30 research outputs found

    Digital Leadership Kepala Sekolah Hubungannya dengan Kinerja Guru dan Kompetensi Siswa Era Abad 21

    Get PDF
    Abstract: The purpose of this study was to identify the relationship between five principal digital leadership constructs, namely visionary leadership, digital age learning culture, excellence in professional practice, systemic improvement, and digital citizenship with teacher performance and student competence in the 21st century. The number of samples in This study consisted of 96 people consisting of principals and teachers from 24 schools. The data analysis in this study used SEM with the help of the AMOS 24 program. The results showed that the five components of digital leadership namely visionary leadership, digital age learning, excellent in professional, systemic improvement, and digital citizenship have a direct effect on teacher performance and student competence in the century era. 21. The five components of digital leadership also indirectly affect student competence through teacher performance. The contribution of this research shows that with adequate digital leadership practices, supporting the efforts of teachers in achieving the expected performance, can improve student competence in the 21st century era.Keywords: digital leadership, teacher performance, student competence, elementary school Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara lima konstruksi kepemimpinan digital kepala sekolah, yaitu kepemimpinan visioner, budaya pembelajaran zaman digital, keunggulan dalam praktik profesional, peningkatan sistemik, dan kewarganegaraan digital dengan kinerja guru dan kompetensi siswa di abad 21. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 orang terdiri dari Kepala Sekolah dan Guru dari 24 Sekolah. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan SEM dengan bantuan program AMOS 24. Hasil penelitian menunjukkan kelima komponen digital leadership yakni visionary leadership, digital age learning, excellent in professional, systemic improvement, dan digital citizenship berpengaruh secara langsung terhadap kinerja guru dan kompetensi siswa di era abad 21. Kelima komponen digital leadership tersebut juga berpengaruh secara tidak langsung terhadap kompetensi siswa melalui kinerja guru. Kontribusi penelitian ini menunjukkan bahwa dengan praktik kepemimpinan digital yang memadai, mendukung upaya guru dalam mencapai kinerja yang diharapkan, dapat meningkatkan kompetensi siswa diera abad 21.Kata kunci: digital leadership, kinerja guru, kompetensi siswa, sekolah dasa

    Productivity of Learning Management System in Organizational Development by Utilizing Smart Education

    Get PDF
    This study aims to describe the productivity of the learning management system in the context of organizational development by utilizing intelligent education that applies the latest technological innovations. The researcher uses a qualitative method with a descriptive approach, which will be the focus of the research, followed by interviews and observations, and qualitative data analysis such as manipulation and interpretation techniques that are related to a wider range. There are four research results, including (a) Learning management system as a lecture material platform; (b) Learning management system as assignment submission platform; (c) Learning management system as a discussion forum platform; and (d) Learning management system as a college exam platform. Keywords: learning management system, organizational development, smart education, educational managemen

    Pengaruh Literasi Digital, Kompetensi TIK dan Motivasi Kerja terhadap Performa Mengajar Guru SMP di Kabupaten Banyuwangi

    Get PDF
    Abstract: To determine the direct and indirect effects of the digital literacy competency, ICT competency and work motivation variables on teacher teaching performance, researcher needs to do thisresearch. The quantitative approach is used in this reseach. SEM PLS are used to data analysis. The analysis shows that digital literacy does not have a direct effect on work motivation with P values greater than 0.5 and t count less than 1.96. Digital literacy positively and significantly has a direct effect on teaching performance with P values less than0.5 and t count greater than 1.96. ICT competence positively and significantly has a direct effect on work motivation with P values less than 0.5 and t count greater than 1.96. ICT competence direcly has a positive and significant effect on teaching performance with P values less than0.5 and tcountgreater than 1.96. Work motivation has a positive and significant effect on teaching performance with P values less than 0.5 and t count greater than 1.96. Digital literacy has no indirect effect on teaching performance through work motivation with t count less than1.96 and P values greater than 0.5. But, we found that ICT competence has an indirect effect on teaching performance through work motivation with P values less than 0.5 and t count greater than 1.96. digital literacy and ICT competence simultaneously have an effect of 11 percent on work motivation, while teaching performance has an effect of 84 percent.Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah menentukan pengaruh langsung dan tak langsung dari kompetensi literasi digital, kompetensi TIK dan motivasi kerja terhadap performa mengajar guru merupakan tujuan dari penelitian ini. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang digunakan pada penelitian ini. Analisis data dilakukan dengan bantuan SEM PLS. Hasil dari analisis membuktikan bahwa literasi digital tidak memberikan pengaruh langsung terhadap motivasi kerja dengan P values lebih dari 0.5 serta t hitung kurang dari 1.96. Literasi digital memberikan pengaruh langsung, positif, dan signifikan terhadap performa mengajar dengan P values kurang dari0.5 serta t hitung lebih dari 1.96. Kompetensi TIK memberikan pengaruh langsung, positif, dan signifikan terhadap motivasi kerja dengan P values kurang dari 0.5 serta t hitung lebih dari 1.96. Kompetensi TIK memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap performa mengajar dengan P values kurang dari 0.5 serta t hitung lebih dari 1.96. Motivasi kerja memberikan pengaruh yang langsung, positif, dan signifikan terhadap performa mengajar dengan P values kurang dari 0.5 serta t hitung lebih dari 1.96. Tidak terdapat pengaruh tak langsung dari literasi digital terhadap performa mengajar melalui motivasi kerja dengan t hitung kurang dari 1.96 serta P values lebih dari 0.5. Terdapat pengaruh tak langsung dari kompetensi TIK terhadap performa mengajar melalui motivasi kerja dengan P values kurang dari 0.5 serta t hitung lebih dari 1.96. literasi digital dan kompetensi TIK secara simultan memberikan pengaruh sebesar 11 persen terhadap motivasi kerja, sementara terhadap performa mengajar memberikan pengaruh sebesar 84 persen

    Persepsi Mahasiswa Terhadap Implementasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)

    Get PDF
    Abstract: Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) is a newly established policy in Indonesia for higher education. Pattimura University is one of the universities that has implemented MBKM as a curriculum. This study aims to assess the implementation of MBKM from students' perspectives. The method used in this research is descriptive quantitative. The technique used for data collection is to use a survey. The results of this study indicate that students of the Faculty of Teacher Training and Education at Pattimura University agree and strongly agree with the MBKM curriculum; independent study activities as much as 82%, entrepreneurial activities as much as 86%, research activities as much as 87%, student exchange activities, practical work/internship activities, teaching assistance activities as much as 88%, as well as humanitarian project activities and thematic actual work lecture activities as much as 90%.Keywords: curriculum implementation; MBKM; student perception Abstrak: Merdeka Belajar Kampus (MBKM) merupakan kebijakan yang baru ditetapkan di Indonesia untuk pendidikan tinggi. Universitas Pattimura adalah salah satu perguruan tinggi yang telah menerapkan MBKM sebagi kurikulum. Penelitian ini bertujuan untuk menilaipelaksanaan MBKM dari perspektif mahasiswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan menggunakan survei. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Pattimura menyatakan setuju dan/atau sangat setuju dengan kurikulum MBKM, baik dari kegiatan studi independen sebanyak 82%, kegiatan wirausaha sebanyak 86%, kegiatan riset sebanyak 87%, kegiatan pertukaran pelajar, kegiatan praktik kerja/magang, kegiatan asistensi mengajar sebanyak 88%, serta kegiatan proyek kemanusiaan dan kegiatan kuliah kerja nyata tematik sebanyak 90%.Kata kunci: implementasi kurikulum; MBKM; persepsi mahasisw

    Pengaruh Pemberian Beasiswa Pendidikan Terhadap Partisipasi Berorganisasi Mahasiswa STKIP PGRI Tulungagung

    Get PDF
    The development of student organizations' participation through student participation in student organizations has not received serious attention, despite the fact that the existence of student organizations on the campus of STKIP PGRI Tulungagung . Not optimal participation of students who are members of the student organization, the method used in this research is quantitative analysis with data analysis techniques filling questionnaires by scholarship recipients. Descriptive method has to do with the exposure of a phenomenon or the relationship between two or more phenomena, from the results of data collection and The above analysis needs to be developed a policy regarding the granting of scholarships to students who are not only smart, need financial assistance, but also students who are capable of emotional and empathic to both the environment and the institution or not only IQ but also E

    MANAJEMEN MALAM BINA IMAN DAN TAQWA UNTUK PENGUATAN KARAKTER PESERTA DIDIK

    Get PDF
    Abstract: The purpose of this studied was to describe the management of Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit) to strengthen the character of students. Study used a qualitative approached. Data collection used interview, observation, and documentation. Conclusions from this studied were (1) planning based on the goals of the madrasa, indicators of the success of attendance and discipline of students, determination of material, budget, location, (2) division of task and responsibilities of each committee, (3) inter-teacher briefings, briefings on students, implementation of special and general materials, (4) evaluations carried out every month and semester in the form of oral reports and attendance lists of students, (5) there were several factors that affect their management, including parents, teachers, environment, facilities and infrastructure, weather. Keywords: management of malam bina iman dan taqwa, character strengthening Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan manajemen Malam Bina Iman dan Taqwa (Mabit) untuk penguatan karakter peserta didik. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Simpulan dari penelitian ini adalah (1) perencanaan berdasarkan tujuan madrasah, indikator keberhasilan kehadiran dan kedisiplinan peserta didik, penentuan materi, anggaran, lokasi, (2) pembagian tugas dan tanggung jawab setiap panitia, (3) briefing antar guru, briefing terhadap peserta didik, pelaksanaan materi khusus dan umum, (4) evaluasi yang dilakukan setiap bulan dan semester dalam bentuk laporan secara lisan dan daftar kehadiran peserta didik, (5) terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi manajemennya, antara lain orang tua, guru, lingkungan, sarana dan prasarana, cuaca. Kata Kunci: manajemen malam bina iman dan taqwa, penguatan karakte

    PENERAPAN MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA SISTEM PENJAMINAN MUTU PENDIDIKAN INTERNAL

    Get PDF
    Abstrak: Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) telah diselenggarakan secara internal di setiap jenis dan jenjang, sekolah, termasuk sekolah menengah kejuruan. Penjaminan mutu pendidikan yang baik merupakan “sistem peringatan dini” sehingga kita dapat mengatasi masalah dari tahap awal sebelum menjadi berbahaya, yang berakibat pada sulitnya diperbaiki dan anggaran yang lebih besar. Oleh karena itu, sistem penjaminan mutu memang sangat penting. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang penerapan Manajemen Mutu Terpadu (MMT) di SMK melalui penerapan SPMP internal, serta untuk mengetahui kendala dan pendukung keberhasilan. Metode penelitian menggunakan analisis deskripsi dengan melihat kondisi, membandingkannya dengan indikator pelaksanaan. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan TQM pada SPMP internal belum sepenuhnya dilaksanakan. Manajemen mutu, Pernyataan visi, rencana rinci, penghargaan prestasi, kepemimpinan, orientasi kualitas, budaya, komunikasi, perlawanan karyawan, dan sumber daya yang belum cukup menjadi penghambat. Di sisi lain, pendidikan dan pelatihan, pemberdayaan dan keterlibatan karyawan, fokus pelanggan, dan komitmen para pemimpin puncak, merupakan pendukung keberhasilan implementasi.Key Words: Educational Quality Assurance System, Total Quality Management Abstrak. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan (SPMP) internal telah diterapkan di sekolah-sekolah dalam berbagai tingkatan, termasuk pada sekolah kejuruan. Sebuah sistem penjaminan mutu internal yang berjalan dengan baik merupakan “early warning system” atau sistem peringatan dini yang diharapkan dapat segera memperbaiki keadaan sebelum menjadi semakin parah, sehingga sulit diperbaiki dan berbiaya semakin mahal. Dengan demikian SPMP internal merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang implementasi dari Manajemen Mutu Terpadu (MMT) pada sekolah kejuruan melalui penerapan SPMP internal dan mengetahui penghambat dan pendukungnya. Metode penelitian menggunakan analisis deskripsi dengan menelaah kondisi dan membandingkannya dengan indikator implementasi. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan MMT belum dilaksanakan sepenuhnya pada SPMP internal. Manajemen kualitas, pernyataan visi, pendetailan rencana, penghargaan prestasi, kepemimpinan, budaya orientasi mutu, komunikasi, resistensi pegawai, dan sumberdaya, yang belum memadai menjadi penghambat. Di lain pihak, pendidikan dan pelatihan, pemberdayaan dan pelibatan karyawan, fokus pelanggan, dan komitmen pemimpin puncak, menjadi pendukung keberhasilan implementasi.Kata kunci : Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, Manajemen Mutu Terpadu

    MANAJEMEN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI PENGEMBANGAN BUDAYA LOKAL

    Get PDF
    Abstrak:Penulisan artikel ini bertujuan untuk mengkaji nilai-nilai budaya lokal atau daerah yang dapat meningkatkan mutu sekolah. Peneliti merupakan instrumen kunci dalam mengumpulkan data dengan cara hadir di lapangan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman dengan mereduksi, menyajikan, dan memverifikasi data yang ditemukan. Hasil penelitian yang ditemukan di lapangan adalah: perencanaan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan budaya lokal yaitu dengan menetapkan tujuan dan menganalisis potensi daerah sehingga dapat menentukan program yang akan dilaksanakan yaitu Lampa. Bapak-bapak berupa pangereng panganteng dan pengayaan bahasa daerah. Tahap pengorganisasian meliputi pemilihan sumber daya manusia, yaitu guru bahasa daerah dan sarana prasarana yang mendukung program laboratorium bahasa Madura. Selanjutnya pelaksanaan Program Panganger Panganger diatur dengan membagi waktu dengan berbagai kelas di semua tingkatan. Sedangkan penggunaan bahasa Madura sepanjang hari setiap selasa. Dimana pada hari selasa bel sekolah juga berbicara bahasa Madura. Tahap terakhir yaitu evaluasi setiap akhir semester untuk meningkatkan program dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di SMPN 1 Gapura. Keywords: Management of quality improvement, education quality, local culture development. Abstrak: Penulisan artikel ini memiliki tujuan untuk mengakaji nilai-nilai budaya lokal atau daerah yang dapat meningkatkan kualitas sekolah. Peneliti merupakan instrumen kunci dalam mengumpulkan data dengan hadir ke lapangan. Penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan melakukan pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman dengan mereduksi, menyajikan, dan melakukan verifikasi dari data yang ditemukan. Hasil penelitian yang ditemukan di lapangan adalah: perencanaan yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan melalui pengembangan budaya lokal adalah dengan menetapkan tujuan dan menganalisa potensi daerah sehingga dapat menetapkan program yang akan diimplementasikan yaitu Parenteng Lampa berupa pangereng pangantan dan pengayaan bahasa daerah. Tahap pengorganisasian termasuk pemilihan SDM yaitu guru bahasa daerah dan sarana prasarana yang mendukung program adalah laboratorium bahasa Madura. Selanjutnya pelaksanaan program pangereng pangantan diatur dengan membagi waktu dengan berbagai kelas di semua tingkatan. Sedangkan penggunaan bahasa Madura seharian penuh setiap hari selasa. Dimana pada hari selasa bel sekolah juga berbahasa Madura. Tahap terakhir, yaitu evaluasi setiap semester akhir untuk menyempurnakan program guna meningkatkan mutu pendidikan di SMPN 1 Gapura. Kata Kunci :  Manajemen peningkatan mutu, mutu pendidikan, pengembangan budaya lokal

    SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNALSEKOLAH UNTUK MENINGKATKAN MUTU LULUSAN

    Get PDF
    Abstract: This article aims to describing the system of guaranteeing internal quality of schools to ensure that the quality of graduates is able to be competitive with other school outcomes. This study explains that guaranteed internal quality of schools should at least refer to the standards set by the government, namely the National Education Standards (SNP). The school strives to implement guaranteed internal quality, because the quality of output is influenced by the process of guaranteeing the internal quality of the school, the focus of the school in ensuring the quality and implementation of guaranteed quality to ensure school quality. Using interview techniques with the principal who aims to determine the policies implemented in ensuring quality, and make observations about the implementation of guaranteed quality and also conduct documentation studies in schools (qualitative descriptive). The impact that results from ensuring the quality of schools is that schools are capable of achieving academic and non-academic achievements and are able to compete with other school graduates.Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan sistem penjaminan mutu internal sekolah gunamemberikan kepastian bahwa mutu lulusan yang mampu berkompetisi dengan mutu luaran sekolah yang lain. Sekolah berupaya sekuat tenaga untuk melaksanakan penjaminan mutu internal karena mutu output sangat dipengaruhi oleh proses penjaminan mutu internal sekolah, fokus sekolah dalam melaksanakan penjaminan mutu danbentuk pelaksanaan penjaminan mutu yang dilaksakanan untuk memastikan mutu sekolah. Dengan menggunakan teknik wawancara kepada kepala sekolah bertujuan untuk mengetahui kebijakan yang dilaksanakan dalam penjaminan mutu, melakukan pengamatan tentang pelaksanaan penjaminan mutu, serta melakukan studi dokumentasi di sekolah (deskriptif kualitatif). Dampak yang dihasilkan dari pelaksanaan penjaminan mutu sekolah yakni sekolah mampu berprestasi baik dibidang akademik dan non akademik dan mampu bersaing dengan para lulusan sekolah yang lain

    Integration of Four Pillars of Schools of Quality into Accreditation as a Reference for Improving the Quality of Early Childhood Education

    Get PDF
    This article aims to analyze the implementation of the concept and principle of Total Quality Management (TQM) and try to integrating Four Pillars of Schools of Quality (FPSQ) into playgroup/kindergarten’s system, which used the accreditation standard as the standard to improving school’s of quality. The method used in this article is a literature review based on observation and interview results in this school. The analysis results show that unconsciously this playgroup/kindergarten has implemented concept and principle in achieving its accreditation, and from FPSQ indicators can be said that these schools have applied the first step in total quality improvement. Based on the results, it can be assumed that integration FPSQ into the school’s system would form a quality school culture that not only refers to the achievement of accreditation’s score.
    corecore