2,596 research outputs found
ANALISA KELAYAKAN INVESTASI THERMAL OIL HEATER MENGGUNAKAN BAHAN BAKAR BIOMASSA
PT. Industri Karet Nusantara (PT. IKN) merupakan anak perusahaan dari PT. Perkebunan Nusantara III, yang berdiri sejak tahun 1965, terus mengembangkan diri menjadi perusahaan hilir berbasis karet. Salah satu produk andalan PT. IKN yang berkembang pesat adalah Resiprene 35. Peralatan yang digunakan sebagai pemanas untuk proses produksi adalah Thermal Oil Heating Unit (TOH). Selama ini TOH yang digunakan adalah berbahan bakar solar, mengingat pentingnya untuk mengganti bahan bakar dengan energi terbarukan,maka PT. IKN akan menggunakan TOH berbahan bakar biomassa. Untuk menentukan apakah menggunakan TOH berbahan bakar biomassa lebih menguntungkan dibandingkan berbahan bakar solar perlu dilakukan analisa kelayakan investasi. Dari perhitungan analisis kelayakan investasi terhadap dua TOH biomassa dengan sistem pembakaran tipe Fluidized Bed yakni TOH dengan panas out put 1.000.000 kcal/jam dan 1.500.000 kcal/jam maka TOH dengan panas out put 1.000.000 kcal/jam adalah lebih layak ditinjau dari nilai present value, ROI dan payback period yakni berturut-turut Rp.16.281.543.319, 1,82 dan 2,01 tahun.PT. Industri Karet Nusantara (PT. IKN) merupakan anak perusahaan dari PT. Perkebunan Nusantara III, yang berdiri sejak tahun 1965, terus mengembangkan diri menjadi perusahaan hilir berbasis karet. Salah satu produk andalan PT. IKN yang berkembang pesat adalah Resiprene 35. Peralatan yang digunakan sebagai pemanas untuk proses produksi adalah Thermal Oil Heating Unit (TOH). Selama ini TOH yang digunakan adalah berbahan bakar solar, mengingat pentingnya untuk mengganti bahan bakar dengan energi terbarukan,maka PT. IKN akan menggunakan TOH berbahan bakar biomassa. Untuk menentukan apakah menggunakan TOH berbahan bakar biomassa lebih menguntungkan dibandingkan berbahan bakar solar perlu dilakukan analisa kelayakan investasi. Dari perhitungan analisis kelayakan investasi terhadap dua TOH biomassa dengan sistem pembakaran tipe Fluidized Bed yakni TOH dengan panas out put 1.000.000 kcal/jam dan 1.500.000 kcal/jam maka TOH dengan panas out put 1.000.000 kcal/jam adalah lebih layak ditinjau dari nilai present value, ROI dan payback period yakni berturut-turut Rp.16.281.543.319, 1,82 dan 2,01 tahun
Recommended from our members
Synchronous genitourinary lichen sclerosus signals a distinct urinary microbiome profile in men with urethral stricture disease.
PurposeAlterations in the urinary microbiome have been associated with urological diseases. The microbiome of patients with urethral stricture disease (USD) remains unknown. Our objective is to examine the microbiome of USD with a focus on inflammatory USD caused by lichen sclerosus (LS).MethodsWe collected mid-stream urine samples from men with LS-USD (cases; nâ=â22) and non-LS USD (controls; nâ=â76). DNA extraction, PCR amplification of the V4 hypervariable region of the 16S rRNA gene, and sequencing was done on the samples. Operational taxonomic units (OTUs) were defined using aâ>â97% sequence similarity threshold. Alpha diversity measurements of diversity, including microbiome richness (number of different OTUs) and evenness (distribution of OTUs) were calculated and compared. Microbiome beta diversity (difference between microbial communities) relationships with cases and controls were also assessed.ResultsFifty specimens (13 cases and 37 controls) produced a 16S rRNA amplicon. Mean sample richness was 25.9 vs. 16.8 (pâ=â0.076) for LS-USD vs. non-LS USD, respectively. LS-USD had a unique profile of bacteria by taxonomic order including Bacillales, Bacteroidales and Pasteurellales enriched urine. The beta variation of observed bacterial communities was best explained by the richness.ConclusionsMen with LS-USD may have a unique microbiologic richness, specifically inclusive of Bacillales, Bacteroidales and Pasteurellales enriched urine compared to those with non-LS USD. Further work will be required to elucidate the clinical relevance of these variations in the urinary microbiome
Chronicles of Oklahoma
Article transcribes the writing of B. N. O. Walker under the penname Hen-Toh. Hen-Toh tells the story of Mon-Dah-Min and includes descriptions of Wyandot corn dishes and their history
Analisis literasi statistik: kajian kes bagi pelajar matematik dengan ekonomi
Kajian ini dijalankan dengan dua objektif yang utama, iaitu mengkaji sama ada terdapat perbezaan literasi statistik antara pelajar dari program Matematik dengan Ekonomi (ME) dan juga menentukan faktor yang mempengaruhi kefahaman mereka. Borang soal selidik dan penilaian merupakan bahan utama dalam kajian ini. Ia mengandungi 28 soalan yang meliputi bahagian perihal data, kebarangkalian, taburan kebarangkalian dan pensampelan. Soalan dalam setiap bahagian adalah mengikut struktur hierarki dengan pertambahan kepayahannya. Daripada jumlah 268 orang pelajar ME, seramai 137 orang pelajar menjawab soal selidik dalam masa dua jam.
Tahap Iiterasi statistik pelajar adalah mengikut jumlah markah yang diperolehi dalam ujian tersebut. Ujian-t, ANOVA satu-hala, pekali korelasi Pearson dan analisis regresi digunakan dalam penganalisisan data. Hasil daripada perbandingan min markah menunjukkan bahawa terdapat perbezaan yang signifikan antara min markah pelajar lepasan aliran STPM dan Matrikulasi, serta pelajar daripada etnik yang berlainan. Terdapat lima pembolehubah yang dikaji, iaitu nilai gred mata pelajaran Matematik Moden dan Matematik Tambahan dalam SPM, nilai gred bagi mata pelajaran Matematik dalam STPM, PNGK dalam pra-universiti, dan juga PNGK terkini yang diperolehi dalam UMS. Didapati kelima-lima pemboleuhbah mempunyai hubungan yang positif dengan jurnlah markah. Melalui model regresi, PNGK terkini bagi seseorang pelajar merupakan faktor terpenting dalam menentukan tahap literasi statistik pelajar kerana ianya dapat menggambarkan pencapaian pelajar yang terkini
Quasi-Expressivism about Statements of Law: A Hartian Theory
Speech and thought about what the law is commonly function in practical ways, to guide or assess behavior. These functions have often been seen as problematic for legal positivism in the tradition of H.L.A. Hart. One recent response is to advance an expressivist analysis of legal statements (Toh), which faces its own, familiar problems. This paper advances a rival, positivist-friendly account of legal statements which we call âquasi-expressivistâ, explicitly modeled after Finlayâs metaethical theory of moral statements. This consists in a descriptivist, ârule-relationalâ semantics combined with a pragmatic account of the expressive and practical functions of legal discourse. We argue that this approach is at least as well-equipped as expressivism to explain the motivational and prescriptive features of âinternalâ legal statements, as well as a fundamental kind of legal disagreement, while being better positioned to account for various âexternalâ uses of the same language. We develop this theory in a Hartian framework, and in the final part of the paper argue (particularly against Tohâs expressivist interpretation) that Hartâs own views in The Concept of Law are best reconstructed along such quasi-expressivist lines
A Happiness Approach to Cost-Benefit Analysis
Subjective well-being (SWB) surveys ask respondents to quantify their overall or momentary happiness or life-satisfaction, or pose similar questions about other aspects of respondents\u27 mental states. A large empirical literature in economics and psychology has grown up around such surveys. Increasingly, too, scholars have advanced the normative proposal that SWB surveys be used for policymakingâfor example, by using survey results to calculate monetary equivalents for nonmarket goods (to be incorporated in cost-benefit analysis), or to calculate gross national happiness.
This Article skeptically evaluates the policy role of SWB data. It is critical to distinguish between (1) using SWB surveys as evidence of preference utility versus (2) using them as evidence of experience utility. Preference utility is a measure of the extent to which someone has realized her preferences; experience utility, a measure of the quality of someone\u27s mental states. The two are quite different because individuals can have preferences regarding non-mental occurrences.
Having drawn this distinction, the Article then argues, first, that SWB surveys are poor evidence of preference utilityâgiven problems of preference and scale heterogeneity, as well as other difficulties. Stated-preference surveys are a much better survey format for eliciting preference utility. Second, in considering SWB surveys as an experience-utility measure, we should recognize that experientialism about well-beingâthe view that well-being is simply a matter of good experiencesâis highly controversial. More plausibly, an experience-utility measure might be seen as an indicator of one aspect of well-being. However, even constructing this weak experience-utility measure is not straightforwardâas the Article demonstrates by discussing Daniel Kahneman\u27s detailed proposal for such a metric
Tak Kenal Maka Tak Sayang
Pepatah tak kenal maka tak sayang adalah istilah yang sangat sering sekali digunakan pada percakapan sehari-hari, untuk menyatakan apabila kita tidak mengenal seseorang, maka kita tidak memiliki perhatian kepada orang tersebut. Arti sebenarnya dari pepatah terebut adalah jika kita tidak mengerti atau memahami sesuatu hal/benda maka kita tidak akan tahu arti sebenarnya dan tidak dapat menghargai hal/benda tersebut. Hal tersebut juga berlaku dalam sistem sebuah Perusahan. Banyak pelaku bisnis keluarga yang menganggap bahwa sistem informasi akuntansi (SIA) dan struktur pengendalian Internal (SPI) serta investasi terkait SIA dan SPI sebagai sesuatu yang tidak penting dalam bisnis, karena toh tanpa SIA dan SPI pun Perusahaan masih bisa berjalan. Hal tersebut memang benar, ibarat sebuah mobil, SIA dan SPI bukanlah bensin, tetapi SIA dan SPI dapat dianalogikan sebagai kemudi dan rem pada sebuah mobil. Tanpa kemudi dan rem, mobil masih bisa berjalan, tetapi jalannya tentu saja tidak dapat diarahkan dan dikendalikan dengan benar. Yang mengarahkan dan mengendalikan dengan benar adalah kemudi dan rem. Demikian juga dalam Perusahaan. Tanpa SIA dan SPI, Perusahaan tentu saja bisa berjalan, tetapi tidak akan dapat diarahkan dan dikendalikan sesuai dengan keinginan pelaku bisnis
Elmira College Picnic Speech
Speech delivered at a picnic, Elmira College, Elmira, NY, September 14, 1984.https://ir.lawnet.fordham.edu/vice_presidential_campaign_speeches_1984/1098/thumbnail.jp
Bilateral âWTO-Plusâ Free Trade Agreements: The WTO Trade Policy Review of Singapore 2004
The World Trade Organisationâs 2004 Trade Policy Review of Singapore (WTO-TPR Singapore 2004) depicts the small and outward-oriented economy as one of the most open country to international trade and investment. The review highlights the benefits of the outward-oriented strategy that has enabled the Singapore economy to weather recent external shocks such as the Asian financial crisis to the SARS and to the recent unfavourable conditions in the Middle East. In particular, the report commended Singaporeâs efforts on its liberalization of the services sector and its economic benefits to consumers and global trade. However, the WTO-TPR Singapore 2004 highlights several key areas of concerns: (a) the commitment to multilateral agreements with the rising number of bilateral free trade agreements signed by Singapore and (b) the lack of growth of total factor productivity, a key indicator for long-run efficiency of the economy. The paper addresses the above key concerns raised in the WTOâs TPR of Singapore in terms of its commitment to global trade in terms of WTO-plus bilateral FTAs, which intends to support multilateral trading system, and its overall industrial strategies to raise its competitiveness.
- âŚ