71 research outputs found

    A case study of misconceptions students in the learning of mathematics; The concept limit function in high school

    Get PDF
    This study aims to find out how high the level and trends of student misconceptions experienced by high school students in Indonesia. The subject of research that is a class XI student of Natural Science (IPA) SMA Negeri 1 Anjatan with the subject matter limit function. Forms of research used in this study is a qualitative research, with a strategy that is descriptive qualitative research. The data analysis focused on the results of the students' answers on the test essay subject matter limit function with the number of students by 16 (sixteen). Data collection techniques used are shaped test methods essay, interview method to students who have misconceptions, and methods of documentation of the test answers. Examination of the validity of the data using a triangulation technique that compares the data written test results with data from interviews. The results of this study can be described as follows; (1) The level of misconceptions experienced by students belonging to the category of low, amounting to 12.18%. However, students who do not understand the concept quite high at 40.38%, and the others are students who understand the concept that is equal to 47.44%. (2) The misconception most experienced students lie in subconcepts explain the meaning of limit function at one point through the calculation of values around that point, that is equal to 20.51%. The tendency misconceptions experienced by students is located on errors and operating concepts that misconceptions students that there should be no limit in the completion of the writing of the emblem and misconceptions about the limit students to conclude if the limit value of 0 is no limit to the value of the function

    Penerapan Model Pembelajaran Collaborative Problem Solving (CPS) Dalam Meningkatkan Higher Order Thinking Skills (HOTS) Siswa Kelas VII

    Get PDF
    Permasalahan penelitian ini adalah guru mengalami kesulitan dalam pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi dan lemahnya keterampilan siswa dalam berpikir tingkat tinggi. Tujuan penelitian adalah mengetahui respon siswa dalam belajar menggunakan model pembelajaran CPS dan mengetahui seberapa besar peningkatan HOTS siswa dengan menerapkan model pembelajaran CPS. Metode penelitian yang digunakan eksperimen dengan pendekatan pre-experimental design yaitu penelitian dengan satu kelompok pretes-posttes. Sampel penelitian adalah kelas VII A. Instrumen yang digunakan angket dan tes. Berdasarkan analisis data, respon angket siswa terhadap penerapan model pembelajaran CPS adalah 69%. Sebagian besar respon siswa menyatakan setuju terhadap penerapan model pembelajaran CPS sebesar 40,42%. Sementara itu, analisis skor pretest dan posttest siswa menggunakan N-gain, dengan nilai rata-rata pretest dan posttest siswa yaitu 44,875 dan 71,250 maka diperoleh nilai N-gain adalah 0,47. Setelah itu, uji hipotesis menggunakan rumus product moment, diperoleh nilai signifikansi antara angket dan nilai posttest adalah 0,820. Dengan demikian, seluruh data menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran CPS dapat meningkatkan HOTS siswa kelas VII

    Pengaruh Penggunaan Media Belajar Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Siswa Mata Pelajaran Matematika Pada Pembahasan Dimensi Tiga

    Full text link
    Kegiatan belajar tidak terlepas dari adanya interaksi antara komponen-komponen di dalamnya, misalnya interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan lingkungan sekitarnya. Keberhasilan guru memberikan materi pelajaran dalam proses kegiatan belajar siswa sangat ditentukan oleh kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswa. Oleh karena itu diperlukan adanya perantara/media. Salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media audio visual, Penggunaan media ini diharapkan memperlancar proses pembelajaran, sehingga dapat menghasilkan hasil belajar siswa yang baik dan lebih optimal. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji pengaruh penggunaan media audio visualterhadap hasil belajar siswa mata pelajaran matematika pada pembahasan dimensi tiga.(2) mengkaji hasil belajar siswa yang menggunakan media audio visual pada pembahasandimensi tiga. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, observasi, angket dan tes. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAAI Mertapada Kabupaten Cirebon yang berjumlah 118 siswa dengan sampel sebanyak satu kelas yaitu kelas XA yang diambil secara cluster sampling. Variabel penelitian adalah penggunaan media belajar audio visual dan hasil belajar siswa. Data hasil angket sebagai variabel X yaitu dan data hasil tes sebagai variabel Y. kemudian diujikan secara analisis regresi sederhana. Dari hasil penelitiandiperoleh kesimpulan bahwa nilai rata-rata hasil angket penggunaan media belajar audio visual siswa sebesar 69,00 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pada pembahasan dimensi tiga sebesar62,20. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan = 0,05, diperoleh bahwa ada pengaruhpenggunaan media belajar audio visual terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran matematika pada pembahasan dimensi tiga dengan koefisien determinasi sebesar 72,25%. Ini berarti besarnya informasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pada pembahasan dimensi tiga yang menggunakan media belajar audio visual sebesar 72,25%, sedangkan sisanya 27,75% disebabkan oleh faktor lain

    Analisis Keterampilan Berpikir Aljabar Mahasiswa Semester IV Tahun Ajaran 2011 – 2012 Iain Syekh Nurjati Cirebon

    Get PDF
    Banyak ragam cara berpikir manusia, diantanya berpikir kreatif, kritis, inovatif, kompleks. Dalam matematika juga banyak ragam cara berpikir seperti, berpikir geometri (Geometry Thinking), berpikir aritmatika (Aritmatic Thinking), berpikir matematika (Matematichal Thinking). Didalamnya juga terdapat penalaran, berpikir induktif, deduktif , dan sebaganya. Berpikir aljabar (Algebraic Thinking) adalah salah satu cabang dari berpikir matematika. Berpikir aljabar sangatlah penting bagi kehidupan.Di Perguruan Tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati Cirebon Jurusan Matematika, berpikir aljabar erat kaitannya dengan berbagai mata kuliah mahasiwa matematika. Sejauh ini dalam taraf mahasiswa pun masih rendah dalam berpikir aljabar diantaranya variabel, pernyataan, hubungan-hubungan aljabar (persamaan dan ketidaksamaan), analisis Perubahan (graphing), pola, fungsi, serta pemodelan (pemecahan masalah).Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya: (1) keterampilan membuat pernyataan dan variabel serta pola dan fungsi, (2) keterampilan membuat hubungan-hubungan aljabar (persamaan dan ketidaksamaan), (3) keterampilan analisis Perubahan (graphing), (4) keterampilan pemodelan (pemecahan masalah), serta (5) indikator- indikator yang paling dominan dan pengaruhnya terhadap prestasi mahasiswa.Dalam kaitannya dengan berfikir aljabar, sebagian besar mahasiswa sangat terbatas keterampilannya dalam menganalis masalah yang ada dalam soal matematika. Kemampuan mahasiswayang beragam ini tentu menghasilkan keterampilan berfikir yang bermacam-macam pula, tetapi sebagian besarnya ternyata merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Disamping itu, berfikir aljabar erat kaitannya dengan sejauh mana keterampilan berfikir mahasiswa dalam menyelasaikan masalah-masalah yang terdapat dalam soal-soal matematika. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket dan tes. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon semester VI yang tengah mempelajari mata kuliah MPM 1 dan 2. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling. Dari empat kelas yang ada, diperoleh kelas C (30 mahasiswa) sebagai sampel penelitian dan kelas A sebagai kelas untuk uji coba instrumen.Hasil perhitungan menunjukkan: (1) Keterampilanmahasiswa ditinjau dari pernyataan, variabel, pola dan fungsi, yaitu sebesar 32,30%. Sedangkan jika dilihat dari jawaban angket Keterampilanmahasiswa ditinjau dari pernyataan, variabel, pola dan fungsi adalah sebesar 60,51%, (2) Keterampilanmahasiswa ditinjau dari hubungan- hubungan aljabar (persamaan dan ketidaksamaan), yaitu sebesar 49,60%. Sedangkan jika dilihat dari jawaban angket keterampilanmahasiswa ditinjau dari hubungan-hubungan aljabar (persamaan dan ketidaksamaan) adalah sebesar 68,77%, (3) Keterampilanmahasiswa ditinjau dari analisis Perubahan (graphing), yaitu sebesar 76,60%. Sedangkan jika dilihat dari jawaban angket keterampilanmahasiswa ditinjau dari analisis Perubahan (graphing) adalah sebesar 59,04%, (4) Keterampilanmahasiswa ditinjau dari pemodelan (pemecahan masalah) yaitu sebesar 23,50%. Sedangkan jika dilihat dari jawaban angket keterampilanmahasiswa ditinjau dari pemodelan (pemecahan masalah) adalah sebesar 58,77%, (5) terdapat indikator dominan yang dapat menggambarkan keterampilan berpikir aljabar mahasiswa yaitu sebesar 76% variabel indikator analisis Perubahan (graphing) mampu menjelaskan komponen baru yang terbentuk

    ANALISIS KETERAMPILAN BERPIKIR ALJABAR MAHASISWA SEMESTER IV TAHUN AJARAN 2011 – 2012 IAIN SYEKH NURJATI CIREBON

    Get PDF
    Banyak ragam cara berpikir manusia, diantanya berpikir kreatif, kritis, inovatif, kompleks. Dalam matematika juga banyak ragam cara berpikir seperti, berpikir geometri (Geometry Thinking), berpikir aritmatika (Aritmatic Thinking), berpikir matematika (Matematichal Thinking). Didalamnya juga terdapat penalaran, berpikir induktif, deduktif , dan sebaganya. Berpikir aljabar (Algebraic Thinking) adalah salah satu cabang dari berpikir matematika. Berpikir aljabar sangatlah penting bagi kehidupan.Di Perguruan Tinggi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syekh Nurjati  Cirebon  Jurusan  Matematika,  berpikir  aljabar  erat  kaitannya  dengan  berbagai  mata  kuliah  mahasiwa matematika. Sejauh ini dalam   taraf mahasiswa pun masih rendah dalam berpikir aljabar diantaranya variabel, pernyataan, hubungan-hubungan aljabar (persamaan dan ketidaksamaan), analisis perubahan (graphing), pola, fungsi, serta pemodelan (pemecahan masalah).Penelitian bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya: (1) keterampilan membuat pernyataan dan variabel serta pola dan fungsi, (2) keterampilan membuat hubungan-hubungan aljabar (persamaan dan ketidaksamaan), (3) keterampilan analisis perubahan (graphing), (4) keterampilan pemodelan (pemecahan masalah), serta (5) indikator- indikator yang paling dominan dan pengaruhnya terhadap prestasi mahasiswa.Dalam kaitannya dengan berfikir aljabar, sebagian besar mahasiswa sangat terbatas keterampilannya dalam menganalis masalah yang ada dalam soal matematika. Kemampuan mahasiswayang beragam ini tentu menghasilkan keterampilan berfikir yang bermacam-macam pula, tetapi sebagian besarnya ternyata merasa kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Disamping itu, berfikir aljabar erat kaitannya dengan sejauh mana keterampilan berfikir mahasiswa dalam menyelasaikan masalah-masalah yang terdapat dalam soal-soal matematika. Teknik  pengumpulan data  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  angket  dan  tes.  Populasi  dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika IAIN Syekh Nurjati Cirebon semester VI yang tengah mempelajari mata kuliah MPM 1 dan 2. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling. Dari empat kelas yang ada, diperoleh kelas C  (30 mahasiswa) sebagai sampel penelitian  dan kelas A sebagai kelas untuk uji coba instrumen.Hasil perhitungan menunjukkan: (1)  Keterampilanmahasiswa ditinjau dari pernyataan, variabel, pola dan fungsi,  yaitu  sebesar  32,30%.  Sedangkan  jika  dilihat  dari  jawaban  angket  Keterampilanmahasiswa ditinjau  dari pernyataan, variabel, pola dan fungsi adalah sebesar 60,51%, (2) Keterampilanmahasiswa ditinjau dari hubungan- hubungan aljabar (persamaan dan ketidaksamaan), yaitu sebesar 49,60%. Sedangkan jika dilihat dari jawaban angket keterampilanmahasiswa ditinjau  dari  hubungan-hubungan  aljabar  (persamaan  dan  ketidaksamaan)  adalah  sebesar 68,77%, (3) Keterampilanmahasiswa ditinjau dari analisis perubahan (graphing), yaitu sebesar 76,60%. Sedangkan jika dilihat dari jawaban angket keterampilanmahasiswa ditinjau dari analisis perubahan (graphing) adalah sebesar 59,04%, (4) Keterampilanmahasiswa ditinjau dari pemodelan (pemecahan masalah) yaitu sebesar 23,50%. Sedangkan jika dilihat dari jawaban angket keterampilanmahasiswa ditinjau dari pemodelan (pemecahan masalah) adalah sebesar 58,77%, (5) terdapat indikator dominan yang dapat menggambarkan keterampilan berpikir aljabar mahasiswa yaitu sebesar 76% variabel indikator analisis perubahan (graphing) mampu menjelaskan komponen baru yang terbentuk. Kata Kunci : Algebraic Thinking

    Pengaruh Penggunaan Kombinasi Metode Pembelajaran Discovery Learning Dan Brain Storming Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Pada Pokok Bahasan Himpunan

    Get PDF
    Salah satu standar kompetensi kelulusan menurut Peraturan Mentri Pendidikan (Permendiknas) Nomor 20 Tahun 2006 dalam bidang matematika adalah Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Kurangnya kemampuan pemecahan masalah siswa disebabkan karena belum maksimalnya peggunaan metode pembelajaran yang bervariasi. Penggabungan metode pembelajaran discovery learning dan brain storming diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Tujuan penelitian ini, untuk mengetahui respon siswa terhadap penggunaan kombinasi metode pembelajaran discovery learning dan brain storming, kemampuan pemecahan masalah pada pokok bahasan himpunan, pengaruh penggunaan kombinasi metode pembelajaran discovery learning dan brain storming terhadap kemampuan pemecahan masalah dan seberapa besar pengaruh penggunaan kombinasi metode pembelajaran discovery learning dan brain storming terhadap kemampuan pemecahan masalah. Pembelajaran yang menekankan pada keaktifan siswa dalam belajar dan pemberian latihan kepada siswa dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah. Sedangkan kemampuan pemecahan masalah adalah kemampuan menerapkan pengetahuan yang dimiliki untuk mengidentifikasi masalah baru kemudian menyusun strategi untuk menyelesaikan permasalahan baru tersebut

    Pengaruh Penggunaan Scratch Terhadap Kreativitas Berfikir Matematis (Studi Eksperimen Terhadap Siswa Kelas VIII Mts Negeri Ketanggungan Kabupaten Brebes)

    Full text link
    Setiap pendidik menginginkan siswanya berfikir kreatif dalam menyelesaikan masalah-masalah matematika.Berdasarkan observasi peneliti di MTs negeri Ketanggungan, kreatif berfikir kreatif matematis siswa kurang baik, karenamasih banyak siswa yang kesulitan dalam menyelesaikan masalah dan memberikan banyak jawaban serta menggunakanstrategi yang bersifat baru terhadap masalah bangun ruang datar.Penelitian ini bertujuan untuk: mengetahui seberapa baik penggunaan SCRATCH dalam pembelajaran matematikadan mengetahui seberapa baik kreativitas berfikir matematika siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan denganbangun ruang datar serta mengetahui seberapa besar pengaruh penggunaan SCRATCH terhadap kreativitas berfikirmatematika siswa dalam menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bangun ruang datar.Scratch adalah bahasa pemprograman yang sifat pengoperasiannya bias menumbuh kembangkan kreativitasberfikir matematis. Dengan scratch siswa dapat menciptakan atau membuat produk/permainan matematika dan siswajuga dapat mengembangkan kelancaran berfikir logis dan kreatif. Semakin maksimal penggunaan Scratch dalampembelajaran matematika maka akan semakin meningkat pula kreativitas berfikir matematis siswa.Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII MTs NKetanggungan, sedangkan sampel VIII B (eksperimen) dan VIII D (control). Teknik pengumpulan data menggunakanangket dan tes. Setelah data diperoleh, kemudian dianalisis secara deskriptif dan dilakukan pengujian statistik berupa ujiregresi dengan menggunakan SPSS 18.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa penggunaan Scratch termasuk kategori baik, hal ini ditunjukan dengan nilairata-rata dari data angket sebanyak 71,62. Kreativitas berfikir matematis siswa MTs Negeri Ketanggungan yangmenggunakan Scratch tergolong baik. Hal ini ditunjukan dengan nilai rata-rata 75,22. Penggunaan Scratch berpengaruhpositif terhadap kreativitas berfikir matematis. Hal ini ditunjukan dengan analisis regresi, yaitu = 48,767 + 0,369 dengan besarnya pengaruh yaitu 12,5%

    PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA BELAJAR AUDIO VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA PEMBAHASAN DIMENSI TIGA

    Get PDF
    Kegiatan belajar tidak terlepas dari adanya interaksi antara komponen-komponen di dalamnya, misalnya interaksi antara guru dengan siswa atau siswa dengan lingkungan sekitarnya. Keberhasilan guru memberikan materi pelajaran dalam proses kegiatan belajar siswa sangat ditentukan oleh kelancaran interaksi komunikasi antara guru dengan siswa. Oleh karena itu diperlukan adanya perantara/media. Salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan adalah media audio visual, Penggunaan media ini diharapkan memperlancar proses pembelajaran, sehingga dapat menghasilkan hasil belajar siswa yang baik dan lebih optimal. Tujuan penelitian ini adalah (1) mengkaji pengaruh penggunaan media audio visualterhadap hasil belajar siswa mata pelajaran matematika pada pembahasan dimensi tiga.(2) mengkaji hasil belajar siswa yang menggunakan media audio visual pada pembahasandimensi tiga. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi, observasi, angket dan tes. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X MAAI Mertapada Kabupaten Cirebon yang berjumlah 118 siswa dengan sampel sebanyak satu kelas yaitu kelas XA yang diambil secara cluster sampling. Variabel penelitian adalah penggunaan media belajar audio visual dan hasil belajar siswa. Data hasil angket sebagai variabel X yaitu dan data hasil tes sebagai variabel Y. kemudian diujikan secara analisis regresi sederhana. Dari hasil penelitiandiperoleh kesimpulan bahwa nilai rata-rata hasil angket penggunaan media belajar audio visual siswa sebesar 69,00 sedangkan nilai rata-rata hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pada pembahasan dimensi tiga sebesar62,20. Setelah dilakukan uji hipotesis dengan = 0,05, diperoleh bahwa ada pengaruhpenggunaan media belajar audio visual terhadap hasil belajar siswa mata pelajaran matematika pada pembahasan dimensi tiga dengan koefisien determinasi sebesar 72,25%. Ini berarti besarnya informasi hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika pada pembahasan dimensi tiga yang menggunakan media belajar audio visual sebesar 72,25%, sedangkan sisanya 27,75% disebabkan oleh faktor lain. Kata kunci: media audio visual, hasil belajar

    Perbandingan Penggunaan Asesmen Kinerja (Performance) Dan Asesmen Penugasan Terhadap Kemampuan Matematika Siswa Pada Pokok Bahasan Garis Dan Sudut Kelas VII Mts. Negeri Cirebon II

    Full text link
    Evaluasi adalah suatu proses yang harus dilakukan secara sistematis untuk mencariinformasi mengenai gambaran kemampuan siswa untuk mengukur sejauhmana tujuan pembelajaran sudah tercapai. Oleh karena itu, pemilihan jenis asesmen atau jenis penilaian harus menjadi satu fokus perhatian guru yang harus diperhatikan demi mencapai hasil evaluasi seperti yang diharapkan. Pada penelitian ini penulis menggunakan jenis evaluasi asesmen kinerja (Performance) Dan Asesmen Penugasan Terhadap Kemampuan Matematika Siswa.Asesmen Kinerja (Performance) merupakan asesmen terhadap aktivitas siswa dengan berbagai macam tugas dan situasi untuk menilai kemampuan siswa, sedangkan asesmen penugasan merupakan asesmen yang dilakukan dengan menggunakan bukti- bukti hasil belajar yang diambil selama proses pembelajaran, secara berkesinambungan dengan metode pengumpulan informasi atau data secara sistematik bertujuan mengukur sejauhmana kemampuan peserta didik dalam mengkonstruksi dan merefleksi suatu pekerjaan dan juga bertujuan sebagai alat formatif maupun sumatif. Dari hasil penelitian diperoleh t hitung adalah -6.015 kemudian dibandingkan dengan t tabel sebesar -1,98729. Nilai –t hitung < -t tabel (-6.015 <-1,98729.) dan signifikansi (0,000<0,05) maka Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat perbedaan pada perbandingan penggunaan asesmen kinerja (performance) dan asesmen Penugasan terhadap kemampuan matematika siswa pada pokok bahasan garis dan sudut kelas VII MTs Negeri Cirebon II. Selain itu dapat dilihat melalui rata rata kemampuan siswa yang menggunakan asesmen kinerja (performance) adalah 68,0444 dan rata rata kemampuan matematika siswa yang menggunakan asesmen penugasan adalah 78,3481, artinya rata rata pada asesmen penugasan lebih besar dibanding rata rata siswa yang menggunakan asesmen kinerja (performance) dan dari kedua jenis asesmen ini didapat perbedaan pada kemampuan matematika siswa
    corecore