44 research outputs found

    Comparative study of encapsulated rhizome extract of Alpinia purpurata (Zingeberaceae) in alginate and alginate-chitosan

    Get PDF
    Encapsulation is a coating process of bioactive compound. Alpinia purpurata has been well known as lengkuas merah an Asian tropical herbal which contain phenylpropanoid, phenolic and flavonoid. Phenolic and flavonoid compounds is an agent that can be used as anti cancer. This research aim is to create a product of Alpinia purpurata extract which encapsulated in alginate or alginate-chitosan. Theproduct of encapsulated has been observed towards SEM ( Scanning Electron Microscophy) and spectrocophy Infra-Red method. Encapsulated product of lengkuas merah extract made through extrusion method in alginate and chitosan with ratio 1:1 (w/w) then dripped in 2% CaCl2.The Alpinia purpurata/alginate/chitosan microcapsules (APCAM) is better than alginate microcapsules (APAM)

    ENKAPSULASI EKSTRAK ANTOSIANIN DARI BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN VARIASI PENYALUT

    Get PDF
    Abstrak. Enkapsulasi ekstrak antosianin dari kelopak bunga rosela menggunakan metode ekstrusi dengan variasi penyalut yaitu Ca-alginat, kitosan-TPP dan Ca-alginat/kitosan telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan penyalut yang tepat dari ketiga variasi penyalut untuk produk enkapsulasi ekstrak antosianin dalam hal nilai efisiensi enkapsulasi dan aktivitas antioksidan, serta menentukan stabilitas dari produk yang menunjukkan aktivitas antioksidan terbesar terhadap temperatur (4°C, 25°C dan 40°C) dan waktu penyimpanan (hari ke-0, 6 dan 16). Pengukuran total antosianin terenkapsulasi sebagai sianidin-3-glukosida menggunakan metode pH-diferensial. Hasil penelitian menunjukan produk enkapsulasi terbaik ditunjukkan oleh produk enkapsulasi atc-alg/cts yang memberikan nilai efisiensi enkapsulasi sebesar 98,28%. Aktivitas antioksidan terbesar ditunjukkan oleh produk atc-alg/cts dengan nilai IC50 sebesar 4079,88 ppm. Analisis stabilitas menunjukkan produk masih dapat disimpan pada temperatur 25°C. Total antosianin terenkapsulasi terendah ditunjukkan pada produk dengan temperatur penyimpanan 40°C selama 16 hari sebesar 9,02 mg/L

    Cytotoxic Activity of Hyptis Pectinate Extracts on MCF-7 Human Breast Cancer Cells

    Get PDF
    Hyptis pectinata (L.) poit, popularly known in the world as “comb bushmint” is a medicinal plant commonly used for the treatment of throat and skin inflammations, bacterial infection, pain and cancer. The objective of this research is to determine the cytotoxic and antiproliferative effect under Hyptis pectinata ethanolic extract (HPE) treatment on breast cancer cells. The effect HPE of on cytotoxicity was examined by MTT assay on MCF-7 breast cancer cells. This assay also used to determine cell proliferation over 3 days of treatment with 1.5 – 100 µg/mL HPE. HPE showed that exhibited cytotoxic effects with IC50 value of 30 µg/mL for 24 hours and changes the physiological morphology on MCF-7 cells. Interestingly, the treatment of HPE for 48 and 72 hours highly decreases cell viability on MCF-7 with dose and time-dependent manner compared to untreated cells. These results indicate that HPE has antiproliferative activities and maybe the potential to be developed as a natural chemotherapeutic agent.Keywords: Hyptis pectinata (L.) poit extract, cytotoxicity, antiproliferative, MCF-7 cell

    Analisis Aktivitas Antiglikasi pada Berbagai Konsentrasi Ekstrak Etanol dari Produk Fermentasi Daun Matoa

    Get PDF
    Penyebab penyakit degeneratif salah satunya disebabkan oleh kondisi penurunan fungsi organ dalam tubuh yang dapat ditandai dari kerusakan struktur protein. Reaksi glikasi protein yang menghasilkan produk amadori mengarah pada pembentukan AGEs (Advanced Glycation End Products) yang bersifat radikal. Senyawa antiglikasi memiliki potensi menghambat kerusakan protein lebih lanjut. Metode solid state fermentation (SSF) menggunakan Aspergillus niger dapat menghasilkan enzim yang melimpah, yang berkontribusi terhadap degradasi makromolekul dan mampu meningkatkan bioaktivitasnya. Penelitian ini berfokus pada penentuan aktivitas antiglikasi produk fermentasi daun matoa. Variasi konsentrasi pada pengujian aktivitas antiglikasi dilakukan pada konsentrasi 50 hingga 1000 ppm. Data menunjukkan persen inhibisi produk fermentasi lebih rendah dibanding produk non-fermentasi. Semakin tinggi konsentrasi yang digunakan maka semakin tinggi persen inhibisinya. Variasi konsentrasi menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap penurunan aktivitas antiglikasi (p<0,05). Aktivitas antiglikasi daun matoa sebelum dan sesudah fermentasi masuk dalam kategori sedang (medium)

    Potential Of Solid Waste Conversion Into Gelatin In The Fisheries Industry Of Indonesia

    Get PDF
    There has been an increase in aquaculture production in Indonesia from 2015 to 2019, which is 62.31%. Statistics Indonesia showed an increase in commodities for capture fisheries and aquaculture, namely 7.94% and 28.87%, while there was a decrease in fresh or cold fillet fish commodities, namely -6.89%, referring to data from January to June 2021 compared to the previous quarter of 2020. The development of fishery processing industries such as fish fillets, leaving waste in the form of skin, bones, fins, scales, heads, offal, and liquid. The remaining waste, if not managed properly, can have negative effects on the environment. One of the researches on the utilization of fish meat processing industrial waste is to make gelatin. Gelatin is a product of the hydrolysis of collagen from animal skin or bones. Gelatin from fish needs to be developed because it is a halal product. Gelatin hydrolysis can be carried out under acidic, alkaline, and enzymatic conditions. In the filtration process of making gelatin sheets, there is a by-product in the form of liquid gelatin. Research on the purification of polypeptides from gelatin from fish has been widely carried out. Polypeptides have benefits in the fields of cosmetics and medical health. In general, glycine in fish gelatin is higher than in mammals, while proline is the opposite. Research related to the purification of glycine from fish gelatin is interesting because it is viewed from the point of view of the benefits of biomolecular science and aspects of Indonesia's natural resources. Keywords: Waste; Gelatin; Polypeptides; Glycin

    Penentuan Total Antosianin Dari Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus Sabdariffa L) Dengan Metode Maserasi Dan Sokshletasi

    Full text link
    -- Rosela (Hibiscas sabdarffi L.) merupakan salah satu tanaman yang mengandung zat wama antosianin. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode ekstraksi terhadap total antosianin rosela (Hibiscas sabdariffa). Dalarn penelitian ini dilakukan ekstraksi pigmen antosianin melalui metode maserasi 5oC, 25oC dan soxhletasi, penentuan panjang gelombang maksimum ekstrak hasil isolasi dan penentuan total antosianin. Dari penelitian yang sudah dilakukan terhadap ekstrak bunga rosela (Hibiscus sabdarffi L.) didapatkan rendemen dari maserasi 5oC sebesar 75,1%, maserasi 25oC sebesar 17,7%, dan soxhletasi sebesar 10,4%. Pengukuran λmax menunjukan bahwa panjang gelombang maksimum eksfak etanol hasil maserasi 5oC, 25oC dan boxhletasi sebesar 545 nm. Metode maserasi 5oC menghasilkan total antosianin sebesar 77,26mg/100g, maserasi 25oC sebesar 128,76mg/100g dan soxhletasi sebesar 86,83mg/100g. Hasil keseluruhan menunjukan metode yang paling efektif untuk mengeksfaksi pigmen antosianin rosela adalah dengan metode maserasi 25oC karena memberikan rendemen ekstak dan total antosianin paling tinggi

    Sintesis Senyawa C18H26O9 Dari Hiptolida Hasil Isolasi Daun Hyptis Pectinata

    Get PDF
    SYNTHESIS OF C18H26O9 COMPOUNDS FROM HYPTOLIDE ISOLATED FROM HYPTIS PECTINATA LEAVES. Isolation of hyptolide has been done from Hyptis pectinata, and alkene group transformation through oxidation reactions using H3B: OEt2 to the isolated compound was also conducted. Product analyses were carried out using TLC, UV spectrometry, IR, and LC-MS. Pure crystal with melting point of 86-87oC was isolated. The yield was 1.75% (w/w). After analysing and compilating of spectroscopic data it was confirmed as hyptolide compound. Hydroboration of this compound (followed by hydrolysis using H2O2 under alkaline conditions) produce its alcohol derivatives, with 28.9% the percentage of transformation, it was demonstrated by LCMS data. IR spectrum at 3600cm-1, confirming the replacement of hydroxyl bond by alkene. Regioselectivity of addition reaction is proposed through simulation with Chem Office. The reaction product was suspected as 6-hydroxy-7-(6-oxo-3,6-dihydro-2H-pyran-2-yl) heptane-2,3,5-tryil triacetate. Extension of reaction time to 24 hours, has increase hydroboration product to 78.3%. This research has opened other studies of natural materials in accordance to the roadmap set.  Telah dilakukan isolasi hiptolida dari bahan alam Hyptis pectinata, dan transformasinya melalui reaksi oksidasi menggunakan H3B:OEt2 terhadap gugus alkena pada senyawa hasil isolasi. Analisis produk dilakukan menggunakan KLT, spektrometri UV, IR, dan LC-MS. Kristal murni dengan titik leleh 86-87oC berhasil diisolasi dengan rendemen 1,75 % (b/b), dirujuk sebagai senyawa hiptolida setelah melalui analisis dan kompilasi data-data spektroskopi. Hidroborasi terhadap senyawa hiptolida (yang diikuti hidrolisis menggunakan H2O2 dalam suasana basa) menghasilkan senyawa alkohol turunannya, dengan persentase transformasi sebesar 28,9%, dapat ditunjukkan melalui data LCMS. Data spectrum IR menunjukkan adanya puncak pada 3600cm-1, memperkuat dugaan  adanya ikatan hidroksil menggantikan gugus alkena. Regioselektivitas reaksi adisi diusulkan melalui simulasi dengan Chem Office, produk reaksi diduga mempunyai struktur  sebagai 6-hydroxy-7-(6-oxo-3,6-dihydro-2H-pyran-2-yl)heptane-2,3,5-tryil triacetate. Perpanjangan waktu reaksi selama 24 jam, telah dapat menaikkan produk hidroborasi menjadi 78,3%. Data penelitian ini telah membuka jalan bagi penelitian-penelitian bahan alam lain sesuai dengan roadmap penelitian yang telah ditetapkan. </p

    PENGUKURAN KANDUNGAN DNA BABI DALAM BERBAGAI PRODUK PANGAN DENGAN METODE REAL TIME-POLYMERASE CHAIN REACTION (RT-PCR)

    Get PDF
    Makanan halal merupakan kebutuhan mutlak masyarakat muslim. Indonesia sebagai salah satu Negara dengan mayoritas populasi muslim harus memastikan produk pangan yang beredar dalam masyarakat memiliki jaminan halal. Salah satu upaya untuk menjamin produk makanan halal adalah dilakukan dengan pengujian kandungan babi dalam suatu produk makanan tersebut. Analisis RT-PCR menjadi salah satu alternative pengujian kandungan babi dalam makanan. Disamping pengujian relative cepat dan akurat, sifat DNA yang stabil juga menjadikan RT-PCR sebagai salah satu metode yang efektif untuk menguji produk makanan dengan berbagai macam metode pengolahan. Penelitian ini menguji beberapa produk makanan dengan proses pengolahan yang berbeda. Sampel dilakukan pengujian dalam dua tahapan yaitu ekstraksi DNA dan analisis RT-PCR. Dari hasil pengujian diketahui konsentrasi kemurnian sampel krim matcha jepang sebesar 53,6 ng/µl, coklat belanda sebesar 5,2 ng/µl, dan sosis babi sebesar 27,9 ng/µl. Dari hasil analisis RT-PCR diketahui krim matcha jepang dan coklat belanda terbebas dari DNA babi, sedangkan sosis babi memiliki kandungan DNA babi sebesar 59,87%
    corecore