PENERAPAN PINJAMAN DANA UED-SP (USAHA EKONOMI DESA SIMPAN PINJAM) DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT (STUDY KASUS DI DESA BINAMANG, KECAMATAN XIII KOTO KAMPAR, KABUPATEN KAMPAR)

Indonesia sebagai negara kesatuan yang menganut atas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintah dengan memberikan keleluasan kepada daerah untuk menyelenggarakan otonomi daerah dalam peningkatan ekonomi. Pada dasarnya tujuan pembangunan pertanian bukan hanya pada sektor meningkatkan produksinya saja, akan tetapi yang lebih penting adalah meningkatkan kesejahteraan petani dan gairah bertani. Pelaksanaan pinjaman dana melalui UED-SP adalah salah satu bentuk program penanggulanan kemiskinan sebagai upaya percepatan peyelesaian rendahnya kesejahteraan ekonomi. Peningkatan jumlah pinjaman dan jumlah peminjam pada setiap tahunnya menunjukan UED-SP Desa Binamang berkembang, namun tanpa disadari dengan perkembangan pinjaman UED-SP tersebut terdapat permasalahan dilapangan dalam hal pelaksanaan. Adapun rumusan masalah pada penelitian ini yaitu, Bagaimana penggunaan dana pinjaman terhadap Usaha Ekonomi Desa di Desa Binamang, Bagaimana kontribusi pinjaman dana usaha ekonomi desa terhadap tingkat kesejahteraan petani di Desa Binamang, Apa saja faktor pendukung dan faktor penghambat pinjaman dana Usaha Ekonomi Desa (UED-SP). Penelitian ini berlokasikan pada Usaha Ekonomi Desa Bina Maju Desa Binamang Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan pinjaman dana dan pengembangan usaha ekonomi desa dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Desa Binamang Kecamatan XIII Koto Kampar. Pada penelitian ini, metode analisis data menggunakan metode Deskriftif Kualitatif. Populasi pada penelitian ini yaitu karyawan dan pemanfaat (nasabah) dana usaha ekonomi desa bina maju yang berjumlah 34 orang. Sedangkan sampel dalam penelitian ini penulis mengambil beberapa orang karyawan dan pemanfaat (nasabah) yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan penulis dengan teknik yang penulis gunakan yaitu Random Sampling. Adapun sumber data pada penelitian ini yaitu data Primer dan Sekunder. Berdasarkan penelitian ini, bahwa semua masyarakat diperbolehkan untuk bekerjasama dengan Usaha Ekonomi Desa dengan tujuan untuk mengembangkan perekonomian dan mensejahterakan masyarakat dengan mengikuti prosedur yang telah ditentukan. Dengan adanya UED-SP ini masyarakat bisa meningkatkan perekonomian untuk kebutuhan hidupnya, selain itu masyarakat juga membuka jenis-jenis usaha yang menghasilkan keuntungan dengan bermodal bekerjasama dengan Usaha Ekonomi Desa dalam kegiatan pinjaman. Setelah mendapatkan pinjaman dari modal dana UED-SP pendapatan petani cabe di kecematan XIII Koto kampar ini bertambah, sehingga mampu menambah penghasilan masyarakat dan memperbaiki pendapatan bagi mereka. Kata Kunci : Pinjaman, Dana, Kesejahteraan masyaraka

The Essence of Creation of Allah's Creatures Through Tafakur: Study of Takhrij and Syarah Hadith

This study aims to discuss the hadith about the creation of creatures. This study uses a qualitative approach by applying a descriptive-analytical method. The formal object of this research is the science of hadith, while the material object is the hadith about the creation of creatures in the history of Bukhari No. 2955. The results and discussion of this study indicate that the status of quality hadith hasan li ghairihi meets the qualifications of maqbul ma'mul bih for Islamic practice. This study concludes that the hadith narrated by Bukhari No. 2955 is relevant to be used as motivation and enthusiasm in efforts to increase faith through tafakur activities to understand the essence or purpose of God's creation

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN MENIKAH ANAK DARI MARANGKA MARANGGI (SAUDARA LAKI-LAKI KANDUNG) AYAHNYA ADAT BATAK MANDAILING NATAL STUDI KASUS DESA HUTARAJA KECAMATAN SIABU KABUPATEN MANDAILING NATAL

ABSTRAK Ahmad Tarmizi Taher(2019):Tinjauan Hukum Islam Terhadap Larangan Menikah Anak Dari Marangka Maranggi (Saudara Laki-Laki Kandung) Ayahnya Adat Batak Mandailing Natal Studi Kasus Desa HutarajaKecamatanSiabu Kabupaten Mandailing Natal Perkawinan merupakan yang berlaku pada semua makhluk-Nya, baik pada manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih oleh Allah SWT sebagai jalan bagi makhluk-Nya untuk berkembang biak dan melestarikan hidupnya, larangan pernikahan dalam bahasan ini adalah orang-orang yang tidak boleh melakukan pernikahan, yakni perempuan-perempuan mana saja yang tidak boleh dinikahi oleh seorang laki-laki atau sebaliknya, laki-laki mana saja yang tidak boleh menikahi seorang perempuan. Jenis penelitian ini menggunakan metode penelitian lapangan (field research), Lokasi penelitian ini berlokasi di Desa Hutaraja Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal. Populasi dalam penelitian ini keseluruhuan kasus-kasus mengenai larangan menikah anak dari Marangka Maranggi (saudara laki-laki kandung) ayahnya di Desa Hutaraja Kecamatan Siabu Kabupaten Mandailing Natal sebanyak dua pasang suami isteri berjumlah 4 orang, tokoh adat 1 orang dan masyarakat dan Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling maka itulah dijadikan sampel. Sumber data diperoleh melalui dua bagian yaitu: Data primer yang diperoleh secara langsung yaitu tokoh adat, pelaku pelanggar Larangan menikah Marangka Maranggi (saudara laki-laki kandung) ayahnya, dan para pihak yang dapat memberikan keterangan terhadap permasalahan yang diteliti, data skunder yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang merupakan bahan seperti buku yang berhubungan dengan pokok larangan menikah. Setelah dilakukan penelitian, penulis menyimpulkan bahwa Larangan menikah anak dari marangka maranggi (saudara laki-laki kandung) ayahnya merupakan larangan pernikahan oleh adat disebabkan karena itu dikategorikan masih saudaranya sendiri dan tidak baik untuk menikah, Sanksi adat larangan menikah anak dari marangka maranggi (saudara laki-laki kandung) ayahnya adalah sebagai berikut: dipotong seekor kerbau diusir dari Desa Hutaraja, dikeluarkan dari marganya, Ditinjau menurut hukum Islam, larangan menikah anak dari marangka maranggi (saudara laki-laki kandung) ayahnya ini bertentangan dengan hukum Islam, karena adat mengharamkan apa-apa yang telah Allah halalkan sebagaimana yang dijelaskan Al-Quran surat Al-Maidah ayat 87. Dengan demikian apabila ada masyarakat Desa Hutaraja yang melanggar larangan menikah anak dari marangka maranggi ayahnya maka hukumnya (Mubah) atau boleh. Adapun sanksi yang diberlakukan bagi yang melanggar menikah anak dari marangka maranggi (saudara laki-laki kandung) ayahnya ini tidak dapat diterima, karena bertentangan dengan hukum Islam

Unique Adsorption Properties of Malachite Green on Interlayer Space of Cu-Al and Cu-Al-SiW12O40 Layered Double Hydroxides

Cu-Al layered double hydroxide (LDH) was intercalated with Keggin ion of polyoxometalate           K4[a-SiW12O40] to form Cu-Al-SiW12O40 LDH. The obtained materials were analyzed by X-ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infra Red (FTIR) spectroscopy, and Brunaur-Emmett-Teller (BET) surface area analysis. Furthermore, the materials were used as adsorbents of malachite green from aqueous solution. Some variables for adsorption, such as: effect of adsorption times, malachite green concentration, and also adsorption temperature, were explored. The results showed that diffraction at 11.72° on Cu-Al LDH has interlayer distance of 7.56 Å. The intercalation of that LDH with [a-SiW12O40]4− ion resulted increasing interlayer distance to 12.10 Å. The surface area of material was also increased after intercalation from 46.2 m2/g to 89.02 m2/g. The adsorption of malachite green on Cu-Al and          Cu-Al-SiW12O40 LDHs followed pseudo second order kinetic and isotherm Langmuir model with adsorption capacity of Cu-Al and Cu-Al-SiW12O40 LDHs was 55.866 mg/g and 149.253 mg/g, respectively. That adsorption capacity is equal with increasing interlayer space and surface area properties of material after intercalation. Thus, the adsorption of malachite green on Cu-Al and Cu-Al-SiW12O40 LDHs is unique and dominantly occurred on interlayer space of LDH as active site adsorption. Copyright © 2021 by Authors, Published by BCREC Group. This is an open access article under the CC BY-SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0)

Adsorption of Cobalt (II) on Layered Double Hydroxides (Mg/Al and Ca/Al) In Aqueous Medium : Kinetic and Thermodynamic Aspect

Layered double hydroxides Mg/Al and Ca/Al has been synthesized by co-precipitation method with molar ratio M2+:M3+ (3:1) at pH 10. The synthesized materials were characterized by XRD and FTIR. The materials were used as adsorbent for the removal Cobalt (II) in aqueous solution. The adsorption experiments were studied through some variables adsorption such as variation of contact time, variation of temperature and variation of initial concentration. Kinetic parameters was obtained from variation of contact time. Data was analyzed by pseudo-first-order and pseudo-second-order kinetics models in linear analyses. The kinetic studies showed that the adsorption process more fitted by pseudo-second-order than pseudo-first-order based on coefficient correlation. Isotherm parameters was calculated using Langmuir and Freundlich isotherm models. The adsorption process was spontaneous and endothermic

Removal of Iron(II) Using Intercalated Ca/Al Layered Double Hydroxides with [α-SiW12O40]4-

Ca/Al layered double hydroxide (LDH) was successfully synthesized by co-precipitation method at pH 11 under room temperature condition then followed by calcination at 800 oC. The synthesized Ca/Al LDH was further intercalated with Keggin ion [α-SiW12O40]4- in order to prepare the intercalated form of Ca/Al LDH. The synthesized materials were characterized by X-ray diffraction (XRD) and Fourier transform infrared (FT-IR) and used as an adsorbent for iron(II) removal from the aqueous medium. The adsorption performance was investigated by studying the kinetics and thermodynamic properties of the adsorption process. The results showed that pristine Ca/Al LDH exhibited diffraction peak at 2θ about 20o which corresponds to the layer structure of the LDH material. For the intercalated Ca/Al LDH, the diffraction observed at 2θ around 30-40o indicated that the [α-SiW12O40]4- was successfully intercalated into the interlayer space of Ca/Al LDH. Furthermore, the intercalated Ca/Al LDH showed higher adsorption capacity toward iron(II) than the pristine form of Ca/Al LDH. Copyright © 2019 BCREC Group. All rights reserved

CuAl LDH/Rice Husk Biochar Composite for Enhanced Adsorptive Removal of Cationic Dye from Aqueous Solution

The preparation of CuAl LDH and biochar (BC) composite derived from rice husk and its application as a low-cost adsorbent for enhanced adsorptive removal of malachite green has been studied. The composite was prepared by a one-step coprecipitation method and characterized by X-ray Diffraction (XRD), Fourier Transform Infra Red (FTIR), Brunauer-Emmett-Teller (BET), and Scanning Electron Microscopy - Energy Dispersive X-ray (SEM−EDX). The result indicated that CuAl LDH was successfully incorporated with the biochar that evidenced by the broadening of XRD peak at 2θ = 24° and the appearance of a new peak at 1095 cm−1 on the FTIR spectra. The BET surface area analysis revealed that CuAl/BC composite exhibited a larger surface area (200.9 m2/g) that the original CuAl LDH (46.2 m2/g). Surface morphological changes also confirmed by SEM image, which showed more aggregated particles. The result of the adsorption study indicated the composite material was efficient in removing malachite green with Langmuir maximum adsorption capacity of CuAl/BC reaching 470.96 mg/g, which is higher than the original CuAl LDH 59.523 mg/g. The thermodynamic analysis suggested that the adsorption of malachite green occurs spontaneously (ΔG < 0 at all tested temperature) and endothermic nature. Moreover, the CuAl/BC composite showed strong potential as a low-cost adsorbent for cationic dye removal since it showed not only a high adsorption capacity but also good reusability. Copyright © 2020 by Authors, Published by BCREC Group. This is an open access article under the CC BY-SA License (https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0).

Biochar from Rice Husk as Efficient Biosorbent for Procion Red Removal from Aqueous Systems

Numerous reports have elucidated the use of biochar (BC) to adsorb dyes from wastewater. However, its applicability for adsorbing Procion Red, which causes carcinogenic and mutagenic effects on aquatic life, has not been studied. In this work, biochar produced from rice husk in Sumatera, Indonesia was used as a biosorbent for Procion Red removal from aqueous systems. Rice husk-BC was characterised using X-ray diffraction (XRD), Fourier transform infrared (FTIR) spectroscopy, surface area specific analysis, and scanning electron microscopy (SEM) for mor-phological analysis. The characterisation showed a (002) reflection peak at 2θ = 23° with broad and quite intense diffraction, which indicates reflection of electromagnetic waves by silicates, oxides and carbon present in the rice husk-BC. The surface area and SEM morphologies confirm that after pyrolysis, the surface of the rice husk changed. The FTIR spectra confirm the presence of functional groups such as the carboxylic acids and aromatic compounds. The surface area of rice husk-BC was up to ten times that of its raw material. The results of adsorption studies indicate that adsorption of Procion Red on rice husk-BC follows a pseudo-second-order (PSO) reaction with a rate constant of 0.044 min-1 and Langmuir isotherm models with a coefficient of correlation close to unity. The maximum adsorption capacity increased from 36.900 mg g-1 for the rice husk to 84.034 for the rice husk-BC. Thermodynamic analysis showed positive enthalpy and entropy, indicating that Procion Red adsorption is endothermic; thus, the Gibbs energy values decreased with increase in temperature, indicating that high temperatures are favourable for the adsorption process. Furthermore, the study of adsorption of Procion Red on rice husk-BC and regeneration of the adsorption capacity of rice husk-BC showed the largest drop in the fourth and last cycle