4,146 research outputs found

    ANALISIS PERMAINAN TRADISIONAL BOY-BOYAN SEBAGAI ALTERNATIF AKTIVITAS KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA KELAS IV DI SEKOLAH DASAR NEGERI CIKULUR

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan menganalisis permainan tradisional boy-boyan sebagai alternatif aktivitas kebugaran jasmani pada siswa kelas IV di SDN Cikulur. Penelitian ini dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana proses permainan tradisional boy-boyan yang dapat menunjukkan komponen kebugaran jasmani (2) Bagaimana aktivitas kebugaran jasmani siswa pada permainan tradisional boy-boyan (3) Bagaimana hasil analisis permainan tradisional boy-boyan yang dapat dijadikan sebagai alternatif aktivitas kebugaran jasmani di kelas IV. Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses permainan tradisional boy-boyan yang dapat menghasilkan komponen kebugaran jasmani dan untuk mengetahui untuk mengetahui hasil analisis permainan tradisional boy-boyan yang dapat dijadikan sebagai alternatif aktivitas kebugaran jasmani di kelas IV. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis konsep. Subyek yang digunakan adalah siswa kelas IV. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah observasi partisipan, wawancara, dokumentasi.Temuan penelitian adalah permainan tradisional dapat dijadikan sebagai alternatif aktivitas kebugaran jasmani di sekolah dasar, karena sudah mencakup unsur ke 4 (empat) komponen kebugaran jasmani, meliputi komponen kecepatan, kelincahan, kekuatan otot, dan daya tahan. Permainan tradiisional boy-boyan cocok digunakan di kelas IV yang menunjukkan kekompakan, mampu bekerja sama dengan kelompoknya, disiplin dalam bermain. Permainan boy-boyan membantu siswa dapat bergerak secara aktif dan mengikuti aktivitas permainan. Permainan boy-boyan sangat bagus digunakan pada pembelajaran kebugaran jasmani di sekolah dasar yang dapat meningkatkan keterampilan gerak dan meningkatkan segala potensi yang dimiliki siswa. Kata kunci: Permainan tradisional boy-boyan, kebugaran jasmani ABSTRACT This study aims to analyze the traditional boy-boyan games as an alternative to physical fitness activities for fourth grade students at SDN Cikulur. This study formulated the following problems. (1) How is the traditional boy-boyan game process that can show the components of physical fitness (2) How are the physical fitness activities of students in traditional boy-boyan games (3) What are the results of the analysis of traditional boy-boyan games that can be used as an alternative to physical fitness activities in class IV. The purpose of this study is to describe the traditional boy-boyan game process that can produce physical fitness components and to find out the results of the analysis of traditional boy-boyan games which can be used as an alternative to physical fitness activities in class IV. The method used in this research is concept analysis. The subjects used were grade IV students. Data collection techniques used are participant observation, interviews, documentation. The research finding is that traditional games can be used as an alternative to physical fitness activities in elementary schools, because it includes the 4 (four) components of physical fitness, including components of speed, agility, muscle strength, and endurance. Traditional boy-boy games are suitable for use in grade IV which shows solidarity, is able to work together with the group, is disciplined in playing. Boy-boy games help students be able to move actively and participate in play activities. Boy-boy games are very good to use in learning physical fitness in elementary schools which can improve movement skills and increase all the potential that students have. Keywords: traditional boy-boy games, physical fitnes

    Isolation of Local Lipolytic Isolate from Domestic Compost

    Get PDF
    Screening of lipolytic bacteria from domestic compost resulting an isolate namely AL17. Morphological analysis shows that the isolates were rod shape and belong to negative gram bacteria. The 16S rRNAs genes of the bacteria have been sequenced, and phylogenetic analysis showed that the isolates were close to genus Pseudoxanthomonas. The enzyme production was synchronized with bacterial growth and reached a maximum level during the late-stationary phase. The optimum pH and temperature of enzyme activity were at pH 9.0 and 60°C.The isolate also showed alcohol tolerance in medium containing 3% and 5% methanol. The ability of bacterial cells to tolerate methanol is an important cell characteristic that determines their use as a biocatalyst in transesterification and other industrial process

    PERANCANGAN WEARABLE CHAIR UNTUK DOKTER BEDAH DENGAN DATA ANTROPOMETRI (STUDI KASUS: RSUD DR. ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH)

    Get PDF
    Postur kerja yang baik adalah suatu keadaan ketika melakukan suatu pekerjaan agar terhindar dari resiko cedera dan mengurangi tingkat kelelahan. Apabila tingkat kelelahan tinggi, maka dapat menimbulkan gangguan muskuloskeletal dan menurunnya konsentrasi. Salah satu pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi yang baik adalah dokter bedah, dimana RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh memiliki jumlah dokter bedah yang terbatas yaitu sebanyak 21 orang. Sehingga perlu adanya rancangan alat yang dapat mengurangi munculnya kelelahan bekerja saat berdiri yang disebut dengan wearable chair. Di dalam penelitian ini menggunakan metode antropometri yang mengukur lima dimensi yaitu tebal paha, panjang lutut, panjang popliteal, tinggi lutut, dan tinggi popliteal, serta bantuan perangkat lunak Computer Aided Design (CAD) untuk melakukan perancangan wearable chair. Hasil akhir yang diperoleh berupa desain yang dapat mengikuti bentuk kaki, namun tetap terjaga walaupun pengguna menggunakan pada keadaan berdiri dengan waktu yang lama, dan berfungsi melakukan gerakan, seperti berjalan ataupun menekukkan kaki sesuai dengan tiga jenis ukuran yaitu small (S), medium (M), dan large (L).Kata kunci: Antropometri, Dokter Bedah, Gangguan Muskuloskeletal, Postur, Wearable Chair

    PEMANFAATAN KOMPUTER BERBICARA SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR LUAR BIASA NEGERI BANDA ACEH

    Get PDF
    ABSTRAK Urrachmah, Syifa. 2018. Pemanfaatan Komputer Berbicara Sebagai MediaPembelajaran Di Sekolah Dasar Luar Biasa Negeri Banda Aceh. Skripsi.Jurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan,Universitas Syiah Kuala. Pembimbing: (1) Dra. Nurhasanah, M.Pd, (2) Drs. Martunis, M.SiKata Kunci : Tunanetra, Media Pembelajaran, Screen Reader, KomputerBerbicaraKomputer berbicara merupakan seperangkat komputer biasa yang telah dilengkapidengan program pembaca layar (screen reader). Program ini menterjemahkaninformasi dan seluruh aktivitas pada layar monitor menjadi data audio yangselanjutnya dikirim ke Sound Cart pada CPU (Central Processing Unit). Melaluimedia komputer berbicara, siswa tunanetra dapat memperoleh informasi danmengakses materi pelajaran yang lebih luas serta mengatasi kejenuhan siswamenggunakan huruf Braille dalam belajar. Penelitian ini merupakan tindak lanjutdari kegiatan program kreatifitas mahasiswa (PKM) yang telah dilakukan padatahun 2017 lalu. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemanfaatankomputer berbicara sebagai media pembelajaran dan hambatan-hambatan yangdihadapi guru dan siswa di SDLB Negeri Banda Aceh. Penelitian ini menggunakanpendekatan deskriptif dengan jenis penelitian kualitatif, subyek penelitian berjumlah4 (empat) orang, teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, studidokumentasi dan observasi. Berdasarkan hasil penelitian, komputer berbicara telahdimanfaatkan sebagai media pembelajaran oleh guru dan siswa di SDLB NegeriBanda Aceh, pada pelajaran bahasa Indonesia untuk materi tertentu saja dankegiatan ekstrakurikuler. Dalam pemanfaatan komputer berbicara, siswa mengalamihambatan dalam memahami Bahasa pemrograman screen reader yang masihmenggunakan Bahasa Inggris. Sedangkan hambatan yang dialami guru adalah tidaktersedianya ruangan khusus untuk menggunakan komputer berbicara sehingga guruyang juga mengalami hambatan penglihatan (tunanetra) kesulitan mengarahkansiswa tunanetra untuk memasuki perpustakaan yang menjadi ruang sementara. Olehkarena itu, perlu adanya ruang khusus dan pelatihan lanjutan untuk melatihketerampilan siswa dalam mengoperasikan komputer berbicara

    KONTRIBUSI KONSEP DIRI TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI

    Get PDF
    Konsep diri merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi dalam diri setiap individu. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kontribusi konsep diri terhadap motivasi berprestasi siswa kelas XI SMA Angkasa Lanud Husein Bandung Tahun Ajaran 2015/2016. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan studi deskriptif dan desain penelitian korelasional. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik sampel jenuh sebanyak 255 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) terdapat kontribusi positif dan signifikan antara konsep diri dan motivasi berprestasi, (2) secara umum siswa kelas XI SMA Angkasa Lanud Husein Bandung cenderung memiliki konsep diri negatif dan sebagian lainnya memiliki konsep diri positif, artinya sebagian siswa sudah memiliki kesadaran mengenai diri sendiri secara menyeluruh dan sebagian lainya belum cukup memiliki kesadaran mengenai dirinya secara menyeluruh, (3) secara umum siswa kelas XI SMA Angkasa Lanud Husein Bandung cemderung memiliki motivasi berprestasi tinggi dan sebagian lainnya berada pada kategori sedang, artinya siswa telah memiliki rasa tanggung jawab, disiplin dan dapat memanfaatkan kesempatan serta sebagian siswa lainnya masih kurang dalam hal tanggung jawab dan memanfaatkan kesempatan. ;--- The self-concept is one of the most factors that affect achievement motivation in every individual. Generally, this study aims to find the contribution of self-concept to the achievement motivation of the eleven grade students of SMA Angkasa Lanud Husein Bandung Academic Year 2015/2016. The research adopted quantitative approach with descriptive study and correlational research design. A number of 225 students were taken from the population as sample with saturation sampling technique. The results showed that (1) self concept contributed positively and significantly to achievement motive (2) generally, eleven grade students of SMA Angkasa Lanud Husein Bandung tend to have a negative self-concept and some others students have a positive self-concept, which mean the student already have awareness about themselves thoroughly, and some others have enough awareness about their self thoroughly, (3) generally, eleven grade students of SMA Angkasa Lanud Husein Bandung tend to have a high level of achievement motivation and some others are in the medium level, which mean that students to have a sense of responsibilities discipline, and can take advantage of opportunities as well as, and most other students are still lacking in terms of responsibilities and take advantage of opportunities

    HUBUNGAN KEBERAGAMAN JENIS MAKANAN DAN KECUKUPAN GIZI DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA IBU MENYUSUI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGMUNDU KOTA SEMARANG TAHUN 2016

    Get PDF
    Ibu menyusui membutuhkan asupan gizi lebih banyak daripada ibu yang tidak menyusui sehingga membutuhkan keberagaman jenis makanan yang dikonsumsi. Sebagian besar ibu menyusui di Indonesia memiliki status gizi yang kurang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan keberagaman jenis makanan, tingkat kecukupan gizi dengan status gizi ibu menyusui. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasionalmenggunakan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 96 ibu menyusui yang masih memberikan ASI dengan usia bayi 0-6 bulan. Jumlah subjek 53 orang yang dipilih dengan teknik purposive sampling.Analisis data menggunakan uji korelasi Pearson dan Rank Spearman.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata skor keberagaman jenis makanan adalah 8,73 dengan kategori sedang sebanyak (39,6%). Kelompok pangan yang kurang dikonsumsi adalah sayur dan buah-buahan. Tingkat kecukupan energi kurang sebanyak (56,6%), kecukupan protein kurang sebanyak (52,8%), kecukupan lemak kurang sebanyak (58,5%) dan kecukupan vitamin A kurang sebanyak (58,5%). Status gizi ibu menurut IMT sebagian besar (52,8%) tergolong normal. Ada hubungan antara keberagaman jenis makanan (p=0,024), kecukupan energi (p=0,000), dan food taboo (p=0,044)dengan IMT.Tidak ada hubungan tingkat kecukupan protein (p=0,152), lemak (p=0,070), vitamin A (p=0,401), prioritas makanan dalam keluarga (p=0,084) dengan IMT. Disarankan kepada puskesmas untuk meningkatkan frekuensi promosi kesehatan seperti penyuluhan makanan sehat, beragamterutama pentingnya mengkonsumsi sayur dan buah-buahansaat menyusui oleh petugas kesehatan seperti kader posyandu. Kata Kunci: keberagaman, kecukupan gizi,food taboo, keluarga, ibu menyusui

    VARIASI KERAPATAN ATMOSFER PADA FASE NAIK SIKLUS MATAHARI KE-24 DARI ANALISIS ELEMEN ORBIT SATELIT LEO (LOW EARTH ORBIT)

    Get PDF
    Variasi kerapatan atmosfer sangat dipengaruhi oleh aktivitas Matahari. Peningkatan kerapatan atmosfer akibat aktivitas Matahari akan berdampak pada satelit-satelit yang berada di orbit rendah (Low Earth Orbit, LEO). Dampak yang dialami oleh satelit di antaranya yaitu peningkatan gaya hambat yang dialami oleh satelit sehingga mempengaruhi operasional satelit tersebut, seperti kala hidup satelit. Pada fase naik siklus Matahari ke-24 ini variasi kerapatan atmosfer diperoleh dari analisis elemen orbit satelit, dari ketinggian 400 km hingga 800 km. Untuk mengekstraksi kerapatan atmosfer dari data elemen orbit digunakan metode yang diajukan oleh Picone dkk (2005) yaitu General Perturbation (GP). Dari hasil analisis diperoleh bahwa pada fase naik siklus Matahari ke-24 terdapat kecenderungan kenaikan kerapatan atmosfer dengan gradien sebesar 1,002x10-3. Dari skala ketinggian kerapatan atmosfer juga menunjukkan kecenderungan kenaikan dan menunjukkan bahwa semakin bertambah ketinggian pengaruh aktivitas Matahari terhadap kerapatan atmosfer akan semakin kecil. Diperoleh juga korelasi antara aktivitas Matahari dan aktivitas geomagnet terhadap kerapatan atmosfer. F10,7 digunakan sebagai proksi dari aktivitas Matahari dan diperoleh maksimal 70% untuk korelasinya terhadap kerapatan atmosfer. Sementara itu untuk aktivitas geomagnet digunakan indeks Ap sebagai proksi, dan diperoleh maksimal 24% untuk korelasinya terhadap kerapatan atmosfer.;---Atmospheric density variation is heavily influenced by solar activity. Increase of the atmospheric density due to solar activity gives impact on the satellites in Low Earth Orbit (LEO). The impact on the satellite includes an increase in drag forced experienced which will affect satellite operations, such as satellite lifetime. In ascending phase of 24th solar cycle, the atmospheric density variation is attained using satellite orbital elements from an altitude of 400 km to 800 km. In order to extract the atmospheric density from the orbital element data, a method proposed by Picone et al (2005), namely General Peturbation (GP) was used. The results of analysis showed that in the ascending phase of 24th solar cycle, there is an increasing tendency of atmospheric density with gradient of 1,002x10-3. Moreover from height scale, atmospheric density also shows ascending trend and shows that the increasing of altitude decrease the influence of solar activity on atmospheric density. Furthermore there is also correlation between solar activity and geomagnetic activity on atmospheric density. F10,7 is used as a proxy of solar activity and obtained a maximum of 70% for its correlation to atmospheric density. As for geomagnetic activity,Ap index is used as a proxy and obtained maximum of 24% for its correlation to the atmospheric density

    Profil Profil Kemampuan Literasi Sains Siswa SMP Berdasarkan Gender Menggunakan Model STEM: (Profil Scientific Literacy Ability of Junior High School Students Bades on Gender Using The STEM Models)

    Get PDF
    21-st century skills in education integrate literacy skills, knowledge, skills, and attitudes. One of them is scientific literacy. The scientific literacy ability of the students in Indonesia from 2000 to 2018, according to PISA (2018), is still below average. It is due to the lack of attention of Indonesian education on literacy skills which are actually necessary for everyday life. This research was conducted in 2022. The purpose was to determine the differences in the results of scientific literacy skills between male and female students in grade 2 of junior high school. This study uses the One Group Posttest Only design with technical data analysis using the posttest results that have been carried out by students, then calculated by looking at the average indicators of each question. The results showed that there were differences in the results of students' scientific literacy abilities between boys and girls. The increase in scientific literacy for female students is 82.2 and is in the very good category, and male students is 71.3 and is in the good category. With these differences, it can be concluded that scientific literacy skills using the STEM model for female students increased better than male students. Key words: Science Literacy, STEM, Gender   ABSTRAK Keterampilan abad ke 21 dalam bidang pendidikan mengintergrasikan kemampuan literasi, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Salah satu keterampilan literasi dalam abad ke 21 yaitu kemampuan literasi sains. Kemampuan literasi sains siswa di Indonesia menurut PISA tahun 2018 sejak tahun 2000 sampai 2018 masih dibawah rata-rata. Hal ini disebabkan kurang perhatiannya dunia pendidikan di Indonesia terhadap kemampuan literasi yang mana penting untuk kehidupan sehari-hari. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2022.Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui perbedaan hasil kemampuan literasi sains antara siswa laki-laki dan siswa perempuan di kelas 8 SMP. Penelitian ini menggunakan desain One Group Postest Only dengan teknis analisis data menggunakan hasil postest yang telah dilakukan oleh siswa yang kemudian dihitung dengan melihat rata-rata perindikator dari setiap soal. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan hasil kemampuan literasi sains siswa antara laki-laki dan perempuan. Peningkatan literasi sains siswa perempuan sebesar 82,2 dan masuk kedalam kategori sangat baik, dan untuk hasil literasi sains siswa laki-laki sebesar 71,3 dan masuk kedalam kategori baik. Dengan hasil perbedaan tersebut dapat dikatakan kemampuan literasi sains menggunakan model STEM untuk siswa perempuan meningkat lebih baik dibandingkan dengan siswa laki-laki. Kata kunci: Literasi Sains, STEM, Gende
    • …
    corecore