditions of a healthy work environment can improve the quality of education. Researchers recommend a few things for school: 1) open the involvement of various parties to assess the success of the school; 2) manage the flow of information becomes more smoothly for all parties concerned; 3) moderate malfunction of certain parties who have problems in performing their duties and functions or in solving his/her problems; 4) strengthening the sense of family as a community; 5) do reflection to the involvement of each PTK; 6) reproduce the process of dialogue, reflection, and evaluation; and 7) create a cozy atmosphere of the school mental fatigue (burnout). The results of this study fill the empty space in the process of developing the school management capacity, particularly in the context of schools in Indonesia

    PENGEMBANGAN KAPASITAS MANAJEMEN SEKOLAHUNTUK MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN DI SEKOLAH : Studi kasus di SMA Negeri 2 Kota Bandung dan SMA Negeri 2 Kota Tasikmalaya

    Get PDF
    Pendidikan yang bermutu memiliki ketergantungan kepada kapasitas manajemen sekolah yang baik. Hasil-hasil penelitian menyimpulkan bahwasanya proses dan hasil pendidikan saat ini tidak mampu mencapai visi dan misinya sebagai lembaga pendidikan. Permasalahan ini menyebabkan kepala sekolah, guru, dan staf sekolah merasa berat untuk memberikan layanan terbaik bagi peserta didik, memecahkan masalah yang dihadapi dan memenuhi harapan para pemangku kepentingan. Fokus masalah penelitian adalah rendahnya kapasitas manajemen sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan. Fokus ini diuraikan menjadi pertanyaan penelitian berikut: 1) bagaimanakah kapasitas sekolah dalam membangun visi, misi, dan tujuan sekolah dikembangkan?, 2) bagaimanakah kapasitas sekolah dalam menyusun rencana kerja tahunan sekolah dikembangkan?, 3) bagaimanakah kapasitas sekolah dalam implementasi program dan kegiatan sekolah dikembangkan, dan 4) bagaimanakah kapasitas sekolah dalam menilai keberhasilan sekolah dikembangkan? Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan, menganalisis dan membuat model pengembangan kapasitas manajemen sekolah. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif yang dilakukan dengan studi kasus pada dua sekolah, yaitu SMA Negeri 2 Kota Bandung dan SMA Negeri 2 Kota Tasikmalaya. Teknik penggalian data dilakukan dengan cara: pengamatan, wawancara, dan studi dokumen sekolah. Pengolahan data dilakukan melalui proses analisis data, display data, dan verifikasi data. Penelitian ini menyimpulkan bahwa kapasitas manajemen sekolah yang dikembangkan melalui komunitas pembelajar profesional dengan fokus keteladanan kepemimpinan, belajar bersama pendidik dan tenaga kependidikan dari proses manajemen, pengembangan kreativitas dalam memecahkan masalah, dan penyediaan kondisi-kondisi lingkungan kerja yang sehat dapat meningkatkan mutu pendidikan. Peneliti merekomendasikan beberapa hal bagi sekolah: 1) membuka keterlibatan berbagai pihak untuk menilai keberhasilan sekolah; 2) mengelola aliran informasi menjadi semakin lancar kepada semua pihak terkait; 3) memoderasi ketidakberfungsian pihak tertentu yang mengalami permasalahan dalam menjalankan tugas dan fungsinya atau dalam pemecahan masalah yang dihadapinya; 4) penguatan rasa kekeluargaan sebagai sebuah komunitas; 5) melakukan refleksi keterlibatan masing-masing PTK; 6) memperbanyak proses dialog, refleksi, dan evaluasi; dan 7) menciptakan suasana sekolah yang nyaman dari kelelahan mental (burnout)

    KONTRIBUSI LINGKUNGAN EKSTERNAL, LINGKUNGAN INTERNAL DAN KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP PEMBENTUKAN BUDAYA SEKOLAH PADA SMP NEGERI Dl LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG TAHUN 2005

    Get PDF
    Pembentukan budaya merupakan aspek penting dalam keberhasilan dan perubahan organisasi dipengaaihi oleh berbagai faktor. Diantaranya lingkungan strategis dan kepemimpinan. Penelitian ini mengkaji Bagaimana kondisi aktual lingkungan ekstemal sekolah? Bagaimana kondisi aktual lingkungan internal sekolah? Bagaimana kepemimpinan transformasional kepala sekolah? Bagaimana pembentukan budaya sekolah? Seberapa besar kontribusi lingkungan ekstemal terhadap pembentukan budaya sekolah? Seberapa besar kontribusi lingkungan internal terhadap pembentukan budaya sekolah? Seberapa besar kontribusi kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap pembentukan budaya sekolah? Seberapa besar kontribusi lingkungan ekstemal, lingkungan internal, dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap pembentukan budaya sekolah?. Hipotesis penelitian meliputi (1) Lingkungan ekstemal sekolah berkontribusi secara signifikan terhadap pembentukan budaya sekolah; (2) Lingkungan internal sekolah berkontribusi secara signifikan terhadap pembentukan budaya sekolah; (3) Kepemimpinan transformasional kepala sekolah berkontribusi secara signifikan terhadap pembentukan budaya sekolah; Dan (4) Lingkungan ekstemal, lingkungan internal, dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah, berkontribusi signifikan terhadap pembentukan budaya sekolah. Metode deskriptif analitik dengan pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Teknik penggalian data menggunakan angket. Populasi penelitian berjumlah 52 SMPN se-Kota Bandung dan 33 kepala SMPN diambil sebagai responden berdasarkan teknik purposive sampling. Pengujian hipotesis dilakukan dengan penghitungan uji t dan uji F. Hasil penelitian menunjukan: Keterlibatan lingkungan ekstemal dalam pengelolaan sekolah dikategorikan cukup {X^^T). Dorongan lingkungan internal bagi keberiangsungan perilaku personil di sekolah dikategorikan tinggi (X2=4,06). Perilaku kepemimpinan transformasional kepala sekolah dikategorikan tinggi (X 3=4,27). Pembentukan budaya sekolah dikategorikan tinggi (Y=3,98). Lingkungan ekstemal sekolah berkontribusi signifikan (r12=25f6%) terhadap pembentukan budaya sekolah. Lingkungan internal berkorelasi sangat rendah (r22=3,6%) terhadap pembentukan budaya sekolah. Kepemimpinan transformasional kepala sekolah berkontribusi secara signifikan (r32=32%) terhadap pembentukan budaya sekolah. Dan lingkungan ekstemal, lingkungan internal dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah secara bersama-sama berkontribusi signifikan (R2=38,6%) terhadap pembentukan budaya sekolah. Dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama lingkungan ekstemal, lingkungan internal, dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah berkontribusi signifikan terhadap pembentukan budaya sekolah, namun secara parsial belum dapat disimpulkan adanya kontribusi yang signifikan, karena khusus untuk variabel lingkungan internal sekolah tidak berkontribusi signifikan terhadap pembentukan budaya sekolah. Implikasinya adalah untuk mencapai sekolah yang berhasil, maka: lingkungan ekstemal, lingkungan internal, dan kepememimpinan transformasional kepala sekolah harus dibina, dipeliharan dan ditingkatkan dalam upaya pembentukan budaya sekolah. Berdasarkan kesimpulan dan implikasi, direkomendasikan bahwa stakeholder SMP Negeri harus dilibatkan secara intens dalam berbagai pengelolaan sekolah sesuai dengan proporsi dan kemampuannya, lingkungan internal sekolah hams terus dipelihara, sehingga proses pembentukan budaya sekolah dapat diarahkan pada pembentukan budaya yang kondusif untuk pencapaian tujuan sekolah. Dan kepemimpinan kepala sekolah diupayakan dapat melakukan transformasi lingkungan baik internal maupun ekstemal

    Evaluasi Kinerja Guru Dan Upaya Penjaminan Mutu Sekolah

    Full text link
    Pencapaian kinerja sekolah salah satunya ditentukan oleh kinerja guru dalam melakukan peran, tugas, dan tanggungjawabnya sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen khususnya pasal 20 poin a dan b. lebih jauh dari itu, evaluasi kinerja guru dapat dijadikan sebagau upaya untuk penjaminan mutu sekolah, yang dilakukan dengan mengembangkan suatu instrumen yang valid dan reliable terkait dengan aspek (1) pengembangan pribadi, (2) pemelajaran, (3) peningkatan kemampuan profesional, dan (4) interaksi sosial dengan stakeholder. Namun alat dan hasil yang didapat tidak akan menambah percepatan dan perbaikan kinerja sekolah, manakala tidak ditindaklanjuti dengan program capacity building bagi guru

    Program Penelitian Inovasi Pembelajaran Pembangunan “Knowledge Center” Manajemen Sekolah Untuk Meningkatkan Kemampuan Profesi Mahasiswa Kependidikan

    Full text link
    Masalah kualitas hasil belajar (perkuliahan) pada mata kuliah Pengelolaan Pendidikan (KD304) yang teridentifikasi dalam bentuk rendahnya penguasaan mahasiswa dalam kompetensi yang disyaratkan pada mata kuliah tersebut. Hal ini menyebabkan kurang termotivasinya mahasiswa sebagai calon pendidik untuk menjalani profesinya sebagai pendidik karena pemahaman mengenai bagaimana pendidikan harus dikelola tidak dipahami secara utuh (teori dan praktik), seolah-olah apa yang dipelajari tidak berkaitan dengan praktiknya di lembaga/instansi/satuan pendidikan. Analisis terhadap sebab permasalahan ini memunculkan pemahaman bahwa perkuliahan yang tidak memfasilitasi mahasiswa untuk memahami konsep secara utuh dan bagaimana implementasinya di lapangan mengakibatkan mahasiswa tidak menguasai secara utuh kompetensi mata kuliah Pengelolaan Pendidikan.Hal ini coba dipecahkan melalui pengembangan knowledge center manajemen pendidikanuk website yang berisi sejumlah pengetahuan teoritik dan praktik mengenai bagaimana pendidikan dan manajemen pendidikan. Produk inovasi ini dikembangkan dengan cara menganalisis kompetensi mata kuliah, pengembangan silabus mata kuliah, penyusunan desain perkuliahan, penyusunan bahan ajar perkuliahan, penyusunan knowledge center dalam bentuk website mata kuliah, dan aplikasi knowledge center. Produk ini dinilai sebagai sebuah inovasi yang diharapkan akan berkembang sebagai sumber belajar bagi mahasiswa dan para pendidik serta tenaga kependidikan dalam memahami manajemen pendidikan. Implementasi perkuliahan dengan menggunakan website dirasakan oleh 100% mahasiswa lebih membantu mahasiswa dalam menguasai berbagai konsep dan pengetahuan mengenai manajemen pendidikan.Knowledge center ini diintegrasikan kepada website jurusan untuk menjadi bagian dari kekayaan Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UPI dan digunakan untuk semua dosen yang membina Mata Kuliah Pengelolaan Pendidikan.Adapun domain website adalah http://adpend.upi.edu/lopen. Implementasi selama tiga minggu sudah diakses oleh 664 mahsiswa. Ke depan, website ini diharapkan dapat dijadikan sebagai sumber belajar tidak saja bagi mahasiswa UPI, tetapi semua mahasiswa kependidikan di Indonesia dan para praktisi di lapangan

    Kepemimpinan Transformasional Kepala Sekolah Dalam Mewujudkan Mutu Sekolah

    Full text link
    Perubahan lingkungan sekolah dapat dilihat dari dua sisi, lingkungan internal dan eksternal sekolah. Keduanya menjadi faktor picu bagi kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah untuk melakukan transformasi lingkungannya menjadi suatu kondisi yang lebih bermakna bagi sekolah sehingga bisa mewujudkan mutu sekolah yang diharapkan melalui berbagai aktivitas yang dianggap berat sekalipun untuk mencapai tujuan sekolah dengan maksimal

    PEDAGOGIC STUDIES IN EFFORTS TO IMPROVE TEACHER TEACHING PERFORMANCE

    Get PDF
    This article aims to discover and explain the relationship between pedagogical studies and teachers’ teaching performance, which can be reflected in students’ learning outcomes. This article can be helpful and add insight into pedagogical studies' role in improving teacher teaching performance. In writing this article, the researchers used a method that can be referred to as library research. In this library research, the researchers used the media to collect library materials, such as books, journals, articles, and the like, to support this research in solving problems. The result is that pedagogic studies, in this case, pedagogic competencies, are very important for a teacher because they can help improve a teacher’s performance. Pedagogic studies and a teacher’s teaching performance have a proportional relationship; the better the teacher's ability/competence in pedagogic studies, the better the teacher's teaching performance is. Pedagogic Competence is a fundamental ability that teachers must possess and has an essential influence on Indonesian education. This is because pedagogically competent teachers must determine the success and failure of a learning process that will affect students' future

    Filsafat Pendidikan Pesantren di Pondok Pesantren Sabilunnaja

    Get PDF
    This study is aimed to analyze the educational philosophy of Islamic boarding schools at the Pondok Pesantren Sabiilunnaja, Cipeundeuy, West Bandung Regency. The approach used in this research is qualitative with descriptive method. Interviews and observations are research data collection techniques. The results of the study show that Pondok Pesantren Sabiilunnaja is based on educational philosophies in terms of ontology, epistemology, and axiology. Ontologically, the educational goals of Pondok Pesantren Sabiilunnaja are aligned with the essence of pesantren education in a comprehensive manner, including increasing cognitive, psychomotor and affective competencies. As for epistemology, education is carried out by using the traditional methods such as balagan, sorogan, muhafazoh, and muhadloroh methods which are centered on kyai and santri and tend to be bayani and irfani processes. Then axiologically, Pondok Pesantren Sabiilunnaja education has ethical and aesthetic values. The typology of educational philosophy at the Pondok Pesantren Sabiilunnaja is based on neo-modernist philosophy which has the principle of al-muhafzatu ala al-qodiimi ash-shalih wa al-akhdu bi al-jadid al-ashlah which means preserving the good things that already exist, and developing new things that are better.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa filsafat Pendidikan islam di Pondok Pesantren Sabiilunnaja dalam menyelenggarakan Pendidikan yang komprehensif. Pendekatan kualitatif yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif. Wawancara dan observasi merupakan teknik pengambilan data penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pondok pesantren Sabiilunnaja berlandaskan para filsafat pendidikan secara ontologi, epistemologi, dan aksiologi. Secara ontologi, tujuan pendidikan pesantren Sabiilunnaja sudah selaras dengan hakikat pendidikan pesantren secara komprehensif meliputi peningkatan kompetensi kognitif, psikomotorik, dan afektif. Adapun secara epistemologi, pendidikan diselenggarakan dengan metode tradisional balagan, sorogan, muhafazoh, dan muhadloroh yang berpusat pada kyai dan santri serta kecenderungan proses yang bersifat bayani dan irfani. Sedangkan secara aksiologi, Pendidikan pesantren Sabiilunnaja memiliki nilai etika dan nilai estetika. Adapun tipologi filsafat pendidikan pesantren Sabiilunnaja berpijakan pada filsafat neo modernis yang berprinsip pada al-muhafzatu ala al-qodiimi ash-shalih wa al-akhdu bi al-jadid al-ashlah yang berarti melestarikan hal-hal baik yang telah ada, dan mengembangkan hal-hal baru yang lebih baik

    Studi Kasus Perencanaan Strategik Madrasah Tsanawiyah Yang Berorientasi Terhadap Peningkatan Mutu Layanan Pembelajaran Keagamaan

    Full text link
    Is prepared based on the issues that indicate the preparation of strategic plans at Persis 3 Pameungpeuk Islamic School does not use the analysis of strength, weaknesses, opportunities and threats (internal and external environments' analysis) optimally.Whereas in Modern Al-Ihsan Islamic Boarding School, Institute's management decides the final of strategic planning decisions, thus MTs (school) does not have full authority for the final decisions. Based on the issues, aims of the study are the process of strategic plans' preparations; supporting and inhibiting factors of the strategic plans' preparations toward the service quality improvements of religious learning; and the last, the strategy used for strategic plans toward service quality improvements of religious learning. The study uses descriptive method through qualitative approach using a case study research design. The data are taken from headmaster, vice headmaster, religious teachers, staffs and students. The results show, the process of strategic plans' preparations indicate the formulation of vision, mission and values; the SWOT analysis is not optimal;and there is determination of goals and objectives,and the formulation of strategy through in the policy; the program and budget preparation
    corecore