Session I Nursing Presentation 2: Enhancing Care for Patients with Diabetes Mellitus through a Nursing Focused Intervention

Patient Aligned Care Teams (PACTs) within the Veteran\u27s Affairs system are required to manage national performance measures, specifically related to patients with Ambulatory Care Sensitive Conditions (ACSCs). This project focuses on the prevention and progression of renal complications for patients with diabetes by performing urine microalbumin assessments in alignment with the National Kidney Foundation\u27s (NKF) evidence-based practice algorithm. Anticipated findings are increased microalbumin patient orders, timely completion of specimen collection, and follow up collaboration with PACTs lead medical provider, resulting in improved quality of life for patients with diabetes

Videomängu žanri ja maailma analüüs Fallout seeria näitel

http://www.ester.ee/record=b4741877*es

Naiskarakterite representatsioon videomängudes: diakrooniline analüüs

http://tartu.ester.ee/record=b2677412~S1*es

Micro CT Pilot Evaluation Of Removability Of Two Endodontic Sealers

Purpose: This study compared the removability of AH Plus and EndoSequence BC sealers using in vitro micro-computed tomography. Methods: Ten single-canal, extracted human teeth were cleaned and shaped with ProTaper NEXT rotary files to size X5 (50/0.06) (DentsplySirona). Canals were obturated with a single cone gutta-percha and either AH Plus (Dentsply-Sirona) (Group A) or EndoSequence BC (Brasseler) (Group B). ProTaper Universal Retreatment files (Dentsply-Sirona) were used to remove obturation materials after 90 days at 37o C/100% humidity. Each tooth was scanned using micro-computed tomography (SkyScan 1272; Bruker) at an isotropic resolution of 6 μm from which the percent of material removed was calculated. Two-sample t-tests and one-way ANOVA were used for analysis. Results: The percent removal of materials in the coronal third was 92.9% ± 7.3% (Group A) and 93.2% ± 6.1% (Group B). Removal in the middle third was 94.9% ± 8.5% (Group A) and 96.5% ± 6.1% (Group B). Apical third removal was 76.2% ± 27.9% (Group A) and 70.1% ± 30.8% (Group B). No statistically significant differences were determined between the two sealers or among the sectional thirds within each group (P \u3e 0.05). Conclusion: AH Plus and EndoSequence BC sealers exhibit the same removability at all canal levels of 70% to 96%, with better removal coronally

Histological Evaluation of the Biocompatibility of Polyurea Crosslinked Silica Aerogel Implants in a Rat Model: A Pilot Study

Background: Aerogels are a versatile group of nanostructured/nanoporous materials with physical and chemical properties that can be adjusted to suit the application of interest. In terms of biomedical applications, aerogels are particularly suitable for implants such as membranes, tissue growth scaffolds, and nerve regeneration and guidance inserts. The mesoporous nature of aerogels can also be used for diffusion based release of drugs that are loaded during the drying stage of the material. From the variety of aerogels polyurea crosslinked silica aerogels have the most potential for future biomedical applications and are explored here. Methodology: This study assessed the short and long term biocompatibility of polyurea crosslinked silica aerogel implants in a Sprague-Dawley rat model. Implants were inserted at two different locations a) subcutaneously (SC), at the dorsum and b) intramuscularly (IM), between the gluteus maximus and biceps femoris of the left hind extremity. Nearby muscle and other internal organs were evaluated histologically for inflammation, tissue damage, fibrosis and movement (travel) of implant. Conclusion/Significance: In general polyurea crosslinked silica aerogel (PCSA) was well tolerated as a subcutaneous and an intramuscular implant in the Sprague-Dawley rat with a maximum incubation time of twenty months. In some cases a thin fibrous capsule surrounded the aerogel implant and was interpreted as a normal response to foreign material. No noticeable toxicity was found in the tissues surrounding the implants nor in distant organs. Comparison was made with control rats without any implants inserted, and animals with suture material present. No obvious or noticeable changes were sustained by the implants at either location. Careful necropsy and tissue histology showed age-related changes only. An effective sterilization technique for PCSA implants as well as staining and sectioning protocol has been established. These studies further support the notion that silica-based aerogels could be useful as biomaterials. © 2012 Sabri et al

Neurocognitive outcomes in neurofibromatosis clinical trials

Neurofibromatosis type 1 (NF1) is associated with neurocognitive deficits that can impact everyday functioning of children, adolescents, and adults with this disease. However, there is little agreement regarding measures to use as cognitive endpoints in clinical trials. This article describes the work of the Neurocognitive Committee of the Response Evaluation in Neurofibromatosis and Schwannomatosis (REiNS) International Collaboration. The goal of this committee is to identify standardized and specific cognitive assessment tools for use in NF clinical trials. The committee first identified cognitive domains relevant to NF1 and prioritized attention as the first domain of focus given prior and current trends in NF1 cognitive clinical trials. Performance measures and behavioral rating questionnaires of attention were reviewed by the group using established criteria to assess patient characteristics, psychometric properties, and feasibility. The highest rated tests underwent side-by-side comparison. The Digit Span subtest from the Wechsler scales was given the highest ratings of the performance measures due to its good psychometrics, feasibility, utility across a wide age range, and extensive use in previous research. The Conners scales achieved the highest ratings of the behavioral questionnaires for similar reasons. Future articles will focus on other cognitive domains, with the ultimate goal of achieving agreement for cognitive endpoints that can be used across NF clinical trials

Pembaharuan Pendidikan Islam di Indonesia Perspektif TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid

Nama TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid tidak sebesar tokoh-tokoh pendidikan lain di Indonesia, sehingga beliau jarang dikenal oleh rakyat Indonesia khususnya mereka yang berada di luar Pulau Lombok. Padahal TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid memiliki pemikiran yang progresif dalam mengembangkan pendidikan Islam di Indonesia. Oleh sebab itu penulisan artikel ini bertujuan untuk menganalisis pemikiran TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid mengenai pendidikan Islam. Artikel ini menggunakan pendekatan kepustakaan. Kesimpulan artikel ini mengungkapkan bahwa kunci berhasilnya pendidikan Islam menurut TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid adalah profesionalisme guru, akhlak siswa, dan kualitas lembaga pendidikan Islam. Beliau berpendapat bahwa Ilmu agama dan ilmu umum harus terintegrasi, kemudian beliau realisasikan dalam harmonisasi sistem pendidikan modern dan klasikal yang beliau konsepsikan. Beliau memperjuangkan hak-hak wanita untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, melepas wanita dari belenggu keterbelakangan. Pemikiran cemerlang TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dalam mengkonsepsikan pendidikan Islam, menjadi refleksi terhadap pengembangan pendidikan Islam di Indonesia saat ini

PEMBINAAN SPIRITUAL DAN EMOSIONAL HIMPUNAN MAHASISWA NAHDLATUL WATHAN DI YOGYAKARTA MELALUI KEGIATAN HIZIBAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pembinaan spiritual dan emosional anggota Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan di Daerah Istimewa Yogyakarta yang mencakup: urgensi kegiatan hiziban sebagai media pembinaan spiritual dan emosional, pola pembinaan spiritual dan emosional melalui kegiatan hiziban, serta kontribusi pembinaan spiritual dan emosional melalui kegiatan hiziban. Penelitian ini penting dilakukan karena fenomena kerasnya arus globalisasi yang membawa pengaruh negatif, sehingga menuntut masyarakat khususnya kalangan mahasiswa sebagai kelompok yang rentan terpengaruh, untuk semakin meningkatkan potensi spiritual dan emosional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, dokumentasi, dan observasi lapangan. Analisis data dilakukan dalam enam tahap yaitu, persiapan dan pengorganisasian, eksplorasi dan pengodean data, membangun deskripsi dan tema, presentasi dan melaportkan temuan, interpretasi temuan, dan validasi temuan. Hasil penelitian adalah: Pertama, kegiatan hiziban dapat membangun dan meningkatkan spiritual dan emosional. Selain itu, membaca Hizib Nahdlatul Wathan juga dapat menjadi media untuk berkumpul, membangun komunikasi yang intens, membangun kebersamaan, membangkitkan semangat, dan membina mental. Kedua, pola pembinaan spiritual dan emosional melalui kegiatan hiziban adalah melakukan penjernihan emosi, membangun mental, pembinan ketangguhan pribadi, dan pembinaan ketangguhan sosial. Ketiga, kontribusi pembinaan spiritual dan emosional bagi anggota Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah, anggota memiliki emosi yang jernih, memiliki mental yang baik, memiliki ketangguhan pribadi, dan memiliki ketangguhan sosial. Dengan potensi spiritual dan emosional yang baik, anggota Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan di Daerah Istimewa Yogyakarta mampu menjaga diri dari pengaruh hedonisme, cyber crime, dan berita hoax. Selain itu, anggota Himpunan Mahasiswa Nahdlatul Wathan di Daerah Istimewa Yogyakarta juga mampu mengaktualisasikan perannya dalam masyarakat sebagai agen perubahan, kontrol sosial, generasi penerus yang tangguh, dan sebagai suri tauladan

Pembentukan Akhlak Mahasiswa melalui Psikologi Islami

Pembentukan akhlak mahasiswa menjadi misi penting bagi Perguruan Tinggi Islam dalam pesatnya pengaruh globalisasi. Pengaruh hedonisme yang dengan cepat mengubah gaya hidup mahasiswa harus segera disikapi. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia menerapkan pendekatan psikologi Islami dalam upaya membentuk akhlak mahasiswa demi menekan pengaruh hedonisme pada gaya hidup mahasiswa. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengkaji bagaimana penerapan pendekatan Psikologi Islami yang dilakukan oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk membentuk akhlak mahasiswa. Problematika yang kompleks dan dinamis menuntut penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sehingga pengolahan data yang tidak bersifat numerik, memberikan hasil penelitian yang mendalam terkait topik penelitan. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga metode utama psikologi Islami yang terapkan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam proses perkuliahan yaitu, metode keteladanan, metode pembiasaan, dan metode nasihat. Penerapan tiga metode tersebut sangat memperhatikan kondisi psikis dan fisik mahasiswa, sehingga memiliki dampak positif bagi mahasiswa. Mahasiswa memiliki kesadaran untuk berperilaku baik, serta menjaga akhlak baik itu dalam lingkungan kampus maupun dalam kehidupan sehari-hari di luar kampus.Pembentukan akhlak mahasiswa menjadi misi penting bagi Perguruan Tinggi dalam pesatnya pengaruh globalisasi. Pengaruh hedonisme yang dengan cepat mengubah gaya hidup mahasiswa harus segera disikapi. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta sebagai salah satu Perguruan Tinggi di Indonesia menerapkan pendekatan psikologi Islami dalam upaya membentuk akhlak mahasiswa demi menekan pengaruh hedonisme pada gaya hidup mahasiswa. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan mengkaji bagaimana penerapan pendekatan Psikologi Islami yang dilakukan oleh UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta untuk membentuk akhlak mahasiswa. Problematika yang kompleks dan dinamis menuntut penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Sehingga pengolahan data yang tidak bersifat numerik, memberikan hasil penelitian yang mendalam terkait topik penelitan. Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga metode utama psikologi Islami yang terapkan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dalam proses perkuliahan yaitu, metode keteladanan, metode pembiasaan, dan metode nasihat. Penerapan tiga metode tersebut sangat memperhatikan kondisi psikis dan fisik mahasiswa, sehingga memiliki dampak positif bagi mahasiswa. Mahasiswa memiliki kesadaran untuk berperilaku baik, serta menjaga akhlak baik itu dalam lingkungan kampus maupun dalam kehidupan sehari-hari di luar kampus. Kata Kunci: Akhlak, Mahasiswa, Psikologi Islam