46 research outputs found

    Struktur bahasa Melayu Palembang

    Get PDF
    Buku Struktur Bahasa Melayu Palembang inii semula merupakan naskah laporan pénelitian yang berjudul "Struktur Bahasa Melayu Palembang", yang disusun oleh tim peneliti Fakultas Keguruan Universitas Sriwijaya dalam rangka kerja sama dengan Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah-Sumatra Selatan tahun 1976/1977. Penelitian ini Melayu Palembang dan informasi tentang latar belakang sosial budaya masyarakatnya

    Compliance of Fe Intake, Vitamin C, Folic Acid, and Protein in Breakfast to the Anemia Status among Elementary School 01 Children of Mandonga Kendari

    Get PDF
    Elementray school children is one of nutrition vulnerable groups. Lack of nutrients can interfere with the potential of school children such as Fe status, and its considering as anemia. Developing of Anemia in children occured by infrequently taking breakfast or not at all. This study aim to analyze association compliance of Fe intake, vitamin C, Folic Acid, and Protein in breakfast towards anemia status among elementary school children 01 of  Mandonga Kendari. This study is observational analytic study with a cross sectional study design. This study has 100 subjects of elementary school children SDN 01 Mandonga Kendari by proportional random sampling and was done in April 2017. Fe intake, Vitamin C, Protein and Folic acid were obtained by 24 hours recall while anemia status through Hb measurement. 63 % subjects are accustomed with breakfast habbits. There is association between Fe intake and anemia status (p value = 0.031). While other variables intake such as Vitamin C (p value = 0.182), folid acid (0.430) and Protein (p value= 0.243) shows no association with anemia status. There is association between Fe intake and anemia status whereas other variables shows no association with anemia status. This study recomend children’s parents to habituate breakfast in order to prevent anemia and concern in children dietary pattern

    Profil Anak di Bawah Usia Kerja yang Bekerja sebagai Penjual Koran di Simpang Pramuka

    Get PDF
    This study aims to examine the profile of children selling newspapers at Simpang Jalan Pramuka. This research belongs to descriptive research. The sample in this study were 12 children. Data collection using observation method, structured interview and documentation. Analysis using percentage. The results showed that: 1) Children selling newspapers in intersection of rajabasa majority do not go to school. 2) School time of majority children is held during day at 13.00-17.00. 3) The children\u27s learning time of the newspaper seller is done during the night at 7 pm-10pm. 4) Child work hours majority newspaper seller> 4 hours/day. 5) The income of the child seller of the majority newspaper has a low opinion. 6) Transportation facilities for children selling newspapers are 6 children (50%) on foot go to selling newspapers 4 children (33.3%) take public transportation go to selling newspapers and 2 children (16.7%) on motorbikes to where the newspaper is selling.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji profil anak penjual Koran di Simpang Jalan Pramuka. Penelitian ini tergolong dalam penelitian deskriptif. Sampel dalam penelitian sebanyak 12 anak. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara terstruktur dan dokumentasi. Analisis menggunakan analisis persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Anak penjual koran di simpang pramuka rajabasa mayoritas tidak bersekolah. 2) Waktu sekolah anak yang bekerja mayoritas dilaksanakan pada siang hari pada pukul 13.00-17.00. 3) Waktu belajar anak penjual koran dilaksanakan pada saat malam pada pukul 19.00-21.00. 4) Jam kerja anak penjual koran mayoritas >4 jam/hari. 5) Pendapatan anak penjual koran mayoritas berpendaptan rendah. 6) Sarana transportasi anak penjual koran terdapat 6 anak (50%) berjalan kaki untuk ke tempat berjualan koran 4 anak (33,3%) naik angkot untuk ke tempat berjualan koran dan 2 anak (16,7%) naik sepeda motor untuk ke tempat berjualan koran

    KEWIRAUSAHAAN SOVENIR BERBASIS POTENSI LOKAL BAGI PENGEMBANGAN EKOWISATA MANGROVE DI CENGKRONG TRENGGALEK

    Get PDF
    Abstrak:Mangrove merupakan ekosistem yang umumnya berada di sepanjang garis pantai. Salah satu Kawasan mangrove terdapat di kawasan Pantai Cengkrong, Kabupaten Trenggalek. Tanaman mangrove di Cengkrong cukup bervariasi serta dijadikan sebagai kawasan ekowisata. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk pemberdayaan masyarakat melalui program workshop pengembangan kewirausahaan gantungan kunci dan keripik mangrove berbasis potensi lokal ekosistem mangrove Cengkrong Trenggalek. Metode kegiatan workshop diimplementasikan dalam 3 tahapan, yaitu (1) sosialisasi, (2) peningkatan kompetensi, dan (3) produksi gantungan kunci dan keripik mangrove. Analisis data secara kualitatif. Hasil pengabdian masyarakat ini yaitu masyarakat lebih paham dan terampil dalam pembuatan gantungan kunci dan kerupuk mangrove berbasis potensi lokal. Berdasarkan hasil wawancara, masyarakat sangat berharap bisa dikembangkan berbagai produk olahan yang lainya juga, terutama yang cocok untuk dibeli oleh para wisatawan. Mereka berharap dengan workshop ini bisa meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengolahan potensi lokal, meningkatkan kesejahteraan masyarakat, serta dapat mengharumkan ekowisata Cengkrong di tingkat provinsi, bahkan nasional.Abstract:Mangroves are ecosystems that generally lie along the coastline. One of the mangrove areas is in the Cengkrong Beach area, Trenggalek Regency. Mangrove plants in Cengkrong are quite varied and serve as an ecotourism area. The aim of this community service is to empower the community through a workshop program to develop entrepreneurship on key chains and mangrove chips based on the local potential of the Cengkrong Trenggalek mangrove ecosystem. The workshop activity method is implemented in 3 stages, namely (1) socialization, (2) competency enhancement, and (3) key chain and mangrove chip production. Qualitative data analysis. The result of this community service is that people are more understanding and skilled in making key chains and mangrove crackers based on local potential. Based on the results of the interview, the public really hopes that other processed products can also be developed, especially those suitable for tourists to buy. They hope that this workshop can improve people's skills in processing local potentials, improve the welfare of the community, and can bring Cengkrong ecotourism to the provincial, even national level

    Pudarnya Pernikahan Ngerorod pada Masyarakat Bali Desa Tri Mulyo Kabupaten Lampung Tengah

    Get PDF
    This study was conducted to determine the cause of faded ngerorod wedding tradition in Balinese communities in Tri Mulyo, Seputih Mataram Sub Districts Lampung Tengah Districts. This research used descriptive method. The object of the research was the faded of marriage tradition called ngerorod in Balinese community in Tri Mulyo. The subjects of the research were informants who are indigenous people of Bali. The data analysis was done by descriptive qualitative method.The results of research as follow (1) wellconsensus (agreement) , is the cause of the faded of ngerorod wedding tradition, marriage which is not approved can be discussed and made an agreement properly without held ngerorod (2) mixed marriages (amalgamation) is the cause erosion of ngerorod marriage because of mixing the two cultures adjust to each other in order to be accepted (3) advanced education is a factor which affect the erosion of ngerorod marriage.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui penyebab pudaranya tradisi pernikahan ngerorod pada masyarakat Bali di Desa Tri Mulyo Kecamatan Seputih Mataram Kabupaten Lampung Tengah. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Objek penelitian adalah pudarnya penggunaan tradisi ngerorod pada masyarakat Bali di Desa Tri Mulyo. Subjek penelitian yaitu beberapa orang informan yang merupakan masyarakat adat Bali di Desa Tri Mulyo. Teknik analisis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian diketahui yaitu: (1) konsesus (kesepakatan) yang baik penyebab pudarnya pernikahan ngerorod, pernikahan yang tidak direstui dimusyawarahkan dan dibuat suatu kesepakatan secara baik tanpa dilaksanakan pernikahan ngerorod. (2) pernikahan campuran (amalgamasi) penyebab pudarnya pernikahan ngerorod karena bercamurnya dua budaya yang saling menyesuaikan agar dapat diterima. (3) pendidikan yang maju faktor yang mempengaruhi pudarnya pernikahan ngerorod

    Karakteristik Ibu Rumah Tangga yang Bekerja pada Industri Kue Kering di Kelurahan Pringsewu Selatan

    Get PDF
    The study aims to examine the characteristics of housewives who work in the pastry industry in the south Pringsewu Village. The method used is descriptive method. The research population were 19 housewives. Data collections were through observation techniques, structured interviews, and documentation. The analysis technique used the percentage table. The results showed that 1) All housewives working ware at productive age (100%). 2) The education level of housewives working is elementary school (78.95%). 3) The number of dependents of the head of the household from housewives working is small (89,48%) 4) The household head's income from housewives working is below average (64,70%) 5) Housewives who worked have low working hours (68,42%). 6) Housewives working have a place to live close to the workplace (57.90%). 7) All housewives working have income under Pringsewu regency minimum wages (100%).Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik ibu rumah rumah tangga yang bekerja pada industri kue kering di Kelurahan Pringsewu. Metode yang digunakan yaitu metode deskriptif. Populasi penelitian sebanyak 19 ibu rumah tangga. Pengumpulan data melalui teknik observasi, wawancara terstruktur dan dokumentasi. Teknik analisis menggunakan tabel persentase. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Seluruh ibu rumah tangga yang bekerja berada pada umur produktif (100%). 2) Tingkat pendidikan ibu rumah tangga yang bekerja berpendidikan dasar (78,95%). 3) Jumlah tanggungan kepala keluarga dari ibu rumah tangga yang bekerja kecil (89,48%). 4) Pendapatan kepala keluarga dari ibu rumah tangga yang bekerja berada di bawah rata-rata (64,70%). 5) Jam kerja ibu rumah tangga yang bekerja terbilang rendah (68,42%). 6) Ibu rumah tangga yang bekerja memiliki tempat tinggal yang dekat dengan tempat bekerja (57,90%). 7) Seluruh ibu rumah tangga yang bekerja memiliki pendapatan di bawah UMK Kabupaten Pringsewu (100%)

    Persepsi Masyarakat Jawa terhadap Tradisi Punjungan

    Full text link
    This research aimed to give the real illustration about punjungan tradition done by Javanese people at Argomulyo village, people's perception through punjungan tradition, public figure perception through maintaining of punjungan tradition, and people's interest through utilizing of punjungan tradition.This research used qualitative methodology with purposive sampling and continued by snowball sampling. Interview technique is used to get primary data, whereas documentation technique to secondary data. Data analysis used is qualitative analysis technique with data reduction, data illustration and considering conclusion. From the whole research, the result shows that : 1) People's perception through punjungan tradition that is delivering food as a compliment , but there is a traditional change there.2) Public figure perception through maintaining of punjungan tradition is a positive activities, but punjungan tradition is abused as business importance. 3) People's interest through punjungan tradition: people always use and maintain punjungan tradition although it has changed and accomplish with era modernization. Penelitian ini bertujuan memberikan gambaran tentang tradisi punjungan digunakan masyarakat suku Jawa yang berada di Desa Argomulyo, yaitu persepsi masyarakat terhadap tradisi punjungan, persepsi tokoh masyarakat terhadap pelestarian tradisi punjungan, animo masyarakat terhadap penggunaan tradisi punjungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, teknik sampel bertujuan (purposive sampling) dilanjutkan dengan teknik sampling bola salju (snowball sampling). Memperoleh data primer digunakan teknik wawancara, data sekunder digunakan dokumentasi. Analisis data yaitu analisis kualitatif dengan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Diperoleh hasil penelitian: 1) Persepsi masyarakat terhadap tradisi punjungan yaitu mengirimkan makanan sebagai bentuk penghormatan, terdapat Perubahan pergeseran tradisi. 2) Persepsi tokoh masyarakat terhadap pelestarian tradisi punjungan merupakan kegiatan yang positif, tetapi tradisi punjungan disalah gunakan sebagai lahan bisnis. 3) Animo masyarakat terhadap penggunaan tradisi punjungan masyarakat tetap ingin melestarikan tradisi punjungan meskipun telah mengalami Perubahan sesuai dengan zaman yang semakin modern

    Karakteristik Demografi Sosial Ekonomi Pus Pengguna Mow dan Mop di Tanjung Anom

    Full text link
    The purpose of this research was to assess the characteristic of demographic, social and economic of fertile aged couple which used contraceptive operation method of women and men. The method used in this research was descriptive method. Data analysis technique used was presentation. The results showed that (1) demographic characteristic included age of first marriage and first born child was a young age, with the number of children > 2 and average of fertile aged couple used MOW and MOP was at 34,5 years old. (2) social characteristic included the education levels of acceptor which was only basic education but the knowledge was good, with majority employment as farmers. (3) economic characteristic included the income received by fertile aged couple each month was average already above the minimum wage for employers.Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik demografi, sosial, dan ekonomi pasangan usia subur (PUS) yang menggunakan MOW dan MOP. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode deskriptif. Teknik analisis data menggunakan teknik persentase. Hasil penelitian menunjukkan (1) karakteristik demografi meliputi usia kawin dan melahirkan anak pertama pada usia belum ideal, dengan jumlah anak lebih dari 2 serta rata-rata PUS menggunakan MOW dan MOP pada usia 34,5 tahun. (2) karakteristik sosial meliputi tingkat pendidikan akseptor yang hanya pendidikan dasar namun pengetahuan baik, dengan pekerjaan mayoritas petani. (3) karakteristik ekonomi meliputi pendapatan PUS yang sebagian besar sudah berada di atas UMK
    corecore