7 research outputs found

    ANALISIS POOR PRO BUDGET (STUDI ALOKASIDAN IMPLEMENTASI ANGGARAN PADA SEKTOR KESEHATAN KABUPATEN KEBUMEN TAHUN ANGGARAN 2009 – 2001)

    Get PDF
    Pro Poor Budget merupakan salah satu reformasi anggaran yang ditujukan untuk masyarakat miskin, supaya hidup mereka dapat terjamin hak-hak dasarnya. Adanya pro poor budget disebabkan karena masih banyak masyarakat miskin yang tidak mendapatkan hak untuk menikmatinya. Oleh karena itu, kebutuhan dasar mereka sering tidak terpenuhi. Hak dasar mereka yang paling utama adalah kesehatan, karena kesehatan mempunyai keterikatan hubungan yang saling kait mengkait, dimana kemiskinan mempengaruhi kesehatan sehingga orang miskin menjadi rentan terhadap pelbagai macam penyakit sedangkan kesehatan mempengaruhi kemiskinan, masyarakat yang sehat menekan kemiskinan karena orang yang sehat produktivitas kerjanya tinggi. Indonesia masih memiliki banyak daerah-daerah yang jumlah penduduk miskinnya tinggi, salah satunya adalah Kabupaten Kebumen yang mencapai 376.610 orang atau 25,73% bahkan angka kemiskinan ini jauh diatas provinsi Jawa Tengah yang mencapai 17,72%, sehingga perlu ada komitmen pemerintah daerah untuk mewujudkan anggaran yang pro poor agar masyarakat miskin dapat terjamin kesehatannya. Tentu saja dengan adannya alokasi yang dianggarkan untuk masyarakat miskin diimbangi dengan adanya pelaksanaan pelayanan yang adil, reponsif dan efisien dalam memberikan pelayanan. Penelitian ini berusaha mengetahui apakah anggaran sektor kesehatan sudah menunjukkan anggaran yang pro poor, dan bagaimana implementasi pro poor budget serta kendala dalam mewujudkan pro poor budget tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi dokumen dan depth interview dengan metode penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini melibatkan sebelas orang yaitu lima dari intansi pemerintah dan enam dari masyarakat yang menjadi sasaran pro poor budget. Teori anggaran dan teori implementasi digunakan sebagai teori awal untuk mengetahui alokasi anggaran untuk masyarakat miskin dan pelaksanaannya di masyarakat. Analisis ini menemukan bahwa anggaran sektor kesehatan Kabupaten Kebumen tidak pro poor. Hal ini ditunjukkan dari besarnya prosentase anggaran kesehatan kurun waktu 2009-2011 kurang dari 10% berdasarkan UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 pasal 171 ayat 2, prosentase anggaran sektor kesehatan yang mengalami penurunan tahun 2009- 2011, alokasi belanja tidak langsung lebih besar dari belanja langsung, dan terdapat mata anggaran yang dihilangkan kurun waktu 2009-2011, serta prosentase alokasi bansos jamkesda yang masih sangat kecil dari belanja tidak langsungnya. Sedangkan pelaksanaan program pro poor budget dinilai masih kurang pro poor karena tidak semua masyarakat miskin mendapatkan pelayanan yang adil, responsif dan efisiensi dalam mendapatkan pelayanan, serta kendala yang dihadapi adalah terbatasnya anggaran dengan jumlah masyarakat miskin yang banyak serta besarnya beban pegawai yang harus dibayarkan sehingga anggaran untuk masyarakat relatif kecil dan akan semakin sulit untuk mensejahterakan masyarakat terutama masyarakat miskinnya. Kata kunci : pro poor budget, implementasi, sektor kesehatan

    Inkuri Terbimbing Pada Larutan Elektrolit Non-elektrolit Dalam Meningkatkan Kemampuan Mengkomunikasikan Dan Menyimpulkan

    Full text link
    This research aimed to describe the effectiveness of guided inquiry model learning in improving the skills to communicate and conclude on the electrolyte and non-electrolytes solution matery. Subjects were students of class X KA 1 SMTI-SMK Bandar Lampung. Samples were taken using purposive sampling technique and derived class X KA 1 as the control class and class X KA 2 as an experimental class. The research used a quasi experimental method with Non-Equivalent (pretest and posttest) Control Group Design. The results showed an average value of n-communicating skills to gain control and experimental classes respectively 0.40 and 0.57 and the average n-Gain skills classes concluded that for the control and experimental respectively 0.70 and 0.79. This suggests that the guided inquiry learning is effective in improving the skills of communicating and concluded. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan efektivitas model pembelajaran Inkuiri terbimbing dalam meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan dan menyimpulkan pada materi larutan elektrolit non-elektrolit. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X KA 1 SMK-SMTI Bandar Lampung. Sampel penelitian diambil menggunakan teknik purposive sampling dan diperole kelas X KA 1 sebagai kelas control dan kelas X KA 2 sebagai kelas eksperimen. Penelitian ini menggunakan metode kuasi eksperimen dengan Non Equivalent (Pretest and Posttest) Control Group Design. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata n-Gain mengkomunikasikan untuk kelas kontrol dan eksperimen masing-masing 0,40 dan 0,57 dan rata-rata n-Gain menyimpulkan untuk kelas kontrol dan eksperimen masing-masing 0,70 dan 0,79. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran inkuiri terbimbing efektif dalam meningkatkan keterampilan mengkomunikasikan dan menyimpulkan
    corecore