77 research outputs found

    Kinetics of crystal growth from the liquid phase

    Get PDF
    Imperial Users onl

    Persebaran Karst di Beberapa Pulau-Pulau Terluar Indonesia dan Prospeknya pada Penelitian Arkeologi Indonesia

    Get PDF
    Abstrak. Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 menetapkan adanya 92 pulau terluar yang berbatasan dengan Malaysia, Vietnam, Filipina, Palau, Australia, Timor Leste, India, Singapura, dan Papua Nugini. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa 12 di antaranya sebagai “karang”, “batu karang”, “terumbu karang”, tanpa gua-gua. Hanya sedikit pulau yang luas dan memiliki gua-gua karst. dan dinamakan pulau “batu kapur”, “batu gamping”, “gamping”. Beberapa pulau  lainnya dilaporkan terdiri dari “batuan andesit’ dan “batuan sedimen”. Cukup banyak yang tidak dideskripsi segi geologi-petrologinya. Data flora dan faunanya sangat sedikit. Hanya beberapa pulau terluar yang berpenghuni. Apakah di antara pulau-pulau itu, yang berbatu gamping dan sudah mengalami proses karstifikasi dengan adanya gua-gua, bernilai arkeologi? Hal ini membutuhkan kajian yang lebih mendalam, terutama karena menyangkut waktu (time), ruang (space), perubahan (change), dan kesinambungan (continuity).Abstract. The Distribution of Karst on a Number of Outer Islands in Indonesia and Its Prospect to Indonesian Archaeological Research. The Presidential Decree No. 78 of the year 2005, which stipulates that there are 92 outer islands that  are bordered by Malaysia, Vietnam, the Philippines, Palau, Australia, Timor Leste, India, Singapore, and Papua New Guinea. Identification shows that 12 of them are coral/coral reef islands with no caves. Only a few are wide enough and have karst caves and are named limestone islands. Some other islands are reported to be consists of andesitic and sedimentary rocks. Quite many have not been described in terms of their geologypetrology.  The flora and fauna data are scarce. Only a number of the outer islands are inhabited. Are there among the islands, which consist of limestone and had gone through karstification process, that have archaeological value? To answer it, more thorough investigations are needed, particularly because time, space, change, and continuity are involved

    Rassendiscriminatie... tenslotte is het verboden bij de wet

    Get PDF
    Contains fulltext : 3767.pdf (publisher's version ) (Open Access

    PENGARUH PELATIHAN DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN KASUS PERUSAHAAN DISTRIBUTOR ALAT BERAT

    Get PDF
    Tantangan untuk menghadapi persaingan pada bisnis alat-alat berat mengakibatkan PT ABC Tbkharus dapat meningkatkan kinerja divisi yang berhubungan dengan kegiatan purna jual (divisi service). Pelatihandan motivasi karyawan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) menganalisistingkat persepsi karyawan terhadap pelatihan, motivasi, dan kinerja karyawan; (2) menganalisis pengaruh pelatihanterhadap kinerja karyawan; (3) menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan; and (4) menganalisispengaruh pelatihan dan motivasi terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptifmelalui kuesioner. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 71 karyawan divisi service pada PT ABC Tbk.Data diperoleh melalui penyebaran kuesioner, kemudian dianalisa menggunakan analisis regresi linier berganda.Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap pelatihan, motivasi, dan kinerja tergolong baik.Hasil penelitian menggunakan analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa motivasi berpengaruh nyataterhadap kinerja, namun pelatihan tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja. Berdasarkan hasil penelitian tersebutdan untuk meningkatkan kinerja karyawan, saran untuk manajemen adalah : (1) menyelenggarakan pelatihan yangsesuai dengan tugas dan tanggung jawab karyawan; (2) memerhatikan lingkungan kerja untuk menjaga motivasikaryawan; (3) menjaga semangat kerja karyawan.Kata kunci : kinerja, motivasi, pelatihan, regresi linier berganda

    KALPATARU Majalah Arkeologi vol 22 nomor 2

    Get PDF
    Persebaran Karst di Beberapa Pulau-pulau Terluar Indonesia dan Prospeknya pada Penelitian Arkeologi Indonesia Oleh: Robby Ko King Tjoen, lembaga Karst Indonesia Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2005 menetapkan adanya 92 pulau terluar yang berbatasan dengan Malaysia, Vietnam, Filipina, Palau, Australia, Timar Leste, India, Singapura, dan Papua Nugini. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa 12 di antaranya sebagai "karang", "batu karang", "terumbu karang", tanpa gua-gua. Hanya sedikit pulau yang luas dan memiliki gua-gua karst. dan dinamakan pulau "batu kapur", "batu gamping", "gamping". Beberapa pulau lainnya dilaporkan terdiri dari "batuan andesit' dan "batuan sedimen". Cukup banyak yang tidak dideskripsi segi geologi-petrologinya. Data flora dan faunanya sangat sedikit. Hanya beberapa pulau terluar yang berpenghuni. Apakah di antara pulau-pulau itu, yang berbatu gamping dan sudah mengalami proses karstifikasi dengan adanya gua-gua, bemilai arkeologi? Hal ini membutuhkan kajian yang lebih mendalam, terutama karena menyangkut waktu (time), ruang (space), perubahan (change), dan kesinambungan (continuity). Arkeologi Pulau Terluar di Maluku: Survei Arkeologi Pulau Masela Oleh: Marlon Ririmasse, Balai Arkeologi Ambon Masela adalah satu di antara sembilan puluh dua pulau terluar yang ada di Indonesia. Terletak di ujung selatan Kepulauan Maluku, pulau ini merupakan bagian dari bentang luas pulau-pulau yang berbatasan dengan daratan besar Australia. Memiliki nilai strategis secara geografis dan geohistoris, kajian arkeologis atas pulau ini belum pemah dilakukan.Tulisan ini adalah rekam hasil penelitian arkeologis perdana di Pulau Masela yang dilakukan pada paruh kedua tahun 2012. Tulisan ini merupakan upaya lebih jauh untuk memahami wajah sejarah budaya Masela dengan mengamati segenap potensi arkeologis di wilayah ini yang telah direkam melalui sudut pandang arkeologi pulau terluar. Survei penjajakan diadopsi sebagai pendekatan untuk merekam secara luas ragam bukti materi masa lalu yang tersebar di pulau ini. Hasil penelitian menunjukan bahwa Pulau Masela menunjukan tiga karakter khas dalam kaitan dengan potensi arkeologis di wilayah ini: konstruksi dan distribusi pemukiman kuna; jejak penguburan tradisional; dan situs­situs terkait sejarah lokal. Pengembangan tema penelitian terkait ketiga potensi, kiranya dapat diinisiasi melalui pendalaman kajian atas situs-situs pemukiman kuna di wilayah ini. Persebaran dan Bentuk-bentuk Megalitik Indonesia: Sebuah Pendekatan Kawasan Oleh: Bagyo Prasetyo, Pusat Arkeologi Nasional Studi tentang arkeologi kawasan dilandasi oleh pemikiran bahwa ruang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari hidup manusia. Demikian pula dengan kawasan Megalitik Indonesia, merupakan topik yang selalu menarik untuk dikaji. Hadimya budaya megalitik di lingkup makro dengan berbagai jenisnya memberikan informasi yang sangat berharga sebagai titik tolak kajian arkeologi kawasan serta mata rantai kesinambungan budaya megalitik di Nusantara. Studi Kewilayahan dalam Penelitian Peradaban Sriwijaya 0/eh: Eka Asih Putrina Taim, Pusat Arkeologi Nasional Kerajaan Sriwijaya memiliki peradaban yang tersebar di seluruh wilayah yang berada di bawah kekuasaannya, tidak hanya di Sumatra bagian selatan, tetapi di seluruh wilayah Nusantara bahkan di wilayah Asia Tenggara. Hasil studi arkeologi mengenai peradaban Sriwijaya masih bersifat spatial, belum dapat menggambarkan posisi dan fungsi antara satu situs Sriwijaya dengan situs Sriwijaya lain, baik dalam lingkup nasional maupun intemasional. Studi atau penelitian Sriwijaya diperlukan secara integritas dalam suatu kawasan untuk mendapatkan hasil secara holistik, tidak terpisah-pisah oleh batasan wilayah, baik secara administratif maupun kewilayahan geografis. Dalam makalah ini akan dicoba untuk membahas mengenai penelitian berorientasi kawasan yang tidak dipisah-pisah baik secara geografis, administratif, maupun wilayah kerja

    Neurotrophic Effect of Citrus 5-Hydroxy-3,6,7,8,3′,4′-Hexamethoxyflavone: Promotion of Neurite Outgrowth via cAMP/PKA/CREB Pathway in PC12 Cells

    Get PDF
    5-Hydroxy-3,6,7,8,3′,4′-hexamethoxyflavone (5-OH-HxMF), a hydroxylated polymethoxyflavone, is found exclusively in the Citrus genus, particularly in the peels of sweet orange. In this research, we report the first investigation of the neurotrophic effects and mechanism of 5-OH-HxMF in PC12 pheochromocytoma cells. We found that 5-OH-HxMF can effectively induce PC12 neurite outgrowth accompanied with the expression of neuronal differentiation marker protein growth-associated protein-43(GAP-43). 5-OH-HxMF caused the enhancement of cyclic AMP response element binding protein (CREB) phosphorylation, c-fos gene expression and CRE-mediated transcription, which was inhibited by 2-naphthol AS-E phosphate (KG-501), a specific antagonist for the CREB-CBP complex formation. Moreover, 5-OH-HxMF-induced both CRE transcription activity and neurite outgrowth were inhibited by adenylate cyclase and protein kinase A (PKA) inhibitor, but not MEK1/2, protein kinase C (PKC), phosphatidylinositol 3-kinase (PI3K) or calcium/calmodulin-dependent protein kinase (CaMK) inhibitor. Consistently, 5-OH-HxMF treatment increased the intracellular cAMP level and downstream component, PKA activity. We also found that addition of K252a, a TrKA antagonist, significantly inhibited NGF- but not 5-OH-HxMF-induced neurite outgrowth. These results reveal for the first time that 5-OH-HxMF is an effective neurotrophic agent and its effect is mainly through a cAMP/PKA-dependent, but TrKA-independent, signaling pathway coupling with CRE-mediated gene transcription. A PKC-dependent and CREB-independent pathway was also involved in its neurotrophic action

    Pedoman sekolah-sekolah di Indonesia

    No full text
    xiv, 177 p.; 21 cm

    Comment prévenir plutôt que guérir les entreprises de petite taille en difficulté ?

    No full text
    Plusieurs années consécutives, le chiffre fatidique de 10.000 faillites a été dépassé pour notre petit pays. La plupart des études concernant les faillites sont de type quantitatif et se penchent sur les conséquences liées aux grandes entreprises en difficulté. Cependant, le tissu économique belge est essentiellement composé de petites entreprises. En conséquence, la question de recherche du présent travail porte sur « Comment prévenir plutôt que guérir les entreprises de petite taille en difficulté ? ». Afin d’analyser la problématique, il est important d’avoir des témoignages. Nous avons constaté que peu d’information de ce type était disponible. C’est dans ce but que des entretiens avec des entrepreneurs en difficulté et des experts amenés à les rencontrer ont été réalisés. D’après les informations recueillies, il s’avère que les entreprises en difficulté courent à toute vitesse vers la faillite. En effet, dans de nombreux cas, il y a un effet boule de neige qui s’enclenche. Les problèmes en entrainent d’autres, et ce, de plus en plus vite. En parallèle à ce phénomène, les dirigeants d’entreprise ne demandent pas facilement de l’aide et se décident à le faire bien souvent trop tard. Ce constat porte à croire qu’il est bien nécessaire d’agir en amont des difficultés. Plusieurs pistes de solutions proposées vont dans ce sens. Certains entrepreneurs n’ont que peu ou pas de formation en gestion, il y a lieu de revoir les exigences en la matière. Un plan financier est exigé, mais n’est pas vérifié lors de la création de l’entreprise, il n’est utilisé qu’en cas de problèmes afin de déterminer les responsabilités. Revoir les exigences du plan financier en veillant à ce qu’il soit plus orienté « aide » plutôt qu’ « outil de sanction » serait également une piste. Lors de l’analyse des données récoltées dans le cadre de différents entretiens, des besoins criants en matière de suivi de la gestion courante sont apparus. D’une part, le rôle du professionnel du chiffre en la matière a été fort critiqué. En vue de préconiser des pistes de solutions, il y a lieu de repenser le rôle du professionnel du chiffre, de voir dans quelle mesure des tableaux de bord adaptés peuvent être mis en place et de voir comment mettre sur pied un système de détection plus anticipatif.Master [120] en sciences de gestion, Université catholique de Louvain, 201

    Pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap kinerja karyawan di pt. united tractors, Tbk

    Get PDF
    Bisnis penjualan alat-alat berat sangat tergantung dari kinerja industri lainnya seperti pertambangan, perkebunan, konstruksi, maupun kehutanan. Dari keempat industri tersebut sektor pertambangan merupakan pengguna terbesar. Selain masalah-masalah makro ekonomi yang berdampak pada harga-harga komoditas, terutama batubara dan minyak kelapa sawit, faktor lain yang ikut memengaruhi bisnis alat-alat berat adalah faktor persaingan. Tantangan untuk menghadapi persaingan pada bisnis penjualan alat-alat berat serta turunnya penjualan alat-alat berat, mengakibatkan PT United Tractors Tbk harus dapat meningkatkan kinerja divisi yang berhubungan dengan kegiatan purna jual (divisi Parts dan divisi Service. Tuntutan untuk meningkatkan kinerja divisi serta efisiensi dapat berdampak pada motivasi karyawan. Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan, yaitu mulai bulan Juli sampai dengan bulan Desember 2013 bertempat di PT United Tractors Tbk. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) menganalisis persepsi karyawan terhadap pelatihan, motivasi, dan kinerja karyawan; (2) menganalisis pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan; (3) menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan; (4) menganalisis pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap kinerja karyawan. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan survei yang bertujuan untuk memeroleh gambaran suatu kondisi atau keadaan tentang pengaruh pelatihan dan motivasi terhadap kinerja karyawan PT United Tractors Tbk. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rentang kriteria dan analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi karyawan terhadap pelatihan, motivasi, dan kinerja tergolong baik. Hasil penelitian menggunakan analisis regresi berganda menunjukkan bahwa pelatihan dan motivasi secara serempak memengaruhi kinerja. Secara parsial motivasi berpengaruh nyata terhadap kinerja, namun pelatihan tidak berpengaruh nyata terhadap kinerja. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka saran untuk manajemen adalah: (1) setiap tahapan pelatihan perlu dilakukan dengan baik; (2) kemampuan para atasan dalam memberikan bimbingan, arahan, maupun pujian perlu lebih ditingkatkan; (3) program-program untuk meningkatkan hubungan antar pekerja perlu terus diupayakan; (4) perusahaan perlu terus meningkatkan sistem penggajian dan memberikan penjelasan secara transparan kepada karyawan; (5) penjelasan mengenai pertumbuhan perusahaan perlu untuk terus disampaikan kepada karyawan

    Re-evaluating the Full Landmark Extraction Algorithm: A Performance Analysis of FULL

    No full text
    Landmarks are propositions or actions that must be true at some point in every valid solution plan [16]. Using landmarks, planners can develop solutions more efficiently. Different algorithms exist to extract landmarks from a planning problem. The one used in this study is FULL [13], a landmark extraction algorithm by Marzal et al. from 2011.In this research, the performance of the FULL algorithm is analysed by comparing the total number of landmarks found to two other landmark extraction algorithms, namely forward propagation by Zhu and Givan [22] and backward propagation by Porteous et al. [16].The original FULL algorithm is slightly modified, by removing orderings and disjunctive landmark extraction. FULL is implemented using Julia and was run on five different domains from the International Planning Competitions. All of these domains are logical and 15 problems were randomly selected from them.FULL managed to extract more landmarks in two out of the five domains, Grid and Logistics, compared to the two aforementioned algorithms. In the three other domains, FULL matched the number of landmarks found by the best out of the two. The two domains where FULL performed well, were both transportation domains and this is where FULL's performance excels.Runtime was not an issue when extracting landmarks in four of the five domains. Freecell consistently exceeded the timeout put in place, likely due to a bug.Furthermore, a higher number of landmarks is also a desired outcome due to its use in planners, either as heuristics or intermediary goals.CSE3000 Research ProjectComputer Science and Engineerin
    • …
    corecore